Anda di halaman 1dari 34

Antitrombosit, Trombolitik dan Antikoagulan:

- Obat yang mencegah pembekuan darah.


- Untuk Pencegahan dan Pengobatan Tromboemboli

Tromboemboli:
Negara Industri : Penyebab kematian utama Profilaksis

Merupakan Penyulit atau Menyertai Penyakit Lain:


- Gagal Jantung
- Diabetes Melitus
- Varises Vena
- Kerusakan Arteri

Faktor Timbulnya Tromboemboli:


- Trauma
- Kebiasaan Merokok
- Pembedahan
- Imobilisasi
- Kehamilan
- Estrogen
ANTITROMBOSIT

 Obat yang menghambat agregasi trombosit terhambatnya


pembentukan trombus yang terutama sering ditemukan pada
sistem arteri.
C/: Aspirin, Sulfinpirazon, Dipiridamol dan Dekstran,
Prostaksiklin, PGI2 dan Tiklopidin

- Asam Asetil Salisilat:


 Mekanisme Kerja: 1- 3 g / hari
 Asetilasi protein membran trombosit dan protein plasma ,
terutama kerja enzim siklooksigenase sintesis
Tromboksan A2 Postaksiklin , maka diberikan Dosis
rendah
Aspirin : 325 mg – 1 g / hari
 Indikasi: Infark miokard akut
 - Mencegah kambuh miokard infark yang fatal / nonfatal
 - Mengurangi kekambuhan Transient ischemic attacks
 - Stroke karena penyumbatan
 - Kematian akibat gangguan pembuluh darah
SULFINPIRAZON:
Mekanisme Kerja: Memperpanjang waktu hidup trombosit
(yang diperpendek secara patologis)
Indikasi:
 Pada prevensi sekunder infark miokard akut , kematian
mendadak menurun dan mengurangi kekambuhan
 Tidak efektif infark miokard akut penderita angina tak stabil
Efek Samping:
 - Gangguan GIT, ruam kulit, diskrasia darah, nefritis
intertisial akut, kolik ginjal, gagal ginjal akut
Interaksi :
Warfarin efek meningkat bersama Sulfinpirazon
Dosis:
Prevensi sekunder setelah infark miokard akut 800 mg/hari
 DIPIRIDAMOL
 Mekanisme Kerja:
 Memperkuat kerja penghambatan agregasi yang dimiliki adenosin
& prostaglandin E, disamping itu menghambat fosfodiesterase
trombosit pembebasan mediator trombosit ditekan

 Menghambat ambilan dan metabolisme adenosin oleh eritrosit dan


sel endotel pembuluh darah, dengan demikian meningkatkan
kadarnya dalam plasma. Adenosin menghambat fungsi trombosit
dengan merangsang adenilat siklase dan merupakan vasodilator.
 Memperbesar efek antiagregasi Prostasiklin

 Dosis normal : 10 % mengalami Flushing dan sakit kepala


Maka diberi : Kombinasi Dosis digunakan Kecil
Dipiridamol + Aspirin :
Infark miokard akut untuk Prevensi sekunder dan pasien TIA
untuk mencegah Stroke
Dipiridamol + Antikoagulan Oral
 Efek Samping:
- Sakit kepala
-Pusing
- Sinkop
- Gangguan TGI

Farmakokinetik:
Bioavailabilitas bervariasi
90% berikatan dengan Protein Plasma
Mengalami siklus enetro hepatik
t1/2 : 1- 12 jam
Dosis:
- Profiklaksis Jangka Panjang Katup Jantung buatan : 400 mg/ hari
bersama Warfarin
- Mencegah aktivasi trombosit selama operasi by pass : 400 mg
dimulai 2 hari sebelum operasi
Dekstran
 Sebagai profilaksis untuk pasien dengan kecenderungan
komplikasi tromboemboli (ex. pada waktu melahirkan, fraktur
femur, pembedahan).
Mekanisme Kerja:
Menghambat perlengketan trombosit dan mencegah bendungan
pada pembuluh darah dengan mempengaruhi aliran darah

Na-EPOPROSTENOL (PROSTASIKLIN, PGI2)


 Manfaat dan keamanan ??
Mekanisme Kerja:
- Menghambat agregasi trombosit
- Vasodilatasi
Efek Samping:
Flushing, sakit kepala, nausea, muntah,gelisah, cemas,
hipotensi, refleks takikardia
TIKLOPIDIN HCL
Manfaat dan keamanan ??
Mekanisme Kerja:
Diduga perubahan pada membran trombosit

Hasil Penelitian:
Mengurangi kambuhnya
- Stroke
- Infark miokard
- Kematian pasien yang baru menderita Stroke karena tromboemboli
Efek Samping:
- Gangguan TGI - Leukopenia
- Komplikasi Perdarahan - Agranulositosis
- Urtikaria - Ikterus kolestatik
- Ruam kulit - LDL & VLDL kolesterol meningkat
- Gangguan Fungsi Hati
TROMBOLITIK:

 Kerja Melarutkan Trombus yang sudah terbentuk

 Digunakan pada saat trombus sudah terbentuk. Obat ini bekerja


dengan cara berdifusi ke dalam bekuan darah dan mengaktifkan
plasminogen yang digunakan untuk menghancurkan gumpalan-
gumpalan pada kondisi seperti trombosis vena, emboli paru, trombosis
retina, juga infark miokard.

 Indikasi:
- Infark miokard akut
-Trombosis Vena
- - Emboli Paru
- - Tromboemboli Arteri
- Melarutkan bekuan darah pada katup jantung buatan dan
kateter Vena
 STREPTOKINASE:
Pengobatan fase dini emboli paru akut dan infark miokard akut

Mekanisme Kerja:
 Mengaktifasi plasminogen dengan cara tidak langsung yaitu:
 Dengan bergabung terlebih dulu dengan plasminogen untuk
membentuk kompleks aktivator mengkatalisis
perubahan plasminogen bebas menjadi plasmin.
 Umumnya Pasein memiliki antibodi terhadap Streptokinase
akibat terinfeksi Streptokokus

Dosis : 1 juta IU tidak efektif tidak digunakan.

Kinetik: t ½ bifasik : Fase cepat 11-13 menit, lambat 23 menit


 UROKINASE:
 Diisolasi dari Urin Manusia
 Langsung mengaktifkan Plasminogen
Indikasi:
- Emboli Paru,
- Tromboemboli Vena
- Tromboemboli Arteri
Urokinase + Heparin insidens Perdarahan 45 %
Heparin insiden Perdarahan 27 %
KI:
- Usia >> 50 thn
- Sejarah penyakit kardiopulmonal
Kinetik:
Infus, iv, bersihan cepat oleh hati, t1/2 20 menit,
Ekskresi: Empedu dan Urin
Antidot:
Keracunan Urokinase / perdarahan akibat pemberian
trombolitik perlu diberikan obat antifibrinolitik:
- Asam aminokaproat
- Aprotinin
- Asam Traneksamat dapat melawan aksi trombolitik (namun
keamanan pemberian obat ini secara bersamaan belum
didapatkan).
Asam aminokaproat: Penghambat yang bersaing dengan
aktivator plasminogen dan penghambat plasmin.
ANTIKOAGULAN
 Mencegah pembekuan darah menghambat
pembentukan atau menghambat fungsi beberapa
faktor pembekuan darah.

 Untuk mencegah terbentuk dan meluasnya trombus


dan emboli, juga mencegah bekunya darah in vitro
pada pemeriksaan laboratorium / tranfusi.

 Antikoagulan Oral dan Heparin menghambat


pembentukan fibrin sebagai pencegahan untuk
mengurangi insiden tromboemboli terutama pada
vena
 Juga bermanfaat: Pengobatan trombosis arteri karena
mempengaruhi pembentukan fibrin yang diperlukan untuk
mempertahankan gumpalan trombosit.

 ANTIKOAGULAN DIKELOMPOKAN:

1. Heparin: Antikoagulan yang bekerja langsung

2. Antikoagulan oral: Antikoagulan yang bekerja tidak langsung


A. Derivat 4 –Hidroksikumarin: Dikumoral, Warfarin
B. Derivat Indan-1,3-dion: Anisindion;

3. Antikoagulan bekerja mengikat ion Kalsium (faktor


pembekuan darah)
 1. HEPARIN
 Heparin: satu-satunya antikoagulan diberikan parenteral dan
pilihan bila diperlukan efek cepat pada:
- Emboli paru-paru,
- Trombosis vena dalam
- Infark miokard akut.

 Juga digunakan:
- Pencegahan tromboemboli vena selama operasi
- Untuk mempertahankan sirkulasi ekstrakorporal
selama operasi jantung terbuka.
- Heparin juga diindikasikan untuk wanita hamil yang
memerlukan antikoagulan.
 Heparin

 Dosis tepat sangat penting,


 Diperlukan monitoring terus-menerus.
 Pemberian parenteral dapat menimbulkan nyeri dan hematome di area
infeksi.
 Heparin: molekul besar sulit menembus plasenta, tidak masuk ke
ASI (tidak mempengaruhi janin dalam kandungan).
 Efek samping:
- Perdarahan.
- Alergi
- Osteoporosis terapi lebih dari 6 bulan
- Trombositopenia
- Rambut rontok
- Raksi anafilaktik , Shock
 KI:
 Peminum alkohol karena mengganggu fungsi hepar.
 Antagonis: Heparin adalah Protamin Sulfat.
 Interaksi:
 Fenilbutazon, Kortikosteroid, Kloramfenikol dapat meningkatkan respon
antikoagulan oral.
ANTIKOAGULAN ORAL:

 Berguna untukpencegahan dan pengobatan Tromboemboli.


 Umumnya digunakan dalam jangka panjang.

 Terhadap Trombosis vena, efek Antikoagulan oral sama dengan


Heparin, tetapi
 Tromboemboli arteri, antikoagulan oral kurang efektif.

Antikoagulan oral pada dasarnya merupakan antagonis vitamin K.

 Indikasi:
Penyakit dengan kecenderungan timbulnya Tromboemboli,
seperti:
- Infark miokard,
- Penyakit jantung rematik,
- Serangan iskemia selintas,
- Trombosis vena,
- Emboli paru.
KUMARIN: (Antagonis Vit K)
Derivat 4-Hidroksi kumarin : Dikumarol

Mekanisme Kerja:
- Menghambat sisntesis Protrombin juga faktor VII, IX dan X
dalam hati Antikoagulan tak langsung
- Mencegah γ-karboksilasi asam Glutamat menjadi prazat faktor
pembekuan

Efek Samping:
 Resiko pendarahan kadang-kadang
 Eksatem, Dermatitis kadang-kadang
 Rambut rontok kadang-kadang
 Nekrosa kulit/kumarin kadang-kadang
nekrosa
Interaksi : Kumarin Efeknya Berkurang
• Antasid
• Atropin
• Barbihirat/fenobarbital
• Kloral hidrat
• Glikosida gitalis
• Griseofulvin
• Haloperidol & neuroleptika
• Metilxantin
• NNR-steroid
• Penghambat ovulasi
• Tiourasil
• Meprobamat
• Preparat Vitamin, yang mengandung vit
Interaksi : Efek Kumarin Meningkat dengan
 Asam p-Amino salisilat
 Anabolika
 Antibiotika spektrum luas
 Kinin, kinidin
 Kolesteramin
 Klofibrat
 Dietilstrilbestrol
 Isoniasid
 Metiltiourasil, propiltiourasil
 Morfin dan opiat
 Fenotiasin
 Fenitoin
 Reserpin
 As. Asetil salisilat
 Tiroksin
 Triiodtironin
Kontra Indikasi:
 As. Asetilsalisilat
 Indometasin
 Oksifenilbutazon
 Fenilbutazon
 Sulfinpirazon

WARFARIN
 Pemberian: intra muskular atau intravena.
 Pasien Hipotiroid yang diberikan warfarin bersama Levotiroksin,
hati-hati berefek kelainan kardiovaskular.
 Natrium Warfarin: Oral, Intravena
 ANTIKOAGULAN PENGIKAT ION KALSIUM

 Natrium Sitrat dalam darah akan mengikat Kalsium menjadi


kompleks kalsium sitrat. Banyak digunakan dalam darah untuk
transfusi, karena tidak tosik. Tetapi dosis terlalu tinggi pada
transfusi darah sampai 1.400 ml dapat menyebabkan depresi
jantung.

 Asam oksalat dan senyawa oksalat lainnya digunakan untuk


antikoagulan di luar tubuh (in vitro), sebab terlalu toksis untuk
penggunaan in vivo (di dalam tubuh).

 Natrium Edetat mengikat Kalsium menjadi kompleks dan


bersifat sebagai Antikoagulan.

 Untuk mengatasi perdarahan akibat penggunaan antikoagulan


digunakan:
-Protamin Sulfat
 Komplikasi dan efek yang tidak diinginkan pada terapi dengan
antikoagulan
Komplikasi yang berbahaya akibat terapi dengan antikoagulan
adalah pendarahan, biasa penyebabnya adalah dosis tinggi
(perlu kontrol terapi)

 Tingkat Bahaya:

1. Bahaya ringan : hematoma kulit, pendarahan subkonjuktiva,


mikrohemorogi
2. Bahaya berat : pendarahan didaerah operasi
makrohematurien, hematoma otot
3. Membahayakan hidup : intrakranial, intraspinal,
gastrointestinal, pendarahan pada mata, anak ginjal, laring
 KI pada penggunaan Antikoagulan:

1. KI relatif :
• Pendarahan laten dari GIT
• Penyakit kardiovaskuller sistim
- Hipertoni
- Trombosil serebral selama minggu pertama dari 2
minggu
• Diabetes melitus dengan renopati III & IV
• >60 tahun
• Penyakit hati (berlaku hanya untuk derivat kumarin)
- alcut hepatitis
- sirosis hati
- kerusakan hati
 Alergi
KI Absolut

• Akut pakreatitis
• Setelah operasi prostat, selama minggu pertama
postoperasi
• Setelah operasi SSP atau mata, selama minggu pertama
postoperasif
• Selama 6 bulan setelah pendarahan serebral
• Perdaran GI, Endokaretitis

OBAT ANTIKOAGULAN
 Janin sangat rentan terhadap antikoagulan warfarin. Cacat
bawaan terjadi pada 25% bayi yang terpapar oleh obat ini selama
trimester pertama. Bisa terjadi perdarahan abnormal pada ibu
maupun janin.
 Ibu hamil memiliki resiko membentuk bekuan darah, lebih baik
diberikan heparin. Tetapi pemakaian jangka panjang selama
kehamilan bisa menyebabkan penurunan jumlah trombosit atau
pengeroposan tulang (osteoporosis) pada ibu.
 HEMOSTATIK
Zat atau obat untuk menghentikan pendahrahan

1. HEMOSTATIK LOKAL:
Pembagian

 Hemostatik Serap (Absorbable Hemostatics)


Menghentikan Perdarahan dengan pembentukan suatu
bekuan buatan / memberikan jala serat-serat yang
mempermudah pembukuan bila diletakkan langsung
pada permukaan yang berdarah. Berguna untuk
mengatasi perdarahan yang berasal dari pembuluh darah
kecil saja
- Spon gelatin, Oksisel (selulosa Oksida), Busa Fibrin
Insani (human fibrin foam)
 ASTRINGEN
Bekerja lokal dengan mengendapkan protein darah sehingga
perdarahan dapat dihentikan.
Dinamakan styptic, antara lain feri klorida, nitras argenti, asam tenat
Untuk menghentikan perdarahan kapiler

 KOAGULAN
Penggunaan lokal menimbulkan hemostasis dengan dua cara, yaitu
- mempercepat perubahan protrombin menjadi trombin
- secara langsung mengumpulkan fibrinogen.

 VASOKONSTRIKTOR
Epinefrin dan norepinefrin berefek vasokonstriksi, dapat digunakan
untuk menghentikan perdarahan kapiler suatu permukaan.
2. Hemostatik Sistemik
Memberikan transfusi darah, sering dapat menghentikan
perdarahan dengan segera. Terjadi karena penderita mendapatkan
semua faktor pembekuan darah yang terdapat dalam transfusi.

Faktor Antihemofilik (Faktor VIII) dan Cryoprecipitated


antihemophilic factor
Kedua zat ini bermanfaat untuk mencegah atau mengatasi
perdarahan pada penderita hemofilia A (defisiensi faktor VIII yang
sifatnya heriditer) dan pada penderita yang darahnya mengandung
inhibitor faktor VIII.

Cryoprecipitated antihemophilic factor didapat dari plasma donor


tunggal dan kaya akan faktor VIII, fibrinogen dan protein plasma lain.
Efek samping
Reaksi hipersensitivitas , Hepatitis virus, anemia hemolitik,
hiperfibrinogenemia, menggigil dan demam.

Posologi
Kadar faktor antihemofilik 20-30% dari normal yang diberikan IV
biasanya diperlukan untuk mengatasi perdarahan pada penderita
hemofilia.

KOMPLEKS FAKTOR IX
Sedian mengandung faktor II, VII, IX dan X, serat sejumlah kecil
protein plasma lain, digunakan untuk:
- pengobatan hemofilia B, atau
- bila diperlukan faktor-faktor yang terdapat dalam sedian untuk
mencegah perdarahan,

Jangan diberikan pada penderita nonhemofilia.


Efek Samping
 Trombosis
 Demam
 Menggigil
 Sakit kepala
 Flushing
 Reaksi hipersensitivitas berat
Posologi
Kebutuhan tergantung keadaan penderita.
Lakukan pemeriksaan pembekuan sebelum dan selama pengobatan
untuk menentukan dosis.

DESMOPRESIN
Merupakan vasopresin sintetik , dapat meningkatkan kadar
faktor VIII dan vWf untuk sementara. Peningkatan kadar faktor
pembekuan tersebut paling besar terjadi 1-2 jam dan menetap sampai
dengan 6 jam.
Efek samping :
Sakit kepala, mual, flushing, sakit & pembengkakkan di tempat suntikan

FIBRINOGEN INSANI
Sedian ini hanya digunakan bila dapat ditentukan kadar fibrinogen
dalam darah penderita, dan daya pembekuan sebenarnya.

VITAMIN K
Sebagai Hemostatik, vitamin K memerlukan waktu untuk dapat
menimbulkan efek, sebab vitamin K harus merangsang pembentukan
faktor-faktor pembekuan darah lebih dahulu.

ASAM AMINOKAPROAT
Penghambat bersaing dari aktivator plasminogen dan penghambat plasmin.
Plasmin berperan menghancurkan fibrinogen, fibrin dan faktor pembekuan
darah lain.

Farmakokinetik :
Absorpsi baik per oral dan dapat diberikan IV. Ekskresi cepat melalui urin,
sebagian besar dalam bentuk asal. Kadar puncak ± 2 jam , dosis tunggal.
Indikasi :
Mengatasi hematuria yang berasal dari kandung kemih, prostat atau
uretra.
Efek samping :
Pruritus, eritema, ruam kulit, hipotensi dispepsia, mual, diare, inhibisi
eyakulasi, eritema konyungtiva, dan hidung tersumbat. yang paling
Berbahaya trombosis umum.
Teratogenisitas :
Tidak didapatkan abnormalitas yang bermakna, meskipun asam
aminokaproat sebaiknya tidak digunakan selama kehamilan trimester
pertama dan kedua, kecuali memang benar-benar diperlukan.
Posologi :
Dosis dewasa dimulai dengan 5-6 g per oral atau infus IV secara lambat,
lalu 1 g tiap jam atau 6 g tiap 6 jam bila fungsi ginjal normal.
ASAM TRANEKSAMAT

Indikasi dan mekanisme kerja sama dengan asam aminokaproat


tetapi 10 kali lebih poten dan efek samping lebih ringan.

Farmakokinetik :
Cepat diasorpsi dari saluran cerna.

Posologi :
Dosis yang dianjurkan 0,5-1 g, diberikan 2-3 kali sehari secara IV
Lambat, sekurang-kurangnya dalm waktu 5 menit.

Anda mungkin juga menyukai