Anda di halaman 1dari 25

REFARAT

FEBRUARI 2019

PROLAPSUS UTERI
Anatomi Uterus
Jaringan Penunjang Genitalia Interna pada
Wanita
Pendahuluan

Prolapsus Uteri merupakan penurunan sebagian atau seluruh bagian


uterus ke introitus vagina
Sekitar 50% wanita usia lanjut mengalaminya selama hidup mereka.
Epidemiologi

di Indonesia
40% wanita prolapsus terjadi
yang telah Prolapsus terjadi di
Amerika sebanyak sebanyak 3,4-
melahirkan dan 56,4% pada
berusia di atas 52% setelah wanita
melahirkan anak wanita yang
50 tahun telah melahirkan
pertama
Faktor Resiko

Multiparitas
Ras
Usia
Peninggian tekanan
intraabdomen Penyakit jaringan ikat
Klasifikasi

Stadium 0 : Posisi normal untuk tiap lokasi


Stadium 1 : Penurunan sampai dengan
setengah jarak (halfway) menuju himen

Stadium 2 : Turun sampai dengan himen


Klasifikasi

Stadium 3 : Turun setengah jarak (halfway)


melewati himen

Stadium 4 : Penurunan maksimum untuk


tiap lokas
Etiologi

 Trauma obstetric
 Kelemahan kongenital dari jaringan penyokong pelvis
 Penurunan kadar estrogen
 Peningkatan tekanan intraabdominal
 Varian anatomi
Patofisiologi

Prolaps uteri terjadi ketika dasar pelvis yaitu otot dan


ligamentum mengalami peregangan, terjadi kerusakan, dan
kelemahan sehingga mereka tidak sanggup untuk
menyokong organ pelvis, sehingga uterus dan organ pelvis
lainnya jatuh ke introitus vaginae.
Manifestasi Klinis

 Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau menonjol di genialia


Eksterna.
 Rasa sakit di panggul dan pinggang (backache). Biasanya jika penderita
berbaring, keluhan menghilang atau menjadi kurang.
 Pengeluaran serviks uteri dari vulva mengganggu penderita waktu berjalan dan
bekerja. Gesekan portio uteri oleh celana menimbulkan lecet sampai luka dan
dekubitus pada portio uteri.
 Leukorea karena kongesti pembuluh darah di daerah serviks dan karena infeksi
serta luka pada portio uteri.
Diagnosis
Anamnesis

Pemeriksaan
Fisik

Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis

 Gejala prolapsus uteri bersifat individual, berbeda-beda pada setiap orang


 Keluhan-keluhan yang paling umum dijumpai: Perasaan adanya suatu benda
yang mengganjal di vagina atau menonjol di genitalia eksterna
 Gejala dapat diperburuk apabila berdiri atau berjalan dalam waktu yang lama.
Pemeriksaan fisik
 Pasien dalam posisi telentang pada meja ginekologi dengan posisi litotomi.
 Pemeriksaan ginekologi umum untuk menilai kondisi patologis lain
 Inspeksi vulva untuk menilai: Erosi atau ulserasi pada epitel vagina
 Vagina Manuver Valsava
 Pemeriksaan vagina dengan jari untuk mengetahui kontraksi dan kekuatan otot
levator ani.
 Pemeriksaan rektovaginal : Untuk memastikan adanya rektokel yang menyertai
prolapsus uteri
Pemeriksaan Penunjang
 Urin residu pasca berkemih

 Skrining infeksi saluran kemih

 Pemeriksaan urodinamik

 Pemeriksaan Ultrasonografi
Penatalaksanaan

NON Operatif

Operatif
Non operatif

 Latihan-latihan otot dasar panggul


 Penggunaan pessarium
Pessarium

Pessarium adalah terapi bukan bedah standart untuk POP (Prolaps


Organ Panggul). Dalam sejarah, berbagai jenis alat dan bahan untuk
prolaps telah dijelaskan, termasuk kain, kayu, lilin, metal, gading,
tulang, busa dan gabus. Pesarium sekarang biasanya dibuat dari silicon
atau plastik lembam dan mereka aman dan mudah untuk diatur
Pessarium

• Tipe-Tipe Pesarium
1. Suportif (support pessaries)
2. Pesarium pengisi ruang
• Prisip pemakaian pessarium ialah bahwa alat tersebut membuat
tekanan pada dinding vagina bagian atas, sehingga bagian dari
vagina tersebut beserta uterus tidak dapat turun dan melewati vagina
bagian bawah.
A. Cube pessary. B. Gehrung pessary. C. Hodge with knob pessary. D. Regula
pessary. E. Gellhorn pessary. F. Shaatz pessary. G. Incontinence dish pessary. H.
Ring pessary. I. Donut pessary
Operatif

 Ventrofikasi
Dilakukan pada wanita yang masih tergolong muda dan masih menginginkan anak.
Cara melakukannya adalah dengan memendekkan ligamentum rotundum atau
mengikat ligamentum rotundum ke dinding perut atau dengan cara operasi
Purandare (membuat uterus ventrofiksasi).
 Operasi Manchester
Operasi ini disarankan untuk penderita prolapsus yang masih muda, tetapi biasanya
dilakukan amputasi serviks uteri, dan penjahitan ligamentum kardinale yang telah
dipotong
 Histerektomi Vagina
Operasi ini tepat dilakukan pada prolapsus uteri tingkat lanjut (derajat III dan IV)
dengan gejala pada saluran pencernaan dan pada wanita yang telah menopause.
Setelah uterus diangkat, puncak vagina digantungkan pada ligamentum rotundum
kanan dan kiri atas pada ligamentum infundibulo pelvikum
 Kolpokleisis (kolpektomi)
Tindakan ini merupakan pilihan bagi wanita yang tidak menginginkan fungsi vagina
(aktivitas seksual dan memiliki anak) dan memiliki risiko komplikasi tinggi.Operasi
ini dilakukan dengan menjahit dinding vagina depan dengan dinding vagina
belakang, sehingga lumen vagina tertutup dan uterus terletak di atas vagina.
Keuntungan utama dari prosedur ini adalah waktu pembedahan singkat dan
pemulihan cepat dengan tingkat keberhasilan 90 - 95%.9
Komplikasi
Kreatinisasi mukosa vagina
Dekubitus
dan porsio uteri

Hipertrofi serviks uteri Hidroureter dan


elongasio koli hidronefrosis

infeksi saluran kencing dan Hemoroid dan inkarserasi


kemandulan usus halus
Prognosis

Bila Prolapsus Uteri tidak ditatalaksana, maka secara bertahap akan


memberat. Prognosis akan baik pada pasien usia muda, dalam kondisi
kesehatan optimal (tidak disertai penyakit lainnya), dan IMT dalam
batas normal. Prognosis buruk pada pasien usia tua, kondisi kesehatan
buruk, mempunyai gangguan sistem respirasi serta IMT diatas batas
normal.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai