Anda di halaman 1dari 19

ANESTESI PADA

PASIEN GERIATRI
RANI DWI HAPSARI
19360137

P E R S E P T O R : D R . W I R A W A N , S P. A N
• Dikatakan pasien geriatri apabila :Keterbatasan fungsi
tubuh yang berhubungan dengan makin meningkatnya
usia
 Adanya akumulasi dari penyakit-penyakit degeneratif.
 Lanjut usia secara psikososial yang dinyatakan krisis bila :
Ketergantungan pada orang lain
 Mengisolasi diri atau menarik diri dari kegiatan
kemasyarakatan karena berbagai sebab
 Hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan
keseimbangan (homeostasis) yang progresif
Batasan lanjut usia menurut WHO
• Middle age (45-59 th)
• Elderly (60-70 th)
• Old/lansia (75-90 th)
• Very Old/sangat tua (>90 th)
PENGARUH FUNGSI ORGAN
TERHADAP ANESTESI
• Perubahan fisiologis dapat mempengaruhi
hasil operasi tetapi penyakit penyerta lebih
berperan sebagai faktor risiko.
• Secara umum pada usia lanjut terjadi
penurunan cairan tubuh total dan lean body
mass dan juga menurunnya respons regulasi
termal, maka mudah terjadi intoksikasi obat
dan juga mudah terjadi hipotermia.
PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA GERIATRI

Sistem kardiovaskular
• Elastisitas pembuluh darah berkurang -> Compliance
arteri menurun dan menyebabkan tekanan darah
sistolik meningkat. Tekanan darah diastolic tidak
mengalami perubahan bahkan bisa menurun.
• Tonus vagal meningkat
• Cardiac reserve turun menyebabkan tens rendah
selama induksi anestesi
Sistem respirasi
• Penurunan elastisitas jaringan paru,
menyebabkan distensi alveoli berlebihan yang
berakibat mengurangi permukaan alveolar
sehingga menurunkan efisiensi pertukaran gas.
• Artritis sendi temporomandibular atau tulang
belakang servikal mempersulit intubasi
• Penurunan progresif reflex protektif laring dapat
menyebabkan aspirasi
Sistem metabolic dan endokrin
• Konsumsi oksigen basal dan maksimal menurun
• Produksi panas menurun, kehilangan panas
meningkat, dan pusat pengatur temperature
hipotalamik mungkin kembali ketingkat yang
lebih rendah.
• Peningkatan resistensi insulin menyebabkan
penurunan progresif terhadap kemampuan
menangani asupan glukosa
Sistem renalis
• GFR dan creatinin clearance
menurun 1% mulai umur 40 tahun
• Fungsi ginjal menurun,
mempengaruhi kemampuan ginjal
untuk mengekskresiksn obat
• Homeostasis terhadap cairan
menurun
Sistem hepatobilier dan
gastrointestinal
• Berkurangnya massa hati berhubungan dengan penurunan
aliran darah hepatik, menyebabkan fungsi hepatic juga
menurun sebanding dengan penurunan massa hati.
 Biotransformasi dan produksi albumin menurun.
 Kadar kolinesterase plasma berkurang.
 Ph lambung cenderung meningkat, sementara pengosongan
lambung memanjang.
Sistem saraf pusat
• Aliran darah serebral dan massa otak
menurun sebanding dengan kehilangan
jaringan saraf.
• Penuaan dihubungkan dengan peningkatan
ambang rangsang hampir semua rangsang
sensoris misalnya, raba, sensasi suhu,
proprioseptif, pendengaran dan penglihatan.
• Diperlukan waktu yang lebih lama untuk
pulih secara sempurna dari efek ssp
anestesi umum, terutama jika yang
mengalami disorientasi
Sistem muskuloskeletal
• Massa otot berkurang. Pada tingkat
mikroskopik, neuromuskuler
junction menebal.
• Sendi yang mengalami arthritis
dapat mengganggu posisi
(misalnya, litotomi) atau anestesi
regional (misalnya, blok
subarakhnoid).
• Vena seringkali lemah dan mudah
ruptur pada infus iv
PEMERIKSAAN PERSIAPAN
OPERASI
• Informed Consent
• Riwayat Penyakit
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan Penunjang Pra operasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PRA-OPERASI
• Hitung darah lengkap: Hb, jumlah limfosit
• Urem, kreatinin dan elektrolit akan memberikan informasi
tentang fungsi ginjal karena akan mengalami perubahan
secara bertahap dengan pertambahan usia.
• Gula darah dan kolesterol harus diperiksa karena tingginya
insiden diabetes mellitus dan ateroskleorsis.
• Kadar albumin dan fungsi pembekuan darah.
• Pemeriksaa elektrokardiogram (EKG) harus dilakukan pada
semua pasien yang berusia > 60 tahun.
• Rontgen dada dan tes fungsi paru pada pasien dengan
penyakit paru obstruktif kronis.
• Pemeriksaan jantung.
Pemeriksaan tambahan pada pasien geriatri adalah:
• Activity Daily Living (ADL) scoring, dengan pemeriksaan
ini dapat ditentukan derajat kemandirian seorang usila.
• Pemeriksaan mental pasien : tingkat kejernihan pikiran
pasien, apakah sudah menderita demensia ataupun
pra- demensia.
MANAJEMEN
INTRAOPERATIF
Induksi Anestesi:
• Pada pasien usia lanjut, preoksigenasi agresif yang setara
untuk anestesi inhalasi menurun secara linear dengan
pertambahan usia, oleh karena itu dosis obat yang
mempengaruhi SSP perlu dikurangi untuk mengantisipasi
efek sinergi obat.
• Penggunaan bersama propofol, midazolam, opioid dapat
meningkatkan kedalaman anestesi.
• Hipotensi adalah kejadian yang umum didapatkan sehingga
dosis obat-obatan ini harus dititrasi.
Anestesi umum atau regional
• Anestesi regional mungkin memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan anestesi umum : jarang
menimbulkan tromboemboli, gangguan kesadaran
dan pernafasan pasca-bedah.
• Hipotensi lebih sering ditemukan pada pasien usia
lanjut yang menjalani anestesi spinal/epidural
karena terjadi gangguan fungsi otonom dan
penurunan penyesuaian arteri. 
MANAJEMEN CAIRAN

• Pasien usia lanjut juga rentan terhadap


dehidrasi karena penyakit, penggunaan
diuretik, puasa pra operasi dan penurunan
respon haus.
• Asupan cairan oral hingga 2 - 3 jam sebelum
operasi, dan terapi pemeliharaan cairan yang
cukup serta menghindari terapi diuretik
sebelum operasi dapat menghindarkan
kejadian hipotensi mendadak segera setelah
induksi anestesia.
PERTIMBANGAN POST
OPERATIF
Masalah-masalah Umum pada Unit Perawatan Post
Anastesi
• Pada pasien bedah umum berusia 65 tahun ke atas,
insidens morbiditas post operatif adalah 17% atelektasis,
12% bronkitis akut, 10% pneumonia, 6% gagal jantung
atau infark miokard (atau keduanya), 7% delirium, dan 1%
tanda- tanda neurologis fokal baru.
POST-OPERATIF

Monitor dan rawatan ketat


 Pemberian oksigen(cegah hipoksia)
 Awasi jantung(pada yang berisiko penyakit jantung)
 Keseimbangan cairan dan elektrolit
 mobilisasi

Anda mungkin juga menyukai