Anda di halaman 1dari 61

Nayaka Era Husada 07

Dr. M. Suud
 merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik peningkatan
darah kadar gula dalam yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya
DM Tipe 1 beta sell rusak autoimun idepatic

DM tipe 2 Insulin resisten, defisiasi insulin dan sekrsi


insulin tergantu
DM DM selama kehamilan
Gestation
al
DM tipe Terlalu minum obat steroid
lain
 Umur
 Jenis Kelamin
 Riwayat kehamilan dgn DM
 Kurang aktivitas
 Kolestrol
 Darah tinggi
 Berat badan
 merokok
Tipe 1 Tipe 2

Patofisiologi Insulin yang rusak Insulin resistnsi , gg


insulin sksretori
Umur Semua umur > 30 tahun

BB Kurus Gemuk

Onset keluhan dan Tidak jelas bertahap


gejala
gejala Hiperglikemia, Gelaja klasik
ketoasidosi
Pengobatan Harus insulin Kadang perlu insuli n
DM Tipe 1 DM tipe 2

Sering Kencing 1 gejala dari Dm tipe 1

Terasa haus Sering infeksi gigi, kulit dan ISK

Merasakan lapar sekali Mata buram

Berat badan turun Luka dan memar yang sulit sembuh

Sering capet Kesemutan di kaki dan tangan


 Gula acak > 200 mg / dl
 Gula Puasa > 126 mg /dl
 2 jam PP > 200 mg / dl
 Kerusakan saraf (Neuropati)
 Kerusakan ginjal (Nefropati)
 Kerusakan mata (Retinopati)
 Penyakit jantung koroner (PJK)
 Stroke
 Hipertensi
 Penyakit pembuluh darah perifer
 Gangguan pada hati
 Penyakit paru
 Gangguan saluran cerna
 Infeksi
 Infeksi pada Kulit
 Infeksi pada gigi
 Infeksi pada saluran kencing
 Infeksi dan ulkus DM
 Ulkus yang biasanya di ekstrimitas bawah
yang berkaitan dengan, DM. (Kamus
Kedokteran, Dorland 1985) –
 Penyakit kaki diabetik; termasuk komplikasi
dari DM kronik. - Luka yang berakhir dengan
kematian saraf / jaringan, biasanya dalam
jumlah yang besar dan umumnya diikuti
kehilangan persediaan vaskular (nutrisi) serta
diikuti oleh invasi bakteri dan pembusukan.
 Perawan pada luka ulkus / gangren DM harus
memerlukan perawatan yang intensif
 Gula darah harus terkontrol
 Memerlukan pengobatan / salep khusus
hidroactif (intraset gel / duodrem)
 Dan menggunakan Cutimed sorbact
 Edukasi
 Diet seimbang
 Latihan Jasmani
 Intervensi Farmakologis
 perjalanan alami penyakitnya dan
pengobatan
 mengenali masalah / komplikasi yang
mungkin timbul secara dini/saat masih
reversible,
 ketaatan perilaku pemantauan
 pengelolaan penyakit secara mandiri,
 perubahan perilaku/kebiasaan kesehatan
 dianjurkan terdiri dari karbohidrat 45%-65%,
lemak 20%-25%, protein 10%-20%,Natrium
kurang dari 3g, dan diet cukup serat sekitar
25g/hari
 Latihan jasmani secara teratur 3-4 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit yang
bersifat aerobik seperti berjalan santai,
jogging, bersepeda dan berenang.
intervensi Farmakologis
 Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan
bentuk suntikan.
 peningkatan tekanan darah sistolik
 lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
 pengukuran dengan selang waktu lima menit
dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
 sakit kepala / rasa berat di tengkuk,
 mumet (vertigo)
 jantung berdebar-debar
 mudah Ieiah
 penglihatan kabur
 Telinga berdenging (tinnitus)
 mimisan
 umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik
(tidak dapat diubah / dikontrol)
 kebiasaan merokok
 konsumsi garam
 konsumsi lemak jenuh
 penggunaan jelantah
 kebiasaan konsumsi minum-minuman
beralkohol
 obesitas, kurang aktifitas fisik
 stres
 penggunaan estrogen
 Hipertensi Primer / Hipertensi Esensial
 Hipertensi Sekunder / Hipertensi Non
Esensial
 Hipertensi Pada Kehamilan
 Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui
(idiopatik)
 kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang
bergerak (inaktivitas)
 pola makan
 Terjadi pada sekitar 90% penderita
hipertensi.
 Penyebab yang diketahui penyebabnya
 Hipertensi ini penyebabnya adalah penyakit
ginjal.
 kelainan hormonal atau pemakaian obat
tertentu (misalnya pil KB).
 Preeklamsi adalah penyakit yang timbul dengan
tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria
yang timbul karena kehamilan.
 Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang sudah
ada sejak sebelum ibu mengandung janin.
 Kombinasi Preeklampsia pada hipertensi kronik,
yang merupakan gabungan preeklampsia
dengan hipertensi kronik.
 Hipertensi gestasional atau hipertensi yang
sesaat.
 modifikasi gaya hidup
 obat-obatan
 membatasi asupan garam tidak lebih dari ½
atau 1/4 sendok teh (6 gram/hari)
 menurunkan berat badan
 menghindari minuman berkafein, rokok, dan
minuman beralkohol.
 olahraga jalan, lari, jogging, bersepeda
selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5 x
per minggu.
 cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan
stress.
 1. Makanan yang berkadar lemakjenuh tinggi
(otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih).
 2. Makanan yang diolah dengan
menggunakan garam natrium (biscuit,
crackers, keripikdan makanan
keringyangasin).
 3. Makanan dan minuman dalam kaleng
(sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-
buahan dalam kaleng, soft drink).
 4. Makanan yang diawetkan (dendeng,
asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang,
udang kering, telur asin, selai kacang).
 5. Susu full cream, mentega, margarine, keju
mayonnaise, serta sumber protein hewani
yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
 6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi,
terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta
bumbu penyedap lain yang pada umumnya
mengandunggaram natrium.
 7. Alkohol dan makanan yang mengandung
alkohol seperti durian, tape.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai