Anda di halaman 1dari 15

Uji Karbohidrat

Muhammad Radifar, S.Farm., M.Biotech.


DIII Analis Kesehatan
STIKes Guna Bangsa Yogyakarta
2018

1
Cara Pengujian Karbohidrat

 Uji furfural (untuk heksosa)


 Umum (aldosa & ketosa)
 Membedakan aldosa dan ketosa
 Keberadaan polisakarida
 Uji reduksi (aldosa & ketosa)
 Hidrolisis karbohidrat (disakarida & polisakarida)

2
Jenis Pengujian

 Uji Furfural
 Molisch
 Seliwanoff
 Uji Iodin
 Uji Reduksi
 Benedict
 Luff
 Fehling
 Barfoed
 Hidrolisis
 Sukrosa
 Amilum

3
Uji Molisch
 Pembentukan furfural dari dehidrasi heksosa & pentosa
 Furfural yang terbentuk dapat bereaksi dengan α-naphtol
menjadi zat berwarna ungu
 H2SO4 memiliki 3 fungsi: membantu/mengkatalisis hidrolisis,
dehidrasi gula, reaksi furfural dan α-naphtol
 Dapat digunakan untuk uji poli-, oligo-, di-, monosakarida

4
Lanjutan…

+ 3 tetes
1 mL larutan
pereaksi Molisch + 1 mL H2SO4
karbohidrat
(5% α-naphtol pekat lewat
dalam tabung
dalam alkohol) dinding tabung
reaksi
 kocok

5
Uji Seliwanoff
 Pembentukan furfural namun via HCl + pemanasan
 Furfural yang dihasilkan direaksikan dengan resorsinol
 menghasilkan warna merah ceri
 Ketosa (mis. fruktosa) lebih cepat mengalami dehidrasi
 cepat menghasilkan warna merah ceri
 Aldosa (mis. glukosa) lebih lambat mengalami dehidrasi
 perlahan menghasilkan warna pink

6
Lanjutan…

+ 4 mL pereaksi
1 mL larutan Seliwanoff (0,05 Panaskan dalam
karbohidrat g resorsinol penangas air
dalam tabung dalam 100 mL (waterbath) 100
reaksi HCl encer)  C selama 3 menit
kocok

7
Uji Iodin
 Khusus untuk polisakarida
 Menggunakan reagen Lugol (KI + I2)
 Ion triodida membentuk kompleks dengan amilose yang
berbentuk spiral
 Kompleks yang dihasilkan berwarna biru gelap
 Warna polisakarida yang diuji juga tergantung
komponennya (dibahas lebih lengkap pada bagian
hidrolisis)

8
Lanjutan…

9
Uji reduksi

 Umumnya menggunakan prinsip yang sama yakni reduksi


CuSO4 menjadi Cu2O berwarna merah bata.
 Apakah itu reduksi dan oksidasi?
 Gula memiliki sifat mereduksi, sedangkan CuSO4
mengoksidasi.
 Gula  teroksidasi  senyawa karboksilat
(mendapatkan tambahan atom oksigen).
 CuSO4  tereduksi  Cu2O
 Semua reaksi reduksi oleh gula membutuhkan suhu
tinggi.

10
Uji Benedict

 Berdasarkan reaksi reduksi CuSO4 dalam suasana alkalis


(basa).
 Suasana alkalis didapat dari campuran Na2CO3 dan Na
sitrat.

11
Uji Luff

 Seperti Benedict hanya saja suasana basa didapat dari


pencampuran Na2CO3 dan asam sitrat, dan sifatnya
basa lemah.

12
Uji Fehling

 Suasana basa kuat karena ada NaOH.


 K Na Tartrat ditambahkan untuk mencegah endapan
Cu(OH)2 yang terbentuk saat Cu2O bertemu dengan
NaOH.

13
Uji Barfoed

 Untuk membedakan monosakarida dan disakarida.


Monosakarida akan lebih mudah bereaksi dengan reagen
Barfoed.
 Reagen Barfoed merupakan larutan Cu-asetat + asam
asetat glasial yang bersifat asam lemah.
 Disakarida juga dapat bereaksi dalam waktu yang lama
atau setelah melalui tahap hidrolisis.

14
Hidrolisis karbohidrat
 Hidrolisis umumnya dibantu dengan asam encer (HCl) dan
pemanasan
 Sukrosa tidak dapat bereaksi dengan reagen uji reduksi
 Hidrolisis sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa
 Hasil hidrolisis sukrosa dapat direaksikan dengan reagen uji
reduksi (Luff, Fehling, dll.)
 Hidrolisis amilum menghasilkan beragam polisakarida,
oligosakarida, disakarida, dan monosakarida.
 Amilum  amilodekstrin, eritrodekstrin, dekstrin,
akrodekstrin, maltosa, glukosa (tergantung tingkat hidrolisis)
 Masing-masing memberi hasil yang berbeda saat direaksikan
dengan iodin dan uji reduksi
 Uji iodin: Amilosa (pada amilum dan dekstrin)  biru tua,
amilopektin  merah violet, glikogen dan dekstrin  merah
coklat.
15

Anda mungkin juga menyukai