Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Dasar Teori
II.1.1. Pengertian Gulma

• Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki dan merugikan
tanaman budidaya (Gupta, 1984).

• Menurut Sutidjo (1981) ditinjau dari segi ekologi gulma merupakan tumbuhan yang
mudah beradaptasi dan memiliki daya saing yang kuat dengan tanaman budidaya.

• Disimpulkan bahwa, gulma merupakan tanaman liar yang tidak dikehendaki karena
merugikan tanaman lainnya. Namun dapat dimanfaatkan untuk hal yang berguna.
II.1.1.2. Klasifikasi Tanaman Krokot II.1.1.3. Pengertian Krokot

Menurut Dalimartha (2009), krokot ini • Krokot termasuk salah satu gulma pada
memiliki klasifikasi sebagai berikut: budidaya tanaman semusim (Dalimartha,

• Divisi : Spermatophyta 2009).

• Sub divisi : Angiospermae • Krokot dapat digunakan sebagai bahan


masakan, obat herbal, dan bisa juga
• Bangsa : Caryophyllales
digunakan untuk tanaman hias.
• Suku : Portulacaceae
• Beberapa khasiat tanaman krokot menurut
• Marga : Portulaca Kardinan (2007).
• Jenis : Portulaca oleracea L.
II.1.1.4. Kandungan Krokot

Tabel 1. Jumlah Satuan


Kandungan Gizi Krokot (Portulaca
oleracea L.) per 100 gram Keterangan

• Krokot memiliki kandungan Bagian Dapat Dimakan (BDD) 80 %

karbohidrat yang cukup banyak Protein 1,7 gram

sehingga cocok digunakan sebagai Karbohidrat 3,8 gram

bahan pembuatan mie. Lemak 0,4 gram

• Selain itu, kandungan protein dalam Kalsium 103 mg

krokot sangat dibutuhkan untuk Fosfor 39 mg

tubuh. Kalori 21 kkal

Vitamin C 25 mg

Vitamin B1 0,03 mg

Vitamin A 2550 IU

Zat Besi 4 mg
II.1.2 Mie
II.1.2.1 Pengertian Mie

• Mie merupakan makanan yang berasal dari tepung terigu dan populer di kawasan Asia.

• Di Indonesia pada tahun 1990, penggunaan tepung terigu untuk pembuatan mie mencapai 60-70%
(Kruger dan Matsuo, 1996). Menurut Irviani dan nisa (2014), pada tahun 2012 impor gandum telah
menembus angka 6.3 juta ton.

• Saat ini mie bukan lagi sekedar makanan sampingan, tetapi telah menjadi makanan pokok.

• Mie diklasifikasikan berdasarkan warna, ukuran diameter mie, bahan baku,cara pembuatan, jenis
produk yang dipasarkan, dan kadar air.

• Berdasarkan kadar air dan proses pengolahannya, mie dapat digolongkan menjadi mie basah mentah,
mie basah matang, mie kering, mie goreng, mie instan.
KRITERIA UJI SATUAN PERSYARATAN
1. Keadaan Normal
1.1 Bau
1.2 Rasa
1.3 Warna
2. Kadar air % b/b 20-35
3. Kadar abu % b/b Maksimal 3
Standar mutu mie 4. Kadar protein(N x 6,25) % b/b Minimal 3

basah di Indonesia 5. Bahan tambahan pangan Tidak boleh ada sesuai SNI-022-M dan peraturan
5.1 Boraks dan asam borat Menkes No. 722/Menkes/per/IX/88 Tidak boleh ada
diatur berdasarkan 5.2 pewarna
SNI. 5.3 Formalin
6. Cemaran Logam mg/kg Maksimal 1
6.1 Timbal (pb) Maksimal 10
6.2 Tembaga (cu) Maksimal 40
6.3 seng (Zn) Maksimal 0,05
6.4 Raksa (Hg)
7. Arsen (As) mg/kg Maksimal 0,05
8. Cemaran mikroba Koloni/g Maksimal 1x106

Sumber: SNI 01-2987 (1992) 8.1 Angka lempeng total APM/g Maksimal 10
8.2 E.coli Koloni/g Maksimal 1x104
8.3 Kapang
II.1.2 Penelitian Sejenis yang Relevan

• Judul : Kronikus (Krokot Brownies Kukus): Pemanfaatan Tumbuhan Krokot


(Portulaca Oleracea L.) Sebagai Camilan Sumber Omega-3
• Penulis : Irmawati,dkk.
• Tahun : 2017
• Garis Besar : Gulma krokot digunakan sebagai pembuatan camilan. Salah satunya
yaitu digunakan sebagai bahan pembuatan brownis yang kaya akan
kandungan omega-3

Anda mungkin juga menyukai