Anda di halaman 1dari 18

FARMAKOLOGI 2

ANTELMINTIKA

Disusun Oleh:
Nur Azizah 17330026
Amelia Alma Kholisah 17330502
Rauzatul Ulfa 17330721
Hirim Hotma Uli Aprianis 17330735
Puspadina Rahmah 18330722
Repi Kusuma Ayuningtias 18330727
Evi Haryani 18330728
Siti Darwiyah Manaf 18330730
Siti Fatmala Dewi 18330744

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2019
Antelmintika
• Antihelmintika atau obat cacing (Yun. anti = lawan,
helmins = cacing) adalah obat yang dapat
memusnahkan cacing dalam tubuh manusia dan
hewan
• digunakan untuk memberantas atau mengurangi
cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh
• Pada umumnya penyakit cacing jarang menimbulkan
penyakit serius, tetapi dapat menyebabkan gangguan
kesehatan kronis yang merupakan suatu faktor
ekonomis sangat penting
• Penularan
- Infeksi cacing umumnya terjadi melalui mulut,
langsung melalui luka dikulit (cacing tambang
dan benang) atau lewat telur (kista) atau
larvanya, yang ada di mana-mana di atas tanah.
- Prosedur esensial untuk mengdiagnosa infeksi
cacing adalah melalui pemeriksaan mikroskopik
dari telur atau larvanya dalam tinja, urin, darah
dan jaringan .
• Gejala
- Sering kali gejala tidak begitu nyata dan hanya berupa
gangguan lambung-usus, seperti mual, muntah, mulas,
kejang-kejang dan diare berkala dengan hilangnya
nafsu makan (anoreksia). Obstruksi usus buntu dan
saluran pankreas dapat menimbulkan appendicitis an
pancreatiti
- Sebagian penderita tidak memberikan keluhan atau
tidak menunjukan gejala cacingan sama sekali.
Misalnya pada orang-orang pembawa cacing atau
telur/kistanya (carriers).
• Pencegahan
- Selalu mencuci tangan sebelum makan atau sebelum
mengolah bahan makanan.
- Jangan memakan sesuatu yang telah jatuh di tanah tanpa
mencucinya terlebih dahulu dengan bersih. Dengan
demikian infeksi melalui mulut yang paling sering terjadi
dapat dihindarkan
- Untuk pemberantasan infeksi cacing perlu mencakup
perbaikan perumahan, lingkungan hidup dan sosial
ekonomi.
• Pengobatan
1. MEBENDAZOL
- Mebendazol efektif untuk mengobati infestasi cacing gelang,
cacing kremi, cacing tambang dan T. Trichiura.

- Hampir tidak larut dalam air. Pada pemberian oral absorpsinya


buruk, kurang dari 10%.

- Efek samping yang kadang-kadang timbul adalah mual, muntah,


diare dan sakit perut ringan yang bersifat sementara.

- Mebendazol tersedia dalam bentuk tablet 100 mg dan sirop 20


mg/ml. Dosis pada anak dan dewasa sama yaitu 2 x 100 mg sehari
selama 3 hari berturut-turut untuk askariasis, trikuris dan infestasi
cacing tambang dan trichostrongylus.
2. Pirantel Pamoat
- Pirantel pamoat merupakan obat terpilih untuk askariasis,
ankilostomiasis dan enterobiasis. Dengan dosis tunggal angka
penyembuhannya cukup tinggi.

- Absorpsinya sedikit melalui usus dan sifat ini memperkuat


efeknya yang selektif pada cacing. Ekskresi pirantel pamoat
sebagian besar bersama tinja dan kurang dari 15% di ekskresi
bersama urin dalam bentuk utuh dan metabolitnya.

- Efek samping pirantel pamoat jarang, ringan dan bersifat


sementara, misalnya keluhan saluran cerna, demam dan sakit
kepala. Penggunaan obat ini pada wanita hamil dan anak usia
dibawah 2 tahun tidak dianjurkan.

- Tersedia dalam bentuk sirup 50mg pirantel basa/ml serta tablet


125mg dan 250mg.
3. Prazikuantel
- Prazikuantel merupakan derivat pirazinoisokuinolin.obat
ini merupakan antelmintik berspektrum lebar dan efektif
pada cestoda dan trematoda pada hewan dan manusia.
- Pada pemberian oral absorpsinya baik. Kadar maksimal
dalam darah tercapai dalam waktu 1-3jam
- Efek samping yg timbul adalah sakit kepala, pusing,
mengantuk dan lelah
- Dosis dewasa dan anak diatas umur 4 tahun. Untuk
infestasi S.haematobium dan S. Mansoni diberikan dosis
tunggal 40mg/kgBB; atau dosis tunggal 20mg/kgBB yang
diulangi lagi sesudah 4-6jam. Untuk infeksi S. Japonium
diberikan dosis tunggal 30mg/kgBB yang diulangi lagi
sesudah 4-6 jam. Untuk D. Latum dan H. Nana diberikan
dosis tunggal 15–25mg/kgBB sedangkan untuk T.
saginata dan T. solium diberikan dosis tunggal 5-
10mg/kgBB.
4. OKSAMNIKUIN

- Oksamnikuin merupakan derivat tetrahidrokuinolin.


Obat ini efek sampingnya relatif ringan dan jarang
dijumpai. Oksamnikuin sekarang masih dipake di
Amerika selatan untuk infeksi S. Mansoni.
5. METRIFONAT

- Metrifonat adalah senyawa organofosfat yang merupakan obat


alternatif untuk S. Haemotobium. Obat ini tidak efektif terhadap
S. Mansoni dan S. Japonicum.

- Obat ini adalah untuk prodrug yang konversi menjadi diklorvos,


suatu penghambat kuat kolonesterase.

- Efek sampingnya berupa gejala kolinergik yang sifatnya ringan


dan selintas. Efek samping yang dapat timbul ialah mual,
muntah, diare, nyeri perut, bronkospasme, sakit kepala,
berkeringat, lelah, lemah, pening dan pusing.

- Dosis yang dianjurkan adalah 7,5-10 mg/kgBB, diberikan


sebanyak 3 kali dengan interval 14 hari. Metrifonat juga efektif
sebagai profilaksis untuk anak di daerah endemik dengan
pemberian sebulan sekali. Pasien yang baru menggunakan obat
ini juga harus disingkarkan sekurang-kurangnya 48 jam setelah
pemberian metrifonat. Jangan diberikan pada wanita hamil.
6. NIKLOSAMID

- Niklosamid merupakan obat alternatif untuk T.Saginata, D. Latum dan H.


Nana. Sebagai taenisid, perlu diperhatikan kemungkinan terjadinya
sistiserkosis pada penggunaan untuk T. Solium sebab niklosamid tidak
merusak telur yang ada dalam segmen sehingga telur-telur yang masih
hidup ini dilepas dalan lumen usus dari segmen cacing. Untuk mencegah
ini perlu diberikan pencahar 1-2 jam sesudah menelan obat yang terakhir,
agar sisa-sisa cacing keluar sebelum di cerna.

- Bahaya sistiserkosis ini mengurangi manfaat niklosamid pada infeksi


T.Solium.

- Niklosamid sedikit diserap dan hampir bebas dari efek samping, kecuali
sedikit keluhan sakit perut. Bahkan cukup aman untuk pasien hamil dan
pasien yang dengan keadaaan umum buruk (debilitated).

- Niklosamid tersedia dalam bentuk tablet kunyah 500 mg yang harus


dimakan dalam keadaan perut kosong. Untuk orang dewasa diperlukan
dosis tunggal 2 gram, sedangkan untuk anak dengan berat lebih dari 34 kg:
1,5 gram dan anak dengan berat badan antara 11-34kg: 1 gram.
7. PIPERAZIN
- Pengalaman klinik menunjukkan bahwa piperazin efektif sekali
terhadap A. lumbricoides dan E. vermicularis.

- Penyerapan piperazin melalui saluran cerna. Kadar puncak plasma


di capai dalam 2-4 jam. Diekskresi lewat urin sebanyak 20%
dalam bentuk utuh. Obat yang di ekskresi lewat urin berlangsung
selama 24 jam.

- Piperazin memiliki batas keamanan yang lebar. Pada dosis terapi


umumnya tidak menyebabkan efek samping, kecuali kadang-
kadang mual, diare, nyeri perut dan alergi.

- Piperazin dapat memperkuat efek kejang pada pasien epilepsy,


karena itu piperazin tidak boleh diberikan pada pasien epilepsi,
gangguan faal hati dan ginjal.
Lanjutan...
- Piperazin tersedia dalam bentuk sirup 1 g/5Ml. Dosis dewasa
pada askariasis adalah 3,5 g sekali sehari. Dosis pada anak 75
mg/kgBB (maksimum 3,5 g) sekali sehari. Obat diberikan 2
hari berturut-turut, untuk infeksi berat dapat diulang 1
minggu kemudian.

- Untuk cacing kremi (enterobiasis) dosis dewasa dan anak


adalah 65 mg/kgBB (maksimum 2,5 g) sekali sehari selama 7
hari berturut-turut, tetapi hendaknya diulangi sesudah 1-2
minggu.
8. LEVAMISOL

- Dahulu levamisole digunakan pada infeksi cacing Ascaris,


Trichostrongylus dan A.duodenale. kini levamisole digunakan
sebagai imuno stimulan pada manusia; sebagai terapi penyakit-
penyakit imunologik termasuk keganasan. Dalam hal ini
levimasol tampaknya bekerja dengan memperbaiki mekanisme
pertahanan seluler dan memacu pematangan limfosit T.
9. ALBENDAZOL
- Albendazol adalah obat cacing derivat benzimidazol berspektrum lebar
yang dapat diberikan peroral. Dosis tunggal efektif untuk infeksi caing
kremi, cacing gelang, cacing trikuris, cacing S. stercoralis dan cacing
tambang. Juga merupakan obat pilihan untuk penyakit hydatid dan
sistiserkosis.
- Pada pemberian per oral, obat ini diserap secara tidak teratur oleh usus.
Obat ini cepat dimetabolisme, terutama menjadi albendazol sulfoksida
suatu metabolit aktif yang sebagian besar diekskresi dalam urin dan sedikit
lewat feses.
- Makanan berlemak akan meningkatkan absorpsi empat kali lebih besar
dibanding perut kosong, kadar puncak metabolit aktif plasma dicapai dalam
3 jam. Waktu paruh 8-9 jam sebagian besar metabolit terikat dengan protein
dan didistribusi ke jaringan-jaringan termasuk ke kista hydatid.
- Untuk infeksi cacing kremi, cacing tambang, cacing tambang, cacing
askaris atau trikuris. Dosis dewasa dan anak umur diatas 2 tahun adalah
400 mg dosis tunggal bersama makan.
10. DIETILKARBAMAZIN
- Dahulu levamisole digunakan pada infeksi cacing Ascaris,
Trichostrongylus dan A.duodenale. kini levamisole digunakan sebagai
imuno stimulan pada manusia; sebagai terapi penyakit-penyakit imunologik
termasuk keganasan. Dalam hal ini levimasol tampaknya bekerja dengan
memperbaiki mekanisme pertahanan seluler dan memacu pematangan
limfosit T.
- Dietilkarbamazin cepat diabsorpsi dari usus dan didistribusikan ke seluruh
cairan tubuh. Kadar puncak dicapai dalam 4 jam, waktu paruh berkisar
antara 10-12 jam. Ekskresi melalui ginjal, dalam bentuk utuh dan bentuk
metabolit, berlangsung sempurna dalam 48 jam setelah pemberian dosis
tunggal, ekskresi ini berkurang pada urin alkali.
- Dietilkarbamazin relatif aman pada dosis terapi. Efek samping seperti
pusing, malaise, nyeri sendi, anoreksia dan muntah, hilang bila pengobatan
dihentikan. Sakit kepala, muntah dan gelisah yang terjadi pada pengobatan
dengan dietilkarbamazin, mungkin karena obat ini merangsang SSP.
- Dietilkarbamazin tersedia dalam bentuk tablet 50 mg. Pada umumnya dosis
yang digunakan untuk infeksi filaria ini ditentukan secara empirik dan
bervariasi sesuai dengan kondisi setempat. Dosis oral untuk dewasa dan
anak yang terkena infestasi W. bancrofti, B. malayi dan Loa-loa adalah 2
mg/kgBB 3 kali sehari setelah makan selama 10-3- hari (umumnya 14
hari).
11. TIABENDAZOL

- Merupakan obat pilihan untuk dewasa (efek samping pada


pasien lansia cukup berat). Obat ini diberikan dengan dosis 25
mg/kgBB (maksimum 1,5 g) tiap 12 jam selama 3 hari.

12. IVERMEKTIN
- Dengan dosis 200 mg/kgBB/hari selama 2 hari merupakan
obat yang paling efektif untuk infeksi Strongyloides kronis.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai