Anda di halaman 1dari 28

Populasi,

Sampel, dan
Teknik Sampling

TEKNIK
POPULASI
SAMPLING

SAMPEL
PENGERTIAN
Populasi adalah kumpulan semua elemen
atau individu atau keseluruhan dari suatu
variable yang menyangkut masalah yang
SYARAT diteliti. Variable tersebut bisa berupa orang,
kejadian, perilaku, atau sesuatu lain yang akan
dilakukan penelitian.

CONTOH

POPULASI

PEMBAGIAN
PENGERTIAN
3 syarat penulisan populasi yaitu :

SYARAT • Content (siapa/apa yang diteliti)

• Extent (tempatnya dimana)

• Time (kapan populasi ditetapkan sebagai


CONTOH subyek penelitian)

POPULASI

PEMBAGIAN
PENGERTIAN
Contoh :

Populasi penelitian adalah “Semua Balita


SYARAT
Kurang Gizi di Kecamatan Gubeng Kota
Surabaya Bulan April 2010”

CONTOH

POPULASI

PEMBAGIAN
PENGERTIAN
• Populasi target
Populasi yang memenuhi criteria sampling
dan menjadi sasaran akhir penelitian.
SYARAT Misalnya : Klien dengan diabetes mellitus
di Surabaya.

• Populasi terjangkau
CONTOH Populasi yang memenuhi criteria
penelitian dan biasanya dapat dijangkau
POPULASI oleh peneliti dari kelompoknya.
Misalnya : Semua klien dengan diabetes
PEMBAGIAN mellitus yang menjadi anggota Askes di
Surabaya.
PENGERTIAN

SYARAT Sebagian dari populasi terjangkau yang


dapat dipergunakan sebagai subjek
KRITERIA
penelitian melalui sampling.
CONTOH

JUMLAH

BESAR

SAMPEL
PENGERTIAN
Syarat-syarat sampel :
SYARAT
• Representatif
KRITERIA Sampel dapat mewakili populasi yang ada.
CONTOH Misalnya : Penelitian mengenai “Hubungan
pengetahuan dan ketaatan diet pada klien
JUMLAH diabetes.” Tingkat pengetahuan klien ada
yang tidak sekolah, tidak lulus, SD, SMP,
BESAR
SMA, akademi, dll. Semua tingkat
pendidikan harus terdapat dan terwakili
dalam sampel penelitian.
• Sampel harus cukup banyak
SAMPEL banyak
Semakin sampel, maka hasil
penelitian akan lebih representative.
PENGERTIAN

SYARAT Penentuan sampel yang dikehendaki harus


sesuai dengan kriteria tertentu yang
KRITERIA
diterapkan yaitu :
CONTOH • Kriteria inklusi
JUMLAH Kriteria yang secara teori sesuai dan terkait
dengan topik dan kondisi penelitian.
BESAR
• Kriteria eksklusi
Kriteria atau ciri-ciri anggota populasi yang
tidak bisa dijadikan sebagai sampel
penelitian.
SAMPEL
SAMPEL

PENGERTIAN

SYARAT Subyek yang dikeluarkan dari kriteria


inklusi disebabkan karena :
KRITERIA
- Terdapat keadaan atau penyakit lain
CONTOH yang mengganggu pengukuran maupun
JUMLAH interpretasi.
- Terdapat keadaan yang mengganggu
BESAR
pelaksanaan penelitian.
- Hambatan etis.
- Subyek menolak berpartisipasi.
PENGERTIAN CONTOH :
Penelitian utk mengetahui pengaruh madu terhdap
SYARAT penyembuhan luka gangren diabetikum memerlukan

KRITERIA
KRITERIA INKLUSI :
CONTOH 1. Pasien DM dgn kadar gula darah 200-400gr/dl
2. Mempunyai ulkus gangren dgn luas 4-10cm
JUMLAH
3. Usia 50-60 tahun
BESAR 4. Laki-laki maupun Perempuan

KRITERIA EKSKLUSI :
1. Anemia (kadar Hb < 8gr%)
2. Pasien gagal ginjal kronis, sepsis
SAMPEL terapi antibiotik
3. Mendapat
4. Tidak bersedia menjadi responden
PENGERTIAN Pertimbangan Praktis :
SYARAT 1. Berdasarkan distribusi normal dengan Central
Limit Theory
KRITERIA - Jika subyek yang diteliti > 30 akan
menghasilkan / mendekati distribusi normal,
CONTOH jika < 30 disebut sampel kecil
- Skala data yg dianjurkan interval / rasio
JUMLAH
2. Berdasarkan pertimbangan / pengalaman
BESAR peneliti
- Berdasarkan prosentase dari besarnya
populasi, misalnya: 5%, 10% atau 20% atas
pertimbangan biaya
- Bila populasi < 100 sebaiknya diambil 50%
dari
SAMPELpopulasi dan bila populasi beberapa
ratus diambil 25-30%
PENGERTIAN
Penentuan besar sampel (Nursalam, 2008)
SYARAT
1. Jika besar populasi ≤ 1000, maka sampel bisa
KRITERIA diambil 20 – 30%
2. Jika besar > 1000, maka :
CONTOH
N
JUMLAH n =
1 + N (d2)
BESAR
Keterangan :
N = Besar Populasi
n = Besar sampel
d = Tingkat signifikan (p)
SAMPEL
Proses menyeleksi porsi dari populasi
untuk dapat mewakili populasi.
Sampling

1. Menentukan populasi

2. Spesifikasi kerangka sampling

3. Menentukan unit sampling

4. Menetapkan metode sampling

5. Menentukan ukuran sampel

6. Mempersiapakan sampling plan

7. Mengambil sampel
Cara-cara yang digunakan
dalam pengambilan sampel,
1 PROBABILITY SAMPLING agar memperoleh sampel
yang benar-benar sesuai
2 NON PROBABILITY SAMPLING
dengan keseluruhan objek
penelitian.

TEKNIK
SAMPLING
1 PROBABILITY SAMPLING Simple Random Sampling

Populasinya homogen
Ada daftar (lift) unit populasi
Bisa dilakukan dengan lotre atau tabel random
Keuntungan :
- Mudah
- Estimator populasi unbias
Kerugian :
- Dapat menyebar jauh atau mengumpul
- Perlu list seluruh populasi
1 PROBABILITY SAMPLING Stratified Random Sampling

• Dari masing-masing stratum dilakukan pengambilan sampel secara


random sederhana
• Variabel yang sering digunakan untuk stratifikasi adalah jenis
kelamin, umur, ras, kondisi sosial ekonomi, status gizi, dll
• Elemen dalam tiap strata sehomogen mungkin, variasi antar
strata besar.
Keuntungan cara ini :
• Secara administratif & logistik lebih mudah dilakukan
• Tiap strata terwakili
• Dapat dilakukan pada populasi heterogen
Kelemahan cara ini :
• Rangka terperinci tiap stratum harus ada → tidak lebih murah
1 PROBABILITY SAMPLING Stratified Random Sampling

Contoh :

• Peneliti ingin meneliti PJK di semua usia. Insiden PJK pada usia
muda lebih rendah dibanding usia dewasa.

Strata 1 R1
*
Strata 2 R2 *

Strata k Rk *
*

Populasi Random sampling sampel


dalam strata
1 PROBABILITY SAMPLING Sistematic Random Sampling

• Mirip dengan simple random sampling


• Hanya perlu ada interval sampling
• Interval = jumlah populasi dibagi jumlah sampel (N/n)
• Bila responden tidak tersedia / masih menunggu, maka untuk
memenuhi sifat random dilakukan lotre nomor ganjil dan genap.
1 PROBABILITY SAMPLING Sistematic Random Sampling

Contoh :

Ingin dipilih 20 dari 200 pasien. Maka diperlukan 20/200 = 1/10


bagian dari populasi. Semua subyek diberi nomor 1-200. Setiap
pasien ke-10 akan dipilih. Penentuan titik start bisa dengan
menjatuhkan pensil
First Group
1 PROBABILITY SAMPLING Cluster Random Sampling

Macamnya :

• Satu Tingkat

– Sekali sampel klaster terpilih maka semua unit pencacahan


dalam tiap klaster dimasukkan dalam sebagai sampel

• Dua Tingkat

– Pemilihan “m” klaster pada tingkat pertama dilanjutkan


dengan pemilihan unit elementer secara random atau
sistematik sampling
1 PROBABILITY SAMPLING Sistematic Random Sampling

Contoh :
• Satu Tahap Population divided
Klaster = RW, maka semua into 4 clusters.
elemen dalam tiap RW
terpilih masuk dalam
sampel
• Dua Tahap
Klaster = RW, elemen dalam
RW dipilih secara acak/
sistematik

21
1 PROBABILITY SAMPLING Multistage Random Sampling

Prosedur pemilihan sampel ini sebenarnya sama dengan perosedur


cluster sampel sederhana hanya saja pengambilannya secara
bertingkat hingga sampai pada anggota sampelnya. Biasanya
penggunaan tehnik ini dilakukan jika peneliti tidak mempunyai list
(daftar) anggota populasi dan hanya mendapatkan list kluster saja.
2 NON PROBABILITY SAMPLING Consecutive Random Sampling

Semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan


dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang
diperlukan terpenuhi
Jangka waktu pemilihan subyek harus tidak terlalu pendek.
Contoh :
Pengambilan sampel DBD pada Agustus - September, padahal
puncak insiden April - Juni

23
2 NON PROBABILITY SAMPLING Convenience Sampling

• Pencuplikan seenaknya (Accidental Sampling)

• Paling mudah

• Cara paling lemah

• Sampel diambil tanpa sistematika tertentu

• Jarang mewakili populasi target

Contoh :

sampel dari orang yang ditemui di jalan

24
2 NON PROBABILITY SAMPLING Purposive Sampling

• Peneliti memiliki definisi tersendiri mengenai kelompok yang akan


diteliti

• Tidak representatif terhadap populasi

• Berguna jika sampel target ingin didapat segera dan proporsionalitas


bukan pertimbangan utama

• Contoh :

Pendapat ibu tentang ASI dan susu formula → dipilih ibu yang pernah
memberikan ASI dan susu formula, pendidikan tinggi

25
2 NON PROBABILITY SAMPLING Quota Sampling

• Menetapkan sejumlah anggota sample secara quotum atau jatah

• Peneliti mengumpulkan subjek yang memenuhi persayaratan


hingga terpenuhinya quotum

26
Reference
Budiman, Chandra. (2009). Biostatistik Untuk
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta EGC.

Murti, Bhisma. (2013). Desain dan Ukuran Sampel Untuk


Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang
Kesehatan. Yogyakarta : UGM.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi


Keperawatan Ed 2. Jakarta : Salemba Medika.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai