Anda di halaman 1dari 21

PENGENALAN KLASIFIKASI PENYAKIT

BERDASARKAN ICD – 10
( INTERNATIONAL STATISTICAL
CLASSIFICATION OF DISEASES AND
RELATED HEALTH PROBLEMS )
Definisi

ICD : International Statistical


Classification of diseases and related
Health Problem

Adalah :
Pemberian penetapan kode dengan
menggunakan huruf dan angka yang
mewakili komponen data
INTERNATIONAL STATISTICAL CLASSIFICATION OF
DISEASES & RELATED HEALTH PROBLEMS
REVISI KE 10
(ICD-10)

PROSEDUR PENTERJEMAHAN SEBUTAN NAMA DIAGNOSIS PENYAKIT,


MASALAH TERKAIT KESEHATAN DAN JUGA KONSEP PROSEDUR
TINDAKAN DIAGNOSIS MEDIS, TERAPI ATAUPUN PROSEDUR
PEMBEDAHAN ( OPERASI ) DARI TEKS NARASI KE SATU KODE
ALFANUMERIK ATAU MUMERIK

3
SEJARAH ICD :
• Thn 1532, Pastoran di London menyimpan rekam medis pasien
meninggal
• Thn 1662, John Graunt, mengembangkan studi yg disebut “London
Bill Of Mortality”
• Thn 1893, ICD dimulai dari terbitan Bertillon Classification of
diseases ( tentang Mortalitas)
• Thn. 1946, ICD revisi ke 6, pertamakali diterbitkan oleh WHO
• Thn 1992. adalah revisi Ke 10 , yang terakhir yang disebarluaskan dan
digunakan secara international oleh WHO
• Thn. 2004. Penggunaan kode U yang telah dipersiapkan sebelumnya
• Thn 2006, dibahas rencana pembuatan revisi 11 untuk masa yang akan
datang
Mengapa diagnoses di RM harus di kode ?

• Terkait dengan kegunaannya, dalam


bentuk kode akan lebih mudah, efisien dan
efektif drpd bentuk narasi
• Penyusunan, pengaplikasian sistem
komputerisasi pengelolaan datadiagnoses
harus memperhatikan kualitas sumber data
primernya
• Sumber data primer diagnoses di sutatu
fasilitas kesehatan adl rekam medis
kesehatan individual pasien
5
PEMANFAATAN INFORMASI
KESEHATAN
• Epidemiologi  perencanaan pencegahan
• Manajemen Pelay. Kes  evaluasi mutu,
perencanaan, adm/finansial
• Riset klinik  pendidikan, perkembangan
ilmu pengetahuan (sains)
• Komparasi data kesehatan  transfer ilmu,
teknologi, dll
• Asuransi kesehatan
Apa itu ICD-10?
ICD-10
adalah suatu klasifikasi penyakit yang disusun berdasarkan
sistem pengkategorian penyakit
yang penataannya sesuai kriteria yang ditentukan
oleh WHO
• ICD-10 adalah revisi ke-10 dari Bertillon Classification of
International List of Causes of Death.
• Buku terdiri dari 3 jilid, dengan jilid ke 2 memuat kajian
lengkap latarbelakang sejarah klasifikasi terkait, berikut
pedoman perekaman dan pengkodean penyakit dan masalah
terkait kesehatan.
• Klasifikasi yang telah dimutakhirkan mengelompokan
kondisi/gangguan dalam cara yang diyakini tepat bagi
kepentingan epidemiologik, dan evaluasi pelayanan
kesehatan. 7
APLIKASI ICD-10 di INDONESIA

• World Health Assembly (Badan Kesehatan Sedunia, WHO) ke 43


menetapkan buku “International Statistical Classification of Diseases and
Related Health Problems, tenth revision” sebagai buku Klasifikasi
Internasional tentang penyakit edisi terbaru yang harus dipakai oleh
seluruh negara anggota WHO, 1992.

Di Indonesia:

• Menteri Kesehatan RI melalui surat keputusan No:


50/MENKES/KES/SK/I/1998 , tentang Pemberlakuan Klasifikasi Statistik
Internasional mengenai Penyakit Revisi Ke-10 tertanggal 13-Januari 1998
untuk menggantikan ICD-9 yang telah diberlakukan sejak tahun 1979 di
Indonesia.
8
DATA DIAGNOSIS
• Permenkes No: 269/MENKES/PER/III/2008 tentang
REKAM MEDIS, BAB II, Pasal 3:
harus ada:
Isi rekam medis untuk pasien........................., sekurang kurangnya a.
.......................e. DIAGNOSIS, f. .........................”

DIAGNOSIS
Adalah proses penentuan bentuk gangguan/masalah
yang disandang pasien yang merupakan hasil kesimpulan
dari kumpulan tanda-2, gejala-2, riwayat sakit, bila perlu
disertai hasil pemeriksaan laboratorium, rongent, dsb-nya
sesuai standard medis yang berlaku

9
Diagnosis (Lanjutan)

DIAGNOSIS  DIAGNOSE(S)
DIAGNOSE adalah produk diagnosis yang mewakili keluaran hasil kerja
tenaga medis dokter.
Penulisan DIAGNOSE(S)
di dalam rekam medis menjadi tanggungjawab dokter pelaksan asuhan
medis serta menjadi bahan bukti
kuantitas dan kualitas produk terkait.

• Diagnose adalah alasan pasien datang ke institusi pelayanan.


• Diagnose adalah titik mula penggerak segenap kegiatan asuhan dan
pelayanan kesehatan yang harus dikerjakan terhadapnya.
• Diagnose adalah keadaan yang disandang pasien saat dipulangkan
• Diagnosis adalah bukti utilisasi fasilitas yang tersedia.
• Diagnosis adalah bahan bukti jumlah biaya yang harus ditagih.
10
DIAGNOSIS  DIAGNOSE HARUS TERTERA DI
REKAM MEDIS – KESEHATAN

Sk Dirjen Yan Med Dep Kes RI tentang:


Penyelenggaraan Rekam Medis/Medical Record Rumah Sakit
Juknis No: 78/YanMed/RS Umdik/YMU/I/91 tertanggal 31
Januari,1991, tentang penyelenggaraan Rekam
Medis/Medical Record Rumah Sakit menyebut: “
Dengan sudah diterimanya buku ini, tidak ada pilihan lain
di SETIAP RUMAH SAKIT HARUS
melaksanakan penyelenggaraan rekam medis dengan BAIK,
kelalaian dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan yang
tercantum pada Petunjuk Teknis Tersebut, baik DIREKTUR
maupun SEMUA PETUGAS YANG TERKAIT akan mendapat
SANKSI sesuai dengan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI


No: 269/2008.

11
CODING DIAGNOSES
CODING (PENGKODEAN/PENYANDIAN) DIAGNOSE
Adalah
PROSES penentuan nomor kode/sandi numerik/alfanumerik bagi
pernyataan DIAGNOSES yang ditegakkan dokter bagi pasiennya.
DIAGNOSE = PRODUK DOKTER
CODE DIAGNOSE = PRODUK CODER RM KESEHATAN

Terjadi beberapa kemungkinan:


(1)Tulisan sebutan jenis produk diagnose salah -> hasil code salah 
informasi salah
(2)Tulisan betul pilihan nomor code salah  informasi salah
(3)Tulisan kurang jelas dibaca salah oleh coder  hasil code salah 
informasi salah.
KUALITAS HASIL CODING bergantung pada
Kuantitas kelengkapan sebutan serta kejelasan tulisan dokter tentang
diagnoses dan profesionalisme/kompetensi coder
12
REKAM MEDIS YANG BAIK

• Dikaitkan dengan diagnoses:


Rekam medis yang baik harus Lengkap dan mampu Berfungsi
sebagai
1. Alat komunikasi
2. Dokumentasi kesinambungan asuhan/pelayanan
3. Media data dasar informasi kesehatan (evaluasi asuhan
medis/perawatan dan pelayanan institusi.
4. Sejarah paparan riwayat kesehatan dan hasil produk
asuhan/pelayanan yang diterima individu pasien.
5. Bahan “BOTH” (bukti otentik tuntutan hukum) pelayanan
Medico-Legal.
6. Sumber data statistik morbiditas/epid/mortalitas/KLB
7. Bahan riset dan edukasi.
8. Dasar Pembiayaan ( asuransi / INA CBG’S)
13
Mengapa Harus Menggunakan ICD-10 ?

• Indonesia sebagai salah satu anggota WHO (Badan Kesehatan Se-


Dunia) mendukung himbauan WHO dalam memberlakukan
KLASIFIKASI, STATISTIK INTERNASIONAL tentang Penyakit dan
Masalah Terkait Kesehatan (ICD) untuk dipergunakan dalam sistem
pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia.

• Tahun 1998 ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan


RI No.50/MENKES/SK/I/1998 untuk memberlakukan ICD-revisi ke-
10 sejak tanggal 13 Januari 1998 untuk digunakan menggantikan
ICD-9 yang telah diberlakukan sejak tahun 1979

• Sejak tahun 1999, penataran dan pelatihan penggunaan ICD-10


telah dijalankan Departemen Kesehatan. Nomor kode morbiditas
penyakit sistem pelaporan morbilitas format RL telah dikonversi
dari kode ICD-9 ke ICD-10, untuk kepentingan ini sudah seharusnya
para coder diagnosis mengenal cara menggunakan buku ICD-10
volume 1 dan 3 sesuai aturan pada pedoman ICD-10 volume-2.
14
TUJUAN CODING

• Tujuan Primer :
1. Memudahkan pencatatan, pengumpulan dan pengambilan
kembali informasi sesuai diagnose ataupun tindakan yang
diperlukan (uniformitas sebutan istilah)
2. memudahkan entry data ke data base komputer yang tersedia
(1 kode bs mewkl bbrp terminologi yg digunakan para dokter ).
3. menyediakan data yang diperlukan oleh sistem pembayaran /
penagihan biaya yang dijalankan (contoh DRGs)
4. memaparkan indikasi alasan mengapa pasien memperoleh
asuhan / perawatan / pelayanan (justifikasi runtunan kejadian).
5. menyediakan informasi diagnoses dan tindakan bagi riset,
edukasi dan kajian asesment kualitas keluaran / out come (legal
dan otentik).
- Coding Diagnosis bukan proses yang sederhana
15
DATA DIAGNOSES INSTITUSI PELAYANAN

• Data Diagnoses → di-coding, di-indeks, direkap


Menjadi INFORMASI DEMOGRAFI POLA PENYAKIT &
MASALAH TERKAIT KESEHATAN yang hadir/terjadi di
KOMUNITAS/MASYARAKAT PENGGUNA JASA
PELAYANAN
= BAHAN DASAR PERENCANAAN dalam
Upaya Pengembangan fungsi :
KONTROL
EVALUASI
KOMUNIKASI
Manajemen  agar fungsi PERENCANAAN MANAJEMEN
PEMBANGUNAN KESEHATAN menjadi
EFISIEN DAN > EFEKTIF
Oleh karenanya melalui format RL bulanan/triwulan/tahunan →
Data Diagnosa Morbiditas/Mortalitas di kirim ke Depkes.
16
PROSES CODING

Review of Medical Record

Selection of Diagnoses and Procedures to Code

Assignment of Code Numbers

Sequencing Codes (inpatients)

Entry of Coded Data Into Database (abstracting)

Generation of INDEXES Entry of Codes


on Patient’s Bill

17
Diagnoses Pasien
• Peraturan ICD-10 menyebut diagnose yang diberi kode adalah
diagnose final/ diagnose pulang. (baca ICD-10 volume 2) ini yang
menjadi data morbiditas pasien terkait, dan yang di-entry ke dalam
RL morbiditas.
• bila telah ditegakkan 1(satu) diagnose maka kepada istilah diagnose
tersebut dipilihkan nomor kode ICD-10 nya. (baca: Rules for
Morbidity Coding ICD volume 2).
• Apabila seorang pasien selesai rawat menyandang lebih dari 1
diagnose maka untuk kepentingan statistik morbiditas ditentukan
kondisi utama pasien yang dipilih dan diberi nomor kode.
• Bagaimana coder dapat menentukan mana dari diagnoses-nya
adalah kondisi utama pasien ?
 Dokter yang menentukan dan dokter diminta menulisnya di
kolom/kotak yang pertama disediakan untuk entry data diagnoses,
dengan demikian siapapun coder-nya pilihannya akan sama.
18
Kodefikasi bukan sekedar
PENGETAHUAN,
tapi juga merupakan
KETERAMPILAN.

PRACTICE MAKE
PERFECT
Sumber :

• Materi Pelatihan ICD , dr. Mayang Anggraini


• Materi Pelatihan ICD, Dr. Erkadius, M.Sc.
• Materi Pelatihan ICD, Dr. Rano IS, M.Kes
• ICD 10 Vol II
• Materi Kuliah ICD, Dr. Santosa Kusumo W., Sp.OG
• Manajemen Informasi kesehatan , DR. Dra. Gemala R Hatta, M.Kes.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai