Leptospirosis - Anggit Hana
Leptospirosis - Anggit Hana
5
EPIDEMIOLOGI : binatang pembawa (reservoir)
TAXONOMY
Order : Spirochaetales,
Family : Leptospiraceae,
Genus : Leptospira
Species : L. interrogans (patogen) dan L. biflexa (saprofit)
FAKTOR RESIKO
Kontak dengan air yang terkontaminasi kuman
leptospira atau urine tikus saat terjadi banjir;
Kontak dengan sungai atau danau dalam aktifitas
mandi, mencuci atau bekerja di tempat tersebut;
Kontak dengan persawahan ataupun perkebunan
(berkaitan dengan pekerjaan) yang tidak menggunakan alas
kaki;
Kontak erat dengan binatang, seperti babi, sapi,
kambing, anjing yang dinyatakan terinfeksi
Leptospira;
LANJUTAN FAKTOR RESIKO
Terpapar atau bersentuhan dengan bangkai hewan, cairan
infeksius hewan seperti cairan kemih, placenta, cairan amnion.
Memegang atau menangani spesimen hewan/manusia yang
diduga terinfeksi Leptospirosis dalam suatu laboratorium
atau tempat lainnya
Pekerjaan atau melakukan kegiatan yang berisiko
kontak dengan sumber infeksi, seperti dokter, dokter
hewan, perawat, tim penyelamat atau SAR, tentara, pemburu,
dan para pekerja di rumah potong hewan, toko hewan
peliharaan, perkebunan, pertanian, tambang, serta pendaki
gunung.
Manfestasi klinis
Fase Pertama (leptospiramia)
ditandai demam tinggi mendadak, malaise, nyeri otot, ikterus, sakit kepala,
nyeri perut, gangguan ginjal, hati, meningitis, berlangsung 4-9 hari
14
Gejala klinis
Sindroma,fase Gejala klinis Spesimen laboratorium
Leptospirosis anikterik Demam tinggi, nyeri kepala, myalgia, Darah, LCS (liquor cerebro spinalis)
Fase leptospiremia (3-7 hari) nyeri perut, mual, muntah conjuctival
suffusion
Fase imune Demam ringan, nyeri kepala, muntah Urine
(3-30 hari) meningitis aseptic
Leptospirosis ikterik Demam, nyeri kepala, myalgia, ikterik, Darah, LCS (minggu 1), urine
Fase leptospiremia dan immun overlaping) gagal ginjal, hipotensi, manifestasi (minggu 2)
pendarahan, pneumonitis hemorrhagic,
leucositosis
Penelitian di malaysia Barat oleh Tan (1970) selama 10 tahun pola klinis leptospirosis;
1. Demam (100%) 6. Gejala ganguan perut (29%) 10. Hepatomegali (18%)
2. Injeksi siller (59%) 7. Sakit kepala (25%) 11. Speinomegali (6%)
3. Ikterik (40%) 8. Proteinuria (25%) 12. Perdarahan (5%)
4. Nyeri tekan oto (45% 9. Menggigil (22%) 13. Batuk (4%)
5. Nyeri otot/seluruh tubuh (31%) 10. Azotemia (20%)
15
DIAGNOSIS
KRITERIA FAINE (WHO) UNTUK DIAGNOSIS
LEPTOSPIROSIS
A. Gejala :
◦ Sakit kepala mendadak (Ya) : 2
◦ Conjunctival suffusion (Ya) : 4
◦ Demam (Ya) : 2
◦ Demam > 38.50C (Ya) : 2
◦ Meningismus (Tidak) :2
◦ Nyeri otot (terutama betis)(Ya) : 4
◦ Meningismus, nyeri otot, conjinctival suffusion bersama-sama
(Ya) : 4
◦ Ikterik (Ya) : 1
◦ Albuminuria / azotemia (Ya) : 2
DIAGNOSIS
B. Faktor epidemiologik
◦ Musim hujan (Ya) : 5
◦ Kontaminasi lingkungan (Ya) : 4
◦ Kontak binatang (Ya) : 1
C. Hasil laboratorium serologi
◦ Single (+), titer rendah
◦ Single (+) titer tinggi
• Jumlah : 33
• (A + B > 25 presumptive leptospirosis)
Patogenitas
1.Fase leptospiremia
Leptospira dalam darah, vasculitis (kerusakan endotel kapiler), nephritis
interstisial (radang ginjal), nekrosis tubuler (kematian sel atau jaringan
tubulus pada ginjal), renal failure, pada hati terjadi nekrosis sentriobuler,
paru-paru didapatkan lesi vaskuler dan pada otot terjadi pembengkakan
vakuolasi myofibril dan nekrosis fokal
2.Fase imun
Terjadi respon immun humoral dan celluler, timbul antibodi. Leptospira
menetap di dalam tubulus proksimal ginjal dan dapat keluar melalui
air seni setelah berminggu-minggu terinfeksi. Leptospira dapat
menetap di dalam otak, ruang anterior mata yang menimbulkan uveitis
kronis atau uveitis berulang.
3.Convalescence
Penderita leptospirosis berat pada masa convalescence terjadi
perbaikan fungsi ginjal dan hati seperti semula yang terjadi pada minggu
ke 2-4, patogenesis belum diketahui dengan pasti.
18
KRITERIA DAN GEJALA KLINIS
KASUS SUSPEK
Dinyatakan sebagai kasus konfirmasi di saat kasus probable disertai salah satu dari
gejala berikut:
a) Isolasi bakteri Leptospira dari spesimen klinik;
b) Hasil Polymerase Chain Reaction (PCR) positif
c) Sero konversi microscopic agglutination test (MAT) dari negatif menjadi positif.
d) Titre MAT >/= 400 pada single sample
Pemeriksaan penunjang
Darah rutin : leukosit (3000-26000) shift to the left,
thrombocytopenia ringan.
Urin rutin : sedimen urin (leukosit, eritrosit dan
proteinuria ringan, jumlah eritrosit biasanya meningkat)
MAT – microscopic aglutination test (GOLD STANDAR)
ELISHA TEST
PCR (early)
TATALAKSANA
Terapi suportif
◦ Keseimbangan cairan dan elektrolit
◦ Diuretika pada keadaan oliguri
◦ Transfusi darah (trombosit atau PRC)
◦ Ventilator untuk pasien dg gagal nafas / ARDS
◦ Dialisis (hemodialisis atau peritoneal dialisis)
Antibiotik
KOMPLIKASI
Acute kidney injury (AKI)
Acute hepar failure
Acute respiratory failure
Acute pancreatitis
MANAGEMENT (FARMAKOLOGI)
Mild illness (suspect case)
◦ Cap Doxycycline 100 mg twice daily for 7 days OR
◦ Amoxicillin or Ampicillin 2 g daily for seven days