BY:
I GUSTI AYU MURTINI
P07120014058
Hambatan
Hambatan Dalam Proses
Komunikasi
• Kurangnya penggunaan sumber komunikasi yg
tepat
• Kurangnya perencanaan dalam berkomunikasi
• Penampilan, sikap dan kecakapan yang kurang
tepat selama berkomunikasi
• Kurangnya pengetahauan
• Perbedaan persepsi
• Perbedaan harapan
• Kondisi fisik dan mental yang kurang baik
• Pesan yang tidak jelas
• Pransangka yang buruk
• Media yang kurang baik
• Penilaian yang prematur
• Tidak ada kepercayaan
• Ada ancaman
• Perbedaan status, pengetahuan dan bahsa
• Distorsi (kesalahan informasi)
(Mundakir,2006)
RESISTENS
HAMBATAN KOMUNIKASI
TERAPEUTIK TRANFERENS
KONTERTRANSFERNS
PELANGGARAN BATAS
PEMBERIAN HADIAH
RESISTENS
Resistens upaya klien untuk tetap tidak
menyadari/mengakui penyebab kecemasan
dalam dirinya (menyangkal/melawan ungkapan
perasaan) (Stuart, G.W.,1998)
Umumnya terjadi pada fase kerja, dapat terjadi
karena perawat terlalu cepat menggali masalah
klien ataupun perawat terlalu terfokus pada
dirinya.
Bentuk-bentuk resistens menurut Stuart,
G.W.,1998 :
Supresi menekan perasaan
Gejala Penyakit semakin mencolok
Pesimis terhadap masa depan
Adanya hambatan intelektual (perilaku/ucapan)
Berperilaku tidak wajar
Bicara hal-hal yang bersifat dangkal
Secara verbal mengungkapkan pemahaman
tetapi perilaku tetap destruktif
Menolak berubah
TRANFERENS
Tranferens merupakan respon tak sadar dari
klien berupa perasaan/perilaku terhadap
perawat yang sebetulnya berawal/berhubungan
dengan orang tertentu yang bermakna bagi
klien di masa lalunya. (Stuart, G.W., 1998 dalam
Suryani,2005)
Apabila terjadi resistens maupun tranferens antar
perawat-klien, hal yang dapat dilakukan adalah
menganalisis hal tersebut guna mendapatkan
kembali kesadaran diri klien atas motivasinya dan
belajar bertanggung jawab atas ucapan dan
perilaku klien (Stuart, G.W., 1998). Tindakan yang
dapat kita lakukan sebagai perawat, ialah :
Menggali Perilaku
KONTRATRANSFERSENS
Bentuk respon emosional yang berasal dari perawat
yang dibangkitkan atau dipancing oleh sikap klien.
Hambatan komunikasi terapeutik ini terjadi dapat
ditandai dengan :
Love & Caring Berlebihan
Benci & Marah Berlebihan
Cemas dan Rasa bersalah yang muncul berulang-
ulang
Tidak mampu berempati pada klien
Perasaan tertekan selama atau setelah proses
Tidak bijaksana dalam membuat kontrak
dengan klien
Mendukung ketergantungan Klien
Berdebat dengan klien/ memaksa klien
Menolong klien untuk hal-hal yang tidak
berhubungan dengan sasaran asuhan
keperawatan
Menghadapi klien dengan hubungan
pribadi/klien
Melamunkan klien
Menurut Stuart, G.W. (1996) ada 5 cara bagi perawat
mewaspadai terjadinya kontratransferens :
1) Perawat harus mempunyai standar yg sama
terhadap dirinya sendiri.
2) Perawat dapat menguji diri sendiri melalui latihan
menjalin hub. Terutama saat klien menentang
3) Perawat harus dapat menemukan masalahnya
4) Perawat harus dapat mengontrol dirinya saat
dihadapkan dengan kontratransferens
5) Jika perawat membutuhkan pertolongan dalam
menghadapi kontratransferens, pengawasan
secara individu/kelompok dapat lebih membantu
PELANGGARAN BATAS
• Batas hubungan antar perawat-klien Hub.
Terapeutik
• Pelanggaran batas ini terjadi apabila perawat
melanggar batasan hubungan terapeutik dan
membina hubungan sosial-ekonomi atau hubungan
personal dengan klien. ( Stuart G.W.,1996)
• Hal ini dapat dihindari apabila perawat memegang
teguh prinsipnya dan tujuan interaksi dengan klien
sejak awal interaksi.
PEMBERIAN HADIAH
Dapat berbentuk abstrak maupun kongkrit,
Merupakan masalah kontroversial dalam
keperawatan .
Pemberian hadiah pada tahap orientasi klien
dapat memanipulasi perawat
Pemberian hadiah pd tahap terminasiperawat
menunda proses terminasi, pemindahan hubungan
menjadi sosial atau hubungan personal.
DAFTAR PUSTAKA
Arwani.2002.Komunikasi dalam
keperawatan.Jakarta:EGC