Anda di halaman 1dari 21

Koefisien run off

Nisbah antara laju puncak aliran permukaan


terhadap intensitas hujan yang dipengaruhi
oleh laju infiltrasi tanah, tanaman penutup
tanah, dan intensitas hujan
Metode Rasional (Rational Method)

Dalam menentukan laju puncak aliran permukaan


mempertimbangkan masa konsentrasi, yaitu masa yang diperlukan
oleh air yang mengalir di permukaan tanah dari tempat yang
terjauh dalam daerah aliran untuk mencapai tempat keluarnya pada
daerah aliran tersebut.

Prediksi laju puncak aliran permukaan diperlukan untuk


merencanakan saluran-saluran air, bendung, teras, dan saluran-
saluran penyalur air lainnya.
Q = C.i.A
Q = debit rencana
C = Koefisien limpasan (berbeda-beda untuk
macam-macam DAS) harus ditentukan berdasarkan :
R.O
P
i = Intensitas hujan
A = luas DAS

Yang termasuk metode Rasional adalah :


• Metode Melchior Dahulu sering dipakai di Indonesia tapi
• Metode Weduwen kini sudah ditinggalkan karena dianggap
estimasi terlalu besar
Metode Melchior (rumus Pascher)
Qp = ..q.A
Limpasan
 = koefisien limpasan =
Curah hujan total

Hujan rata-rata DAS yang bersangkutan


 = koefisien reduksi =
Hujan harian maksimum dari salah satu stasiun
dalam DAS tersebut pada hari yan sama

q = besarnya hujan terbesar (max. point rain fall (m3/det/km2)

A = luas DAS (km2)

Qp = debit puncak banjir (m3/det)


Metode Weduwen
Qp = ..q.A
Limpasan
0,8
 = koefisien limpasan =  0,2 
Curah hujan total
Tc  1
Tc = waktu konsentrasi = waktu yang dibutuhkan air untuk bergerak dari titik
terjauh mencapai titik tertentu di hilir sungai (mulut DAS)
T 1
180  F
 = koefisien reduksi  T 9
180  F
T = Duration hujan yang diharapkan dapat menyebabkan banjir = 2 Tc

F = luas ellips yang dapat mencakup DAS = 1/4..a.b


a = sumbu panjang ellips (km)
b = sumbu pendek ellips (km)
2.4.T  360
q = besarnya hujan terpusat yang maksimum (m3/det/km2) 
6.T  7
A = luas DAS (km2)

Qp = debit puncak banjir (m3/det)


1
Q f .r. A  0,277 frA Sosrsodarsono dan Takeda
(1987)
3,6

Q adalah debit banjir maksimum (m3/detik)


f adalah koefisien pengaliran/limpasan
r adalah intensitas curah hujan rata-rata selama waktu tiba dari banjir (mm/jam)
A adalah daerah pengaliran (km2)

“Jika terjadi hujan selama 1 jam dengan intensitas 1 mm/jam dalam daerah
seluas 1 km2, maka debit banjir adalah sebesar 0,2778 m3/detik dan
melimpas merata selama 1 jam”
Koefisien pengaliran/Koefisien limpasan mempunyai 2 defenisi :

(Besarnya puncak limpasan)


f1 =
(Intensitas curah hujan rata-rata selama waktu tiba dari banjir)x(Derah pengaliran)

(Jumlah limpasan)
f2 =
(Jumlah curah hujan)

f1 adalah koefisien pengaliran puncak (untuk membedakan dengan f2)


f2 digunakan untuk sungai-sungai biasa

“Jika pembangunan di kemudian hari di daerah pengaliran itu harus turut


dipertimbangkan, maka pada perhitungan banjir lebih baik digunakan koefisien
yang lebih besar dari 0,70 dan koefisien yang kurang dari 0,50 harus
ditiadakan” ……….????
Tabel Koefisien limpasan (oleh Dr. Monobe)
(Koefisien pengaliran sungai-sungai di Jepang)

Kondisi daerah pengaliran dan sungai Harga dari f

Daerah pegunungan yang curam 0,75 – 0,90

Daerah pegunungan tersier 0,70 – 0,80

Tanah bergelombang dan hutan 0,50 – 0,75

Tanah dataran yang ditanami 0,45 – 0,60

Persawahan yang diairi 0,70 – 0,80

Sungai di daerah pegunungan 0,75 – 0,85

Sungai kecil di dataran 0,45 – 0,75

Sungai besar yang lebih dari setengah 0,50 – 0,75

Daerah pengalirannya terdiri dari dataran


R'
f  1  1 f '
Rt
Dr. Kawakami (koefisien tidak
 tetap, tetapi berbeda-beda
f  1 f  1 tergantung dari curah hujan)
Rts

f adalah koefisien pengaliran


f’ adalah laju kehilangan =
R

Rt adalah Jumlah curah hujan (mm)


R’ adalah kehilangan curah hujan (mm)
, s adalah tetapan
Asdak (1995)

Q = 0,0028C.i.A

q = Air larian (debit) puncak (m3/detik)

air larian (mm)


C = Koefisien air larian =
curah hujan (mm)

i = Intensitas hujan (mm/jam)


Defenisi f2
A = luas DAS (ha)
Ambar et al. (1985) dalam Asdak (1995)
Cara perhitungan sederhana untuk menentukan besarnya koefisien air larian :
1) Hitung curah hujan rata-rata suatu DAS pada tahun tertentu (t), misalnya P =
mm/tahun.
2) Ubah satuan curah hujan tersebut menjadi m/tahun yaitu dengan mengalikan
bilangan 1/1000, sehingga curah hujan tersebut menjadi P/1000 m/tahun.
3) Hitung jumlah air yang mengalir melalui outlet sungai yang bersangkutan pada
tahun t tersebut dengan cara :

Total debit
Debit rata-rata (Q)
Bulan Jumlah hari (d) (dx86400xQ)
(m3/det)
(m)
Januari Q1 31 hari 31 x 86400 x Q1
Pebruari Q2 28 hari 28 x 86400 x Q2
……… ……… ……… ………
Desember ……… ……… 31 x 86400 x Q12
12

Total debit setahun = 


3
d x 86400 x Q ( m )
1
4) Hitung volume total curah hujan di DAS tersebut dengan cara
mengalikannya terhadap luas areal DAS (A), yaitu :

Volume P = P/1000 x A

P adalah curah hujan (mm/tahun)


A adalah luas DAS (m2)

5) Hitung koefisien air larian (C), yaitu :

12
(d x 86400 x Q)
C C adalah koefisien air larian
1 P Q adalah debit rata-rata bulanan (m3/det)
( )( A)
1000 P adalah curah hujan rata-rata setahun di DAS yang
bersangkutan (mm/th)
A adalah luas DAS (m2)
Larson dan Reich (1973) dalam
Arsyad (2006)
q = 0,0028C.i.A Luas DAS < 800 ha

q = laju puncak aliran permukaan yang diharapakan untuk suatu hujan dengan interval tertentu
(m3/detik)
Laju puncak aliran permukaan
C = Koefisien aliran permukaan =
Intensitas hujan

i = Intensitas hujan (mm/jam) Defenisi f1


A = luas DAS (ha)

Asumsi :
1. Hujan jatuh dengan intensitas yang seragam selama paling sedikit sama
dengan waktu konsentrasi DAS;
2. Curah hujan yang terjadi dengan intensitas yang seragam di atas seluruh
DAS.
Koefisien aliran permukaan (C) untuk DAS pertanian bagi tanah
kelompok Hidrologi B (Schwab, et al. 1981)

Koefisien C untuk Laju Hujan


Tanaman Penutup Tanah
dan Kondisi Hidrologi 25 mm jam- 100 mm 2000 mm jam-
1
jam-1 1

Tanaman dalam baris, buruk 0,63 0,65 0,66


Tanaman dalam baris, baik 0,47 0,56 0,62
Padian, buruk 0,38 0,38 0,38
Padian, baik 0,18 0,21 0,22
Padang rumput potong,
0,29 0,36 0,39
pergiliran tanaman, baik
Padang rumput,
0,02 0,17 0,23
penggembalaan tetap, baik
Hutan dewasa, baik 0,02 0,10 0,15
Faktor konversi nilai C ke dalam kelompok Hidrologi lainnya (Schwab,
et al. 1981)

Tanaman Penutup Tanah Faktor Konversi dari Kelompok B ke


dan Kondisi Hidrologi kelompok A Kelompok C Kelompok D
Tanaman dalam baris, buruk 0,89 1,09 1,12
Tanaman dalam baris, baik 0,86 1,09 1,14
Padian, buruk 0,86 1,11 1,16
Padian, baik 0,84 1,11 1,16
Padang rumput potong,
0,81 1,13 1,18
pergiliran tanaman, baik
Padang rumput,
0,64 1,21 1,31
penggembalaan tetap, baik
Hutan dewasa, baik 0,45 1,27 1,40
Kelompok hidrologi (US Soil Conservation Services, SCS) :
Kelompok A = Pasir dalam, loess dalam, debu yang beragregat
Kelompok B = Loess dangkal, Lempung berpasir.
Kelompok C = Lempung berliat, lempung berpasir dangkal, tanah
berkadar bahan organik rendah, dan tanah-tanah yang
berkadar liat tinggi
Kelompok D = Tanah-tanah yang mengembang secara nyata jika
basah, liat berat, plastis, dan tanah-tanah salin
tertentu.
Hubungan laju infiltrasi minimum dengan kelompok tanah :
Kelompok Tanah Laju Infiltrasi Minimum (mm jam-1)
A 8 – 12
B 4–8
C 1–4
D 0–1
Koefisien aliran permukaan (C) untuk Daerah Urban (Schwab, et al.
1981)
Macam Daerah Koefisien C

Daerah perdagangan :
- Pertokoan (down town) 0,70 – 0,90
- Pinggiran 0,50 – 0,70
Pemukiman :
- Prumahan satu kelaurga 0,30 – 0,50
- Perumahan berkelompok, terpisah-pisah 0,40 – 0,60
- Perumahan berkelompok, bersambungan 0,60 – 0,75
- Suburban 0,25 – 0,40
- Daerah apartemen 0,50 – 0,70
Industri :
- Daerah industri ringan 0,50 – 0,80
- Daerah industri berat 0,60 – 0,90
Taman, pekuburan 0,10 – 0,25

Tempat bermain 0,20 – 0,35

Daerah stasiun kereta api 0,20 – 0,40

Daerah belum diperbaiki 0,10 – 0,30

Jalan 0,70 – 0,95

Bata :
- Jalan, hamparan 0,75 – 0,85
- Atap 0,75 – 0,95
Waktu Konsentrasi (Tc)  Kirpich (1940)
“Waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir dari titik
yang paling jauh ke tempat kelaur yang ditentukan, setelah
tanah menajdi jenuh air dan depresi-depresi kecil terpenuhi”

Tc = 0,0195 L0,77 Sg-0,385

Tc adalah waktu konsentrasi (menit)


L adalah panjang aliran (meter)
Sg adalah lereng daerah aliran (meter/meter) atau perbedaan elevasi
antara tempat keluar dengan titik terjauh dibagi jarak antara keduanya
(atau panjang garis penghubung)
Waktu Konsentrasi (Tc) untuk Daerah Aliran Sungai (DAS) Kecil yang
Dihitung dengan Persamaan Kirpich

Waktu Konsentrasi (Tc) (menit)


Panjang Maksimum
Lereng DAS (%)
Aliran (m)
0,05 0,1 0,5 1,0 2,0 5,0
100 13 10 5 4 3 2
150 17 13 7 5 4 3
200 21 16 9 7 5 4
250 25 20 11 8 6 4
500 43 33 18 14 10 7
750 59 46 25 19 14 10
1000 74 57 31 23 18 13
1500 101 78 42 32 25 17
2000 126 97 52 40 31 21
Waktu Konsentrasi (Tc)  McCuen
(1982)
US Soil Conservation Service (1972)

Metode Waktu Tenggang (lag method) :

5
TC  TL
Tc adalah waktu konsentrasi
TL adalah waktu tenggang antara terjadinaya hujan
3 lebih sampai terjadinya aliran puncak (peak
discharge)(jam)
L0,8 ( S  1) 0, 7 Y adalah kemiringan permukaan tanah (%)
TL  0,5 L adalah panjang hidrolik (kaki)
1900Y
S adalah retensi maksimum (inci)
CN (Curve Number) adalah suatu indeks yang
1000 menyatakan pengaruh bersama tanah,
S  10 penggunaan tanah, perlakuan yang diberikan
CN pada tanah pertanian, keadaan hidrologi dan
kandungan air tanah, terhadap besarnya aliran
permukaan.
Metode Tanah Darat (upland method) :

L
Tc 
V

Tc adalah waktu konsentrasi (detik)


L adalah panjang hidrolik (waktu tempuh) aliran air (kaki)
V adalah kecepatan aliran (kaki detik-1)
Nilai didapat dari kurva
Nilai TC dibagi 3600 untuk merubah detik ke jam.

Anda mungkin juga menyukai