Anda di halaman 1dari 60

GENDER , PUG ,

PPRG DI
KEMENTERIAN
PUPR

DENPASAR 23 JULI 2019

Ir. Ineke indrarini MEngSc , MM


TIM SEKRETARIAT PUG PUPR
OUTLINE

I. LANDASAN HUKUM
II.Definisi Gender
 Konsep – konsep kunci tentang
“Gender
 Gender Infrastruktur
III.Pengarusutamaan gender (PUG) &
Pelaksanaan PUG di Kementerian PUPR
IV.Perencanaan & Penganggaran responsif
Gender di Kementerian PUPR
LANDASAN HUKUM
Kebijakan Internasional
terkait Gender dan PUG
 Convention on the
Elimination of all form of
Discrimination Against
Women (CEDAW).

 The 4th World


Conference of Women
(FWCW) Beijing – 1995

 SUSTAINABLE
Development Goals
(SDGs) - 2015 -2030
Kebijakan Nasional
terkait Gender dan PUG
 UUD 1945 Pasal 4 dan pasal 27 ayat (1)
 UU RI No.7 Tahun 1984
 UU No 39 Tahun 1999
 UU RI No.25 Tahun 2000
 Undang-Undang No.17 tahun 2007
 Perpres No. 5 tahun 2010
 Inpres No.9 tahun 2000
 Surat Edaran Mendagri No. 411 tahun 2006
 Peraturan Menteri Keuangan No.119/PMK/02/2009,
No.104/PMK/02/2010,No.93/PMK/02/2011No.112/PMK/02/
2012 sdNo.92/PMK/02/2018 yg berlaku SAAT INI tentang
penyusunan dan penelaahan RKAK/L dan pelaksanaan
DIPA yang mengamanatkan anggaran responsif gender
(ARG)
DEFINISI ISTILAH
 SEX(JENIS KELAMIN)
BIOLOGIS GENDER

KONSTRUKSI SOSIAL &


SEX(JENIS KELAMIN )/KODRAT BUDAYA

TIDAK DIPUNYAI SEJAK


DIPUNYAI SEJAK LAHIR LAHIR

KARENANYA BISA DIRUBAH


KARENANYA TIDAK BISA
DIRUBAH CONTOH
1. PEREMPUA N/LAKILAKI BISA BEKERJA
SEBAGAI BURUH, GURU, INSINYUR
CONTOH
DOKTER DLL
1. HANYA PEREMPUAN YANG
2. PEREMPUAN/LAKILAKI BISA
BISA MELAHIRKAN
MENGURUS RUMAH
2. HANYA LAKILAKI YANG BISA
TANGGA,MENGASUH ANAK DAN
MENGHAMILI
MENJAGA ORANG TUA
DEFINISI GENDER
GENDER :
PERBEDAAN-PERBEDAAN SIFAT,PERANAN, FUnGSI
& STATUS L & P (TERMASUK LANSIA, ANAK ANAK,
PENYANDANG DISABILITAS, KELOMPOK RENTAN)
YG BUKAN PERBEDAAN BIOLOGIS, TETAPI ATS DSR
RELASI SOSIAL BUDAYA YG DIPENGARUHI OLEH
STRUKTUR MASYARAKAT YG LEBIH LUAS .

JADI, GENDER MERUPAKAN KONSTRUKSI SOSIAL


BUDAYA & DPT BERUBAH SESUAI PERKEMBNGN
JAMAN
KATA KUNCI “GENDER” : SETARA DAN ADIL
 KESETARAAN GENDER ADALAH KESAMAAN KONDISI BAGI
LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN (termasuk Lansia, anak anak
,penyandang disabilitas dan kelompok rentan)UNTUK
MEMPEROLEH, KESEMPATAN SERTA HAK-HAKNYA, SEBAGAI
MANUSIA AGAR MAMPU BERPERAN, DAN BERPARTISIPASI
SERTA MENIKMATI PEMBANGUNAN

 KEADILAN GENDER ADALAH SUATU PROSES DAN PERLAKUAN


BAGI LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN (TERMASUK LANSIA,
ANAK2, PENYANDANG DISABILITAS, KELOMPOK RENTAN)
DITANDAI DENGAN TIDAK ADANYA PEMBEKUAN PERAN,
BEBAN GANDA, SUB ORDINASI, MARGINALISASI MAUPUN
KEKERASAN TERHADAP SALAH SATU.
AKSES, KESEMPATAN PARTISIPASI, KONTROL,
DAN MANFAAT ATAS PEMBANGUNAN INI
TERPENUHI MAKA KESETARAAN DAN KEADILAN
GENDER INI TELAH DICAPAI.
Pergeseran pendekatan dalam memahami “Gender”

1995
1985

Sblm 1980 Di Indonesia,


WAD =
pemberdayaan
perempuan

Pembangunan Bid.PUPR
u/ semua Kelompok

SEBELUM WID, kebijakan di internasional masih diskriminatif terhadap perempuan


 WID : mengikutsertakan perempuan dalam
pembangunan (CEDAW, 1980/diratifikasi dalam UU
no 7/1984) > peran dalam kuantitas dan ruang
publik,tidak hanya domestik > double burden
 WAD: Peran perempuan dalam kuantitas dan kualitas
> pemberdayaan perempuan (1985, Unifem)
 GAD : mempertimbangkan keikutsertaan perempuan
dan laki-laki , ada relasi perempuan dan laki-laki
(Anderson/1992, Moser/1993) > Konferensi Kairo dan
Beijing /1995 tentang PUG
 Gender based on Human Right : memperhatikan
seluruh kelompok masyrkt termasuk lansia, anak2,
kel.rentan/berkebutuhan khusus.
Gender Infrastruktur :

“Seluruh
Kebijakan/Program/Kegiatan
bidang Infrastruktur PUPR
yang memperhatikan
PERBEDAAN kebutuhan,
hambatan/kesulitan,permasal
ahan, aspirasi kelompok laki-
laki dan perempuan termasuk
lansia, penyandang
disabilitas,anak2, kel.rentan
Infrastructure for All adalah
Infrastruktur yang ….

 Universal Utilization Dapat


dimanfaatkan oleh perempuan, laki-laki dan kelompok
berkebutuhan khusus lainnya (Lansia, Dissabled, Anak-anak,)
sesuai dengan kebutuhan

 Safety , Security, Convinience 


Memberikan keamanan, keselamatan dan kenyamanan
pengguna (misalnya: penerangan jalan, bebas banjir, desain
bangunan yang aman, desain trotoar yang bebas halangan)

 Gender Equity for Basic Needs 


Memberikan kesetaraan aksesbilitas terhadap layanan dasar
laki & perempuan, Lansia, Dissabled, Anak-anak, safety,
security, health (human needs)

 Environmental Friendly  Dilengkapi


dengan fasilitas infrastruktur yang ramah lingkungan sesuai
dengan kebutuhan perempuan, laki-laki dan kelompok
berkebutuhan khusus lainnya.

(sumber: Riset Gender Impact Assessment, Puslitbang Sosekling, 2013)


PENGARUSUTAMAAN
p

GENDER :
PENGARUSUTAMAAN GENDER
STRATEGI yang dibangun untuk mengintegrasikan
GENDER menjadi satu dimensi integral dari
Perencanaan, Penyusunan, Pelaksanaan, Pemantauan
dan Evaluasi atas kebijakan dan program
Pembangunan Nasional (Inpres No.9/Tahun 2000)

Diinstruksikan kepada Menteri, Kepala


Lembaga Non Depareteman, Pimpinan
Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi
Negara, Panglima TNI, Kepala Kepolisian
RI, Jaksa Agung RI, Gubernur,
Bupati/Walikota
RUANG LINGKUP PELAKSANAAN PUG-
PUPR
PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR PU DAN
PERMUKIMAN DIKELOMPOKKAN DALAM ASPEK:
TURBINBANG/LAKWAS

Pengaturan: Kebijakan, NSPK, Renstra, Master plan.

Pembinaan/Pemberdayaan: Pelatihan, Sosialisasi, Pendidikan,


Manajemen SDM, Manajemen Aset, Pemetaan Mitra, Pemetaan
Kelembagaan, Perkuatan Kelembagaan, Pembangunan dan
Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Internal PU

Pembangunan/Pelaksanaan: Pra Studi Kelayakan, Studi Kelayakan,


Survey, Investigasi, Perencanaan Teknik, Amdal, Pengawasan
Teknik/Supervisi, Litbang, Rehabilitasi, Peningkatan Pembangunan,
Pembebasan Tanah, Fisik Penunjang

Pengawasan: Monev, Manajemen Pengendalian, Kajian Makro


Pengawasan, Pengawasan Lainnya
MEMAHAMI “PENGARUSUTAMAAN GENDER”

DI MASYARAKAT, PERLUNYA PUG ADALAH UNTUK


MENGATASI PERMASALAHAN KESENJANGAN YANG
TERJADI DALAM SEGALA BENTUK, YANG
DISEBABKAN OLEH :
1. MARJINALISASI
2. STEREOTIPE(CITRA NEGATIVE)
3. KEKERASAN
4. SUB ORDINATE (menganggap salah satu jenis
kelamin adalah paling penting)
5. BEBAN GANDA
1. MARJINALISASI (PEMINGGIRAN): SUATU PROSES PENGGESERAN
POSISI ATAU STATUS SALAH SATU JENIS KELAMIN MENJADI LEBIH
RENDAH BAHKAN TERPINGGIRKAN
2. STREOTIPE (CITRA NEGATIVE) : PEMBERIAN LABEL ATAU CAP
YANG DIKENAKAN KEPADA SESEORANG SEHINGGA MENIMBULKAN
ANGGAPAN YANG SALAH ATAU SESAT.
3. KEKERASAN (VIOLENCE) : PERILAKU SESEORANG YANG
BERUSAHA MENYERANG BAIK SECARA FISIK MAUPUN PHSIKIS,
PEMBEDAAN KARAKTER SERING MEMUNCULKAN TINDAKAN
KEKERASAN.
4. SUB ORDINASI : ANGGAPAN BAHWA SALAH JENIS KELAMIN LEBIH
UTAMA DIBANDING YANG LAINNYA. ANGGAPAN INI UMUMNYA
MENYEBABKAN KEDUDUKAN DAN PERAN SALAH SATU JENIS
KELAMIN. POSISI YANG LEBIH RENDAH UMUMNYA DIMILIKI OLEH
PEREMPUAN DIBANDING LAKI-LAKI. POSISI INI MENYEBABKAN
PEMBATASAN RUANG GERAK PEREMPUAN DIBERBAGAI BIDANG
KEHIDUPAN.
5. BEBAN GANDA (DOUBLE BURDEN) : PERAN PUBLIK YANG
DIBEBANKAN KEPADA PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI, TETAPI PERAN
DOMESTIC (RUMAH TANGGA) HANYA DIBEBANKAN KEPADA
PEREMPUAN.
PERAN KEMENTERIAN
PUPR
Membangun Infrastruktur PUPR yang terpadu,
efektif dan efisien dengan memperhatikan
PENGARUSUTAMAAN GENDER
pembangunan yang berkelanjutan, serta
berlandaskan pada tata kelola pemerintahan
yang baik dalam proses pencapaian tujuan
pembangunan Nasional (Renstra Kementerian
PUPR 2015-2019)

18
TUJUAN & SASARSAN PUG
KEMENTERIAN PUPR
Tujuan :
Memastikan bahwa penyelenggaraan infrastruktur
PUPR telah mengintegrasikan perspektif Gender,
dengan mempertimbangkan kebutuhan, Kesulitan,
aspirasi perempuan, laki2, anak2, Lansia ,penyandang
disabilitas dan dan kelompok rentan.
Sasaran :
1. Terintegrasinya Perspektif Gender dalam budaya
internal Kementerian PUPR dan penyelenggaraan
infrastruktur oleh seluruh pelaku pembangunan,
baik para pemangku kepentingan maupun
masyarakat.
2. Pemanfaatan infrastruktur yang memenuhi
kebutuhan sosial gender. 19
Tantangan PUG
bidang PUPR
Keberhasilan pembangunan
infrastruktur yang responsif
gender tidak dinilai dari
proporsi Laki-laki &
Perempuan, melainkan dari
TERAKOMODASINYA
kebutuhan Laki-laki,
Perempuan, Lansia, Disable,
Anak-anak, kelompok Rentan
secara setara & adil
20
 MENJAGA KOMITMEN KEMENTERIAN PUPR DALAM
MELAKSANAKAN PENGARUSUTAMAAN GENDER
 MENYEDIAKAN INFRASTRUKTUR YANG AMAN DAN NYAMAN BAIK
UNTUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN ( ANAK-ANAK, LANSIA, KAUM
DIFABLE)
 MENINGKATKAN PERAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UTK
TERLIBAT SECARA LEBIH PROPORSIONIL DALAM
PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI PUPR
 MENINGKATKAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA YANG
RESPONSIF GENDER
 MENINGKATKAN FASILITAS KERJA YANG RESPONSIF GENDER
 MELAKUKAN IDENTIFIKASI DAN EVALUASI PROGRAM/KEGIATAN
BIDANG PUPR YANG RESPONSIF GENDER (DARI SELURUH
ASPEK TUR/BIN/BANG/LAK/WAS )

KEBIJAKAN PUG PUPR


Strategi PUG – PUPR  PPRG

PERENCANAAN • ASPEK
RESPONSIF GENDER
1.ANALISA ISU • PENGATURAN Menggunakan
KESENJANGAN • PEMBINAAN/PEM GAP (Gender
DGN INDIKATOR BERDAYAAN analysis
A,K, P ,M • PELAKSANAAN pathway)
• MONEV sesuai dengan
MENURUNKAN DAN bidang PUPR
2. PENYUSUNAN ATAUMENGHILANGKAN
RENCANA AKSI ISU ISU KESENJANGAN
PROGRAM.
Menentukan
3.MENUANGKAN sasaran untuk PUG
ANALISA GENDER PUPR 5 tahun ke
PADA depan.
anggaranyang ANGGARAN.
responsif gender(ARG) Mengakomodir
pada RKA(GBS) penganggaran yang
responsif gender
Landasan Operasional PUG-PUPR
(7 Prasyarat PUG)
I.KOMITMEN

II.KEBIJAKAN

III.KELEMBAGAAN

IV.SUMBER DAYA (SDM & DANA)

V.DATA GENDER (DATA TERPILAH)

VI.ALAT ANALISA (MELALUI PPRG)

VII.PERAN SERTA MASYARAKAT


1. KOMITMEN PELAKSANAAN PUG PUPR

1. Kelembagaan
2. Pengembangan Kebijakan / Peraturan
3. Pembinaan SDM (Internal dan
Eksternal )
4. Pelaksanaan PPRG /ARG
5. MONITORING &EVALUASI

5
II KEBIJAKAN/ PERATURAN/NSPK
Peraturan Menteri PUPR
1.Peraturan Menteri PUPR Nomor: 14/PRT/M/2017 (Tentang: Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung).
1.Peraturan Menteri PUPR Nomor: 42/PRT/M/2015 (Tentang: Bantuan Uang Muka Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Untuk Meningkatkan Aksesibilitas Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Bersubsidi).
2.Peraturan Menteri PUPR Nomor: 02/PRT/M/2015 (Tentang: Bangunan Gedung Hijau).
3.Peraturan Menteri PUPR Nomor: 05 /PRT/M/2015 (Tentang: Pedoman Umum Implementasi Kontruksi Berkelanjutan Pada
Penyelenggaraan Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman).
4.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 03/PRT/M/2014 (Tentang: Pedoman Perencanaan, Penyediaan,dan Pemanfaatan
prasarana,dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan).
5.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 30 PRT/M/2006 (Tentang: Pedoman Teknis Fasilitas Aksesibilitas Pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan).
Keputusan Menteri PUPR
1.Keputusan Menteri PUPR Nomor: 473/KPTS/M/2015 (Tentang: Pembentukan Tim Pengarusutamaan Gender Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat).
2.Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 165/KPTS/M/2013 (Tentang: Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri PU No
363/KPTS/M/2009 tentang Pembentukan Tim Pengarusutamaan Gender Kementerian Pekerjaan Umum).
3.Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 134/KPTS/M/2011 (Tentang: Perubahan Keputusan Menteri PU no
363/KPTS/M/2009 tentang Pembentukan Tim Pengarusutamaan Gender Kementerian Pekerjaan Umum).
4.Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 30/PRT/M/2006 (Tentang: Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan).

Surat Edaran Menteri PUPR


1.Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 13/SE/M/2012 (Tentang: Pedoman Pelaksanaan Program Penanggulangan
AIDS pada Sektor Konstruksi di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum).
2.Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 07/SE/M/2011 (Tentang: Penyediaan Ruang Khusus Untuk Memerah Air Susu
Ibu (ASI) di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum).
25
III. KELEMBAGAAN

Tim PUG-PUPR 2015 memiliki :


 10 Pokja (BPIW, SDA, Bina Marga, Cipta Karya,
Penyediaan perumahan,Pembiayaan perumahan ,
Pembinaan Konstruksi ,BPSDM,Balibang,Irjen,)
 Pengarah : Sekjen PUPR dan Staf Ahli Menteri Bidang
Sos. Bud & Peran Masyarakat + 10 Unit Organisasi Es. I
 Ketua Tim Pelaksana: Kepala Biro PA-KLN, dan
 Ketua Unit Sekretariat Tim PUG-PU : Es. II
 Penunjukan beberapa anggota Focal Point.
Organisasi
Tim PUG PUPR

Kelompok Kerja yang terdiri dari Kelompok Kerja I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, dan X akan di tetapkan oleh masing-masing Pimpinan Tinggi Madya di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
IV .A. SUMBER DAYA (SDM) .
PEMBINAANINTERNAL/ EKSTERNAL
a) Internal
• Peningkatan pemahaman Pengarusutamaan Gender dan Perencanaan Penganggaran
Responsif Gender dilakukan melalui Pendidikan dan Pelatihan /Diklat Teknis dari Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia, dan oleh Unit Organisasi
• Koordinasi secara intensif pelaksanaan kegiatan responsif gender oleh :
 Staf Ahli Menteri Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat sebagai pembina,
 Ketua Unit Sekretariat , Ketua Pelaksana , Direktur .
• Pendampingan penyusunan GAP dan GBS
• Penyusunan Rencana Kerja Unit Organisasi dan Road Map PUG-PUPR

b) Eskternal
• Peningkatan pemahaman Pengarusutamaan Gender bidang PU dan Perumahan Rakyat serta
PPRG, Sharing Best Practice dan Penyusunan Perencanaan dan Anggaran Responsif Gender :
melalui Pendidikan dan Pelatihan /Diklat Teknis dari Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia dan Tim PUG- PUPR ke :
 Dinas Propinsi/Kabupaten/Kota (Jawa Timur, Jogjakarta, Tebing Tinggi, Bangka/Belitung,
Batam, Kepulauan Riau, Medan )
 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian ESDM, Kementerian UMKM ,
Kementerian Pertanian
 Colombo Plan
 Delegasi Negara Islam Afganistan
 Timor Leste

28
IV B. SUMBER DAYA (PENYEDIAAN DANA) MELALUI PPRG
(PERENCANAANPENGANGGARANRESPONSIFGENDER)/ARG

(dalam RibuRupiah)

Jumlah Alokasi Anggaran


No Unit Organisasi
TA 2017 TA 2018
1 Sekretariat Jenderal 61.926.767.000 13.367.544.000
2 Ditjen Sumber Daya Air 602.935.000.000 602.935.000.000
3 Ditjen Bina Marga 9.027.440.000 4.861.720.533.000
4 Ditjen Cipta Karya 2.475.219.411.000 2.485.012.969.000
5 Ditjen Penyediaan Perumahan 6.483.300.000.000 2.839.500.000.000
6 Ditjen Bina Konstruksi 1.562.000.000 500.000.000
7 Ditjen Pembiayaan Perumahan 25.600.000.000 62.250.000.000
8 Inspektorat Jenderal 17.206.600.000 15.118.310.000
9 Badan Pengembangan Infrastruktur 16.700.000.000 43.260.250.000
Wilayah
10 Badan Penelitan dan Pengembangan 7.750.000.000 1.360.870.000
11 Badan Pengembangan SDM 15.964.895.000 120.000.000
TOTAL 9.717.192.113.000 10.925.145.476.000
APBN KEMENTERIAN 106.229.395.883.0 113.949.040.473.00
PUPR 00 0
% ARG KEMEN PUPR 9,15 9,59 29
V .DATA GENDER (DATA TERPILAH )

DATA TERPILAH GENDER DI KEMENTERIAN PUPR


DISUSUN BERDASARKAN PEDOMAN TATA CARA PENYUSUNAN DATA
TERPILAH THN 2011 MELIPUTI:

1. DATA TERPILAH SDM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR


MENURUT L/P MENURUT STATUS KEPEGAWAIAN, GOL/PANGKAT,
STATUS LATAR BELAKANG PELATIHAN DST TERDIRI DARI 12 (DUA
BELAS) MACAM TABEL PER MASING MASING UNIT ORGANISASI
S/D TKT BALAI DI DAERAH.

2. DATA TERPILAH MENURUT PELAKU PEMBANGUNAN SBG TENAGA


KERJA KONSTRUKSI ( DATA DI DIT.JEN BINA KONSTRUKSI )

3. DATA TERPILAH PELAKU & PENERIMA MANFAAT PEMBANGUNAN YG


TERKAIT DGN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
MIS; KEGIATAN BIDANG CIPTA KARYA (PAMSIMAS, SANIMAS, KOTAKU)
KEGIATAN BIDANG SDA (P3TGAI, KOMUNITAS SUNGAI)
KEGIATAN BIDANG PENYEDIAAN PERUMAHAN (BSPS )
VI. ALAT ANALISIS GENDER /GAP PPRG
(Perencanaan Penganggaran Responsif Gender)
O
PERENCANAAN
RESPONSIF
GENDERpokkkk
PELAKSANAAN
KEGIATAN RESPONSIF
ANALISA GENDER GENDERk

IDENTIFIKASI ISU
KESENJANGAN

PENGANGGARAN
RESPONSIF GENDER
RENCANNA AKSI DOKUMEN ARG/GBS
GAP(GENDER ANALISIS PATHWAY )
langkah4
Langkah 1 Langkah 6 Langkah 8
sebab
Cantumkan Reformulasi
program/ke kesenjanga Data base
giatan yg n internal tuj uan line
ada isu
kesen.
langkah 3
Isu
Langkah 2 kesnjangan llangkah 7 Langkah 9
Data gender Indikator
pembuka Rencana outcome/
wawasan Langkah 5 dampak
aksi
Data Sebab
terpilah kesenjanga
n eksternal
Indikator KEGIATAN responsif
gender
Akses :
Adil dan setara untuk laki-laki dan perempuan dalam
mendapatkan peluang / kesempatan memperoleh informasi
dan menyampaikan aspirasi atau mendukung
penyelenggaraan pembangunan infrastruktur PUPR.
Partisipasi :
Adil dan setara untuk laki-laki dan perempuan dalam
hal peluang / kesempatan bagi laki-laki dan
perempuan untuk berperan dalam penyelenggaraan
pembangunan infrastruktur PUPR.
Kontrol :
Adil dan setara untuk laki-laki dan perempuan dalam
menjalankan fungsi kontrol / pengambilan keputusan /
pengawasan terhadap penyelenggaraan pembangunan
infrastruktur PUPR
Manfaat :
Adil dan setara untuk laki-laki dan perempuan dalam
memanfaatkan hasil-hasil pembangunan infrastruktur
PUPR baik Fisik dan non Fisik.
33
VII.PERAN SERTA MASYARAKAT
MASYARAKAT SEBAGAI PELAKU DAN PENERIMA
MANFAAT PEMBANGUNAN
MEMPUNYAI KONTRIBUSI / TURUT BERPARTISIPASI
DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR SERTA SEKALIGUS JUGA SEBAGAI
PENERIMA MANFAAT YANG SETARA DAN ADIL DALAM
MENIKMATI HASIL HASIL PEMBANGUNAN
KEGIATAN KEGIATAN YANG CUKUP POTENSIAL
MEMPUNYAI ISU KESENJANGAN GENDER ADALAH
TERUTAMA PADA KEGIATAN 2 PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
CONTOH KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
BIDANG CIPTA KARYA (PAMSIMAS, SANIMAS, KOTAKU)
BIDANG SDA ; PT3GAI, KOMUNITAS SUNGAI,GNKPA
BIDANG PERUMAHAN : RUMAH SWADAYA
PERENCANAAN &
PENGANGGARAN RESPONSIF
GENDER (PPRG)
DI KEMENTERIAN PUPR
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
RESPONSIF GENDER (PPRG)
Perencanaan & Penganggaran yang dilakukan
dengan memasukkan perbedaan pengalaman,
aspirasi, kebutuhan dan permasalahan
laki-laki dan perempuan(termasuk lansia,anak2,
penyandang disabilitas, kelompok rentan/MBR)
dalam proses penyusunannya untuk menjawab
isu atau permasalahan gender di masing-masing
sektor dalam rangka mengatasi kesenjangan
akses, partisipasi , kontrol ,dan manfaat
dalam pelaksanaan pembangunan
(Pedoman PPRG Generik , KPPA, 2010)
PPRG ( PERENCANAAN
PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER)

PERENCANAAN
I DENTIFIKASI ISSUE
& ANALISA GENDER
PENGANGGARAN

RKAKL /GBS (GENDER


BUDGET STATEMENT)n
PELAKSANAAN

MONEV
PERENCANAAN RESPONSIF
GENDER
PERENCANAAN RESPONSIF GENDER ADALAH

Mempertimbangkan aspek
A, P, K M setara PERENCANAAN YANG
untuk DISUSUN OLEH :
Laki-laki , perempuan , -K/L PEMERINTAH
dissabel, Lansia, anak- Pemda prov/kab/kota
Anak2 & kaum komunitas -ORGANISASI PROFESI
rentan/MBR -MAySARAKAT
Kaum marginal

Hal ini berarti

Mempertimbangkan Aspirasi,
Kebutuhan, permasalahan PERENCANAAN KEBIJAKAN ; PROGRAM ;
dari Proses Penyusunan s/d KEGIATAN DAN OPERASIONAL DI
pelaksanaan kegiatan LAPANGAN
PENGANGGARAN
RESPONSIF GENDER
PENGANGGARAN RESPONSIF
GENDER (ARG)

Anggaran yang respon terhadap kebutuhan perempuan


dan laki-laki (termasuk lansia, anak anak, penyandang
disabilitas, kel rentan) tujuannya untuk mewujudkan
kesetaraan dan keadilan Gender

Anggaran Responsif Gender mengakomodasi dua hal :


1. Keadilan bagi perempuan dan Laki-laki (dengan
mempertimbangkan peran dan hubungan gendernya
)dalam memperoleh Akses, Manfaat (dari
program/kegiatan pembangunan), berpartisipasi dalam
proses pengambilan keputusan dan mempunyai Kontrol
terhadap sumber-sumbe daya
2. Kesetaraan bagi perempuan dan laki-laki terhadap
kesempatan/peluang memilih dan
menikmati/memanfaatkan hasil-hasil pembangunan.
GENDER BUGET STATEMENT ( GBS)
SESUAI DENGAN
PMK 119/2009;PMK 104/2010;PMK
93/2011.PMK 112/2012.PMK 94/2013
PMK 94/02/2017DAN YANG BERLAKU
APA ITU
GENDER BUDGET STATEMENT/GBS?
ADALAH DOKUMEN AKUNTABILITAS SPESIFIK GENDER
DARI PEMERINTAH DOKUMEN RESMI PROSES
PENGANGGARAN

MEMPERLIHATKAN
MENUNJUKKAN K/L
PERHATIAN & KOMITMEN K/L
TELAH MENGALOKASIKAN
UNTUK
DANA PENCAPAIAN
MELAKUKAN LANGKAH-LANGKAH
KESETARAAN & KEADILAN GENDER
KESETARAAN & KEADILAN GENDER

GBS MENYATU DALAM SATU DOKUMEN RKAK-L


DENGAN PROGRAM/KEGIATAN LAINNYA
Pengertian GBS berdasarkan
PMK 94/PMK02/2017 & Yang berlaku

RENCANA KEGIATAN
TELAH RESPONSIF
DOKUMEN TERHADAP ISU/KESENJANGAN
YANG GENDER

MEMBERIKAN
TELAH DIALOKASIKAN DANA
INFORMASI PADA KEGIATAN YBS
UNTUK MENANGANI
PERMASALAHAN GENDER

PENYUSUNAN ALOKASI GBS TELAH MELALUI ANALISIS GENDER


DENGAN
MENGGUNAKAN GAP (GENDER ANALISIS PATHWAY)
Penyusunan dokumen GBS telah melalui analisis gender
dengan menggunakan alat
antara lain GENDER ANALISIS PATHWAY(GAP)
TRANSFORMASI GAP KE GBS
CONTOH: FORMAT GBS ( PMK 94/2018) DAN YANG BERLAKU SAAT INI
NAMA K/L : (Nama Kementerian Negara/Lembaga)
Unit Organisasi : (Nama Unit eselon I sebagai KPA)
Unit Eselon II/Satker: (Nama Unit Eselon II di Kantor Pusat yang bukan sebagai Satker/Nama
Satker baik di Pusat atau Daerah )
PELAKSANAAN
PENGARUSTAMAAN
GENDER
DI DIT JEN SDA

14
RUANG LINGKUP
KEGIATAN
KOMUNITAS PEDULI
• Restorasi Sungai : Adopsi • Sosialisasi dan Edukasi SUNGAI
Pohon Lingkungan
• Relawan Peduli Sungai • Pengerukan Sedimentasi
• Bersih Sungai • Perencanaan Penataan
• Sekolah Sungai DAS
• Pengelolaan Sampah dan • Penanaman Mangrove
Penataan Lingkungan • Pemilihan Komunitas
Sempadan Sungai Peduli Sungai Tingkat
Nasional

48
KOMUNITAS SUNGAI POITAN
MACAN ARLI (MAMA CANTIK ARISAN DIPINGGIR KALI)

Bentuk
Kegiatan kebersihan sungai
•Gotong royong
• Arisan macan arly dilaksanakan
poitan
bersamaan dengan kegitan
gotong royong kebersihan
• Pelatihan (mendaur ulang
sampah, membuat tanaman
hidroponik,
• Sekolah Sungai
• Pemanfaatan sempadan sungai
untuk ruang publik dan
pertemuan, dll

49
BENGAWAN SOLO PARAPET
WALL ART
RESPONSIF GENDER

Penanganan Banjir Kota Surakarta Paket 2 (Sungai Bengawan Solo)


berupa pembangunan parapet sepanjang ± 5.5 km. Dalam rangkaian HAD XXVI,
parapet tersebut digunakan untuk lomba“Bengawan Solo Parapet Wall Art”
dengan tema air untuk kehidupan. Lomba ini disambut antusias dan diikuti oleh
masyarakat dari berbagai kalangan & usia.

50
FASILITASIPEMBERDAYAANMASYARAKAT
RESPONSIF
GENDER

51
FASILITASI PENGUATAN
KELEMBAGAAN
RESPONSIF GENDER
Pembinaan kepada kelembagaan SDA yang ada di masyarakat guna meningkatkan
kepedulian dan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan memelihara
sungai. Salah satu contohnya adalah BBWS Bengawan Solo melaksanakan pembinaan
kepada Komunitas Sungai Kali Ujung Hulu di Dusun Poitan, Desa Jagalan, Kecamatan
Karangnongko, Kab. Klaten.

Student goes to river Kegiatan rutin resikkali

OutbondTK Buka Bersama warga Jagalan,Klaten


52
Pembinaan Kemitraan Pemerintah – Perguruan Tinggi-
Komunitas Peduli Sungai
Tahun 2018 Dit. Bina OP telah melaksanakan “Kegiatan Pembinaan Kemitraan
Pemerintah
– Perguruan Tinggi- Komunitas Peduli Sungai di Universitas Diponegoro, Semarang”

Tujuan : memberikan pemahaman dan edukasi tentang sungai kepada seluruh


kelompok masyarakat luas dari aspek pengelolaan sumber daya air dalam rangka
menjaga dan melestarikan air dan sungai

53
RESTORASI SUNGAIBATANG
SANIPAN (SumateraBarat)
Mewujudkan Batang Sanipan sebagai ruang terbuka publik dan membuka peran aktif
masyarakat
dala
m pelestarian sungai.
1.Pengedalian Banjir 2.Penataan PKL 3.Parkir
4.Education area
5.Fasilitas Umum (Mushalla+Toilet) 6.Area bermain untuk anak 7.Posko siaga banjir

54
PEMBANGUNAN SARPRAS AIR TANAH AIR BAKU
PEDESAAN (Kab. PENAJAM PASER UTARA
& Kab. PASER)

Menyediakan Sarana dan Prasarana penyediaan air baku untuk meningkatkan sistem
pengembangan air baku 2 lt/dtk untuk masyarakat sekitar Kecamatan Tanah Grogot,
Kabupaten Paser dan Kecamatan Babulu, Kabupaten Paser
•Pengeboran
•Konstruksi Sumur
•Development
•Pumping Test
•Pengadaan dan Pemasangan Pompa
•Pengadaan dan Pemasangan Instrumen Perpipaan
•Pengadaan dan Pemasangan Penampungan Air Baku dan Sistem Perpipaan
•Hidran Umum

55
PENANGANAN TANGGAP
DARURAT AKIBAT KLB PENYAKIT
CAMPAK DAN GIZI
BURUK KAB ASMAT
Menyediakan air bersih untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di Kabupaten
Asmat yang selama ini mengandalkan air hujan sebagai sumber satu-satunya.
1.Pembuatan Reservoir/Penampungan Air Hujan (PAH),
2.Pembuatan Sumur Uji/Produksi Air Tanah, dan

3. Perbaikan Sumur Bor untuk memenuhi


kebutuhan Air Bersih di KabupatenAsmat.

Tampungan
Reservoir

Kunjungan MenteriPUPR Pekerjaan Pengeboran untuk Pemasangan


Konstruksi

Fungsi Layanan: Ket:


- Penyediaan Air Baku untuk Masyarakat Umum dan Fasilitas - Pemboran 1 Titik Selesai
dengan Kedalaman 150 Meter
Umum
- Q= 2.4Ltr/Dtk
56
WORKSHOP PENGEMBANGAN INFRASTRUKTURSDA
YANG RESPONSIFGENDE

Tahun 2018 Dit Bina OP mengadakan “Workshop Pengembangan Infrastruktur


Pengarusutamaan Gender Bidang Sumber Daya Air” yang diadakan pada
tanggal 4 – 6 Sep 2018 di Kota Solo dengan mengundang 34 BBWS/BWS.

Tujuan : memberikan pemahaman dan memastikan penyelenggaraan infrastruktur


SDA yang
responsif gender melalui perencanaan dan penganggaran yang baik dan terencana

2
Operasi dan Pemeliharaan Pos Hidrologi

• Operasi dan Pemeliharaan Pos Hidrologi juga dapat dikerjakan oleh perempuan

Tugas dari Petugas


pos hidrologi adalah
melakukan
pemantauan pos
hidrologi, mencatat
dan melaporkan
curah hujan serta
memelihara pos
hidrologi

5
8
. PENGHARGAAN KEMENTERIAN PUPR

Penghargaan Penghargaan Penghargaan Anugrah Penghargaan Anugrah Penghargaan Anugrah


Anugrah Parahita Anugrah Parahita Parahita Ekapraya Parahita Ekapraya Parahita Ekapraya
Ekapraya Tahun 2016 Ekapraya Tahun 2014 Tahun 2013. Tahun 2012. Tahun 2011.
Kategori Mentor. Kategori Mentor.

Top 99 Inovasi Piagam Penghargaan Piagam Penghargaan Piagam Penghargaan Piagam Penghargaan
Pelayanan Publik 2015 Anugrah Parahita Anugrah Parahita Anugrah Parahita Anugrah Parahita
dari Kementerian PAN Ekapraya Tahun 2014 Ekapraya Tahun 2010 Ekapraya Tahun 2009 Ekapraya Tahun 2008
dan Reformasi Birokrasi Kategori Mentor
RI
Anugerah Parahita Ekapraya adalah sebuah penghargaan bergengsi sebagai apresiasi bagi kementerian/lembaga, Pemprov dan kabupaten/kota yang
telah antusias mendokumentasikan dan menyampaikan informasi secara online mengenai upaya hasil yang telah dilakukan dalam pelaksanaan
pembangunan pemberdayaan perempuan dan anak (PP-PA).
59
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai