Anda di halaman 1dari 57

Lely Devia Puspitasari

170332456181
Offering H
 Di Gerzah mesir Pada tahun 3500 SM
Besi yang mengandung 7.5 % nikel yang berasal dari
meteor

 Kaum Hetit kuno


 Pada tahun : 1500 SM
 Berkembang di politik dan ekonomi
seperti digunakan untuk membuat pedang

 1200 SM mulai berkembang di eropa

 800 SM mulai dikenal di ASIA

 penulis tentang besi pertama kali


 René Antoine Ferchault de Réaumur
 Pada tahun 1722
Asal nama : Ferrum
Bahasa : Latin
Arti : Logam suci
DATA UMUM

Nama Besi
Lambang unsur Fe
Nomor atom 26
Nomor massa 56
Massa molar 55,845 g/mol
Jenis unsur Logam transisi, monoatomik
Konfigurasi elektron [Ar] 3d6 4s2
Golongan 8
Blok d
Karakteristik Lunak dan mudah dibentuk
Periode 4
Fasa (1 atm, 25° C) Padat
Warna Abu-abu perak
Titik didih (1 atm) 2861 °C
Titik leleh (1 atm) 1538 °C
Massa jenis 7,874 g·cm−3
Sifat magnetik Paramagnetik
Fe2+ [Ar] 3d6
 = n(n  2) 3d
= 4(4  2) sifat kemagnetan : paramagnetik
= 4,9 BM

Fe3+ [Ar] 3d5


3d
n(n  2)
= sifat kemagnetan : Paramagnetik
5(5  2)
=
= 5,9 BM
Data Kimia
1. Afinitas elektron ke-1

Fe(g) + e  Fe+(g) AE1 = 14,569 kJ/mol


2. Keelektronegatifan 1,83 (skala Pauling)
3. Energi ionisasi
EI 1 762,466 kJ/mol Fe(g)  Fe+(g) + e
EI 2 1561,876 kJ/mol Fe2+(g)  Fe3+(g) + e
EI 3 2957,469 kJ/mol Fe3+(g)  Fe4+(g) + e
EI 4 5287,400 kJ/mol Fe4+(g)  Fe5+(g) + e
EI 5 7236,000 kJ/mol Fe5+(g)  Fe6+(g) + e
EI 6 9561,700 kJ/mol Fe6+(g)  Fe7+(g) + e
EI 7 12058,74 kJ/mol Fe7+(g)  Fe8+(g) + e
EI8 14575,08 kJ/mol Fe8+(g)  Fe9+(g) + e
 Kubus berpusat badan
Massa 1 atom isotop
Isotop Kelimpahan
(sma)
54Fe 5,84 % 53.940
55Fe - 51,089
56Fe 91,68 % 55.935
57Fe 2,17 % 56.935
58Fe 0,31 % 57.933
55 55
25𝑀𝑛 + 01β  26𝐹𝑒

∑p= 25 ∑p= 26
∑n = 30 ∑n = 29
Rumus Nama Jenis Densitas
Biloks Warna Fasa
senyawa senyawa senyawa g/cm3
Besi(II) Oksida
+2 FeO hitam Padat 5.745
oksida Basa
Besi(II) Garam
FeCl2 hijau Padat 3.16
klorida normal
Nama Jenis
Rumus Densitas
Biloks senya Warna senya Fasa
senyawa g/cm3
wa wa
Besi(III) Garam
+3 FeCl3 kuning Padat 1.82
klorida normal
merah
Besi(III) Oksida
Fe2O3 kecoklat Padat 5.242
oksida basa
an
Rumus Nama Jenis Densitas
Biloks Warna Fasa
senyawa senyawa senyawa g/cm3

Kalium Garam
+6 K2FeO4 ungu Padat 2.829
ferrat normal
Bilanga
Bilan
n
gan Rumus Nama
oksidasi Ligan Warna
Koord senyawa senyawa
atom
inasi
pusat
Ion
Bi(tiosulfato)fer
2 [Fe(S2O3) 2] - 2+ S2O3 Violet
rat
(III)
Ion
6 [Fe(CN)6]4- heksasianoferra 2+ CN- Biru
t(II)
Ion
6 [Fe(H2O)6]3+ heksaakuoferra 3+ H2O Ungu pucat
t(III)
Reaksi besi dengan udara (reaksi redoks)
4Fe(s) + 3O2(g) → 2Fe2O3(s)
0 0 +2 -2 Reaksi Redoks
Reduktor : Fe
Oksidator :O2

