Anda di halaman 1dari 50

PSIKOTROPIKA

(PSIKOFARMAKA)
Psikotropika adalah obat yang dapat
mempengaruhi proses pikir, alam perasaan,
tingkah laku dan penghayatan pribadi
individu.
Berdasarkan efek klinik Psikotropika

 1. Anti Psikotik.
 2. Anti Depressant (Anti depresi).
 3. Anti Ansietas (Anti Cemas).
 4. Anti Insomnia (Hipnotika).
 5. Anti Maniakal.
ANTI PSIKOTIK
(NEUROLEPTIKA)

 Golongan ini dahulu disebut sebagai Mayor


Tranquilizer, tetapi lebih tepat disebut sebagai Anti
Psikotik.
 Pada umumnya obat golongan ini dapat mensupresi
(menekan) gejala positif skizofrenia/psikotik.
 Obat-obat Anti Psikotik generasi terbaru (Clozapin,
Resperidon, Olanzapin dsb) disamping memperbaiki
gejala-gejala positif, juga berefek pada gejala-gejala
negatif.
 Gejala-gejala positif yang dapat disupresi anti psikotik :
1. Kecenderungan untuk berkelahi (agresifitas).
2. Aktifitas berlebihan (hiperaktif).
3. Sikap permusuhan.
4. Halusinasi dan waham.
5. Negativisme.
6. Gangguan tidur (insomnia).
7. Mannerisme.
 Gejala-gejala negatif Skizofrenia/Psikotik yang sukar diperbaiki
dengan obat (diperbaiki dengan psikoterapi dan rehabilitasi) :
1. Kurang pengertian diri.
2. Kurang penilaian/pertimbangan wajar.
3. Gangguan orientasi.
4. Gangguan daya ingat.
5. Gangguan perencanaan realistik.
6. Gangguan Afek (mood).
7. Dorongan untuk menglang tanpa alasan.
8. Keinginan untuk melukai diri.
Obat-obat
anti psikotik yang
sering digunakan
1. Klorpromazine (largactil,
promaktil, cepezet).
Indikasi (obat ini dapat dipakai) pada :
- Skizofrenia dengan gejala agitasi, ansietas, tegang, bingung, insomnia, waham,
halusinasi.
- Psikosis manik-depresif.
- Gangguan kepribadian.
- Psikosis involusional.
- Psikosis pada anak.
- Dalam dosis rendah dapat digunakan untuk mengatasi mual, muntah, cegukan
atau gangguan non psikosis dengan gejala agitasi, tegang, gelisah, cemas dan
insomnia.
Dosis :
- Dosis permulaan 25 – 100 mg / hari.
- Dosis ditingkatkan sp 300 mg / hari.
- Bila gejala belum hilang dosis dapat ditingkatkan perlahan-lahan hingga 600 –
900 mg / hari.
Cara pemberian :
- diberikan per-oral dengan dosis terbagi.
- untuk efek cepat dapat diberikan per injeksi (im) dengan
penderita dalam posisi berbaring (untuk mencegah timbulnya
orthostatic hipotension yang sering terjadi).
Efek samping :
- Lesu dan ngantuk.
- Hipotensi ortostatik.
- Mulut kering, hidung tersumbat, konstipasi dan amenore pada
wanita
- Gangguan ekstra piramidalis (Sindroma Parkinsonisme)
dengan gejala-gejala :
- tremor (pada ektremitas dan lidah).
- kaku kuduk.
- hiper salivasi.
- rigiditas.
- jalan seperti robot, karena kaku otot tungkai.
- ekspresi muka monoton (muka topeng), karena kaku otot
wajah.
- bicara pelo.
Bila terjadi Gangguan ekstra piramidalis (sindroma
parkinsonisme), maka pemberian obat distop dan
diganti dengan obat lain atau dosis obat diturunkan.

