Anda di halaman 1dari 32

I.

PROTEIN DALAM URINE


- Merupakan petunjuk adanya kerusakan ginjal
- Contoh :
1. Hemolisa ditemukan hemoglobin dalam urine
2. Acuta glomerulonephritis terdapat albumin dalam urinenya
3. Multiple mioloma menghasilkan bence jones proteinnuria
- Filtrat glomerulus mengandung kadar protein sangat rendah,
terdiri dari protein dengan BM kecil (lebih kecil dari BM
albumin dan hemoglobin)
- Zat diatas mungkin direabsorpsi oleh tubulus sehingga dalam
urine 24 jam hanya mengandung 150 mg protein.
- Protein dengan jumlah besar (>150 mg/24 jam) mungkin
terjadi akibat kerusakan membran kapiler glomerulus yang
memungkinkan lolosnya protein dengan BM besar dan masuk
kedalam filtrat glomerulus atau karena gangguan mekanis
reabsorpsi tubulus, atau kerusakan keduanya
- Proeteinuria dapat Disebabkan karena :
1. G.F.R yang meningkat
2. Kelainan basal membrane glomerulus
3. Kelainan tubulus
4. Perubahan protein sehingga difiltrasi (multiple
mieloma)
- Macam – macam proteinuria
1. Fungtional proteinuria, penyebab antara lain:
a. Karna expose dengan udara yan sangat dingin
b. Otot – otot yang kerja keras
c. Setelah lama berdiri dan mehilang setelah istirahat/tidur,
disebut otthostatis/postural proteinuria, pada kehamilan.
2. Organic proteinuria
a. Pre renal proteinuria
- pada ascites
- karena keracunan obat-obatan (Hg, Pb, dll)
b. Renal proteinuria
- keradangan (nephritis)
- degenerasi ginjal (nephrosis)
- infark pada ginjal, kanker ginjal, TBC dll
- False Proteiunuria dapat terjadi :
1. Cyistis
2. Pyelitis
3. Urethritis
4. Sekret dari vagina.
- Metode Pemeriksaan protein urine
Kebayakan pemeriksaan protein urine berdasarkan
kekeruhan yang timbul akibatnya padatan atau kasarnya
kekeruhan terjadi menunjukkan jumlah protein urine.
jika urine jernih, dapat langsung dipakai untuk
pemeriksaan
jika urine keruh urine disentrifugasi disaring.
jika tidak jernih tambahkan urine dengan kielserguhr /
carboadsorbens (1 : 10)
kocok dengan kuat, saring berulang sampai filtrat jernih
(filtrat tidak boleh dipakai untuk test lain, karena zat warna
dan beberapa zat lain tertahan oleh kieselghur atau carbo
abserbens)
kekeruhan oleh fosfat dapat dihilangkan dengan asam
acetat encer dan kekeruhan urat dengan asam asetat encer
yang dipanaskan.
jika kekeruhan tidak dapat hilang juga, laporkan urine yang
diperiksa dalam keadaan keruh.
TEHNIK PEMERIKSAAN PROTEINURIA
A. Dengan Asam Sulfosalicyl 20% (denaturasi protein)
hasil pemeriksaan :
- kekeruhan : mungkin globulin/albumin atau keduanya
- keruh tetap setelah pemanasan : mungkin protein Bence
Jones dan perlu penyelidikan lanjut.
- tidak spesifik, pemeriksaan kadar mencapai 0.002 %
B. Pemanasan dengan Asam Asetat 6% (denaturasi protein)
hasil pemeriksaan:
- kepekaan mencapai 0.004%
- inter pretasi dapat digunakan juga pada sulfosalisilat
- pembacaan pada latar belakang gelap
- negatif : tidak ada kekeruhan sedikit juga
- positif + (1+) : ada keekruhan ringan tanpa butir
(perkiraan kadar protein 0.01 – 0.05%)
- positif ++ (2+) : kekeruha mudah dilihat dan nampak
butir dalam kekeruhan ( 0.05 – 0.2%)
- positif +++ (3+) : kekeruhanjelas dan berkeping keping
(0.2 – 0.5 %)
- positif ++++ (4*) : sangat keruh dan berkeping besar /
menggumpal sampai memadat (> 0.5%) jika kadar >3%
protein terjadi bekuan.
Nilai positif palsu disebabkan :
1. Nucleoprotein, kekeruhan terjadi saat penambahan
asam asetat sebelum pemanasan
2. Mucin, idem
3. Proteose / albumose, setelah mendingin (+ jika
dipanaskan)
4. Asam – asam resin, larut dalam alkohol
5. Perotein bence jones, positif setelah penambahan,
negatif setelah pemanasan (asam asetat)
Nilai negatif palsu
1. Urin basa
2. Pada carik celup urine sangat encer, kadar garam yang
tinggi
C. Dengan Carik Celup (merubah indikator pH)
indikator yang digunakan tetrabrom phenolblue berwarna
kuning pada pH 3 berubah kehijauan setelah penambahan
hasil hanya menunjukan albumin saja, tidak dapat
menunjukkan adanya albumin maupun protein Bence Jones.
D. Uji Esbach (kuantitatif) dengan larutan Triklor asetat 20% +
sulfosalisillat 20%.
PROTEIN BENCE JONES
- Larut pada suhu mendidih, mengendap pada suhu 40 – 600C
(36OC).
- Dapat diuji dengan tehnik Osgood, dengan mengatur suhu
pemanasan urine.
- Protein Bence Jones terdapat pada : Multiple Mioloma
kadang pada : tumor tulang, lekemia, nephritis kronis,
hypertensi, odema
Tafsiran atas proteinuria
- Proteinuria ringan < (0.5 g/ hari)
1. Pada orang sehat kerja jasmani / urine sangat peka, demam, stres,
emosi, panas selanjutnya sehat, pada orang dewasa bergerak
hilang jika berbaring.
2. Hipertensi
3. Disfungsi tubulus ginjal, genetik, oleh obat
4. Ginjal polisistik
5. Infeksi saluran urine distal
6. Hemoglobin pada hemolisa berat (reaksu transfusi, hemoglobinuria
paroksimal, kedinganan hemogglobinuria proximal malam hari)
- Protein sedang (0.5 – 3 g/ hari)
1. Glumerulonefritis kronik sedang
2. Gagal jantung kongestif
3. Nefropati oleh diabets ringan
4. Pielonefritis
5. Mieloma multipe (protein bence jones)
6. Pre - eklampsia
- Protein berat (>3 g / hari)
1. Glumerulonefritis akut
2. Glumerulonefritis kronik yang erat
3. Nefrosis lipoid
4. Nefropati diabetes berat
5. Penyakit amiloid
6. Nefritis pada lupus
II. GLUKOSE DALAM URINE
- Kadar glukose plasma sama dengan filtrat glomerulus, sedang
batas mereabsorpsi glukose 160 – 180 mg/dl
- Penyebab glukosuria : kadar glukose dalam plasma melampau
batas kemampuan daya reabsorpsi /kemampuan reabsorpsi
ginjal menurun
- Keadaan hyperglycaemia (glukose > 180 mg/dl) akan
menghasilkan glukose pada urine misalnya terdapat pada:
1. Diabetes melitus
2. Emosional glokosuria
3. Hyperthyroidisme
4. Anesthesia eter
5. Tekanan intra cranial meningkat (trauma cavitis, tumor kepala)
- Keadaan glukosuria pada keadaan menurunnya reabsorpsi ginjal
(tan hyperglycemia) terdapat pada:
1. Renal glokosuria
2. Alementary glukosuria (kebanyakan makan karbohidrat)
3. Kehamilan (laktosuria),tubular damage, nephrosis
Pengujian glukose urine.
- Berdasarkan sifat mereduktornya, hasil biasanya tidak sfesifik
karena adanya zat yang dafat mereduktor selain glukose : laktose,
fruktose, ceratinin, asam urat, vitamin C, Asam salisilat,
Amidopirin, cloral hydrat, PABA dan homogentisik acid
(penderita kelainan metabolisme)
- Metode yang sering digunakan benedict dan fehling (semi
kuantitatif), mengandung bahan Cu++ (cupri)yang dalam suasana
basa dan panas diubah menjadi Cu + (cupro) yang kuning -
berwarna merah bata (sesuai kadar glukose).
- Metode menggunakan enzim glukose oksidase, adanya glukose
pengaruh glukose oksidase meghasilkan asam glukonat dan H2O2,
H2O2 mengalihkan O2 ke ototolidine yang berubah warna menjadi
biru. Hasil negatif palsu akibat vitamin C dan keton, positif palsu :
hypoklorit, peroksida
Interpretasi hasil glukose urine metode fehlin & benedict
- Negatif (-) : tetap biru atau sedikit kehijauan dan agak keruh
- Positif + (1+) : hijau kekuningan dan keruh (0.5 – 1% glukose)
- Positif ++ (2+) : kuning keruh (1 – 1.5 % Glukose)
- Positif +++ (3+) : jingga atau warna lumpur keruh (2 – 3.5%)
- Positif ++++ (4+) : merah keruh (lebih dari 3.5% glukose)
Catatan:
- 3 – 4 ml reagen tidak berpengaruh
- Waterbath harus mendidih
- Boleh dengan api langsung,perlahan mendidih 1-2 menit
- Benedict lebih baik dari fehling
- Sampel dengan albumin tinggi (+4) mampu mereduksi harus
dihilangkan dahulu dengan memasak/asam aseta, disaring.
III. Benda keton
- Pada penderita DM tubuh kekurangan insulin, sehingga proses
pengangkutan glukose ke dalam sel terhambat yang
mengakibatkan glukose tidak dapat digunakan sebagai energi,
sehingga tubuh mengkatabolisasi lemak yang terdapat pada hepar
secara berlebihan dan menghasilkan sisa metabolisme asam aseto
asetat menjadi aceton dan beta hydroksi butiric acid dan dikenal
benda-benda keton.
- Dapat terjadi pada starvation (kelaparan)
- Dalam keadaan tinggi benda keton dapat menyebabkan asidosis
- Adanya benda keton pada penderita DM menunjukan peninggia
kadar glukose darahnya dan dalam keadaan koma dan seterusnya
meninggal.
- Metode pemeriksaan :
1. Rothera
reaksi antara nitroprusida dan asam aceta acetat dengan
hasil posit berwarna ungu.
dapat mendeteksi asam aseto aseta sampai 1 : 400.000,
aseton sampai 1 : 20.000, sedangkan asam beta –
hidroksi butirat tidak terdeteksi dengan metode ini.
harus digunakan urine segar, perubahan asam aseto
aseta menjadi aseton, dan penguapan aseton.
2. Gerhardt
reaksi antara asam aseto aceta dan fericlorida
membentuk warna merah coklat.
mendeteksi asamaseto asetat 1 : 1000
aseton dan asam hidroxibitiric tidak terdeteksi
positif palsu oleh : fenol, salisilat, antipirin, natrium
bikarbonat, hijau oleh fenilaline
3. Carik celup : sama dengan test rothera
IV. Bilirubin
Bilirubin indirect karena terikat dalam albumin sehingga tidak
terdapat dalam urine, bilirubin direct mudah larut dalam air
sehingga terdapat dalam urine
digunakan untuk mendiagnosa adnya penyakit hati, sekaligus
mengetahui keruskan hepar oeh baha kimia beracun
metode digunakan
1. test busa : busa kuning tua, positif palsu dengan adanya urobilin
tinggi, oabt acriflavine, pyridium
2. percobaan Harrison
bilirubin dipekatkan diatas kertas saring dengan mem presifitatkan
fosfat – fosfat yang ada dalam urine memakai BaCl2, selanjutnya
bilirubin melekat pada presifitat, bilirubin terkumpul dioksidasi
menjadi biliverdin dengan reagen fouchet (asam triclorasetat +
aqua) dan feriklorida.
3. carik celup, reaksi azotasi antara bilirubin dan reagen.
V. UROBILINOGEN
- merupakan pigmen normal dalam faeces, dalam urine jumlahnya
sangat kecil. Keberadaannya dalam urine bersamaan dengan
bilirubin dan menunjukkan kerusakan hepar
- pada juandis pemeriksaan urobilinogen dan bilirubin dalam urine
dipergunakan untuk membedkan penyumbatan bilirubin hati.
- urobilinogen berasal dari conjogated bilirubin, dalam usus halus
conjunggated bilirubin direduksi oleh bakteri usus mennjadi
stercobilinogen, sebagian stercobilinogen direabsorpsi kembali
kehati melalui vena porta, sebagian lolos masuk peredaran darah,
selanjutnya dibuang melalui urine (urobilinogen), zat ini tidak
direabsorpsi tubulus sehingga normal dalam urine.
- urobilinogen sangat mudah teroksidasi oleh udar menjadi
urobilin
- metode meperksaan yang digunakan :
1. Metode Erlich, yang membentuk warna merah mudadengan
urobilinogen (merah cherry).
sampel harus segar, jika perlu diawetkan dengan natrium karbonat.
sampel terkonsentrasi pada sore hari sehingga baik untuk
pemeriksaan ini.
bilirubin menggangu pemeriksaan, sehingga dihilangkan dengan
pengocokkan yang kuat dengan penambahan CaOH, selanjutny
aidsaring untuk pemeriksaan
2. Metode Schlesinger, terutama untuk urine tdk segar.
urine dioksidasi menjadi urobilin dengan bantuan yodium, urobilin
bereaksi dengan zink asetat jenuh dalam alkohol membentuk
ikatan berwarna hijau (beflurescen hijau)
3. metode wallace diamond, melakukan pengenceran sampel urine
selanjutnya diperiksa dengan reagen erlich.
Catatan :
- Hasil pemeriksaan dengan reagen erlich pembacaan
maximal 5 menit, jika tidak warna semakin merah
- Positif palsu dengan adanya : porfobilinogen, indoxil,
skatoxil sulfat, 5,6 dihidroxinol.
- Sulfonamid membuat sampel berwarna hijau.

- Untuk positif palsu pada pemeriksan urobilin


ditanggulangi dengan metode Nauman (sifat urobilin
yang arut dalam kloroform)sehingga zat penggangu
(riboflavin, fluorescin, eosin) hanya terdapat pada
lapisan air saja.
4. Carik celup
mengandung paradimetilamino – benzaldehide (seperti
reagen erlich) dengan hasil merah jika positif.
VI. PORFOBILINOGEN
dikeluarkan dengan urine pada porphyria acut intermitens
metode pemeriksaan modifikasi Watson-Schwartz modifikasi
reagen erlich, sifat dari forpobilinogen yang tidak larut
chloroform.
VII. DARAH SAMAR
menggunakan sifat hemoglobin sebagai peroksida yang
mnguraikan H2O2 & mengoksidasi benzidine (guajac) menjadi
biru. Interpretasi hasil:
Negatif : tidak berubah / samar hijau.
Positif + : hijau
positif ++ : biru bercampur hijau
positif +++ : biru
Positif ++++ : Biru Tua
PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE (MIKROSKOPIS)
- Urine yang digunakan adalah urine segar, jika perlu
pengawet formalin. Urine yang baik dengan BJ 1023, urine
pagi lebih mudah untuk pemeriksaan.
- sebelum pemeriksaan mikroskopis dapat dilakukan
dengan makroskopis yaitu endapat fosfat akan larut dengan
penambahan asam encer, sedangkan asam urat akan larut
dalam suasan asam dan panas (50OC)
-perinsip mikroskopis adalah pemusingan atau sentrifugasi
sampel sehingga zat akan mengendap dan diperiksa pada
mikroskop dengan perbesar 100 – 400x.
untuk memudahkan pembacaan dilakauka pengecatan
dengan cat Sternheimer – Malbin: dengan epitel gepeng
agak ungu inti ungu tua, lekosit merah muda inti ungu, dst.
Unsur-unsur sedimen : organik dan anorganik
A. Unsur Organik
1. Eritrosit
pada keadaan normal erytrosit dalam urine dapat berasal
dari tractus urogenitalis, normal 2 – 3 / plb
dalamurine dapat berbentuk bulat, mengkerut pada urine
pekat, bengkak pada urine encer, kecil pada urine lindi.
julah sedang : 10 – 30/ plb, banyak lebih dari 30 / plb.
2. Lekosit
- lekosit tampak bulat dan memiliki inti, normal 4 -5 / plb
- bergerombol kemungkinan besar infeksi
- lekosit tidak selalu ada infeksi traktus urinarius
- lekosit sedang : 10 – 20 / plb, banyak 20 – 30 / plb
3. Epithel
berasal dari dalam tractus urogenitalis, pelvis renalis,
urethra, vagina.
* squasmus epithel (epitel gepeng): besar dan biasa diebut
epitel bertatah, bersal dari uretra, vagina, vulva. Lebih
banyak terdapat pada urine wanita. Sitoplasma tidak
terstruktur, bentuk 2-3 kali lekosit
* sel kandung kemih: bentuk besar, berbentuk diamond
dengan inti yang jelas.
* sel-sel dari pelvis : berbentuk sedang, 3 kali lekosit
dengan ekor pendek
* sel-sel dari ureter dari pelvis : bentuk sedang, oval dengan
nukleus yang jelas, jika terdapat banyak dengan lekosit dan
benag (filamen) berasal dari ureter, bila terdapat sedikit
tanpa
* sel ginjal : bentuk kecil 1-2 kali lekosit, bergranular,
biasanya ditemukan bersama protein
4. Torak / silider
murni berasal dari ginjal, proses pembentukan belum
diketahui jelas, diperkirakan terbentuk karena presipitasi
protein atau penggerombolan bahan bahan lumen. Faktor
– faktor yang mempengaruhi pembentukan torak : kadar
protein, pH filtrat dan kadar garam.
torak dibagi dalam :
* torak hyalin : terbentuk karena presipitasi protein dalam
urine, tidak berwarna, homogen, semitransparan,
berbentuk silinder dengan kedua sisi pararel atau bulat
pada ujung biasanya kuning bila urine banyak
mengandung bilirubin. tampak pada infeksi ringan.
Torak epitel : penuh dengansel epithel, lebih jelas jika
ditambaha asam asetat.
Torak granular kasar : bergranula kasar dan berbintik besar,
berwarna kuning pucat dengan kedua ujung tumpul (pada
infeksi berat), sedangkan torak granular halus berisi bintik
halus, tidak mengisi torak secara penuh, merupakan
granular epitel yang mengalami perubahan, bedakan
dengan torak hyalin mengandung hablur fosfat.
Torak darah : sel darah merah dan sel darah putih
Torak bakteri dan lemak jarang, tampak pada penyakit gijal
yang sudah parah.
B. Unsur anorganik
Tidak spenuhnya mengarah suatu penyakit yang serius,
megarah pada batu ginjal. Merupakan sampah metabolisme
makanan, kecepatanmetabolisme dan konsentrasi urine.
1. bahan-bahan amorf. Urat – urat dalam urine asam dan
fosfat dalam urine lindi
2. kristal – kristal urine normal
- dalam urine asam : asam urat dan jarang sekali
calsium sulfat, biasanya berwarna kuning.
- dalam urine asam atau netral yang agak lindi : calsium
oksalat dan kadang asam hipurat
- dalam urine lindi atau kadang netral : ammonium –
magnesium fosfat (triple posfat) .
- dalam urine lindi : calsium carbonat, Ammonium biurat
dan calsium fosfat.
3. Kristal menunjukkan abnormal : Cystin, leusin, tyrosin,
cholesterol, bilirubin dan haematobium. (kerusakan hati
parah). Hasil tidak boleh main tebak (pelaporan “krital tidak
dikenal”. Harus dilakukan u ji kimia.
Kristal tyrosin : tambahkan regen morner (1ml Formali + 45
ml aqua + 55 ml asam sulfat pekat), seteal dipanasi
terbentuk warna hijau
Kristal Leucin : ditambahkan CuSO4 10% dengan
pemanasan membentuk warna hijau.
Hemosiderin: dengan Ferrosianida 10% (5’) + 5 ml HCl 5’
dipusingkan, sedimen terlihat berbutir dengan bwarna biru
zat lemak : perwarnaan sudan (alkohol 70% 50ml, 50 ml
aseton), zat lemak akan berwarna jingga atau merah, dapat
ditemukan sebagai butir bebas. Mkroskopis berbias.

Anda mungkin juga menyukai