Anda di halaman 1dari 81

 Nama: Chintya Mutiara (rara)

 TTL : Bandar Lampung, 4 Agustus 1987


 Alamat : jl. Lada ujung 1 no 17 Gedung
Meneng Bandar Lampung
 Riwayat pendidikan:
 TK Kartika II-31 Bandar Lampung 93-94
 SD N 2 Rawa Laut (teladan) 94-00
 SLTP N 2 Bandar Lampung 00-03
 SMA N 2 Bandar Lampung 03-06
 FK UNSRI 06-011
 Internship RSUD Kayu Agung OKI 012-013
 Internship Puskesmas Pampangan OKI
2012-2013
 Klinik Kosasih Kemiling 2013
 Dosen Universitas Malahayati 2013-
sekarang
 RSPBA 2013-2014
 RSUD Dr. H. Abdoel Muluk Prov. Lampung
2014-sekarang
 Hobi :
Novelist, drummer, and film maker
 Status: menikah
 Suami : Aan Fernando,ST
 Anak : Ra-vanza Langit Pirnando

 Novel : Re-running, Secret,…


 Kita tidak bisa membuat semua orang
menyukai kita, maka fokuslah pada
orang-orang yang menyukai kita, karena
masih banyak yang bisa membuat kita
bahagia…

If you feel bad… just move on


If you feel sad… just move on
Karena hidup terlalu singkat untuk bersedih
• FISIO (Physis) = FUNCTION/FAAL atau KERJA
(sesuatu yg ada hub. dgn mekanisme)
LOGI (Logos) = ILMU

 Ilmu faal (Fisiologi) :


 ilmu yang mempelajari mekanisme
fungsional “regulatory system” yg menjaga
secara optimal integritas “internal
environment” dlm menunjang proses
kehidupan makhluk hidup (the basic unit of
living matter)
SEL
(UNSUR DASAR JARINGAN
TUBUH YANG TERDIRI ATAS
INTI SEL/ NUCLEUS DAN
PROTOPLASMA)

JARINGAN
(KUMPULAN SEL KHUSUS
DENGAN BENTUK & FUNGSI
YANG SAMA)

ORGAN
(BAGIAN TUBUH/ ALAT MANUSIA
DGN FUNGSI KHUSUS)

SISTEM
(SUSUNAN ALAT DGN
FUNGSI TERTENTU)
 Kalo kamu tau tokoh
kartun ini berarti
kamu sudah tua…
 satu unit dasar dari tubuh manusia
 setiap jenis sel dikhususkan melakukan suatu fungsi
tertentu
 secara umum sel-sel yang menyusun tubuh manusia
mempunyai struktur dasar yang terdiri dari membran
sel, protoplasma dan inti sel (nukleus) ;ketiganya
mempunyai komposisi kimia : air, elektrolit, protein,
lemak dan karbohidrat
 oksigen akan terikat pada karbohidrat, lemak
atau protein pada setiap sel untuk melepaskan energi
 hampir semua sel
mempunyai kemampuan mengadakan reproduksi dan
jika sel tertentu mengalami kerusakan maka sel sejenis
yang lain akan beregenerasi
• Ada 4 dasar jaringan yang membentuk tubuh manusia :
1. Jaringan epitel
Jaringan yang disusun oleh lapisan sel yang melapisi
permukaan organ. Fungsi :melindungi organ yg
dilapisinya, sbg organ sekresi dan penyerapan.
2. Jaringan pengikat
Fungsi : mengikat jaringan dan alat tubuh.
3. Jaringan otot
Jaringan otot terbagi atas tiga kategori yang berbeda
yaitu otot rangka, otot polos dan otot jantung.
4. Jaringan saraf
Fungsi : mengatur aktivitas otot dan organ serta
menerima dan meneruskan rangsangan
INTEGUMENTARY MUSCULAR SKELETAL NERVOUS ENDOCRINE CIRCULATORY
SYSTEM SYSTEM SYSTEM SYSTEM SYSTEM SYSTEM
LYMPHATIC RESPIRATORY DIGESTIVE URINARY REPRODUCTION
SYSTEM SYSTEM SYSTEM SYSTEM SYSTEM
• homoios (sama), stasis, (menetap)  “tetap sama”
“keadaan yang bisa berubah, secara relatif
konstan”

• Sel : untuk survive  sehat


– seluruh aspek lingkungan harus relatif konstan:
komposisi kimia, tekanan osmosis, pH, suhu, dsb.
– perubahan kecil  fungsi sel tidak optimal
– perubahan besar  sel dan tubuh mati
• Tidak sama dengan lingkungan kehidupan tubuh
– tubuh di dalam atmosfir; udara luar = lingkungan
luar
– sel di dalam cairan interstitium = lingkungan
dalam

• Cairan ekstrasel (ECF) berada di :


– intersel/interstisium, mengisi ruangan di antara
sel
– plasma, mengalir di pembuluh darah

HOMEOSTASIS : kekonstanan relatif ‘lingkungan


dalam’
• Perubahan lingkungan internal merangsang sensor
– mengaktifkan respons pengembalian
homeostasis
– membalikkan perubahan ke homeostasis

• Respons pembentuk mekanisme homeostasis 


respons adaptif (penyesuaian)

• Adaptasi: penggabungan organisme - lingkungan


– jika berhasil : survive
– jika gagal : disease, morbidity, mortality
Water level
homeostasis
 Umpan balik negatif melawan perubahan
awal dan digunakan secara luas untuk
mempertahankan homeostasis
Stress Sensor Control Center

Intensifies Effector

Contoh :
1. Childbirth
2. Hemostasis system
3. Potensial aksi syaraf
1. Homeostatic Regulation of Child Birth through
Positive Feedback
Nerve endings in the uterine
Uterine Pressure of Fetus on
wall carry afferent messages
contraction the Uterine Wall
to the Hypothalamus

Intensifies

Production and Release


Increasing strength of of Oxytocin into the
uterine contractions Blood
2. Positive Feedback in Coagulation

Positive feedback “mini-loops” are built into pathway to speed up


production of chemicals needed to form the clot.
 Jika terdapat rangsang pada sel syaraf (neuron) akan
menyebabkan perubahan permeabilitas membran
sarafaliran ion sodium (Na+) masuk kedalam neuron
menghasilkan respon depolarisasi yang menyebabkan
aliran masuk ion Na+ lebih lanjut  potensial aksi
Harmful Effects of Positive Feedback

Positive feedback can be harmful. Two specific examples of these


harmful outcomes would be:
1. Fever can cause a positive feedback within homeostasis that
pushes the body temperature continually higher. If the temperature
reaches 45 degrees centigrade (113 degrees Fahrenheit) cellular
proteins denature bringing metabolism to a stop and death.
2. Chronic hypertension can favor the process of atherosclerosis
which causes the openings of blood vessels to narrow. This, in
turn, will intensify the hypertension bring on more damage to the
walls of blood vessels.
 Kenapa????
Pengertian
Cell communication:
Sistem penghantaran informasi atau signal dari sel yang
satu ke sel yang lain atau di dalam sel itu sendiri untuk
melakukan aktivitas dan fungsi koordinasi.

Intercellular
Intracellular

Kelangsungan hidup sel atau organisme


Homeostasis sel normal
Perkembangan dan pembelahan sel
Perbaikan jaringan
Sistem imunitas
Jenis Komunikasi Sel

1. Komunikasi antar sel (intercellular signaling)

2. Komunikasi dalam sel (intracellular signaling)


Intercellular Signaling
1. Kontak fisik
Sel-sel yang berdekatan harus membuat kontak fisik untuk
meneruskan informasi atau signal
A. Juxtacrine signaling
- Sel memberikan informasi kepada sel yang lain
melalui bagian protein tertentu yang terdapat pada
permukaan membran sel.
- Contoh: kontrol pada diferenisiasi sel selama
perkembangan embrio

Sel 1 Sel 2
B. Cell Junctions

- Menghubungkan antara sitoplasma dari sel yang satu


dengan sitoplasma sel yang lain
- Contoh : Otot jantung
Propagasi aksi potensial dari daerah cardiac
pacemaker dari jantung untuk menyebar dan
berkoordinasi yang menyebabkan kontraksi
jantung
Animal Cell Plant Cell
Sel 1 Sel 2 Sel 1 Sel 2
Tipe Cell Junctions

1. Occluding Junction
- Bagian tertentu sel yang
satu terikat secara kuat
dengan sel yang lain
- Menghindari penerobosan
molekul kecil dari satu sel
ke sel yang lain
- Pada vertebrata: tight
junction
- Pada invertebrata: septate
junction

Sel epitel dalam


transport glukosa
A B

Struktur tight junction antar sel epitel dalam usus halus


A. Freeze-fracture electron micrograph B. Conventional electron micrograph
2. Anchoring junction
-Sel yang satu menempel secara mekanik pada membran sel
atau matrik ekstraseluler dari sel yang lain
a. Actin filament attachment sites
-Cell-cell adherens junction (adhesion belt)
-Cell-matrix adherens junction (focal contact)
-Septate junctions (pada invertebrata)
b. Intermediate attachment sites
-Cell-cell (desmosomes)
-Cell-matrix (hemidesmosomes)
a. Sel ke sel dan sel ke matrik ekstraseluler

-Terdapat pada jaringan epitel


-Membentuk jaringan yang kuat
-Perlekatan dengan sitoskeletal

b. Sel-matrik ekstraseluler

- Terdapat intra, ekstraseluler dan


transmembran protein
- Perlekatan dengan filamen aktin
C. Desmosome

Intermediate filamen :
-keratin (sel epitel)
-desmin (otot jantung)
D. Hemidesmosome
3. Communication junction
Gap junction
- Komunikasi langsung melalui sitoplasma
- Molekul kecil dan ion dapat melewati dengan bebas
- Dibentuk dari connecxon yang merupakan gabungan dari 6
protein connexin
- Sel adesi Jaringan tertentu ada yang diperantarai oleh cadherin
(Ca-dependent protein)
Kontak Fisik
2. Paracrine signaling

- Molekul pembawa signal dihasilkan oleh sel tertentu dan


dilepaskan ke lingkungan sekitar
- Sel target letaknya berdekatan
- Dirusak oleh enzim ekstraselular
- Contoh: epinefrin dan nor epinefrin, estrogen oleh sel ovary

Autocrine signals
Paracrine signals
3. Endocrine signaling

- Dihasilkan oleh sel tertentu dan dilepaskan melalui


sirkulasi sistemik (aliran darah)
- Sel target letaknya jauh
- Contoh: - Hormon pertumbuhan
(EGF, PDGF)
- Insulin
- Tyroid
- Estrogen
- Progesteron
- Didistribusikan dalam bentuk bebas
atau terikat dengan protein
- Globulin
(tiroksin, kortikosteroid)
- Albumin (aldosteron) Endocrine signals
4. Synaptic signaling

-Syaraf yang teraktivasi akan


memicu pelepasan neuro-
transmitter pada akson terminal
-Sel target adalah post synaptic
syaraf berikutnya
-Contoh : - Dopamin
- Norepinefrin
- Serotonin
- Gama amino
butiric acid
Synaptic signals
Reseptor

- Penerima chemical substance dalam penyampaian informasi atau signal


- Terdapat pada membran sel
- Macam :
1. Ion channel linked receptor
2. G protein coupled receptor
3. Enzyme linked receptor

(1)

Contoh : Reseptor NMDA


Reseptor kompleks Benzodiazepin
(2)

Contoh : Reseptor opioid


Reseptor dopamin
Reseptor Serotonin
(3)

Contoh : Reseptor Insulin


Reseptor hormon pertumbuhan
• Permeabilitas membran menentukan
materi apa yang dapat masuk atau
keluar sel
• Membran dikatakan:
– Impermeabel; Tidak ada material yang
dapat melewatinya
– Permeabel; Segala material dapat
melewatinya
– Permeabel selektif; Material yang
dapat melewatinya terbatas
 Kecil
- Aktif
- Pasif
 Besar
- Endositosis
- Eksositosis
1. Difusi Sederhana
Pergerakan molekul
sehingga tersebar
merata dalam ruang
yang tersedia
Terjadi karena
adanya perbedaan
konsentrasi molekul
Molekul bergerak
menuruni gradien
konsentrasi
 2.Difusi terfasilitasi
 Molekul keluar masuk sel melalui
protein transport : protein carrier
& protein chanal
Difusi terfasilitasi
 Protein channel
-
Pompa Na-K
 Tujuan:
mempertahankan
konsentrasi K di
dalam sel besar
dan Na di dalam
sel kecil
 1 ATP = 3 ion Na
keluar sel dan 2
ion K masuk sel
 Ko-Transport
• Pengangkutan
gula / asam
amino masuk sel
selalu bersama
dengan
pengangkutan
Na masuk sel
 Endositosis
- fagositosis
- pinositosis
 Eksositosis
 Sel mengambil molekul biologis & partikel
dengan cara membentuk vesikel baru dari
membran plasma
 Pengeluaran makromolekul dari dalam
sel
 Biolistrik: kelistrikan di dalam sel atau
jaringan hidup
 Bbg kerja sistem tubuh diatur oleh sistem
saraf  trmsk sistem pengendali tubuh
 Sel saraf  sel peka rangsang
 Bbg transport zat  membran
sel/plasma
 Bbg kompartmen  pertukaran antara
lingkungan internal & eksternal

66
 Bagaimana proses terbangkitnya impuls?
 peristiwa kelistrikan di sel saraf
(depolarisasi & potensial aksi/impuls)
 Mengapa bisa terjadi?
- keterlibatan ion-ion dlm kompartmen
tubuh, terutama ion Na & K di ekstrasel &
intrasel
- membran sel semipermeabel 
pertukaran ion

potensial membran  gradien konsentrasi &
muatan antara ekstrasel & intrasel
67
Potensial Listrik Sel pada Keadaan yang Berbeda

“ISTIRAHAT” Beda potensial listrik POLARISASI


Perpindahan ion antar
ekstrasel dan intrasel
antara ekstrasel dan
(Isoelektris)
intrasel: mantap
(melalui membran sel)

Pasif: + _+_+_+_ Na+ Cl- K+ +_ +_ +_ +


_
Beda Kadar
Beda Muatan Listrik
- 70 mV Na+ Cl- K+
Kemudahan menembus
membran (saluran ion)
Aktif:
Pompa Na - K

Ekstrasel: Na+ Cl - K+ Intrasel: Na+ Cl - K+

68
BILA SEL DIRANGSANG?
 MEKANIK
RANGSANG  SUHU
 LISTRIK
 KIMIA
PROSES

TRANSDUKSI RESEPTOR
RESPONS

Perubahan Kegiatan Listrik Membran Reseptor

Penghantaran Kegiatan Listrik ke Pusat Saraf


pengantar faal/ikun/2007 69
 Membran akan lebih permeabel, shg ion Na ekstrasel
masuk ke intrasel  kenegatifan intrasel berkurang
penurunan beda potensial ekstrasel & intrasel
(DEPOLARISASI)
 Depolarisasi akan meningkatkan permeabilitas
membran shg makin banyak ion Na ekstrasel yang
masuk ke intrasel dan depolarisasi makin besar
(LINGKARAN HODGKIN)
 Bila peristiwa terus berlanjut, suatu saat depolarisasi
mencapai ambang letup shg terbentuklah
POTENSIAL AKSI; bila tidak berlanjut akan kembali ke
keadaan istirahat (REPOLARISASI)
 Potensial aksi yang menjalar IMPULS
70
RANGSANG

Permiabilitas membran

Hodgkin Cycle

Depolarisasi Na+ masuk intrasel

71
Potensial Listrik Sel pada Keadaan yang Berbeda

Beda potensial listrik


“ISTIRAHAT”
antara ekstrasel dan
POLARISASI
Perpindahan ion antar
ekstrasel dan intrasel
intrasel: mantap (Isoelektris)
(melalui membran sel)
Peningkatan beda HIPER
potensial listrik antara
ekstrasel dan intrasel POLARISASI
DIRANGSANG
Penurunan beda
potensial listrik antara DEPOLARISASI
ekstrasel dan intrasel

Beda potensial listrik


antara ekstrasel dan
PEMULIHAN intrasel ke polarisasi REPOLARISASI

72
A - B: masa
laten
a dan b :
depolarisasi
c:
hiperpolarisasi
D
+20
mV
0 mV

C
-55 b
mV
a
-70
A B E
mV
c
-85
mV
73
Peningkatan kuat
Potensial reseptor
rangsang akan
tidak mengikuti
meningkatkan amplitudo
Hukum All or None
depolarisasi (potensial
reseptor) Potensial Aksi
Potensial Generator
(Reseptor)

Akson
Node of Ranvier
Sel Schwann

74
75
Penghantaran potensial aksi melalui saraf bermielin

Saltatory Conduction
Impuls: potensial aksi yang
dihantarkan

76
77
 Impuls di suatu neuron akan diteruskan ke
neuron lain mll SINAPS
 Neuron sblm sinaps  neuron presinaps
 Neuron stlh sinaps  neuron postsinaps/
pascasinaps
 Penghantaran pd SINAPS LISTRIK  akson 
mll GAP JUNCTIONS
 Penghantaran pd SINAPS KIMIA perlu
perantara  NEUROTRANSMITTER
78
79
80

Anda mungkin juga menyukai