Bila obat obat pengganti tidak tersedia atau obat tersebut


sangat diperlukan, maka untuk menghilangkan
sindroma parkinsonisme diberikan obat-obat anti
sindroma parkinsonisme.
Obat-obat anti Sindroma
parkinsonisme
1. Triheksifenidil
Diberikan per-oral dengan dosis 3 x 2 – 4 mg / hari.
2. Dipenhidramin (benadryl)
Dapat diberikan per-oral atau per-enteral dengan dosis 50 – 100
mg / hari.
3. Sulfas atropin
dapat diberikan per-oral atau per-enteral
tablet 0,5 mg ; 3 x 1
injeksi 0,25 mg/amp. ; 3 x 1 amp.
4. Benzodiazepin.
Kontra indikasi :
Klorpromazine tidak boleh diberikan pada
keadaan-keadaan :
- koma.
- Keracunan alkohol, barbiturat dan narkotika.
- Hipersensitif (allergik).
2. Trifluoperazine (stelazine, stelosi)

Indikasi :
- Skizofrenia.
- Psikosis paranoid (gangguan waham menetap).
- Psikosis manik-depresif.
- gangguan tingkah laku pada Retardasi Mental.

Dosis :
- dosis awal 2 – 3 x 2,5 mg.
- dosis pemeliharaan 3 x 5 – 10 mg.
Efek samping :
- ngantuk, pusing lemas.
- Gangguan ekstra piramidalis.
- Occulogyric crisis.
- Hiperefleksi.
- Kejang-kejang grandmal.

Kontra indikasi :
- Depresi SSP.
- Koma.
- Gangguan liver.
- Dyscrasia darah.
- Hipersensitif.
3. Pirazine (taxillan)
Indikasi :
- Skizofrenia dengan agitasi, agresif, rasa permusuhan, halusinasi dsb.
- Depressi berat.
- Ansietas.
- Gangguan psikosomatik.

Dosis :
- dosis awal 3 x 50 mg.
- dinaikkan sampai 3 x 100 – 200 mg.
Efek samping :
- ngantuk, lesu, lemas, hipoakti.
- Gangguan ekstra piramidalis jarang.

Kontra indikasi :
- Koma.
- Gangguan kardiovaskuler berat.
- Hipersensitif.
4. Haloperidol (haldol, serenace,
lodomer dsb)
Indikasi :
- Gangguan psikotik.
- Sindroma Gilles de la Taurette.
- Gangguan periaku pada anak.

Dosis :
- dewasa 1 – 6 mg / hari dengan dosis terbagi.

Efek samping :
- ngantuk.
- gangguan ekstra piramidalis (sering terjadi).
Haloperidol decanoas (haloperidol yang dilarutkan
dalam minyak) merupakan long acting antipsychotic.
Kemasan dalam bentuk ampul 50 mg.
Dosis : 1 amp (50 mg) / 3 – 6 minggu.
Kontra indikasi :
- Depresi SSP.

- Koma.

- Penyakit parkinsonisme.

- Hipersensitif.
5. Pimozide (orap)
Indikasi :
- Gangguan skizofrenia kronik untuk memperbaiki sosialisasi.

Dosis : 2 – 8 mg / hari.

Efek samping :
- Jarang timbul gangguan ekstra piramidalis pada dosis terapeutik.

Kontra indikasi :
- koma.
- Hipersensitif.
- Depresi endogen.
- Penyakit parkinson.
6. Flupenazine
Untuk kasus-kasus akut diberikan Flupenazine HCl (anatensol)
dalam bentuk tablet dan injeksi.
Dosis :
- 2,5 – 10 mg / hari dengan dosis terbagi.
- Bila diperlukan dosis dapat dinaikkan sp 20 mg / hari.
Untuk kasus-kasus kronis diberikan Flupenazine decanoat
(flupenazine dilarutkan dalam minyak), sebagai long acting anti
psychotic (berefek panjang) --- Modecate injeksi(25 mg / amp).
Dosis :
- awal : 12,5 mg / 2 minggu.
- bila efek samping ringan/tidak ada, ditingkatkan 25 mg / 3 – 6
minggu.
Efek samping :
- Tersering gangguan ekstra piramidalis.
- Tardive diskinesia persistent.
- Ngantuk.
- Mimpi2 aneh.

