Anda di halaman 1dari 22

TETANUS

Oleh :
Aya Selfira Farella
17360294

Pembimbing :
dr. Beren R Sembiring, Sp. B, FINACS
Definisi
Tetanus adalah suatu toksemia akut yang
disebabkan oleh neurotoksin yang dihasilkan
oleh clostridium tetani, ditandai dengan spasme
otot yang periodic dan berat.
Nama lain dari tetanus : lock jaw (rahang
terkunci), nuchal rigidity (kaku leher)
Etiologi
Clostridium tetani

Kingdom: Bacteria

Division: Firmicutes
Class: Clostridia
Order: Clostridiales
Family: Clostridiaceae
Genus: Clostridium
Species: Clostridium tetani
Luka bakar
grade II, III Luka superficial
Luka dengan
yang
berisi benda
berkontaminasi
asing
dengan tanah

Luka yang
Pacahan kayu didesinfeksi
>4jam

Abortus dengan
Luka tembus
sepsis

Tetanus
Persalinan dan
Patah tulang prone pemotongan
terbuka
wound tali pusat
Patofisiologi
Luka + C. tetani

Pada keadaan anaerob, spora berubah menjadi sel vegetatif

Melepaskan eksotoksin tetanolisin

tetanospasmin

Tetanospasmin diabsorpsi oleh end organ saraf diujung saraf motorik ->
diteruskan melalui saraf sampai ganglion dan SSP

Eksotoksin akan memblok pelepasan neurotransmiter -> kontraksi otot yang


tidak terkontrol/eksitasi terus menerus & spasme. Kerja dari spasme C. tetani
menyebabkan kontraksi umum kejang otot agonis dan antagonis

Kekakuan mulai dari tempat masuk kuman/otot masseter, saat toksin


mencapai sumsum tulang belakang, terjadi kekauan berat pada ekstremitas,
otot bergaris di dada, perut dan mulai timbul kejang. Bila toksin sampai ke
korteks serebri -> terjadi kejang umum yang spontan
Tetanospasmin berpengaruh pada sistem saraf otonom

Gangguan penapasan, hemodinamika, hormonal, saluran cerna,


saluran kemih dan neuromuskular

Akibat dari tetanus adalah rigid paralysis (kehilangan kemampuan untuk


bergerak pada voluntary muscles. Sering disebut dengan lock jaw. Kematian
biasanya disebabkan oleh kegagalan pernapasan).
Localited
tetanus

Tetanus
Neonatal Cephalic
tetanus secara tetanus
klinis

Generalized
tetanus
Gejala klinis umum

Rigiditas, spasme otot, disfungsi otonom

Kesadaran tidak terpengaruh

Kaku kuduk, trismus (lock jaw, rahang terkunci)


Risus sardonikus

Gangguan respirasi
Gejala klinis lokal
• Nyeri
• Kaku
• Spasme pada bagian yang terluka
Diagnosa banding
• Meningitis bakterial : trismus (-), penurunan
kesadaran, lumbal pungsi -> jumlah sel meningkat,
kadar protein meningkat, glukosa menurun.
• Rabies : riwayat digigit anjing/hewan lain (+), trismus
jarang ditemukan, kejang bersifat klonik.
• Retropharingeal abses : trismus selalu ada pada
penyakit ini, tapi tidak disertai kejang
Diagnosis
• Gejala klinis
• Ada luka yang mendahuluinya/terkadang luka
sudah terlupakan
• Pemeriksaan fisik : uji spatula
• Kultur : C. tetani (+)
• Lab : dilakukan untuk eksklusi diagnosa lain
– Leukosit mungkin meningkat
– LED mungkin meningkat
– LCS dalam batas normal
Derajat menurut klasifikasi Albleet’s

IV : derajat III dengan gangguan otonomik berat


melibatkan sistem kardiovaskular. hipertensi
berat dan takikardia terjadi berselingan dengan
hipotensi dan bradikardia, salah satunya dapat
menetap

III : trismus berat, spastisitas generaisata,


spasme reflex berkepanjangan, frekuensi
pernafasan lebih dari 40, serangan apnea,
disfagia berat dan takikardia lebih dari 120

II : trismus sedang, rigiditas yang tampak jelas,


spasme yang singkat sampai sedang, gangguan
pernafasan sedang dengan frekuensi pernafasan
lebih dari 30, disfagia ringan.

I : trismus ringan sampai sedang, spastisitas


generalisata, tanpa gangguan pernafasan, tanpa
spasme, sedikit atau tanpa disfagia
Isolasi
penderita

Oksigen bila
Perawatan luka
perlu

Penatalaksana
an umum

Makan dan Bersihkan


minum melalui tumpukan
sonde saliva
Pemberian
antitoksin
tetanus

Pencegahan Penatalaksana
komplikasi an luka

Penatalaksana
an tetanus

Perawatan Pemberian
penunjang antibiotika

Penanggulang
an kejang
Pemberian ATS dan TT

Pemberian Anti tetanus serum

Suntikan tetanus ada 2 macam, yaitu anti tetanus serum (ATS) dan
vaksin tetanus toxoid. ATS sebanyak 1500 IU merupakan serum yang
dapat langsung mencegah timbulnya tetanus. 1 ml mengandung :
Imunoglobulin manusia 100-170 mg dengan antibody terhadaptoksin
tetanus sekurang-kurangnya 250 IU, asam aminoasetat (glisin) sebagai
stabilisator, natrium klorida, aqua pro injeksi

Sementara itu vaksin tetanus toxoid 0,5 ml tidak untuk mencegah


tetanus saat itu, namun untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap
tetanus, sehingga mencegah terjadinya tetanus dikemudian hari bila
ternyata terjadi luka, juga mencegah tetanus pada kejadian lain dalam
jangka waktu kira – kira 6 bulan bila tanpa booster.
Penanggulangan kejang
Jenis obat Dosis
Fenobarbital Dewasa : 50-100mg/4jam IM
Anak : mula mula 60-100mg IM kemudian
6x30mg oral maks. 200mg/hari
Klorpromazin Dewasa : 25-75mg/4jam IM
Anak : 4-6mg/kgBB/hari, mula mula IM,
kemudian per oral
Diazepam Dewasa ; 0,5-1mg/kgBB/4jam IM
Anak : mula mula 0,5-1mg/kgBB IM
kemudian per oral 1,5-4mg/kgBB/hari,
dibagi dalam 6 dosis
Meprobamat Dewasa : 300-400mg/4jam IM
Antibiotika
• Penisilin
dewasa : 1,2juta IU/8jam IM
anak : 50.000 IU/kgBB/hari, dilanjutkan 7-10hari
• Tetrasiklin
dewasa : 30-40mg/kgBB/24jam, dosis tidak
melebihi 2 gr, dan diberikan dalam dosis terbagi
(4dosis)
Perawatan penunjang

Tirah baring

Diet per sonde


dewasa
Cek vital sign
200kal/hari, anak
100kal/kgBB/hari

Cairan infus dan Bersihkan jalan


oksigen napas
Komplikasi

pneumonia aspirasi

Status Fraktur
konvulsius vertebrae
Prognosis
Semakin lambat debrimen dan penanganan
antitoksin, semakin pendek masa inkubasinya
dan semakin buruk pula prognosisnya.
Bertambah pendek masa inkubasi bertambah
berat penyakit yang ditimbulkannya. Penyakit
tetanus tidak menimbulkan kekebalan pada
orang yang telah diserangnya.

Anda mungkin juga menyukai