Anda di halaman 1dari 11

TRIACETONID

NASAL SPRAY
CREATED BY
KELOMPOK 1
NO
Nama Produk : Triacetonid Tiap 15 mL mengandung :
Jumlah Produk : 10.000 botol Triamcinolone Acetonid 0,05%
Tanggal Formulasi : 13 April 2019 Benzalkonium Klorida 0,01%

Tanggal Produksi : 13 April 2020 Propilen Glikol 2,78 %


Asam Asetat 0,186 %
Nomor Registrasi : DKL 1900100256A1
Natrium Asetat 0,048%
Nomor Batch : A01001
NaCL 0,9%
Aqua Pro Injeksi ad 15 mL
YES

Rancangan Formula

2
Di Produksi Oleh Tanggal Formulasi Tanggal Produksi Dibuat Oleh Disetujui Oleh

PT. Digoxin Farma 13 April 2019 13 April 2020 Kelompok I Rasih Ayu Pratiwi

Kode Bahan Nama Bahan Fungsi Per botol Per batch

001-TA Triamcinolone Acetonide Zat Aktif 0,0075 g 75 g

002-BKC Benzilkonium Klorida Pengawet 0,0015 g 15 g

003-PG Propilen Glikol Kosolven 0,417 g 417 g

004-AA Asam Asetat Pendapar 0,0279 g 279 g

005-NA Natrium Asetat Pendapar 0,0073 g 73 g

006-NK Natrium Klorida Pengisotonis 0,135 g 135 g

007-API Air Pro Injection Pembawa 14,4353 mL 144.353 mL


Alasan Pembuatan
Produk
pemberian obat nasal diakui sebagai alternatif yang
berguna dan dapat digunakan untuk pemberian obat
03 lokal dan sistemik contohnya pada pengobatan rinitis
alergi, sinusitis dan alergi terkait kondisi (Thorat. 2016:
2976)

Spray hidung dirancang untuk dosis satuan tetapi


dapat digunakan untuk beberapa ratus semprotan
02 dalam sediaan. Spray hidung digunakan pada rongga
hidung untuk efek lokal atau sistemik (Niazy Safaras.
2004: 56)

Spray hidung dapat meningkatkan pembersihan


mukosiliar dengan mecairkan sekresi hidung dan
01 memiliki efek vasokontriktor dan dekongestan
(Eitenmuller. 2014)

4
Triamcinolone Acetonide (TA)
Part 1 Part 2 Part 3
TA diberikan secara intranasal lebih cepat TA merupakan glukokortikosteroid sintetik kuat yang Konsentrasi TA pada formulasi nasal spray
diformulasikan sebagai obat topikal intranasal dalam
diserap oleh selaput lendir dengan jumlah yaitu 0,05% yang di klasifikasikan sebagai
bentuk aerosol dalam pengobatan rinitis alergi. TA
yang cukup untuk menyebabkan efek stabil dan memiliki waktu kontak yang lama dengan kortikosteroid (Allen.2001)
sistemik (Sweetman. 2009: 1545) jaringan (Wendy. 1997:257)

5
Benzalkonium Klorida (BKC)

Part 1 Part 2 Part 3


BKC adalah senyawa amonium kuartener BKC memiliki sifat antibakteri yang baik dan Konsentrasi BKC sebagai pengawet
yang digunakan dalam formulasi farmasetik tingkat keamanan yang tinggi saat terkena dalam sediaan hidung adalah 0,01-0,02%
sebagai antimikroba. Dalam formulasi pasien. Karena sifat fisika kimia BKC (gibson. 2009:463)
hidung dan telingan konsentrasinya 0,002- memastikan protein dalam lendir hidung
0,02% yang digunakan dan terbukti
terikat kiat kemudian dibersihkan dengan
meningkatkan penetrasi topikal
pembersihan mukosiliar (David.2000)
(Rowe.2009:56)

6
Alasan Penambahan Bahan
NaCl Aqua Pro Injeksi (API)
NaCl banyak digunakan dalam berbagai formulasi Pembawa yang paling sering digunakan untuk
farmasetik parenteral dan nonparenteral dimana produk steril adalah air, karena air
khususnya digunakan untuk mengahasilkan larutan merupakan pembawa untuk semua cairan
isotonis (Rowe.2009:637) tubuh (Lachman. 2012: 1294)

API merupakan air hasil dari destilasi atau


NaCL digunakan sebagai larutan isotonis untuk
penyulingan dan bebas mikroorganisme, serta
meningkatkan kenyamanan penggunanya (Dirjen
mudah menyerap atau memerlukan berbagai
POM. 2014: 1787)
partikel dan tidak mudah terkontaminasi
(Santoso. 2011)
Konsentrasi yang digunakan dalam formulasi
nasal spray adalah 0,9% (Menaka et all. 2014: Tipe air yang sering digunakan untuk formulasi
341) steril yaitu aqua pro injeksi , Air Bakteriostatik
untuk injeksi dan air steril untuk injeksi ( Rowe.
2009: 762)

7
Propilen Glikol Dapar
(PG) Asetat
Part 1 Part 1
PG telah banyak digunakan sebagai pelarut dalam berbagai Sodium asetat digunakan sebagai bagian dari sistem
sediaan parenteral dan nonparenteral. Pelarut ii lebih baik buffer ketika digabungkan dengan asam asetat dalam
dari pada gliserin untuk melarutkan berbagai bahan seperti
kortiosteroid, fenol, barbiturat, vitamin, sebagian besar
06 01 berbagai sediaan IM, IV, topikal, optalmik, nasal, dan
alkaloid dan banyak anestesi lokal (Rowe.2009:592) subkutan (Rowe.2009:620)

Part 2 Part 2
Untuk meningkatkan kelarutan dalam air, salah satu pelarut 05 02 Formulasi nasal spray diformulasikan sebagai larutan dalam
seperti propilen glikol dan polietilen glikol telah banyak buffer pada pH yang disukai 5-5,4 dengan menggunakan
digunakan dalam formulasi hidung. Konsentrasi yang beberapa sistem buffer yang secara medis dapat diterima yang
digunakan PG adalah 27,8 mg/ml dan 25 mg/ml kombinasi mampu mempertahankan pH dalam kisaran yang ditunjukkan.
Buffer yang umum digunakan yatu buffer asetat (Delbert.1984:12)
PEG dan PG (Hascke.2010)

04 03
Part 3 Part 3
Konsentrasi kosolven yang kecil misalnya gliserol PG, Konsentrasi Natrium asetat umumnya berkisar
PEG dapat digunakan untuk meningkatkan kelarutan antara 0,015-0,06% dan lebih disukai sekitar
zat terapeutik dalam farmasi (Jones. 2008: 155) 0,03% (Singh et all. 2001)

8
Part 1 Part 2 Part 3
Disiapkan alat dan bahan lalu ditimbang TA Disterilisasi bahan obat, wadah penutup, Dilarutkan bahan obat dikontainer dengan
75g, BKC 15g, PG 4170g, As.asetat 279g, bahan tambahan dan alat-alat produksi alkohol secukupnya lalu di tambah dengan
Na asetat 73g, NaCl 1350g, API 144.353 mL lainnya API

Cara Kerja
(CPOB. 2006: 125)

Part 4 Part 5 Part 6


Dilakukan pengisian dan pembuatan secara Disaring larutan di kelas C untuk proses penutupan dengan stopper
aseptik di kelas A background kelas B dilanjutkan di kelas A backround B

The Power of PowerPoint | thepopp.com 9


Evaluasi Sediaan
(Menaka. 2014: 341)

Dengan menggunakan instrumen HPLC untuk


Formulasi sediaan hidung berkisar pada pH 4,5-6,5. mengetahui kadar zat aktif dalam sediaan dengan
jadi disiapkan dan diukur pH sediaan menggunakan menghitung kurva kalibrasi yang akan dihasilkan
pH meter digital oleh instrumen HPLC

pH 01 02 Kadar Zat Aktif

Viskositas 03 04 Sterilitas
Diukur untuk mengetahui pengaruh viskositas Inokulasi langsung pada media uji dengan volume
pembawa pada pelepasan obat menggunnakan tertentu lalu diinkubasi bakteri selama 24 jam dan
viskometer broekfield lainnya digunakan deteksi jamur selama tidak kurang
dari 7 hari, kemudian amati pertumbuhan secara visual

10
THE FUTURE STARTS TODAY, NOT
TOMORROW.
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai