Anda di halaman 1dari 27

PEMERIKSAAN

ASAM URAT
KULIAH Farmasi WM
2018

1
PENDAHULUAN

• Nyeri sendi sering dikaitkan dgn peningkatan


kadar asam urat  tidak selalu
• Peningkatan kadar asam urat sering terjadi
bersamaan dgn menurunnya fungsi ginjal.
• Perlu kepastian hasil pemeriksaan
laboratorium
• Hasil pemeriksaan mencerminkan kondisi
pasien yang sebenarnya dan dapat 2
dipertanggungjawabkan.
ASAM URAT

• Produk akhir metabolisme purin


• Pembentukan terutama terjadi di liver
• Rute utama eliminasi melalui ginjal
• Di ekskresi melalui urine rata-rata 400 –
500 mg/hari, melalui feses rata-rata 200 –
500 mg/hari.
• Dalam plasma berbentuk monosodium urat
yang relatif tidak larut air 3
Skema pembentukan asam urat

Adenosin guanosin

Inosin guanin

Hypoxanthin xanthin oxidase xanthin

asam urat

4
Lanjutan

• Bila kadar urat plasma > 6,4 mg/dL 


plasma akan jenuh  terjadi pengendapan
di jaringan dalam bentuk kristal urat.

• Mamalia selain primata derajat tinggi 


enzim urikase memecah asam urat menjadi
alantoin yang sangat larut dalam air.
5
Perubahan asam urat menjadi alantoin

6
METODE PEMERIKSAAN ASAM URAT

Ada 4 metode yang bisa digunakan :


1. Metode kolorimetri
2. Metode enzimatik
3. HPLC
4. Isotope dilution

7
METODE
KOLORIMETRI/FOSFOTUNGSTAT
• Prinsip : asam urat mereduksi asam fosfotungstat menjadi
warna biru tungsten, intensitas warna yang terjadi sebanding
dengan kadar asam urat.
Na₂CO₃/OH¯
• Asam urat + H₃PW₁₂O₄₀ + O₂ Alantoin +
Tungsten blue + CO₂

• Kurang spesifik karena :


1. memerlukan kopresipitasi asam urat dengan
protein plasma
2. Terjadi kekeruhan selama pembentukan warna 8
3. adanya zat-zat yang mengganggu
Lanjutan

• Perlu filtrat bebas protein 


deproteinisasi
• Kekeruhan menyebabkan hasil negatif
palsu
• Perlu medium/suasana alkali 
ditambahkan natrium cyanide

9
Deproteinisasi dapat dilakukan dengan cara :

1. Penambahan bahan : methanol, ethanol, aseton,


ethyl ether
2. Salting out: sodium sulfat, ammonium sulfat,
garam magnesium, fosfat, sitrat
3. Pembentukan garam tak terlarut
* Presipitasi anionik: asam tungstat, TCA,
perkhlorat
* Presipitasi kationik: Zn, Pb, Hg, Fe, Ba
4. Ultra filtrasi
5. Kloroform 10
Komponen-komponen pengganggu
1. Komponen endogen : glukosa, asam
askorbat, glutation dan sistein, produk
akhir pemecahan sel darah merah
2. Komponen eksogen: acetaminophen,
asam acetilsalisilat, purin, caffein,
theobromin, theophylin.

11
METODE URIKASE/ENZIMATIK

• Prinsip : asam urat dioksidasi dengan bantuan


enzim urikase menjadi alantoin dan
hydrogen peroxida

Metode yang paling spesifik untuk mengukur


perbedaan absorbsi antara asam urat dan alantoin
karena asam urat mengabsorbsi cahaya pada
panjang gelombang 293 nm, alantoin tidak.
12
Lanjutan

• Ada 2 cara metode urikase, tergantung


enzim yang digunakan :
1. enzim katalase
2. enzim peroxidase

13
METODE URIKASE DENGAN ENZIM KATALASE
Urikase
• Asam urat + O₂ + 2H₂O Alantoin + CO₂ + H₂O₂

Katalase
• H₂O₂ + CH₃OH H₂CO + 2H₂O

• H₂CO + 3C₅H₈O₂ + NH₃ 3H₂O + senyawa berwarna

• Absorban diukur pada λ 340 nm. Warna yang dihasilkan sesuai


dengan kadar asam urat spesimen

14
METODE URIKASE DENGAN ENZIM PEROXIDASE

• Asam urat + O₂ + 2H₂O Urikase Alantoin + CO₂ + H₂O₂

• H₂O₂ + H⁺ + TOOS + 4-aminophenazone Peroxidase


4H₂O + quinone-diimine dye

• Absorban diukur pada λ 505 nm dan 660 nm (Hitachi 902)

• TOOS : N-ethyl-N-(2-hydroxy-3-sulfoprophyl)-3-
methylaniline 15
BAHAN DAN CARA KERJA

• Bahan : serum, plasma heparin, plasma


EDTA
• Reagensia
Konsentrasi reagensia dalam larutan :
- Buffer fosfat 0,1 mmol/L, pH 7,8
- Hexa cyanoferrate (II) : 0,30 mmol/L
- 4-aminophenazone ≥ 3 mmol/L
- Urikase ≥ 8,33 μkat/L
- Peroxidase ≥ 16,67 μkat/L
- Ascorbat oxidase ≥ 83,3 μkat/L
- TOOS 7 mmol/L
16
PROSEDUR

Blanko (ml) Sampel Standar


(ml) (ml)
Sampel - 0,02 -
Standar - - 0,02
Reagen 1,00 1,00 1,00
Masing-masing tabung dicampur dan diinkubasi
selama 10 menit pada suhu 37⁰C

17
LARUTAN STANDAR
• Asam urat tidak larut dalam air atau pelarut organik biasa,
tetapi larut dalam basic solution seperti :
larutan Li₂CO₃, KOH, NaOH dan ammonium hidroxida.

Ammonium hidroxida lebih dipilih karena :


* Asam urat stabil pada larutan ammonium hidroxida
dengan konsentrasi 2 mmol/L dengan perbandingan
1,7:1, asam urat akan larut sempurna dalam beberapa
menit
* Larutan standar akan stabil dalam waktu 3 bulan bila
disimpan pada suhu -20⁰C
* Larutan ini sesuai untuk analisis dengan mass
spectrometry
18
Batas pengenceran

• Bila konsentrasi asam urat lebih besar


dari 25 mg/dL
• Menggunakan air suling (Aquadest)
atau NaCL 0,9%
• Hasil dikalikan dengan faktor
pengenceran
19
Bahan-bahan yang mempengaruhi hasil
pemeriksaan

• Bilirubin (> 40 mg/dL)


• Hemolisis (bila kadar Hb>1000mg/dL
• Lipemia (lipid>1000 mg/dL)
• Asam askorbat (> 30 mg/dL)
• Obat-obatan (invitro menyebabkan
hasil lebih rendah)
20
KALKULASI

Absorban sampel = konsentrasi sampel


Absorban standar konsentrasi standar

Konsentrasi asam urat =


Absorban sampel X konsetrasi standar
Absorban standar
Konsentrasi standar = faktor
Absorban standar
21
HPLC
• prinsip: pemisahan yang didasarkan pada
distribusi zat-zat terlarut diantara fase
bergerak dan fase diam cair, memerlukan
tekanan, pengontrolan suhu,
penyambungan dengan detektor dan
gradient elution

• Sensitif dan spesifik


• Sebelum pemeriksaan, protein perlu 22
dipisahkan dari sampel (deproteinisasi)
23
Gouty Arthritis

24
Gouty Arthritis

25
26
27

Anda mungkin juga menyukai