PEKALONGAN PAKET II
LOKASI PEKERJAAN
LINGKUP PEKERJAN
AWAL PEKERJAAN
TANGGUL DAN LONG STORAGE MULYOREJO
SUNGAI MEDURI
AKHIR PEKERJAAN
TANGGUL DAN LONG STORAGE MULYOREJO
Pekerjaan Tanggul dan Longstorage Wonokerto adalah menghubungkan
Sungai Pesanggrahan, Sungai Pakuncen dan Sungai Mrican
AWAL PEKERJAAN
TANGGUL DAN LONG STORAGE WONOKERTO
AKHIR PEKERJAAN
TANGGUL DAN LONG STORAGE
WONOKERTO
1. Pekerjaan Pemancangan Crucuk Bambu
1. Penghamparan
Timbunan dengan
exavator diatas
Matras bambu
2. Penghamparan
timbunan
dilaksanakan
secara bertahap
3. Tahap timbunan
pilhan dipadatkan
dengan Tandem
Roller
5. Pemancangan Sheet Pile Type CCSP (Corrugated Concrete
Sheet Pile) K500 W 500-1000
Metode Pelaksanaan :
1. Crane diletakkan pada posisi titik pemancangan yang direncanakan.
2. Concrete Pile ditarik / diangkat sesuai dengan syarat penarikan /
pengangkatan yang diizinkan untuk ditempatkan pada posisi yang lurus
terhadap sumbu Vibro Hammer.
3. Pemancangan Tiang Pancang akan dimulai setelah konfirmasi posisi lurus
terpenuhi, dengan bantuan alat Theodolith.
4. Eksentrisitas sumbu tersebut tidak boleh lebih dari 20 mm.
5. Penggetaran pada pemancangan pertama harus dilakukan dengan softblow
driving untuk memastikan bahwa arah pemancangan sudah benar atau
sesuai.
6. Mulainya pemancangan untuk setiap Tiang Pancang adalah penggetaran
berlangsung kontinyu sampai Tiang Pancang mencapai kedalaman tanah
yang diharapkan.
7. Setiap pemancangan harus dicatat dan dilaporkan, data-data pemancangan
meliputi :
Ukuran, type, panjang (yang dipasang dan dipancang)
Type dan seri hammer
Elevasi tanah dasar
Volume Rencana = 3.744 m’
Alat yang digunakan
1. Pile Driver Hammer 20HP kap. 2.5 Ton = 1 unit
2. Crawler Crane 25 Ton = 1 unit
3. Guide beam = 1 set
Waktu yang dibutuhkan 213 hari prediksi 1 hari menghasilkan 35 titik
Ilustrasi Pelaksanaan Pekerjaan
2. Pemasangan Sheet Pile Beton 3. Pemancangan Sheet Pile Beton
dengan Vibro Hammer dan Guide dengan Vibro Hammer dilaksanakan
Beam untuk mencegah sampai dengan kedalaman sesuai
pergeseran sheet pilel beton yang dengan gambar rencana
telah di pancang.
6. Pemotongan Sheet Pile
Metode Pelaksanaannya :
1. Setelah proses pemancangan CCSP, pasti ada tiang pancang yang tersisa
diatas elevasi rencana, hal ini karena karakteristik tanah setiap titik
berbeda-beda, sehingga pencapaian tiang pancang ke dalam tanah keras
ikut berbeda juga. Untuk menyetarakan tiang pancang tersebut dengan
gambar bestek, maka satu-satunya cara adalah dengan cara
penghancuran tiang pancang.
2. Pemotongan Tiang Pancang diawali dengan melakukan pemotongan
elevasi top kepala tiang dengan menggunakan gerinda potong yang
dimaksudkan untuk menunjukkan batas potongan agar pembobokan rapi
tidak melewati batas potongan.
3. Diatas batas potongan tersebut pembobokan tiang dilakukan secara
manual (Godam, Betel dsb) hingga batas besi tulangan yang harus masuk
ke Caping Beam.
4. Kemudian besi dibengkokkan sebagai pengikat gengan tulangan Caping
Beam.
Gambar diatas hanya sebagai ilustrasi “ pekerjaan Sheet Pile Beton”. Adapun Type CCSP
(Corrugated Concrete Sheet Pile) K500 W 500-1000 sesuai dengan gambar kerja dan
BQ untuk proyek dimaksud
7. Pekerjaan Caping Beam
A. Pekerjaan Pembesian
a. Di workshop besi tulangan dipotong dengan bar cutter sesuai dengan
kebutuhan masing-masing type, kemudian dibengkokan dengan bar
bender dengan sesuai gambar desain.
b. Besi tulangan yang telah siap dibawa dari workshop dengan flat bed
truck dan disetting di lokasi Pile Cap yang telah di siapkan, jarak
penulangan dan jumlahnya harus sesuai dengan desain serta diikat
dengan bendrat (kawat besi) hingga kokoh.
c. Bagian bawah dan samping tulangan ditopang dengan beton dekking.
Metode Kerja :
1. Penggalian dengan Excavator.
2. Untuk galian alur sungai mengunakan excavator sebagai alat gali.
Sebagai alat pemindah tanah sementara (stockpile sementara)
digunakan excavator sebelum diangkut ke disposal yang telah tersedia
(permanen).
3. Excavator disini sebagai alat pengumpul sekaligus memindahkan
material di disposal sementara
4. Sebagian material yang tidak dipergunakan untuk timbunan kembali di
bawa ke disposal area dengan menggunakan Dump Truck
5. Hasil penggalian di ratakan dan dirapikan di disposal area dengan
Bulldozer.
Volume pekerjaan = 166.564,80 m3
Alat yang digunakan =
• Excavator kap 0.8 m3
• Dump Truck 5 Ton
Waktu pelaksanaan = 200 hari
8. Pekerjaan Galian Tanah dengan Ponton < 50 mdan Buang
Tanah Hasil dari Galian
Pekerjaan galian alur ini merupakan pekerjaan galian pada dasar sungai.
Ketentuan :
1. Pelaksanaan kegiatan dengan alat berat dalam bentuk penggalian/
pengerukan tanah/lumpur hingga mencapai peil rencana maupun
membentuk penampang galian/pengerukan sesuai gambar dan
pengarahan Direksi.
2. Material hasil galian basah dibuang di tempat penampungan sementara
untuk mengurangi kadar air dan pengotoran sebelum diangkut ke lokasi
yang telah ditetapkan sesuai petunjuk Direksi.
Metode Kerja :
1. Penyiapan peralatan, antara lain Excavator, Ponton dan Bulldozer,
2. Penempatan Ponton di sungai, Agar ponton bisa ditempatkan di sungai,
terlebih dahulu dilakukan penggalian dasar sungai menggunakan
Excavator sedalam 2 m. Setelah selesai kemudian ponton ditempatkan
di sungai,
3. Pelaksanaan penggalian dasar sungai menggunakan Excavator yang
ditopang oleh Ponton,
4. Jarak angkut tanah hasil galian ke lokasi pembuangan di kanan kiri
sungai sejauh < 50 m,
5. Tanah hasil galian alur dibuang ke tepi sungai, setelah kering kemudian
dilangsir oleh Excavator kedua memuat hasil galian ke dump truck
untuk di bawa ke disposal yang telah disetujui direksi,
6. Pengecekan atau pemeriksaan apakah galian alur sudah sesuai dengan
gambar rencana.
7. Sebagian material yang tidak dipergunakan untuk timbunan kembali di
bawa ke disposal area dengan menggunakan Dump Truck
8. Hasil penggalian di ratakan dan dirapikan di disposal area dengan
Bulldozer.
9. Sebelum di ratakan dan dirapikan, hasil galian terlebih dahulu dilakukan
pengukuran disposal area
Ketentuan :
1. Material hasil galian basah dibuang di Disposal sementara untuk
mengurangi kadar air dan pengotoran sebelum diangkut ke lokasi yang
telah ditetapkan sesuai petunjuk Direksi.
2. Penimbunan tanah buangan paling tinggi 2,0 m dan tidak
diperbolehkan mengganggu lingkungan disekitarnya.
3. Lokasi Disposal diprioritaskan pada fasilitas umum / sosial
(lapangan,sekolahan,makam,dll) yang telah disetujui direksi dan
didokumentasikan.
Disposal Sementara
Jarak angkut
0,5 km s/d >3 km
Diaposal Permanen
9. Pekerjaan Rib Rab
RIP-RAP yaitu susunan bongkahan batu alam atau blok-blok beton buatan
dengan ukuran dan volume tertentu yang digunakan antara lain sebagai
tambahan peredam energi di hilir dan berfungsi pula sebagai lapisan
perisai untuk mengurangi kedalaman penggerusan setempat dan untuk
melindungi tanah dasar di hilir peredam energi.
Metode Pelaksanaan :
1. Gunakan hanya campuran atau ukuran batu yang tergradasi dengan
baik dan hindari menggunakan ukuran batuan yang sama. Dengan
menggunakan ukuran batuan yang berbeda, akan memungkinkan
batuan untuk menciptakan sistem interlocking yang sempurna.
2. Jenis batuan harus cukup tahan lama untuk menahan siklus pembekuan
dan pencairan. Diameter rata-rata 30 cm sampai 80 cm dianjurkan.
3. Dianjurkan untuk menggunakan batuan berbentuk cekung dan
berbentuk bujur sangkar. Pastikan untuk memilih batuan yang memiliki
dimensi serupa di semua sisi dan harus memiliki tepi bersih yang tajam.
4. Untuk memastikan bahwa riprap berlabuh ke tanah, pastikan untuk
membuat riprap setidaknya dua kali lebih tebal dari diameter batu
maksimum.
5. Sebelum memasang lapisan batu pertama, oleskan membran geotekstil
sintetis untuk mencegah tanah bergerak melalui riprap.
6. Perluas riprap Anda sampai ke puncak bank atau ke permukaan air
desain sehingga bisa mengendalikan erosi lebih efisien
7. Pastikan riprap itu meluas sampai lima kali lebar terbawah ke hulu dan
hilir pada awal dan akhir kurva dan seluruh bagian melengkung.
Pertimbangkan menggunakan pagar rantai atau wire mesh untuk
mengamankan pemasangan riprap, terutama pada lereng curam atau di
daerah aliran tinggi. Anda bisa menggunakan wire mesh galvanis untuk
efisiensi dan daya tahan yang lebih baik.
Hal-hal yang Perlu Dipertimbangkan Selama Instalasi :
Selama proses instalasi, Anda harus berhati-hati dan tidak menggunakan
metode ini bila kemiringannya lebih besar dari 2: 1. Lereng yang lebih besar
dari 2: 1 dapat menyebabkan riprap ke Jatuh karena erosi dan tergelincir
akibat aliran air. Jika tidak digunakan dengan benar, sebenarnya bisa
memperburuk kondisi dan meningkatkan jumlah erosi. Jika Anda juga
mempertimbangkan untuk menggunakan riprap grouting, batu yang lebih
kecil bisa digunakan namun akan saling bertautan dengan grout dan
semen. Riprap yang tersumbat harus dilindungi dengan aman dari pada
gerusan jari atau dirusak dan tidak dapat diperbaiki sendiri seperti
pemasangan biasa.Setelah setiap badai atau peristiwa limpasan besar,
sistem perlu diperiksa dan dipelihara. Jika wire mesh atau batu telah rusak
atau diubah, pastikan untuk segera memperbaikinya untuk mencegah efek
cascade dengan keseluruhan sistem. Selain itu, Anda mungkin perlu
mengendalikan pertumbuhan gulma dan sikat di beberapa lokasi.
LINGKUP PEKERJAN