Kegiatan Praktikum 2
Pembuatan Sediaan Infus Natrium Bikarbonat 1,39%
Pada kegiatan praktikum 2, Anda akan dipandu untuk membuat sediaan infus yang
kedua yaitu Infus Natrium Bikarbonat. Prinsipnya sama dengan pembuatan sediaan infus
manitol, hanya saja bahan aktif yang digunakan berbeda, yaitu Natrium Bikarbonat. Dengan
demikian pembuatan sediaan mengikuti data sifat fisika-kimia Natrium Bikarbonat
(Departemen Farmakologi dan Terapi FKUI, 2007).
Natrium bikarbonat merupakan agen pembasa yang berdisosiasi dalam darah yang asam
menjadi ion bikarbonat. Dalam tubuh, terutama darah, pH dipertahankan selalu pada rentang
7,37-7,42. Rentang pH dalam darah tersebut dapat terjadi karena 3 faktor, yaitu aktivitas
ekskresi asam basa oleh ginjal, pengaturan sistem pernafasan, dan adanya dapar pada darah.
Dapar utama dalam darah adalah kombinasi bikarbonat dan asam karbonat. (Departemen
Farmakologi dan Terapi FKUI, 2007).
Pada penderita asidosis, keseimbangan asam basa pada darah berubah karena ion
karbonat menurun yang akan menstimulasi berbagai macam pertukaran ion. Kation-kation
dalam tubuh seperti natrium dan kalium dapat bertukar dengan ion hidrogen pada cairan
ekstrasel. Pada penderita asidosis, jumlah ion hidrogen dalam darah berlebih sehingga akan
terjadi redistribusi ion kalium ke luar sel. Dengan bantuan natrium bikarbonat, pH darah akan
naik dan membuat redistribusi ion dalam tubuh kembali normal. Hal yang paling utama
adalah penambahan ion bikarbonat dapat menjaga komposisi dapar darah tetap dalam keadaan
normal (Departemen Farmakologi dan Terapi FKUI, 2007).
Pada praktikum kali ini, Anda akan membuat sediaan infus dengan bahan aktif Natrium
Bikarbonat 1,39%. Anda tidak akan dipandu secara detail tetapi Anda diberikan kesempatan
untuk mengeksplorasi sendiri dan mencari jawaban serta perhitungan terkait dengan bahan
yang digunakan pada prosedur pembuatan. Dengan merujuk pada cara pembuatan sediaan
yang telah dicontohkan pada kegiatan praktikum sebelumnya, Anda akan dapat mengerjakan
tugas tersebut dengan baik.
Pemerian Serbuk putih atau hablur kecil, buram; tidak berbau; rasa asin.
(Farmakope Indonesia III hlm. 424); agak berasa basa.
th
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 5 edition hlm. 630)
Kelarutan Larut dalam 11 bagian air; praktis tidak larut dalam etanol 95%.
(Farmakope Indonesia III hlm. 424) Larut dalam air 1 dalam 12
(18⁰C) ; 1 dalam 10 (25⁰C) ; 1 dalam 4 (100⁰C) (Handbook
th
of Pharmaceutical Excipients 5 edition hlm. 631).
Kemasan :-
primer
Kemasan : Botol infus kaca bening 500 ml
sekunder
*) Coret yang tidak perlu
Tonisitas
Metode : ekivalensi NaCl dan Liso
Perhitungan untuk 600 mL sediaan :
Osmolaritas
Perhitungan:
BM Natrium Bikarbonat = 84,01
Natrium bikarbonat dalam 1 L sediaan: mOsm/L =
1,39
mOsm/L = x 1000 x 2
84,01
= 330,91 mOsm/L
Untuk larutan intravena volume besar, rentang osmolaritasnya adalah 260 – 340
mOsmol/L, jadi sediaan berdasarkan formula di atas bersifat hipertonis
a. Alat
No Nama alat Jumlah Cara sterilisasi
1 Beaker glass 500 mL, 1 L 1 Autoklaf
121 ℃ selama
15 menit
2 Kaca arloji 2 Oven 170℃
selama 60
menit
3 Batang pengaduk kaca 2 Oven 170 ℃
selama 60
menit
4 Labu erlenmeyer (600 ml) 1 Autoklaf 121℃
selama 15
menit
5 Penyaring membran 0,45 µm 1 Autoklaf 121℃
selama 15
menit
6 Spatel logam 2 Oven 170℃
selama 60
menit
7 Pipet tetes 3 Oven 170℃
selama 60
menit
8 Gelas ukur 500 mL 2 Autoklaf 121℃
selama 15
menit, tekanan
15 psi
9 Kertas saring 2 Oven 170℃
selama 60
menit
10 Corong 2 Oven 170℃
selama 60
menit
o
11 Termometer (100 C) 1 Oven 170℃
selama 60
menit
Wadah
No Nama alat Jumlah Cara sterilisasi
1 Botol infus (Flakon) 1 Autoklaf 121℃
selama 15
menit, tekanan
15 psi
2 Tutup karet flakon 1 Disinfeksi,
direndam
dengan alkohol
70% selama 24
jam
RUANG PROSEDUR
Grey Area Pembuatan aqua bebas priogen dengan cara 600 ml aquadest
dalam erlenmeyer 600 ml, disterilisasi panas basah dengan
menggunakan autoklaf pada suhu 1 21 ℃ selama 15 menit,
tekanan 15 psi