Anda di halaman 1dari 28

CERVIX CARCINOMA

Preseptor
Neilvy Ratnadewi. dr,. SpOG
Presentan
Kelompok 1 - 2014
KASUS

◦Wanita, 42 tahun
◦Keluhan utama: perdarahan kontak setelah senggama sejak 3
bulan terakhir
Definisi

Pertumbuhan
sel abnormal
yang berasal
Kanker dari serviks,
bersifat invasif
serviks dan merusak
jaringan
normal di
sekitarnya.
Epidemiologi

Penyebab utama kematian wanita yang berhubungan dengan kanker.

2010: 454.000 kasus (data dari 187 negara)

Penderita baru Indonesia: 90-100 kasus per 100.000 penduduk

40 ribu kasus kanker serviks per tahun


Faktor Risiko

Aktivitas seksual usia muda

Multipartner sex

Merokok

Multiparitas

Pemakaian pil KB

Penyakit menular seksual

Gangguan imunitas
Etiologi

◦Human Papilloma Virus subtipe onkogenik: HPV


16 dan 18
Patologi

Karsinoma serviks timbul dibatasi antara epitel yang melapisi


ektoserviks (portio) dan endoserviks kanalis serviks yang
disebut skuamo kolumnar junction (SCJ).
Wanita muda SCJ terletak diluar OUE
Wanita >35 tahun didalam kanalis serviks.
Tumor dapat tumbuh ;
◦Eksofitik. Mulai dari SCJ ke arah lumen vagina sebagai
massa proliferatif yang mengalami infeksi sekunder dan
nekrosis.
◦Endofitik. Mulai dari SCJ tumbuh ke dalam stroma serviks
dan cenderung infitratif membentuk ulkus.
◦Ulseratif. Mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur
jaringan pelvis dengan melibatkan fornices vagina untuk
menjadi ulkus yang luas
◦Perbandingan serviks normal dan abnormal
◦ Lokasi Kanker serviks
◦ Progresivitas kanker serviks
Penyebaran
Penyebaran karsinoma serviks terjadi melalui 3 jalan :
1. Perkontinuitatum ke dalam vagina
2. Septum rektovaginal
3. Dasar kandung kemih.

Secara limfogen melalui pembuluh getah bening menuju 3 arah:


◦ Fornices dan dinding vagina
◦ Korpus uteri
◦ Parametrium dan dalam tingkatan lebih lanjut menginfiltrasi septum
rektovagina dan kandung kemih.
Penyebaran limfogen ke parametrium akan menuju kelenjar
kelenjar limfe regional melalui ligamentum latum, kelenjar
iliaka, obturator, hipogastrika, parasakral, paraaorta, dan
seterusnya ke trunkus limfatik di kanan dan vena subklavia di
kiri mencapai paru, hati, ginjal, tulang serta otak.
Klasifikasi FIGO
Klasifikasi Pertumbuhan Sel Kanker
Serviks
Mikroskopis Makroskopis

• Displasia • Stadium Preklinis


• Stadium Karsinoma • Stadium Permulaan
in situ • Stadium Setengah
• Stadium Karsinoma Lanjut
Mikroinvasif • Stadium Lanjut
• Stadium Karsinoma
Invasif
• Pertumbuhan
Eksofilik & Endofilik
Deteksi Dini
Papsmear (konvensional atau
liquid-base cytology /LBC )

Inspeksi Visual Asam Asetat


(IVA)

Inspeksi Visual Lugoliodin (VILI)

Test DNA HPV (genotyping /


hybrid capture)
Kriteria Diagnosis

Anamnesis

Lesi Prakanker Invasif Stadium lanjut

• Belum bergejala • Contact • Nyeri


bleeding pinggang/perut
• Keputihan bawah
• Oligo/anuria
• Fistula
rektovaginal
• Fistula
vesikovaginal
• Edema tungkai
Pemeriksaan Fisik
◦ Pemeriksaan fisik
◦ Serviks dapat teraba membesar, ireguler, teraba lunak
◦ Bila tumor tumbuh eksofitik maka terlihat lesi pada porsio atau sudah sampai vagina.
◦ Pemeriksaan in spekulo :
◦ Adanya portio ulseratif
◦ Adanya fluor albus
◦ Muncunya darah jika lesi tersentuh (lesi rapuh)
◦ Terdapat gambaran seperti bunga kol pada stadium lanjut
◦ Pemeriksaan bimanual :
◦ Adanya fluor albus
◦ Adanya massa benjolan ataupun erosi ataupun ulkus pada portio uteri
Pemeriksaan Penunjang

◦Kolposkopi
◦Biopsi
◦Servikografi
◦Pemeriksaan Lab (Hb, Ht, trombosit, fibrinogen, kimia
darah)
◦Foto rontgen paru, abdomen, IVP (metastasis)
◦Histopatologi jaringan serviks
◦Rektoskopi
◦Sistoskopi
Diagnosa Banding

Adenokarsinoma endometrial

Polip endoservikal

Infeksi Chlamydia trachomatis

• Perdarahan vagina, duh vagina serosasanguinosa, nyeri


pelvis
• Serviks mudah berdarah terutama setelah berhubungan
Penatalaksanaan
TERAPI

A. Pembedahan
• Pembedahan histerektomi ekstrafasial, bila kanker mikroinvasif <5
mm dan tidak terdapat sel tumor pada vascular atau limfe
• Pembedahan radikal: histerektomi radikal ditambah limfadenektomi
pelvis dilakukan pada stadium I-Iia, bila tidak ada KI.
B. Radiasi
C. Kemoterapi
D. Kombinasi ketiganya
PENGAWASAN LANJUT

1. Jika terjadi residif dalam 2 tahun pertama setelah


pengobatan
2. Pemeriksaan berkala dilakukan setiap 2 bulan selama 2
tahun, dan setiap 4 bulan tahun ke-3, dan seterusnya 6
bulan sekali
Prognosis
AJCC 2010
PENCEGAHAN

◦ 1. Pencegahan Primer : Vaksinasi HPV


◦ 2. Pencegahan Sekunder:
• Tes pap smear
• Pemeriksaan inspeksi visual dengan asam asetat
• Pemeriksaan DNA HPV

Anda mungkin juga menyukai