Anda di halaman 1dari 12

“TETANUS”

(ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN INFEKSI TETANUS)

OLEH :
SITI MARIATI : P20170105
ASTATI : P201701033
SYAMSIARA : P201701047
NUR ANITA : P201701031
ZALMAYANTI : P201701038
WAHYUNI : P201701020
NURFITA SARI : P201701042
RISALDI : P201701022
IIN ANGGRAINI : P201701013  

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA
KENDARI
2020
PENGERTIAN

Penyakit tetanus adalah


penyakit infeksi yang
disebabkan oleh toksin kuman
Clostridium tetani, yang
ditandai oleh kejang otot secara
paroksismal dan diikuti
kekakuan seluruh badan.
ETIOLOGI

Tetanus pasca
injeksi obat Infeksi selama
terlarang masa neonatal
(pada neonatus)

Kebersihan lingkungan Anak yang belum


dan perorangan yang mendapat imunisasi
kurang terjaga tetanus (DPT)

Adanya luka pada tubuh


akibat tusukan kaca, paku,
maupun pecahan kaleng yang
diinfeksi oleh kuman tetanus.
MANIFESTASI KLINIS
Tetanus lokal merupakan bentuk penyakit
tetanus yang ringan dengan angka kematian
sekitar 1%. Gejalanya meliputi kekakuan dan
TETANUS LOCAL
spasme yang menetap disertai rasa sakit pada
otot disekitar atau proksimal luka.
masa inkubasi tetanus ini 1-2 hari, yang disebabkan
oleh luka pada daerah kepala atau otitis media kronis.
Gejalanya berupa trismus, disfagia, rhisus sardonikus
TETANUS SEFAL dan disfungsi nervus kranial. Tetanus sefal jarang
terjadi, dapat berkembang menjadi tetanus umum
dan prognosisnya biasanya jelek.

Gejala klinis dapat berupa berupa trismus, iritable,


kekakuan leher, susah menelan, kekakuan dada dan
TETANUS UMUM perut (opisthotonus), fleksi-abduksi lengan serta
ekstensi tungkai, rasa sakit dan kecemasan yang
hebat serta kejang umum yang dapat terjadi
dengan rangsangan ringan seperti sinar, suara dan
sentuhan dengan kesadaran yang tetap baik.
TETANUS
NEONATORUM Tetanus yang terjadi pada bayi
baru lahir, disebabkan adanya
infeksi tali pusat.
PATOFISIOLOGI
• Penyakit tetanus terjadi karena adanya luka pada tubuh seperti; luka
tertusuk paku, pecahan kaca atau kaleng, luka tembak, luka bakar,
luka yang kotor dan pada bayi dapat melalui pemotongan tali
pusar.
• Organisme multipel membentuk dua toksin yaitu tetanopasmin
yang merupakan toksin kuat dan atau neutropik yang dapat
menyebabkan ketegangan dan spasme otot dan mempengaruhi
sistem syaraf pusat. Kemudian tetanolysin yang tampaknya tidak
signifikan.
• Exotoksin yang dihasilkan akan mencapai pada sistem syaraf pusat
dengan melewati akson neuron atau sistem vaskular. Kuman ini
menjadi terikat pada sel syaraf atau jaringan syaraf dan tidak dapat
lagi dinetralkan oleh antitoksin spesifik.
LANJUTAN...

• Kedua toxin diabsorbsi oleh susunan limfatik,


masuk kedalam sirkulasi darah arteri
kemudian masuk kesusunan syaraf pusat.
Toxin bereaksi pada myoneural junktion
yang menghasilkan otot menjadi kejang dan
mudah sekali terangsang. Masa inkubasi 2 hari
sampai 2 bulan dan rata-rata 10 hari.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan beta HCG

Biopsi dungkul vagina

Foto thoraks minimal

Bila dicurigai metastase jauh, dilakukan


CT scan sesuai dengan tempatnya
untuk menetapkan terapi dan
tatalaksana selanjutnya
STUDI KASUS

• Klien bernama Tn.S, usia 68 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan
sering kaku kuduk dan rahang. Keluarga mengatakan ± 2 minggu
sebelum dibawa ke rumah sakit klien tertusuk bambu di telapak kaki kiri
saat bekerja di sawah. Sesaat setelah tertusuk, klien membersihkan
kakinya dengan air dari mesin diesel lalu membalutnya dengan sobekan
kain. Setelah membalut lukanya, klien kembali bekerja namun tidak
sampai masuk dilumpur. Selang beberapa hari, klien masih merasakan
nyeri pada luka tersebut dan berangsur-angsur klien mulai berbicara
pelo.
• Pada pemeriksaan di dapatkan hasil dari pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
(TTV) sebagai berikut; Tekanan Darah (TD) 200/110 mmHg, Nadi (N) 88
x/menit, suhu/temperatur (T) 36,3o C, Respiratory Rate (RR) 22 x/menit
dan dari hasil medikasi luka didapatkan luka bersih tidak ada pus.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.S DENGAN INFEKSI
TETANUS

ANALISA DATA

• Ds :
- Klien mengeluh sering kaku kuduk dan rahang
- Keluarga klien mengatakan klien pernah tertusuk bambu ditelapak kaki kiri saat kerja
disawah
- Keluarga klien mengatakan klien secara berangsur-angsur mulai berbicara pelo
• Do :
- Luka tidak terdapat pus
- Klien tampak lemah dan ekspresi wajah sangat kaku
Ttv :
- TD : 200/110 mmHg
- Nadi : 88 x/menit
- Suhu : 36,3 C
- Pernapasan : 22 x/menit
DIAGNOSA

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi;


kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menelan, keadaan
kejang abdomen, trismus.

Gangguan Activity Daily Living (ADL)


berhubungan dengan kejang umum dan
kelemahan fisik (Muttaqin A, 2008 ; 226).
INTERVENSI
Gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh Gangguan Activity Daily Living (ADL)
berhubungan dengan berhubungan dengan kejang umum
ketidakmampuan menelan, keadaan dan kelemahan fisik
kejang abdomen, trismus

INTERVENSI :
INTERVENSI : -Pantau kemampuan melakukan
-Kaji kemampuan dalam menelan
perawatan diri secara mandiri
-Perhatikan apakah klien mengalami batuk -Pantau penyesuaian penggunaan alat
dan adanya scret personal hygiene, toileting, dan makan,
-Kaji alergi makanan
bantu penerimaan ketergantungan
-Berikan edukasi tentang pentingnya nutrisi,
terhadap orang lain
-berikan makanan dengan cara meninggikan -Sediakan bantuan hingga dapat
kepala dan selagi hangat. melakukan perawatan pribadi secara
penuh
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai