Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 04

1. Deni Risdiansyah (33311601006)


2. Abd. Hamid (33311601009
3. St Nur Aisyah (33311601015)
4. Moh. Ibnul Arabi (33311601017)
Definisi Sea Trial

1. Starting Test

2. Stop Inertia Test


3. Progressive speed
trials
4.Crash Stop astern
and Crash stop
5. Turning test

6. Zigzag Maneuvering test


DEFINISI SEA TRIAL
1. Uji coba yang dilakukan untuk memastikan
kapal yang dibangun sesuai dengan
spesifikasi teknis yang dipesan oleh pihak
owner.

2. Uji performa kapal oleh owner, pihak


galangan dan juga pihak kelas.

3. Bertujuan untuk mengukur performa dan


kelaykan untuk berlayar.
1. STARTING TEST
 Definisi
Proses bantu untuk menghidupkan putaran awal/penggerak mula
sebelum terjadinya pembakaran pada mesin yang nantinya menghasilkan
putaran rendah.
 Aturan klasifikasi starting test
a. Untuk reversible engine, starting system harus mampu melakukan 12
kali start

b. Untuk non reversible engine harus mampu melakukan 6 kali start.

c. untuk starting test elektrik harus disesuaikan dengan panduan dari


maker.

NB : Item yang diperiksa dalam starting test ini adalah jumlah


total kemampuan starting dan konfirmasi fungsional dari sistem
starter
1. STARTING TEST
Jenis starter mesin kapal beserta komponennya
1. Komponen system starter udara bertekanan:
a. kompresor d. reducing valve
b. separator e. reducing station
c. main air receiver
1. STARTING TEST
2. Komponen pendukung system starter elektrik
a. saklar starter
mengalirkan arus listrik ke relay starter
b. relay starter
mengalirkan arus besar ke motor starter
c. motor starter
merubah tenaga listrik menjadi momen putar

3. Starter emergency generator set


2. STOP INERTIA TEST
Tujuan
untuk mengukur waktu dan jarak , yang diukur di mesin pada saat mesin
posisi ful throtle dan dihentikan sampai kapal mencapai kecepatan 2 knot.
Langkah dan Prosedur
a. Jalankan mesin induk (ME) hingga fullthrottle(100% engine load atau 100%
Rpm).

b. kemudian mesin utama dimatikan dan dibiarkan hingga kecepatan kapal


mencapai 2 knot.
Item Yang Diukur

a. Kecepatan kapal sebelum mesin utama dihentikan (pada full throttle atau pada

beban 100% atau pada rpm 100%).

b. Waktu yang dibutuhkan sampai kecepatan kapal mencapai 2 knot setelah mesin

utama dihentikan.

c. Jarak tempuh dari kecepatan penuh hingga kecepatan 2 knot (pada kondisi

mesin utama berhenti).

d. Kecepatan angin, arah angin, dan kondisi laut.


3. PROGRESSIVE SPEED TRIALS
Tujuan
Untuk mengetahui peningkatan beban (load) dari mesin induk

yang akan dilaksanakan dengan beban mesin yang semakin meningkat

secara perlahan untuk menyesuaikan hubungan antara kecepatan kapal

dan beban mesin.

Prosedur Percobaan Progressive Speed Trials

Engine Load Engine Power Engine Rpm Run between Mile posts

25 % As calculation As on panel One-double-run

50 % As calculation As on panel One-double-run

75% As calculation As on panel One-double-run

100% As calculation As on panel One-double-run


3. PROGRESSIVE SPEED TRIALS
Item Yang Diperiksa
a. Kecepatan kapal

b. Parameter mesin utama; Rpm, posisi throttle, dan barang penting


lainnya
c. Cuaca, kondisi negara laut, kecepatan relatif, arah angin, dan
kedalaman laut.
Persiapan dalam progressive speed trial
1. Trial preparation
Persiapan yang dibutuhkan sebelum melaksanakan percobaan
meliputi: pengecekan peralatan, ruangan dan suplay listrik.

2. Inspeksi kapal

Pengecekan kembali dimensi poros, propeller dan spesifikasi


dilanjutkan review trial.
3. PROGRESSIVE SPEED TRIALS
3. Survey hull
Memeriksa permukaan kekasaran lambung sebelum pelaksanaan
trial progressive speed.
4. Kalibrasi instrument
Kalibrasi peralatan navigasi maupun penunjuk laju kecepatan.
5. Kondisi trial
Pemilihan tempat trial dengan ketentuan tempat harus terbuka
dan tidak ada aktivitas kapal disekitarnya.
6. Pelaksanaan trial
Proses trial harus dilakukan dua kali dengan kembali pada arah
yang berlawanan.
4. CRASH STOP ASTERN AND CRASH
STOP AHEAD TEST
 Tujuan
Untuk menguji bahwa Main Engine cocok untuk pemberhentian
darurat kapal, dan untuk mengukur waktu dan jarak antara titik
pemberhentian astern / depan di bawah headway sampai Rpm menjadi
stabil.
 Stop Astern Test Procedure

NO COMMAND SPEED CONTROL HANDLE RPM METER

To steadily reach at rpm


1 Start ahead 100% load
MCR (ahead)
For Conventional Shafting: Stop the ME, change to the
reversed Rpm, start the engine, increase rpm To reach reversed rpm
Order for the
progressively to the MCR. steadily at MCR astern
2 Stop Astern
(referring to the Engine
Test
For SRP: Move the SRP handle from 0o gradually up to Maker)
reaching 180˚

For Conventional Shafting: Stop the ME, change the


rpm to the initial Rpm,
3 Stop Test test dan trial pada kapal
For Steerable Rudder Propeller (SRP): Move the SRP
handle from 0˚ gradually up to reaching 180˚
4. CRASH STOP ASTERN AND CRASH
STOP AHEAD TEST
 Item Yang Diukur Stop Astern Test
a. Kecepatan kapal masing-masing 10 detik dengan Speed Log di wheel house.
b. heading angle kapal masing-masing selang 10 detik dengan kompas Gyro.
c. ME rpm setiap interval 10 detik Sejalan. Arah dan kecepatan angin, keadaan
cuaca, dan kedalaman laut pada awal pengujian.
d. Waktu yang berjalan dari sinyal “full-astern” sampai berhenti total, yaitu dari
mesin utama yang akan dihentikan → mesin mulai berputar astern → sampai ke
kapal benar-benar berhenti.
 Item Yang Diukur Stop Ahead Test
a. Kecepatan kapal masing-masing 10 detik dengan Speed Log di wheel house.
b. heading angle kapal masing-masing selang 10 detik dengan kompas Gyro.
c. ME rpm setiap interval 10 detik Sejalan. Arah dan kecepatan angin, keadaan
cuaca, dan kedalaman laut pada awal pengujian.
d. Waktu yang berjalan dari sinyal “full-ahead” sampai berhenti total, yaitu dari
mesin utama yang akan dihentikan → mesin mulai berputar ahead→ sampai ke
kapal benar-benar berhenti.
5. TURNING TEST ( TURNING CIRCLE TEST )
Definisi
Uji coba untuk mengetahui kemampuan dan stabilitas kapal dalam
bermanuver membentuk lingkaran. Dalam uji coba pelayaran, kapal berputar 360
derajat membentuk lingkaran untuk kemudian diukur diameter lingkaran dan
waktu berputarnya. Dan selama percobaan berlangsung, hal yang perlu untuk
melakukan putaran penuh setidaknya 720 derajat untuk putaran starboard dan
portside.

Item Yang Dicatat Untuk Memastikan Safety Kapal


a. Hilangnya kecepatan saat melakukan putaran.
b. Waktu yang dibutuhkan untuk berubah arah ke sudut 90 derajat.
c. Waktu yang dibutuhkan untuk berubah arah ke sudut 180 derajat.
5. TURNING TEST ( TURNING CIRCLE TEST )
 Trayek Dalam Turning Circle Test
6. ZIGZAG MANEUVERING TEST
Tujuan
Z-maneuvering test dilakukan untuk menguji
stabilitas kapal dan bagaimana kapal merespon
perubahan terhadap sudut kemudi saat dibelokkan ke
arah kanan dan kiri kapal.
A. Percobaan (dalam kecepatan 100% MCR)
1. Zig-zag 10/10°
Kapal dikemudikan hingga sudut kemudi 10° pada sisi
kanan pada kecepatan uji.
Kapal dikemudikan sampai sudut kemudi 10° pada sisi
kanan dengan kecepatan uji kemudian pada sisi kiri setelah
mencapai sudut 10° kapal dikemudikan dengan kecepatan
service.
Pengujian dilakukan sampai kapal menuju posisi awal.
6. ZIGZAG MANEUVERING TEST
2. Zig-zag 20/20 °
Kapal dikemudikan hingga sudut kemudi 20° pada sisi
kanan pada kecepatan uji.
Kapal dikemudikan sampai sudut kemudi 20° pada sisi
kanan dengan kecepatan uji kemudian pada sisi kiri setelah
mencapai sudut 10° kapal dikemudikan dengan kecepatan
service.
Pengujian dilakukan sampai kapal menuju posisi awal.

Syarat:
- Peralatan harus terkalibrasi dengan kapal.
- Kondisi kapal konstan terutama ruder.
6. ZIGZAG MANEUVERING TEST
Trayek dari Zigzag Maneuvering Test
PEMERIKSAAN SETELAH PERCOBAAN BERLAYAR

 daftar percobaan/pengukuran
 Data umum general data
 perlengkapah lambung
 perlengkapaiii navigasi
 percobaan nautis
 jnstalasi permesinan dan listrik
 pemeriksaan setelah percobaan berlayar

Anda mungkin juga menyukai