Kontra indikasi :
- hipersensitif.
- Depresi SSP berat.
7. Sulpiride (dogmatil)
Indikasi :
- Gangguan pikosis.
- Gangguan ansietas.
- Gangguan tingkah laku.
- Neurosis depresi.

Dosis :
- Untuk gangguan psikosis 400 – 1600 mg / hari.
- Untuk gangguan non psikosis 150 – 300 mg / hari.
Efek samping :
- jarang terjadi gangguan ekstra piramidalis.
- Gangguan tidur.

Kontra indikasi / hati-hati :


- Gangguan cardiovaskuler.
- Hipertensi berat.
- Gangguan hepar dan ginjal.
8. Levomepromazine (nozinan)
Indikasi :
- Gejala positif Skizofrenia.
- Depresi berat dengan anxietas dan agitasi.

Dosis :
- Awal : 50 – 100 mg / hari, dapat dinaikkan 150 – 250
mg / hari.
- Bila toleransi baik dapat dinaikkan menjadi 300 – 500
mg / hari.
Efek samping :
- lesu, ngantuk, hipoaktif.
- Pada penderita sensitif dapat terjadi gangguan ekstra
piramidalis, sakit kepala, muntah atau gangguan jantung.

Kontra indikasi :
- koma.
- Gangguan kardiovaskuler.
- Hipersensitif.
9. Thioridazine (melleril)
Indikasi :
- Gejala positif Skizofrenia.

- Depresi dengan agitasi, ansietas dan afek hipotim.

Dosis :
- Awal (initial) : 3 x 50 – 100 mg / hari.

- Pemeliharaan (maintenance) : 200 – 800 mg / hari.


Efek samping :
- sedasi, mulut kering, gangguan akomodasi, vertigo,
hipotensi ortostatik.
- Jarang timbul ganguan ekstra piramidalis.

Kontra indikasi :
- koma.
- Depresi SSP berat.
- Diskrasia darh.
- Hipersensitif.
10. Perfenazine
(trilafon, perfenazine)

Indikasi :
- Gejala positif Skizofrenia.
- Dalam dosis rendah digunakan untuk nausea, vomitus
dan cegukan.

Dosis :
- 3 x 4 - 8 mg / hari.
Efek samping :
- Sering timbul gangguan ekstra piramidalis.
- Gangguan endokrin, seperti : laktasi meningkat, gnekomasti,
menstruasi terganggu, sukar eyakulasi.

Kontra indikasi :
- hipersensitif.
- Koma.
- Depresi berat.
- Gangguan liver.
- Gangguan darah.
atypical antipsychotic agents
(obat-obat antipsikotik atipikal)

- Sebagai obat antipsikotik generasi terbaru.


- Dapat memperbaiki gejala-gejala positif dan
negatif skizofrenia/psikosis.
- Memiliki efek samping (gangguan ekstra
piramidalis) yang relatif kurang.
- Diantara obat-obat tersebut yang telah tersedia
di Indonesia : Aripiprazole, Clozapine,
Resperidone, Olanzapine, Quetiapine, Zotepine.
Aripiprazole (abilify)
Indikasi :
- Skizofrenia.

Dosis :
- 10 atau 15 mg 1 x sehari.

Efek samping :
- Sakit kepala.
- Mual, muntah.
- Konstipasi.
- Ansietas, insomnia, somnolens.
- Akhatisia.
Clozapine
(clozaril, clorilex dsb)
Indikasi :
- Skizofrenia yang tidak responsif / intoleran dengan antipsikotik
klasik.
- Mengurangi resiko terhadap perilaku bunuh diri berulang.

Dosis :
- Hari 1 : 1 – 2 x 12,5 mg.
- Berikutnya ditingkatkan 25 – 50 mg / hari sp 300 – 450 mg /
hari dengan pemberian terbagi.
- Dosis maksimal 600 mg / hari.
Efek samping :
- granulositopeni, agranulositosis, trombositopeni,
eosinofilia, leukositosis, leukemia.
- Ngantuk, lesu, lemah, tidur, sakit kepala, bingung,
gelisah, agitasi, delirium.
- Mulut kering atau hipersalivasi, penglihata kabur,
takikardi, postural hipotensi, hipertensi.
- Dsb.
Kontra indikasi :
- Ada riwayat toksik/hipersensitif.
- Gangguan fungsi Sumsum tulang.
- Epilepsi yang tidak terkontrol.
- Psikosis alkoholik dan psikosis toksik lainnya.
- Intoksikasi obat.
- Koma.
- Kollaps sirkulasi.
- Depresi SSP.
- Ganguan jantung dan ginjal berat.
- Gangguan liver.
Olanzapine (zyprexa)
Indikasi :
- Sizofrenia atau psikosis lain dengan gejala positive dan negatif.
- Episode manik moderat dan severe.
- Pencegahan kekambuhan gangguan bipoler.

Dosis :
- Untuk skizofrenia mulai dengan dosis 10 mg 1 x sehari.
- Untuk episode manik mulai dengan dosis 15 mg 1 x sehari.
- Untuk pecegahan kekambuhan gangguan bipoler 10 mg / hari.
Quetiapine (serequel)

Indikasi :
- Skizofrenia.

Dosis/pemberian :
- Hari 1 : 50 mg, hari 2 : 100 mg, hari 3 : 200 mg, hari 4 :
300 mg.
- Selanjutnya 300 – 450 mg / hari dengan pemberian 2 x
sehari.
Resperidone
(risperdal, persidal, zofredal)
Indikasi :
- Skizofrenia akut dan kronik dengan gejala positif dan negatif.
- Gejala afektif pada skizofrenia (skizoafektif).

Dosis :
- Hari 1 : 1 mg, hari 2 : 2mg, hari 3 : 3 mg.
- Dosis optimal - 4 mg / hari dengan 2 x pemberian.
- Pada orang tua, gangguan liver atau ginjal dimulai dengan 0,5 mg,
ditingkatkan sp 1 – 2 mg dengan 2 x pemberian.
Zotepine (Lodopin)
Indikasi :
- skizofrenia.

Dosis :
- Dimulai 3 x 25 mg / hari.

- Ditingkatkan sp maksimal 300 mg / hari.

- Pada orang dewasa dengan gangguan liver atau ginjal


dimulai 25 mg dan dinaikkan sp 75 mg, 2 x sehari.
Antidepresan (anti depresi)
Beberapa prinsip gangguan depresi dengan antidepresan :
1. Dimulai dengan pemberian dosis rendah yang secara progresif
ditingkatkan.
2. Pemberian obat dengan dosis adekuat dalam waktu yang
cukup. Efek pengobatan biasanya baru terlihat 2 – 3 minggu
setelah pengobatan.
3. Terapi pemeliharaan cukup lama (2 – 6 bulan) untukmencegah
relaps.
4. Bila dosis adekuat, waktu cukup (60 – 100 hari) tidak ada
perubahan, maka kasus tersebut harus diperiksa secara lebih
teliti mengenai : diagnosis, kepribadian, biologik (metabolik
obat) dan faktor lain.
Menurut rumus kimia, antidepresan dibagi :
1 . Tri cyclic antidepressant (amitriptilin, imipramin, clomipramin).
2 . Tetra Cyclic Atidepressant (SSRI = Selective Serotonine
Reuptake Inhibitor, MAO I = Mono Amin Oxydase Inhibitor).
Catatan :
Tri cyclic antidepressant memiliki efek anti kholinergik relatif kuat
sehingga dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, denyut
jantung dsb. Karenanya perlu dihindarkan pemberiannya pada
orang tua, hipertensi dan gangguan jantung.
Beberapa jenis anti depresan
1. Amitriptilin
Dosis : 3 x 25 – 75 mg / hari.
KI : infark miokard, gloukoma, hipersensitif.
2. Imipramin
Dosis : 3 x 25 – 75 mg / hari.
KI : infark miokard, hipersensitif, pdrt mendapat MAO I minimal harus
ditunggu 14 hari.
Disamping digunakan untuk anti depresi, dapat juga dipakai utk terapi
enuresis pada anak.
3. Clomipramin (anafranil)
indikasi : gangguan depresi, obsesif-kompulsif, fobia.
dosis : 30 – 150 mg / hari
4. Mianserin (tolvon)
dosis : 30 – 40 mg / hari.
KI : mania, hipersensitif.
5. Maproptilin HCl (Ludiomil, Sandepril)
Dosis : 3 x 25 – 50 mg / hari.
KI : hipersensitif, gloukoma, hipertrofi prostat.
6. Fluoxetin (kalxetin, lodep, elizac dsb)
dosis : 1 – 2 x 20 mg / hari.
KI : gloukoma, gangguan ginjal berat, gangguan liver.
6. Sertraline (zoloft, sirloft, Fridep dsb)
dosis : mulai dengan 50 mg, ditingkatkan sp 150 mg / hari.
7. Tianeptine (stablon)
dosis : 3 x 1 tab (12,5 mg) / hari.
8. Mirtazepine (romeron)
dosis : 15 – 45 mg waktu mau tidur.
9. Fluoxamine maleat (luvox)
dosis : 50 – 150 mg / hari.
10. Amoxapine (asendin)
dosis : 2 x 100 mg / hari.
Anti maniakal

1. Lithium karbonat
dosis : 300 – 1200 mg / hari.
KI : gangguan ginjal, gangguan kardiovaskuler,
elektrolit imbalance.
2. Haloperidol
3. Carbamazepine
indikasi : epilepsi, diabetes insipidus, trigeminal
neuralgia, profilaks gangguan maniakal.
Dosis : 200 – 800 mg / hari.
Anti ansietas
Obat anti ansietas yang sering digunakan adalah derivat
benzodiazepine, dipergunakan untuk menghilangkan
kecemasan (ansietas).

Pada pemberian benzodiazepine harus diperhatikan :


1. Obat antiansietas tidak dapat meggantikan hubungan dokter-
pasien dan keberhasilan pengobatan banyak tergantung dari
hubungan dokter-pasien.
2. Pemberian anti ansietas harus dalam dosis adekuat dalam waktu
yang sesinggkat mungkin, karena bila dosis tinggi dan
pemberian jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan.
3. bila ada kecenderungan ketergantungan atau ada
riwayat penyalahgunaan zat (benzodiazepine),
maka sebaiknya sebagai anti ansietas diberikan
antipsikotik dosis rendah
Obat-obat anti ansietas
1. Diazepam (valium)
dosis : 3 x 2,5 – 5 mg / hari.
2. Khlordiazepokside (librium)
dosis : 3 x 5 – 10 mg / hari.
3. Lorazepam (ativan)
dosis : 2 – 4 mg / hari.
4 Klobazam (frissium)
dosis : 20 – 40 mg / hari.
5. Bromazepam (lexotan)
dosis : 3 – 9 mg / hari.
sering menyebabkan ketergantungan.
6. Prozepam (equipax)
dosis : 20 – 30 mg / hari.
7. Alprazolam (xanax, zypraz, atarax dsb)
dosis :
- untuk ansietas : 3 x 0,25 – 0,5 mg / hari.
- untuk panik : 3 x 0,5 mg / hari.
8. Estazolam (esilgan)
Sebagai anti insomnia.
dosis : 1 – 2 mg sebelum tidur.
9. Flurazepam (dalmadorm)
sebagai anti insomnia.
dosis : 15 mg sebelum tidur.

Anda mungkin juga menyukai