Bangunan Air
Oleh:
Live-bed scour
apabila gerusan mendapatkan pasokan
sedimen terus-menerus dari proses transpor
sedimen di sungai
Gerusan lokan terjadi apabila kapasitas
aliran sungai untuk mengerosi (menggerus)
dan mengangkut sedimen melebihi
kapasitas untuk memasok sedimen
Proses Gerusan Lokal (Local Scour)
Gerusan pada apron dapat dimodelkan dengan gerusan yang dihasilkan dari
aliran di bawah pintu sorong. Pengaruh kondisi tenggelam pada aliran jet
disajikan pada Gambar2.
Pada kondisi air loncat yang tidak tenggelam, batas statis akhir gerusan
disajikan pada Gambar3.
Gerusan Akibat Aliran Jet Horizontal (2)
Pada Apron Horizontal
t Fr1 2 d
log 0,55 log 90
Y1 4,7 1Y
h0,5 q0,6
Ys Yo 10,35 0,4
d90 in mm
d9
Muller menyataka n0total kedalaman gerusan untuk dua bentuk gelombang
pada Gambar 2 sebagai berikut:
h0,5 q0,6
Ys Yo w d50 in mm
d 50 0,4
dengan w = 8,80 tipe 4
w = 13,10 tipe 3
Gerusan Akibat Aliran Jet Horizontal (6)
Pada Apron Horizontal
Posisi gerusan menurut hasil penelitian Muller disajikan sebagai
berikut: x1
Gerusan terdalam: Ys Yo 3,0
Titik akhir gerusan: x2 6,0
Ys Yo
Gerusan Akibat Aliran Jet Horizontal (7)
Pada Apron Horizontal
Shalash
Shalash mendapatkan hasil
kedalaman gerusan untuk aliran
pada pintu sorong dan apron
dengan ambang akhir (Gambar 4)
sebagai berikut:
0,6
Δh0,5 q0,6
Ys Yo 9,65 min
d90 0,4
dengan:
ℓ : panjangapron
ℓmin : 1,5 h
d90 : dalammm
Beberapa peneliti telah mengajukan beberapa formula yang dapat digunakan untuk
mengetahui kedalaman gerusan pada kolam olak, sebagaiberikut:
Novak
Novak menyatakan bahwa kolam olak mengurangi gerusan hingga 50% dari rata-rata
hasil tes (skala model), berdasarkan Veronese, Jaeger, Smoljaninov, dan Schoklitsch, dan
12% dari hasil menurut Eggenberger. (Persamaan tersebut digunakan untuk gerusan
akibat aliran jet bebas)
1
H 3
Ys Yo k 6 H 0,25 q0,5
50
d
dengan k = 0,45 u tuk tingkat perendaman σ = 1,6 k
= 0,65 u tuk tingkat perendaman σ = 1,0 σ
=Y2/Yc
Gerusan Akibat Aliran Jet Horizontal (2)
Pada Kolam Olak
Catakli dkk
Catakli menemukan bahwa balok pengatur pada kolam olak tidak
mengurangi dampak gerusan, karena ketika energi aliran diredam,
makan kecepatan dasar akan menigkat. Catakli mengajukan
persamaan sebagai berikut:
q0,6 Δh Y0 0,2
Ys Yo k
d 90 0,1
Tabel 1 Nilai α
Gerusan Akibat Aliran Jet Horizontal (6)
Pada Kolam Olak
Tabel 2 Nilai β
Gerusan Akibat Aliran Jet
Beberapa persamaan empirik dan semi empirik telah
dikembangkan untuk memperkirakan gerusan akibat aliran jet.
Beberapa persamaan ini pada umumnya dapat dipakai. Persamaan
tersebut dapat diklasifikasikan seperti pada Tabel3.
Tabel 3 Klasifikasi Persamaan Gerusan Akibat AliranJet
Gerusan Akibat Aliran Jet
Persamaan Empirik
Kotoulas
Δh0,35 q0,7
Ys Yo 0,78 d90 dalam m
d 90 0,4
atau
Ys Yo 2,756q 0,5 Δh0,25 - 7,125 d90
dengan:
Cv : koefisien aerasi aliran jet
Gerusan Akibat Aliran Jet
Persamaan Semi Empirik
Mirtskhulava
Dengan menggunakan pendekatan empirik untuk perubahan
kecepatan arah y dan z (Gambar 8), Mirtskhulava mengajukan
persamaan kedalaman gerusan untuk material non kohesif sebagai
berikut:
3ηv u 2Bu 7,5 2B sin θ' 0,25Y
Ys Y 0 u o
ω 1 0,175 cot θ'
dengan:
η : nilai kecepatan maksimum sesaat relatif terhadap
kecepatan rata-rata (η = 2,0 untuk prototipe danη=1,5
untuk model)
ω : kece2pgatρasnjρatdu9h0 partikel
ω
1,75 ρ
Gerusan Akibat Aliran Jet(2)
Persamaan Semi Empirik
1
T 4 φ 2 h 1 φ 2 9
1 4
N' φ 2 o
d n Fr 0,8 Yc
Gerusan Akibat Aliran Jet(5)
Persamaan Semi Empirik