Reaktan Produk
Nama zat Jenis zat Nama zat Jenis zat
Besi unsur logam, Besi(III) oksida Oksida Basa
monoatomik
Oksigen Unsur non
logam,diatomik
Reaksi besi dengan air (redoks)
2Fe(s) + 3H2O (l) → Fe2O3(s) + 3H2(g)
0 +1 +3 0 Reaksi Redoks
Reduktor : Fe
Oksidator :H2O
Reaktan Produk
Nama zat Jenis zat Nama zat Jenis zat
Besi Logam, unsur Besi (III) Oksida Senyawa oksida
monoatomik basa
H2O Oksida Hidrogen Gas, Unsur
indiferrent diatomik
Reaksi Redoks
Reaksi besi dengan asam (reaksi redoks) Reduktor : Fe
Fe(s) + 2HCl(aq) → FeCl2(aq) + H2(g) Oksidator :HCl

0 +1 +2 0

Oksidasi : Fe(s)  Fe2+(aq) + 2e E° = +0,44 V


Reduksi : 2H+(aq) + 2e  H2(g) E° = 0 V
Fe(s) + 2H+(aq)  Fe2+(aq) + H2(g E° = +0,44 V
Reaktan Produk

Nama zat Jenis zat Nama zat Jenis zat

Besi Logam, unsur Besi(II)Klorida Garam normal


monoatomik
HCl Senyawa asam Hidrogen Gas,Unsur
diatomik
Reaksi besi dengan halogen Reaksi Redoks
2Fe(s) + 3Cl2(g) → 2FeCl3(s) Reduktor : Fe
0 0 +3 -1 Oksidator :Cl2

Oksidasi : Fe(s)  Fe3+(aq) + 3e E° = +0,04 V x2


Reduksi : Cl2(g) + 2e  2Cl-(aq) E° = +1.35 V x3
2Fe(s) + 3Cl2(g)  2Fe3+(aq) + 6Cl-(aq) E°= +1,39 V

Reaktan Produk
Nama zat Jenis zat Nama zat Jenis zat
Besi Logam, unsur Besi(III)Klorida Garam normal
monoatomik

Cl2 Unsur diatomik


 Reaksi besi dengan sulfur
 Fe(s) + S(s)  FeS(s) Reaksi Redoks
0 + Reduktor : Fe
0 2 -2 Oksidator :S

Reaktan Jenis Zat Produk Jenis zat


Unsur logam
Besi
monoatomik Senyawa
Besi(II)
Unsur garam
Sulfida
Sulfur nonlogam normal
monoatomik
1. Nama IUPAC : Besi(III) oksida
Nama trivial : Hematit
Rumus : Fe2O3
Jenis : Senyawa oksida basa

2. Nama IUPAC : Besi(II) oksida dan besi(III) oksida


Nama trivial : Magnetit
Rumus : Fe3O4
FeO.Fe2O3
Jenis : Campuran (Senyawa Besi(II)
oksida dan senyawa besi(III) oksida )
3. Nama IUPAC : Besi(III) oksihidroksida
Nama trivial : Goethit
Rumus : FeO(OH)
Jenis : Senyawa basa

4. Nama IUPAC : Besi(II) karbonat


Nama trivial : Siderit
Rumus : FeCO3
Jenis : Senyawa garam
normal
5. Nama IUPAC : Besi(III) oksihidroksidan hidrat
Nama trivial : Limonit
Rumus : FeO(OH).nH2O
Jenis : Senyawa Oksida Basa

6. Nama IUPAC : Besi(II) sulfida dan Sulfur


Nama trivial : Pirit
Rumus : FeS2
FeS.S
Jenis : Campuran
(Senyawa Besi(II) sulfida dan unsur Sulfur )
Pirometalurgi Besi
menggunakan Tanur sembur (blast furnace)
- bijih besi Fe2O3 yang masih bercampur
dengan pasir (SiO2)
- kokas sebagai zat pereduksi,
- batu kapur (CaCO3) yang berfungsi untuk
mengikat zat-zat pengotor yang bersifat
asam.
 Kemudian, udara panas ditiupkan ke bagian
bawah tungku agar C membentuk CO2.
 C(s) +O2(g) CO2(g)
0 0 +4 -2 Reaksi Redoks
Oksidasi reduksi
 Gas CO2 yang terbentuk selanjutnya akan
bergerak ke atas ,sehingga terjadi sedikit
penurunan suhu proses.
Reaksi
 CO2(g) + C(s) 2CO(g) Penguraian dan
Reaksi Non
Redoks
 Produk reaksi gas CO bergerak naik dan
mereduksi senyawa-senyawa besi pada bijih besi.
 3Fe2O3(s) + CO(g) 2Fe3O4(s) + CO2(g)
 Fe3O4(s) + CO(g) 3FeO(s) + CO2(g)
 FeO(s) + CO(g) Fe(s) + CO2(g)
 Fe2O3(s) + 3CO(g) 2Fe(l) + 3CO2(g)
 CaCO3 dalam tanur akan terurai menjadi CaO.
 CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)
 Reaksi ini menghasilkan senyawa dengan titik
didih rendah yang disebut terak (slag).
 Besi yang dihasilkan mengandung sekitar 3 – 4%
C, 2% Si, dan sejumlah pengotor lain seperti P
dan S. bersifat cukup rapuh,
 Besi ini disebut juga besi gubal (pig iron).
Korosi / pengkaratan .
 Dilihat dari aspek elektrokimianya,
 korosi merupakan proses terjadinya transfer
elektron dari logam ke lingkungannya.
 Logam berlaku sebagai sel yang
memberikan elektron
 lingkungannya sebagai penerima elektron
 Salah satu contoh korosi adalah yang terjadi
pada besi atau biasa disebut karat.
 Besi(Fe) bertindak sebagai pereduksi
 Oksigen(O2) yang terlarut dalam air
bertidak sebagai pengoksidasi.
Anoda : Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e- Esel : +0,44
Katoda : O2(g) + 2H2O(i) + 4e- →4OH- (aq) Esel : +0,40
Reaksi sel : Fe(s) + O2(g) + 2H2O(l) → Fe2+(s) + 4OH-(aq)
Esel : +0,84
Ion Fe2+ mengalami oksidasi lebih lanjut dengan reaksi :
4Fe2+(aq) + O2(g) +(4+2n)H2O(l) → 2Fe2O3.nH2O(aq) +8H+(aq)
 Proses pembentukan oksida
terhidrat, Fe(OH)3 atau FeO(OH)
 Terjadi reaksi dengan oksigen, air,
dan suatu elektrolit
 Terjadi kenaikan pH di sekitar
permukaan besi yang berkarat
 Faktor Penyebab Korosi :
 Keadaan lingkungan sekitar
 Terbentuknya sel Elektrokimia
 Air dan kelembaban udara
 Elektrolit (asam atau garam)
1. Pengecatan
- dapat diaplikasikan pada pintu, pagar, pipa besi dan
lain-lain.
2. Dibalut dengan plastik
- dapat diaplikasikan pada keranjang sepeda
3. Dilumuri dengan oli
- dapat diaplikasikan pada perkakas dan mesin
4. Perlindungan Katodik
5. Electroplating
Syarat :
1. Logam pelapis dan ion – ion logam
larutan elektrolit harus sama.
2. Harga potensial sel oksidasi lebih besar dari
logam
yang akan dilapisi
3. Logam pelapis = anoda
Logam yang akan dilapisi = katoda

Contoh reaksi :
CuSO4(aq) → Cu2+(aq) + SO42-(aq)
Katoda : Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s)
Anoda : Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e-
Cu(s) → Cu(s)
Reaksi Beracun Sianida dengan Besi
dalam Darah
Sianida memiliki
ketertarikan pada atom Dalam hitungan menit,
besi yang kemudian semua sel dalam tubuh
membentuk heme (bagian
manusia akan mati.
Hb).

