Anda di halaman 1dari 22

PELAYANAN KEFARMASIAN

Kelompok 6:

Anggi Syafitri
Dessy Ratnasari
Dian Ekasari
Doni Maradona
Dwi Kristianti
Eneng Elda
Fenny Dwi Juliani
Muhammad Amru Siddiq
Nur Wahyuni
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 25 Tahun 1980 tentang Apotek, disebutkan
bahwa apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat
dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran
obat kepada masyarakat. Pekerjaan kefarmasian
yang dimaksud meliputi pembuatan, pengolahan,
peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran,
penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat.
Perkembangan kefarmasian selanjutnya mengarah
pada kegiatan Pelayanan Informasi Obat (PIO) untuk
melayani kebutuhan masyarakat di bidang informasi
kesehatan khususnya obat-obatan.
1. Apotek Rakyat
2. Apotek Jaringan
3. Apotek waralaba
4. Apotek Instalasi Farmasi Rumah Sakit
5. Apotek Konvensional
6. Apotek Profesi
 Apotekrakyat adalah sarana kesehatan
tempat dilaksanakannya pelayanan
kefarmasian dimana dilakukan
penyerahan obat dan perbekalan
kesehatan, dan tidak melakukan
peracikan.
Pengaturan Apotek Rakyat bertujuan untuk :
1. Memberikan pedoman bagi toko obat
yang ingin meningkatkan pelayanan dan
status usahanya menjadi apotek rakyat.
2. Pedoman bagi perorangan atau usaha
kecil yang ingin mendirikan apotek rakyat.
3. Melindungi masyarakat untuk dapat
memperoleh pelayanan kefarmasian yang
baik dan benar
Apoteker rakyat dilarang :
1. Menyediakan narkotika.
2. Menyediakan psikotropika.
3. Meracik obat.
4. Menyerahkan obat dalam jumlah besar.

Setiap apotek rakyat harus memiliki satu


apoteker sebagai penanggungjawab, dan
dapat dibantu oleh Asisten Apoteker
Apotek jaringan adalah apotik yang
pemiliknya satu tetapi memiliki lebih
dari satu cabang.
Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki
oleh orang perseorangan atau badan usaha
terhadap sistem bisnis dengan ciri khas
usaha dalam rangka memasarkan barang
dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil
dan dapat dimanfaatkan dan/atau
digunakan oleh pihak lain berdasarkan
perjanjian waralaba.
Perjanjian waralaba adalah perjanjian
secara tertulis antara pemberi waralaba
dengan penerima waralaba.
 Pemberi waralaba adalah orang
perseorangan atau badan usaha yang
memberikan hak untuk memanfaatkan
dan/atau menggunakan waralaba yang
dimilikinya kepada penerima waralaba.
 Penerima waralaba adalah orang
perseorangan atau badan usaha yang
diberikan hak oleh pemberi waralaba untuk
memanfaatkan dan/atau menggunakan
waralaba yang dimiliki pemberi waralaba.
Waralaba harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
a. memiliki ciri khas usaha;
b. terbukti sudah memberikan keuntungan;
c. memiliki standar atas pelayanan dan
barang dan/atau jasa yang ditawarkan yang
dibuat secara tertulis;
d. mudah diajarkan dan diaplikasikan;
e. adanya dukungan yang berkesinambungan;
dan
f. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang telah
terdaftar.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah suatu unit di suatu
rumah sakit yang dipimpin oleh seorang apoteker dan
dibantu oleh beberapa apoteker yang memenuhi
persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan kompeten secara profesional dan merupakan tempat
penyelenggaraan yang bertanggung jawab atas seluruh
pekerjaan serta pelayanan kefarmasian yang ditujukan
untuk keperluan rumah sakit itu sendiri.
Menurut SK Menkes No. 1197/Menkes/SK/X/2004
fungsi Instalasi Farmasi rumah sakit adalah sebagai tempat
pengelolaan perbekalan farmasi serta memberikan
pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat
kesehatan.
Apotek konvensional adalah apotek yang
didirikan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan tujuan profit
semata.
Apotek dengan nama yang sesuai dengan
nama Apoteker pengelolanya, yang
pelayanan kefarmasian lebih mengarah
pada profesionalisme termasuk
pendidikan kesehatan masyarakat.
1. Lokasi
Pemilihan lokasi dilihat dari lingkungan dimana
kita akan mendirikan apotek tersebut. Hal ini
terkait dengan peluang-peluang yang ada. Salah
satunya di lingkungan tersebut belum banyak
berdirinya apotek serta dilihat dari epidemiologi
penyakit yang kemungkinan berkembang di
daerah tersebut.
2. SDM
- Pelayanan sebagai apoteker
- Senyum sapa
- Monitiring Pasien
3. Kerjasama
Apotek yang didirikan juga perlu bekerja sama dengan
pelayanan kesehatan yang lainnya seperti apotek dan
rumah sakit. Kerjasama dengan Apotek lain dalam hal jika
obat di apotek tidak tersedia maka dapat membelinya di
apotek yang lain.
4. Evaluasi
Evaluasi ini sangat penting karena dengan penilaian
terhadap strategi – strategi yang telah diterapkan dapat
terlihat pencapain dari strategi tersebut. Jika tujuan dari
strategi tersebut tidak tercapai maka perlu strategi
baru,namun jika tujuan strategi telah tercapai, tidak boleh
hanya terpaku pada strategi itu saja tetapi perlu inovasi
baru.
1. Apotek Rakyat
contoh : Apotik Rakyat Ciputra
a. Menyediakan papan nama yang besar
dan mudah terlihat oleh orang yang
melintas.
b. Menyediakan kartu nama agar mudah
dihubungi jika terjadi masalah dengan
obat.
c. Menyediakan waktu untuk layanan
konsultasi kesehatan gratis yang
sederhana.
2. Apotek Jaringan
Contoh : Kimia Farma
a. Perluasan cakupan outlet sekitar 12.000 dalam rangka
meningkatkan penjualan.
b. Melakukan pengembangan produk baik secara
formulasi maupun kemasan dan peluncuran produk
baru.
c. Melakukan kegiatan pemasaran yang lebih terencana
dan lebih agresif.
d. Mengembangkan kemampuan tenaga-tenaga
pemasaran melalui pelatihan dan perencanaan yang
solid.
e. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan
Distribusi dan Ritel.
f. Meningkatkan kinerja dan produktivitas tenaga
pemasar dengan sistem insentif yang menarik.
3. Apotik Waralaba
contoh : K-24
a. Buka 24 jam
b. 00% obat asli
c. Harga sama pagi-siang-malam-libur
d.Konsultasi apoteker gratis
e. Layanan antar
4. Apotek Instalasi Farmasi Rumah Sakit
contoh : RSUD dr. Sosodoro Djatikoesoemo
Bojonegoro.
a. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber
daya manusia farmasi.
b. Penambahan dan peningkatan fasilitas yang
menunjang pelaksanaan pelayanan farmasi
lebih optimal.
c. Adanya sub farmasi klinik pada struktur
organisasi.
d. Perencanaan dan pengelolaan persediaan
farmasi lebih efektif dan efisien.
e. Kegiatan KFT lebih optimal.
5. Apotek Konvensional
contoh : Apotek RINI
a. Lokasi yang strategis
b. Pembagian brosur
c. Pengantaran obat langsung pada
pasien di daerah sekitar
d. Buka 24 jam
e. Penyediaan sediaan farmasi dan
Alkes yang lengkap
6. Apotek Profesi
contoh : Apotek UGM
a. Meningkatkan kelengkapan obat dan layanan .
b. Melayani obat (resep dan tanpa resep) pada
setiap jam buka apotek yang selalu dilayani oleh
Apoteker yang kompeten.
c. Melayani pelayanan informasi obat baik
langsung atau tidak langsung (via telepon).
d. Memberikan konseling obat oleh Apoteker
selama apotek buka.
e. Delivery service (resep maupun tanpa resep).
f. Menyediakankan bulletin PIO (Pelayanan
Informasi Obat) gratis setiap bulan.
WASSALAMU’ALAIKUM WR.WB

Anda mungkin juga menyukai