Anda di halaman 1dari 45

STRATEGI

INTERVENSI
KEPERAWATAN
KOMUNITAS
Niko Dima K
 Tindakan pada individu, keluarga, sistem, dan
komunitas untuk memperbaiki atau melindungi status
kesehatan
 Sekolah, rumah, tempat kerja, masyarakat, dll
Intervention model
Model Intervensi keperawatan komunitas
 berbasis populasi
 Mencakup keseluruhan populasi yang memiliki
karakteristik atau perhatian kesehatan yang sama
 Dipandu oleh pengkajian status kesehatan populasi
 Mempertimbangkan faktor kesehatan yang luas
 Mempertimbnagkan semua level pencegahan,
terutama pencegahan primer
 Mempertimbangkan semua level praktik (komunitas,
sisitem, individu)
Promosi Kesehatan Manajemen kasus

Pemberdayaan masyarakat Sistem rujukan

Kemitraan Pengembangan kebijakan

Proses kelompok Komunikasi media massa

Perawatan kesehatan di rumah Advokasi


1.
Promosi
Kesehatan
Bentuk Promosi Kesehatan

Diseminasi informasi

Pengkajian dan penilaian

Modifikasi gaya hidup

Penataan lingkungan (environmental restructuring)


a. Diseminasi informasi
 Bentuk  Pendidikan kesehatan
Pendidikan Kesehatan
(Health Education)
 Pendidikan kesehatan yaitu strategi pembelajaran yang
dapat mendukung perilaku sehat atau merubah perilaku
tidak sehat (Friedman, Bowden, & Jones, 2010).

 Kegiatan memberikan pengetahuan, sebagai upaya


meningkatkan derajat kesehatan, dalam bentuk mencegah
penyakit maupun melindungi dari masalah kesehatan yang
dilakukan dengan cara penyebaran informasi dan
peningkatan motivasi masyarakat untuk berperilaku hidup
sehat (Pender, Murdaugh, & Parson, 2006)
Pendidikan Kesehatan
(Health Education)
 Bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan
mengurangi ketidakmampuan untuk mencapai
aktualisasi potensi kesehatan dari individu, keluarga,
komunitas, dan masyarakat (Nies, & McEwen, 2015)

 Contoh: pemasangan informasi, pemberitaan melalui


tv tentang upaya berhenti merokok, artikel diet sehat
di surat kabar/majalah
b. Pengkajian dan penilaian
 Mendorong seseorang
mengurangi faktor risiko
dan mengadopsi gaya
hidup sehat

 Contoh:
 Penilaian terhadap risiko
kesehatan (berdasar
riwayat medis,
pemeriksaan fisik)
 Lomba sesuai indikator
sehat
c. Modifikasi Gaya Hidup
 Membantu klien bertanggung jawab atas
kesehatannya dan membuat perubahan perilaku yang
sesuai untuk meningkatkan kualitas hidup

 Faktor yang dipertimbangkan:


Perubahan situasi, tersedianya pengetahuan dan
ketrampilan untuk melakukan perubahan, hasil yang
didapat dari perubahan perilaku, dukungan fisik dan
sosial untuk merubah perilaku
d. Penataan Lingkungan
 Penyediaan atau penataan faktor pendukung untuk
mengoptimalkan kualitas lingkungan dan
peningkatan perilaku:
 Lingkungan fisik
 Lingkungan sosial
 Lingkungan ekonomi

 Contoh: mengatur kenyaman fisik, menghindari


pencemaran air, menciptakan keterpaduan kelompok,
penyediaan koperasi, pengadaan kebun TOGA
2.
Pemberdayaan
Masyarakat
(Empowerment)
Pemberdayaan Masyarakat
(Empowerment)
 Proses pengembangan pengetahuan dan ketrampilan
untuk meningkatkan kemampuan seseorang
mengambil keputusan yang mempengaruhi
kehidupan seseorang (Kreisberg 1992 dalam Helvie
2002)

 Upaya untuk membangun daya, mendorong,


memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan
potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk
mengembangkannya (Sumodiningrat, 1996)
 Kegiatan melibatkan masyarakat secara aktif untuk
menyelesaikan masalah yang ada di komunitas,
masyarakat sebagai subyek dalam menyelesaikan
masalah (Hitchcock, Schubert & Thomas, 1999;
Stanhope & Lancaster, 2016)

 Keseluruhan upaya untuk meningkatkan kontrol


dalam pengambilan keputusan pada level individu,
keluarga, komunitas, dan masyarakat (Nies &
McEwen, 2015)
 Strategi pemberdayaan masyarakat digunakan untuk
membantu masyarakat mengembangkan ketrampilan
dalam menyelesaikan masalah, menciptakan jejaring,
negosiasi, lobbying, dan mendapatkan informasi
untuk meningkatkan kesehatan (Nies & McEwen,
2015)
Area pemberdayaan masyarakat
Personal (interpersonal)

Small group (intragroup)

Komunitas (intergroup)

Coalition building (interorganizational)

Political action
Proses Pemberdayaan Masyarakat

persiapan pengkajian perencanaan

terminasi evaluasi implementasi


a. Tahap Persiapan (engagement)
• Penyamaan persepsi
Persiapan • Penyamaan pengetahuan

SDM

• Pengkajian kelayakan daerah


Persiapan (formal/informal)
• Perijinan
lapangan • Menjalin hubungan dg
masyarakat
b. Tahap Pengkajian (assessment)
 Pada individu (toma) atau kelompok masyarakat dg
FGD, curah pendapat
 Identifikasi kebutuhan masyarakat
 Melibatkan masyarakat
 Memfasilitasi menyusun prioritas masalah
c. Tahap Perencanaan (designing)
 Bersama partisipasi aktif masyarakat
 Diskusi oleh perwakilan masyarakat dan perawat
 Alternatif program dan tujuan
d. Tahap Implementasi
 Dilandasi kerjasama yg baik antara perawat dan
masyarakat maupun antarmasyarakat
 pelaksanaan program
e. Tahap Evaluasi
 Pengawasan dari masyarakat dan perawat terhadap
program yang dijalankan
 Melibatkan masyarakat untuk membentuk
pengawasan internal dan memandirikan masyarakat
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada
 Sebagai umpan balik untuk perbaikan program
f. Tahap Terminasi (Disengagement)
 Pemutusan hubungan secara formal dg komunitas
 Masyarakat telah mampu secara mandiri atau telah
mencapai waktu yang ditentukan
 Secara bertahap
3.
Kemitraan
(Partnership)
Kemitraan (Partnership)
 Proses distribusi informasi, fleksibel, dan negosiasi
kekuatan masing-masing pihak yang terlibat dalam
upaya membuat perubahan meningkatkan kesehatan
masyarakat (Helvie, 1998).

 Masyarakat sebagai sumber daya yang perlu


dioptimalkan, dan perawat harus memiliki
ketrampilan memahami dan bekerja bersama anggota
masyarakat dalam menciptakan perubahan di
masyarakat serta membina, mengawasi, dan
mencegah permasalahan komunitas (Ervin, 2002).
 Merupakan bentuk kerjasama aktif antara perawat,
masyarakat, maupun lintas sektor dan lintas program.

 Bentuk kegiatannya adalah kolaborasi, negosiasi, dan


sharing yang dilakukan untuk saling menguntungkan

(Stanhope & Lancaster, 2016)


 Hubungan kerjasama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan, dan saling
menguntungkan (memberi manfaat) untuk mencapai
tujuan bersama berdasarkan kesepakatan, prinsip, dan
peran masing-masing (Depkes, 2009)

 Pihak yang dilibatkan: pemerintah (Dinas Kesehatan,


Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, Kelurahan,
Kecamatan, Kabupaten, dll), LSM, pihak swasta
Jenis Kemitraan
Kerjasama dg konsumen Kolaborasi multidisiplin Membangun jejaring

• Kebijakan sumber • Efektif untuk • Pengumpulan informasi


yankes prioritas untuk mengidentifikasi risiko kebutuhan yankes
kebutuhan klien kesehatan di • Meningkatkan &
• Upaya pemecahan masyarakat mempertahankan
masalah jika • Mengkaji kebutuhan, hubungan kerjasama dg
penyelesaian konflik menentukan populasi profesi lain maupun
tidak konsisten dg berisiko, merencanakan klien
keinginan klien program,
• Advokasi jika mengalokasikan sumber
kebutuhan tidak ada daya, identifikasi isu
dlm program atau penelitian
sistem yankes
• Meningkatkan
penyediaan dana, waktu
nakes.
4.
Proses
Kelompok
Proses kelompok
 Bertujuan meningkatkan kualitas kelompok sehingga
kelompok mampu melakukan ketrampilan tertentu
(Helvie, 1998)

 Dilakukan melalui pembentukan peer educator atau social


support seperti kader kesehatan sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan masyarakat (Stanhope & Lancaster, 2016)

 Perawat dapat membentuk kelompok baru atau bekerja


sama dengan kelompok yang telah ada (Stanhope &
Lancaster, 2016)
 Pembentukan kelompok dilakukan dari, oleh, dan
untuk masyarakat yang memperhatikan kesehatan di
wilayahnya sehingga secara mandiri mengatasi
masalah yang muncul di masyarakat.

 Kelompok bisa menjadi cost efficient treatment


dengan hasil terapeutik yang positif (Snyder &
Lindquist, 2009)
Pengaruh Positif Proses Kelompok
(Yalom, 1983 dalam Hitchcock, Schubert & Thomas, 1999)
 Membangun harapan
 Universalitas
 Berbagi informasi
 Altruisme & saling membantu
 Koreksi berantai, hubungan paralel
 Pengembangan sosialisasi
 Perilaku imitatif dari pemimpin kelompok
 Katarsis ketika anggota belajar mengekspresikan perasaan
secara tepat
 Faktor eksistensial ketika anggota menyadari kadang hidup
tidak adil dan tiap orang bertanggung jawab terhadap cara
hidupnya
Tahap Proses Kelompok

Fase Kerja

Fase awal Fase akhir


a. Fase Awal (initiative)
 Tingkat kepercayaaan rendah
 Tentukan tujuan spesifik dan ketua
 Tentukan batasan, pengertian, maksud, tujuan,
strategi intervensi & kapan tujuan tercapai
 Ketua bertanggung jawab meyakinkan kelompok
tentang peran, norma, dan tujuan kelompok
b. Fase Kerja (work)
 Kelompok mengembangkan keeratan untuk dapat
berfungsi sebagai tim dan berupaya mencapai tujuan
kelompok
 Menyelesaikan konflik yang timbul akibat
perselisihan atau perbedaan pendapat
 Penyelesaian masalah dan pembuatan perubahan
 Membuat keputusan kelompok (bisa melalui ketua,
voting, atau musyawarah)
c. Fase Akhir (termination)
 Dilakukan jika tujuan tercapai atau sesuai waktu yang
ditentukan
 Kelompok mulai mengevaluasi tercapainya tujuan dan
menetapkan rencana tindak lanjut
 Lakukan diskusi dg kelompok untuk mengekspresikan
perasaan
5.
Home
Care
 Allender dan Spradley (2005) mendefinisikan
perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian integral
dari pelayanan keperawatan komunitas yang
dilakukan oleh perawat dengan fokus pada faktor
lingkungan, psikososial, ekonomi, budaya, dan
personal yang mempengaruhi status kesehatan dan
kesejahteraan individu, keluarga dan masyarakat
untuk mencapai kemandirian dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang mereka hadapi.
 Perawatan kesehatan di rumah yang merupakan pelayanan kesehatan
yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu
dan keluarga di tempat tinggal mereka yang

 Bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan


kesehatan serta memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit akut, kronis,
maupun terminal pada semua usia.

 Home care mempromosikan kesehatan fisik, mental, dan emosional.


Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individual dan
keluarga, direncanakan, dikoordinasi dan disediakan oleh pemberi
pelayanan yang diorganisir untuk memberi home care melalui staf atau
pengaturan berdasarkan perjanjian atau kombinasi dari keduanya
(Warhola C, 1980 dalam Helwiah, 2004).
Sasaran home care
 individu dan keluarga
 Perawat perlu memperhatikan faktor yang
berhubungan dengan keluarga klien seperti budaya,
sosial, agama, dan komunitas.
 Perawat juga perlu mempertimbangkan lingkungan,
psikososial, ekonomi, budaya, dan kesehatan personal
sebagai faktor yang mempengaruhi penyakit klien dan
kemampuan untuk menetapkan tujuan kesehatan.
Tujuan Home Care
 Tujuan Umum
meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarganya.

 Tujuan khusus:
 Pemenuhan kebutuhan kesehatan secara berkesinambungan bagi
anggota keluarga yang memiliki penyakit kronis, terminal atau
kecacatan
 Peningkatan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
dan kualitas hidup
 Peningkatan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah
dengan memperhatikan aspek pengendalian biaya kesehatan
 Penguatan fungsi keluarga dan kedekatan antar anggota keluarga
Ruang lingkup
 pelayanan primer, sekunder dan tersier yang berfokus
pada asuhan keperawatan klien melalui kerjasama
dengan keluarga dan tim kesehatan lainnya.

 Perawatan kesehatan di rumah adalah spektrum


kesehatan yang luas dari pelayanan sosial yang
ditawarkan pada lingkungan rumah untuk
memulihkan ketidakmampuan dan membantu klien
yang menderita penyakit kronis

(Tarricone & Tsouros, 2008).


 Allender, J,A. & Spradley, B.W. (2005). Community Health Nursing Promoting
and Protecting the Public’s Health 6th edition. Philadelpia: Lippincott
Williams & Wilkins
 Ervin, N.(2002). Advanced community health nursing practie, New Jersey:
Prentice Hall
 Helwiah, R. (2004) Home care sebagai bentuk praktek mandiri perawat di
rumah. Bandung: Jurnal Keperawatan Universitas Padjadjaran Vol. 5 No. IX
 Hitchcock,J.E., Schubert, P.E., dan Thomas, S.A. (1999). Community heath
nursing: Caring in action, Washington: Delmar Publisher
 Nies, M.A. & McEwen, M. (2015). Community/Public Health Nursing:
Promoting the Health of Population. 6th ed. St.Louis: Elselvier
 Stanhope. M., dan Lancaster, J. (2016). Public Health Nursing: Population
Centered Health Care in the Community. 9th ed., St.Louis: Elselvier
 Tarricone, R. Tsouros, A. D. (2008). Home care in Europe. Milan: Universita
Commerciale Luigi Bocconi

Anda mungkin juga menyukai