Besi tidak bisa membawa


O2 ke jaringan melalui Sianida kemudian
Hb, sehingga jaringan mengikat elektron yang
tubuh kekurangan O2 bergerak, dan
(hipoksia). meniadakannya untuk
proses reduksi.

Otak adalah organ yang Sianida merusak


pertama terganggu. sistem saraf sentral
Kesadaran hilang dalam 10- dan otot dengan
20 detik dan kematian pada memblok oksidasi
38
4-5 menit. glukosa dalam sel.
Gejala keracunan sianida
adalah sesak nafas, kejang- apabila dosisnya ringan
kejang, keluar busa lewat yang terjadi adalah sesak
mulut, mata menonjol, dan napas, sakit kepala, mual
kesulitan bernafas karena dan muntah.
gagal jantung.

warna darah korban yang


Keracunan sianida dapat
keracunan sianida kebiru-
dikenali dari aroma mirip
biruan karena terjadi
almond yang tercium dari
reaksi kompleks antara
mulut, muntahan, atau
zat besi dengan sianida di
feses korban.
dalam darah.

4Fe3+(aq) + 3[Fe(CN)6]4-(aq)  Fe4[Fe(CN)6]3(s)

39
Alumunium Besi
Al2O3(s) putih Fe2O3(s) coklat kemerahan
Tak berwarna (putih) Dapat membentuk senyawa
berwarna
Alumunium lebih mudah logam yang mudah terkorosi
terkorosi karena lebih mudah
dioksidasi, namun melindungi
logam yang dilapisi agar tidak
kontak dengan udara (bertindak
sebagai anti karat)
E0 Al3+(aq)| Al(s) = -1,66 V E0 Fe3+(aq)| Fe(s) = -0,04 V

Alumunium cenderung bersifat Besi cenderung bersifat basa


amfoter
Rumus molekul: Fe3O4 (FeO ∙ Fe3O2)
Nama IUPAC Besi(II) oksida dan besi(III) oksida
Nama trivial Magnetit
Berat molekul 231,533 g/mol
Penampilan Serbuk hitam
Titik Lebur 1538 °C
Densitas 5 g/cm3
wujud padat
Struktur Fe3O4 (FeO ∙Fe3O2)

Struktur FeO Struktur Fe3O2


 proses Laux
 nitrobenzena direaksikan dengan logam besi
menggunakan FeCl2 sebagai katalis yang menghasilkan
anilin
 C6H5NO2(aq) + 3Fe(s) + 2H2O(l)
Reaksi Redoks
0 +1
→C6H5NH2(aq) + Fe3O4(s) + H2(g)
+4 0
 Dapat juga direduksi dengan H2 dan CO
 Reduksi Fe2O3 dengan hidrogen:
 3Fe2O3(s) + H2(g) → 2Fe3O4(s)+H2O(l)
+3 +4
 Reduksi Fe2O3 dengan CO:
 3Fe2O3(s) + CO(g) → 2Fe3O4(s) + CO2(g)
 +3 +4

Bertambahnya
elektron
1. Fe3O4 digunakan sebagai pigmen hitam
2. Fe3O4 digunakan sebagai katalis dalam proses Haber
dan dalam reaksi pergantian gas air.
3.Sebagai HTS, katalis pergantian suhu tinggi (high
temperature shift catalyst)
4. Partikel nano Fe3O4 digunakan sebagai bahan
pembeda dalam MRI scanning Ferumoxytol (suatu
sediaan Fe3O4 intravena untuk pengobatan anemia akibat
dari penyakit ginjal kronis)
Alpha iron (Ferrit (α-Fe))
Bentuk kristal = kubus berpusat badan
Sifat magnet = paramagnetik

Gamma iron (Austenite(γ-Fe))


Bentuk kristal = kubus berpusat muka
Sifat magnet = paramagnetik
Delta iron (δ-Fe)
Bentuk kristal = kubus berpusat badan
Sifat magnet = paramagnetik

Epsilon iron (Hexaferrum (ε-Fe))


Bentuk kristal = hexagonal
Sifat magnet = antiferomagnetik
 Jumlah besar zat besi yang digunakan untuk
membuat baja (70% besi)
 Bahan bangunan (kawat)
 Sebagai stainless steel (≤47% besi)
 FeO sebagai pewarna ubin
 rangka Kendaraan (≤38%)
 Membantu pembentukan hemoglobin
(memberikan warna merah tua pada sel darah
serta membantu membawa oksigen ke sel-sel
tubuh.)
 Besi dapat menyebabkan konjungtivitis, choroiditis, dan retinitis
jika kontak atau berada dalam konsentrasi tinggi di jaringan
tubuh (lebih dari 10 mg/hari)
 Terlalu banyak menghirup asap atau debu oksida besi dapat
mengakibatkan timbulnya pneumoconiosis jinak yang disebut
siderosis (lebih dari 5 mg/hari)
 Kekurangan unsur besi dalam tubuh bisa memicu anemia (3-5
mg/hari)
 Kelebihan unsur besi dalam tubuh bisa memicu
hemokromatosis (3-5 mg/hari)
 Royal Society of Chemistry.2018.Periodic
Table.(Online)(http://www.rsc.org/periodic-
table/element/26/iron)
 Nandito047.2015. pengkaratan online
(http://nandito047mercubuana.blogspot.com/2015/10/korosi-
atau-pengkaratan.html)
 Sugiyarto, Kristian H.2003.Kimia Anorganik
II.Yogyakarta:Universitas Negeri Malang
 Prof.Effendy,Ph.D.2016.Ikatan Kimia edisi 3.
Malang:Universitas Negeri Malang
 Nafiun.2013.Pengolahan logam secara metalurgi. (Online)
(http://www.nafiun.com/2013/08/pengolahan-logam-metalurgi-
pirometalorgi-besi.html)
 Geologinesia.2016.mineral magnetit
(online)(https://www.geologinesia.com/2016/09/mineral-
magnetit-pengertian-sifat-fisik-dan-kegunaannya.html)
 Karena merupakan campuran dari
 Besi(II) sulfida dan Sulfur (FeS.S)
 dan jika dihitung muatannya tidak sama dengan
0 , maka termasuk dalam campuran
 Fe2+ + 2S2- = +2 + (-4) = -2
 Logam secara umum bentuk lentur dan liat,
Penambahan karbon pada kadar yang lebih tinggi
di dalam mendesain dan merekayasa sifat-sifat
mekaniknya
 Unsur karbon masuk pada celah di struktur Kristal
besi, dan semakin banyak karbon semakin mudah
rapuh .
 Karbon juga dapat mengurasi tingkat korosi pada
besi
 ferromagnetik termasuk dalam paramagnetik
sehingga Fe3+ dan Ru3+ dapat dikatakan
paramagnetik,namun kekuatan magnet yang
tertinggi milik Fe3+
 pada Allotrof besi alfa dan delta yang memiliki
bentuk kristal sama dan kemagnetan yang sama
dapat dibedakan dari susunan pada kisi kristalnya
 Kisi Kristal dapat diketahui menggunakan alat X-
ray
 Biji besi dihaluskan terlebih dahulu lalu dilihat
menggunakan X-ray
 Jumlah asupan zat besi yang dibutuhkan berbeda-beda, sesuai
dengan usia dan jenis kelamin.
 Bayi usia 7-12 bulan membutuhkan 11 mg per hari.
 Balita usia 1-3 tahun, 7 mg per
 Anak 4-8 tahun, 10 mg per
 Anak 9-13 tahun, 8 mg per
 Remaja pria membutuhkan 11 mg per hari, remaja wanita
memerlukan 15 mg per
 Pria usia di atas 18 tahun membutuhkan sekitar 8,7 mg per hari.
 Wanita usia 19-50 tahun memerlukan 14,8 mg per hari.
Kebutuhan zat besi pada wanita bisa meningkat pada kondisi
tertentu, misalnya ketika haid.
 Wanita usia di atas 50 tahun membutuhkan 8,7 gram per hari.
 Hematit 70% besi 30% oksigen
 Magnetit 72,4% besi
 Pirit 36% besi 0,25% emas
 Siderit 48% besi
 Limonit 27% besi, 5% magnetit, 12,6% Goethit
 Goethit 19,8% besi

Anda mungkin juga menyukai