Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN KASUS WEIL’S

DISEASE

ANDI AYU ALFIANI


C11108363
IDENTITAS PASIEN

Nama :NY. S
Umur :48 tahun
Jenis Kelamin :Perempuan
Alamat :Pangkep
Nomor RM :600905
Tanggal MRS :26 Maret 2013
ANAMNESIS

Keluhan Utama : Demam


Anamnesis Terpimpin :
Dialami sejak 1 minggu yang lalu, demam naik
turun, menggigil (+) kadang-kadang.
Sakit kepala (+), batuk (-), sesak (-), nyeri dada (-).
mual (+), muntah (-)
mata menguning (+) sejak 4 hari yang lalu, nyeri ulu
hati (+)
nyeri pada seluruh badan terutama kedua kaki (+).
ANAMNESIS

BAK: perkateter, kesan kurang warna seperti teh


pekat
BAB : normal
Riwayat Pengobatan: Pasien pernah dirawat di RS
Pangkep selama 6 hari dan dikatakan menderita
sakit jantung lalu dirujuk ke RS wahidin. Di RS
Pangkep tersebut diberikan obat penurun panas,
jenis tidak diketahui, berbentuk bulat dan berwarna
putih, panas turun setelah minum obat tapi naik
kembali.
ANAMNESIS

RPS:
Di sekitar rumah terdapat air tergenang dan banyak
tikus (+)
Riwayat berpergian ke daerah endemik malaria (-)
Riwayat penyakit ginjal (-)
Riwayat penyakit hati (-)
STATUS PRESENT

Sakit Sedang/Gizi Cukup/Compos mentis


TB:155 cm
BB :68 kg
IMT:28,3 kg/m2
TANDA VITAL

T :130/70 mmHg
N :80 x/menit, regular
P :24x/menit
S :37,50C
PEMERIKSAAN FISIS

 Kepala
Ekspresi : biasa
Simetris muka : simetris kiri = kanan
Deformitas : (-)
Rambut : hitam lurus,alopesia (-)

 Mata
 Eksoptalmus/Enoptalmus : (-)
 Gerakan : ke segala arah
 Kelopak Mata : edema (-)
 Konjungtiva : anemis (+)
 Sklera : ikterus (+)
 Kornea : injectio konjungtiva (+)
 Pupil : bulat isokor
 Telinga
Pendengaran : dalam batas normal
Tophi: (-)
Nyeri tekan di prosesus mastoideus: (-)

 Hidung
Perdarahan : (-)
Sekret : (-)

 Mulut
Bibir : pucat (-), kering (-)
Lidah : kotor (-), tremor (-), hiperemis (-)
Tonsil : T1 – T1, hiperemis (-)
Faring : hiperemis (-),
Gigi geligi : dalam batas normal
Gusi : dalam batas normal

 Leher
Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
Kelenjar gondok : tidak ada pembesaran
DVS : R-2 cmH2O
Pembuluh darah : tidak ada kelainan
Kaku kuduk : (-)
Tumor : (-)
 Thoraks
Inspeksi : Ikut gerak napas,
simetris kiri = kanan
Palpasi : MT (-), NT (-), VF : ki = ka
Perkusi : Sonor ki = ka
Auskultasi : BP : vesikuler
BT : Rh : -/- Wh : -/-
 Jantung
• Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
• Perkusi : pekak, batas jantung dalam batas normal
• Auskultasi : bunyi jantung I/II murni regular,
bunyi tambahan (-)
 Abdomen
• Inspeksi : datar, ikut gerak nafas
• Palpasi: Nyeri tekan (-)
• Hepar : tidak teraba
• Limpa : tidak teraba
• Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
• Perkusi : Tympani

 Ekstremitas
Edema -/-,
NT (+) gastrocnemius Dextra & Sinistra.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium
 RBC : 3,61 x 106/uL
 WBC : 19,5.103/uL
 HGB : 11,6 gr/dl
 PLT : 53.103/mm3
 SGOT : 38 U/L
 SGPT : 39 U/L
 Ureum : 299 mg/dL
 Kreatinin: 6,4 mg/dL
 Anti leptospira : (+)
DIAGNOSIS

Weil’s Disese
AKI renal dd/ AKI prerenal
PENATALAKSANAAN AWAL

IVFD NaCl 0,9% 32 tpm


Ceftriaxone 2gr/24j/iv
Paracetamol 500 mg 3x1 tab (KP)
FOLLOW UP

Tanggal Perjalanan Instruksi Dokter


Penyakit
27 Maret 2013 S: demam (-) Diet biasa
TD:120/70mmHg O: SS/GC/CM IVFD NaCl 0,9 %
N: 80x/i An(-), ikt(+), injectio 32 tpm
P: 24x/i conjunctiva (+) Ceftriaxone 2 gr/24j/iv
S: 37,5oC Th: BP vesikuler, Rh-/-, Paracetamol 500 mg
Wh-/- 3x1(kp)
Cor: BJ I/II murni reguler
Abd.: peristaltik (+) N P:
H/L tidak teraba Kontrol Ur/Cr /3 hari
Ext.: Edem -/-, NT
gastrocnaemius (+)

A: Weil’s Disease
AKI renal dd/ AKI
prerenal
Tanggal Perjalanan Instruksi
Penyakit Dokter
28 Maret 2013 S: demam (-) Diet biasa
T : 120/80 O: SS/GC/CM IVFD NaCl 0,9 % 40 tpm
N : 80 An(-), ikt(+), injectio Ceftriaxone 2gr/24j/iv
P : 22 conjunctiva (+) Paracetamol 500 mg 3x1
S : 37,3 oc Th: BP vesikuler, Rh-/-, (kp)
Wh-/-
Cor: BJ I/II murni
reguler
Abd.: peristaltik (+) N
H/L tidak teraba
Ext.: oedem -/-, NT
gastrocnaemius (+)

A: Weil’s Disease
AKI renal dd/ AKI
prerenal

Hasil Lab
Ureum : 253
Kreatinin : 3,8
Tanggal Perjalanan Instruksi
Penyakit Dokter
29-03-13 S: demam (-) Diet biasa
T: 110/70 mmHg O: SS/GC/Delirium IVFD NaCl 0,9 %
N: 80 x/menit An(-), ikt(+), injectio 32 tpm
P: 20 x/menit conjunctiva (+) Ceftriaxone 2 gr/24j/iv
S: 37,20C Th: BP vesikuler, Rh-/-, Paracetamol 500 mg
Wh-/- 3x1(kp)
Cor: BJ I/II murni
reguler
Abd.: peristaltik (+) N
H/L tidak teraba
Ext.: edem -/-, NT
gastrocnaemius (+)

A: Weil”s disease
AKI renal dd/ AKI
prerenal
Tanggal Perjalanan Instruksi
Penyakit Dokter
30-03-13 S: demam (-) Diet biasa
T: 130/70 O: SS/GC/CM IVFD NaCl 0,9 %
N: 80 An(-), ikt(+), injectio 32 tpm
P: 22 conjunctiva (+) Ceftriaxone 2 gr/24j/iv
S: 37,3 oc Th: BP vesikuler, Rh-/-, Paracetamol 500 mg
Wh-/- 3x1(kp)
Cor: BJ I/II murni
reguler
Abd.: peristaltik (+) N P:
H/L tidak teraba Control Ur/Cr
Ext.: oedem -/-, NT
gastrocnaemius (-)

A: Weil’s disease
AKI renal dd/ AKI
prerenal
Tanggal Perjalanan Instruksi
Penyakit Dokter
31 Maret 2013 S: demam (-) Diet biasa
T: 130/80 O: SS/GC/CM IVFD NaCl 0,9 %
N: 92 An(-), ikt(+), injectio 32 tpm
P: 24 conjunctiva (+) Ceftriaxone 2 gr/24j/iv
S: 36,7 oc Th: BP vesikuler, Rh-/-, Paracetamol 500 mg
Wh-/- 3x1(kp)
Cor: BJ I/II murni
reguler
Abd.: peristaltik (+) N
H/L tidak teraba
Ext.: Edem -/-, NT
gastrocnaemius (+)

A: Weil’s disease
AKI renal dd/ AKI
prerenal
Tanggal Perjalanan Instruksi
Penyakit Dokter
01/4/2013 S: demam (-)
T: 100/60 O: SS/GC/CM Diet biasa
N:74 An(-), ikt(-), injectio IVFD NaCl 0,9 %
P:20 conjunctiva (-) 32 tpm
S:36,7 oc Th: BP vesikuler, Rh-/-, Paracetamol 500 mg
Wh-/- 3x1(kp)
Cor: BJ I/II murni
reguler
Abd.: peristaltik (+) N P:
H/L tidak teraba Conecta
Ext.: Edem -/-, NT Control Ur/Cr
gastrocnaemius (+)

A: Weil’s disease
AKI renal dd/ AKI
prerenal

Hasil Lab
Darah rutin
WBC: 10.6
RBC: 3.37
HGB: 10.3
HCT: 32.3
PLT: 461
Tanggal Perjalanan Instruksi
Penyakit Dokter
02/04/2013 S: demam (-) Diet biasa
T: 110/60 O: SS/GC/CM IVFD NaCl 0,9 %
N:84 An(-), ikt(+), injectio 32 tpm
P:22 conjunctiva (+) Paracetamol 500 mg 3x1
S:36,5 oc Th: BP vesikuler, Rh-/-, (kp)
Wh-/- P:
Cor: BJ I/II murni kontrol DR, Ur/Cr,
reguler GOT/GPT, albumin, PT,
Abd.: peristaltik (+) N APTT, bil. Total/ direct
H/L tidak teraba
Ext.: Edem -/-, NT
gastrocnaemius (+)

A: Weil’s disease
AKI renal dd/ AKI
prerenal
Tanggal Perjalanan Instruksi
Penyakit Dokter
03/04/2013 S: demam (-) Diet biasa
T: 110/60 O: SS/GC/Delirium IVFD NaCl 0,9 %
N:84 x/i An(-), ikt(+), injectio 32 tpm
P:22 x/i conjunctiva (+) Paracetamol 500 mg 3x1
S:36,5 oc Th: BP vesikuler, Rh-/-, (kp)
Wh-/-
Cor: BJ I/II murni P:
reguler Rawat jalan
Abd.: peristaltik (+) N
H/L tidak teraba
Ext.: oedem -/-, NT
gastrocnaemius (-)

A: Weil’s disease
(dengan perbaikan)
AKI renal dd/ AKI
prerenal
Hasil Lab:
Darah rutin
WBC: 8.52
RBC: 3.30
HGB: 10.1
HCT: 32.4
PLT: 395
Waktu pembekuan
PT : 11.7 control 11.6
APTT : 22.8 control
23.7
Fungsi Ginjal
Ureum : 48
Kreatinin: 1.0
Fungsi hati
Albumin : 3.2
GOT : 73
GPT : 162
Bilirubin direk:2.2 →
< 0.30
Bil. Total: 3.0 → < 1.1
RESUME

Seorang perempuan 48 tahun masuk rumah sakit


dengan keluhan demam, yang dialami sejak ±
1minggu yang lalu, demam naik turun, tidak pernah
mencapai suhu normal. Menggigil (+) kadang-
kadang. Kemudian Mata kuning muncul sejak 4 hari
terakhir. Terdapat mual tetapi tidak disertai dengan
muntah. Nyeri kepala dan nyeri seluruh badan
terutama nyeri pada kedua betis. BAB biasa warna
kuning, BAK perkateter , kesan kurang warna kuning
pekat seperti teh. Riwayat tinggal di daerah yang
tergenang air dan banyak tikus (+)
Pada pemeriksaan fisik didapatkan sakit sedang, gizi
lebih, dan compos mentis. Tekanan darah 130/70, nadi
80x per menit, pernapasan 24x per menit, suhu axilla
37,50C. Pada pemeriksaan kepala didapatkan injection
conjunctiva, dan sklera ikterus. Pemeriksaan ekstremitas
ditemukan nyeri tekan m. Gastrocnemius.
Pemeriksaan laboratorium : WBC : 19,5x10 3/uL, HGB :
11,6 gr/dl, HCT : 35,3%, PLT : 53.103/mm3, GDS : 29
mg/dl, Ureum : 299 mg/dl, Kreatinin : 6,4 mg/dl, Bil.
Total : 10,5 mg/dl, Bil. Direk : 10,2 mg/dl, SGOT : 38
U/l, SGPT :39 U/l dan Leptodipstick anti-leptospira (+).
Berdasarkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan maka
diagnosis kerja pasien ini adalah Weil’s disease.
DISKUSI

Pasien masuk dengan keluhan utama demam yang terus


menerus, sejak ± 1minggu yang lalu, demam naik turun,
pola demam tidak tentu. Terdapat mual tetap tidak
disertai dengan muntah. Nyeri kepala dan nyeri seluruh
badan terutama nyeri pada kedua betis. Riwayat tinggal
di daerah yang tergenang air dan banyak tikus (+)
Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu axilla 37,5 0C,
injection conjunctiva, dan sclera ikterus. Pemeriksaan
ekstremitas ditemukan nyeri tekan m. Gastrocnemius.
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan yaitu
leptodipstick yaitu anti leptospira (+).
Kriteria Faine (WHO Guidelines)

A. DATA KLINIS (+)/ (-) SKOR


Sakit kepala (+) 2
Demam (+) 2
Jika demam, suhu >39 C (+) 0
Conjunctival suffusion (bilateral) (+) 4
Meningismus (-) 0
Nyeri otot (terutama otot betis) (+) 4
Conjunctival suffusion + meningismus + nyeri (-) 0
otot (+) 1
Jaundice (-) 0
Albuminuria atau retensi Nitrogen
B. FAKTOR EPIDEMILOKAL (+)/(-) SKOR
Musim hujan (+) 5

Kontak dengan lingkungan yang (+) 4

terkontaminasi
(-) 1
Kontak dengan hewan

C. DATA LABORATORIUM (+)/(-) SKOR

Isolasi leptospira pada kultur – (-) 0

diagnosa pasti
(+) 15
Serologi positif

TOTAL SKOR A+B+C 38


Kriteria Faine (WHO Guidelines)

Diagnosa Leptospirosis:
 A+B = 26 atau lebih; atau
 A+B+C = 25 atau lebih.
 Skor 20-25 : ragu-ragu

Pada pasien ini A + B + C = 37, diagnosa :


leptospirosis (Weil’s Disease).
Pasien diberikan terapi berupa IVFD NaCl 0,9% 28
tpm, ceftriaxon 2gr/24jam/iv serta paracetamol 500
mg 3x1. Setelah diberikan terapi ini demam
membaik walaupun suhu tubuh pasien tidak
mencapai suhu normal.
Ceftriaxone merupakan salah satu golongan
sefalosporin generasi ketiga dan termasuk antibiotika
betalaktam. Golongan ini memiliki aktivitas melawan
kuman leptospira dan juga aktivitas spectrum luas
terhadap gram positif dan negatif. Pemberian obat ini
diharapkan dapat memperbaiki perbaikan luaran
klinis pada penderita leptospirosis sedang hingga
berat. Satu studi yang meneliti pemberian ceftriaxone
pada leptospirosis berat menunjukkan hasil
kesembuhan pada 95% pasien
WEIL’S DISEASE

Weil’s disease adalah bentuk leptospirosis yang berat


ditandai dengan ikterus yang biasanya disertai
dengan azotemia, perdarahan, anemia, gangguan
kesadaran dan demam
Weil’s disease (Leptospirosis) disebabkan oleh genus
leptospira, family treponemataceae, suatu
mikroorganisme spirochaeta. Leptospira dibagi
menjadi dua spesies, L. interrogans, (strain patogen)
dan L. biflexa (strain saprofit )
• Ginjal : nefritis interstisial, nekrosis tubular, Menyebar ke
gangguan permeabilitas kapiler, gagal ginjal
• Hati : nekrosis centrilobular , proliferasi sel
organ lain
Kupffer, disfungsi hepatoseluler
Memasuki
• Merusak endotel pembuluh darah aliran darah
Leptospira
masuk ke
• Melalui kulit yg lecet, membran mukosa intak
dalam tubuh
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS

Demam, kadang disertai menggigil,


sakit kepala,
meningismus,
mialgia,
conjunctival suffusion,
mual, muntah, nyeri abdomen,
ikterus,
fotofobi
PENATALAKSANAAN

Antibiotik :
 ringan : pengobatan oral dengan tetrasiklin, doksisiklin,
ampisilin, atau amoksisilin
 Sedang hingga berat : pemberian intravena penisilin G,
amoksisilin, ampisilin, atau eritromisin
Terapi simptomatik & suportif : antipiretik,
antiemetik, pemberian nutrisi yang baik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai