Anda di halaman 1dari 20

TAX PERENCANAAN

PAJAK
PLANNING INTERNASIONAL
• Present by:

KELOMPOK 6
• Our Team:
- Devi Yuliana (2016121639)
- Fajar Ridhotomo (2016120617)
- Fitri Ulfandari (2016121010)
- Lena Kristina S. (2016122083)
- Maria Hasriyani S. (2016121685)
- Nidia Pitaloka (2016120593)
- Widya Yuliana (2016122064)
PERENCANAAN PAJAK INTERNASIONAL
Rencana Pengurangan Pajak Asing

Secara umum teknik-teknik ini sama dengan yang digunakan untuk pengurangan
Pajak domestik. Beberapa di antaranya yaitu:

- Merealisir pendapatan dalam bentuk yang memungkinkan pengenaan tarif


pajak rendah
- Penundaan pengakuan pendapatan kotor
- Mempercepat pengakuan biaya
Insentif Pajak Lokal

Salah satu metode pengurangan beban pajak asing adalah dengan memanfaatkan
pengecualian pajak dan tax holiday dari berbagai negara.

Contohnya adalah Irlandia memberikan pengurangan tarif dalam memajakan


keuntungan perusahaan manufaktur yang didirikan di sana dan di Swiss
menawarkan tarif pajak rendah untuk kantor pusat perusahaan yang didirikan di
sana.
Pembiayaan Hutang

Pembiayaan cabang perusahaan yang pendapatannya menjadi objek pajak bertarif


tinggi dapat di usahakan agar mendorong terciptanya pengurangan biaya bunga
dan pembayaran dividen semaksimal mungkin.
Prinsip-prinsip yang harus
dipahami dalam perpajakan
internasional
Doernberg (1989) menyebut 3 unsur netralitas yang harus dipenuhi dalam
kebijakan Perpajakan Internasional:

a). Capital Export Neutrality (Netralitas Pasar Domestik)


b). Capital Import Neutrality (Netralitas Pasar Internasional)
c). National Neutrality
Masalah-masalah dalam
Perpajakan Internasional
a) Transfer Pricing
Adalah kegiatan mentransfer laba dari dalam negeri ke perusahaan dengan
hubungan istimewa di negara lain yang tarif pajaknya lebih rendah.

b) Treaty Shopping
Adalah suatu skema yang dilakukan untuk mendapatkan fasilitas, misalnya
penurunan tarif pemotongan pajak (withholding taxes) yang disediakan oleh suatu
perjanjian penghindaran pajak berganda, oleh subjek pajak yang sebenarnya tidak
berhak untuk mendapatkan fasilitas tersebut.
Cakupan Tax Treaty

a) Personal Scope
mengatur tentang kepada siapa sajakah ketentuan dalam treaty yang
bersangkutan bisa diterapkan. Di sini diatur ketentuan tentang siapa saja
yang merupakan orang pribadi, badan usaha dan entitas lainnya yang
berdasarkan treaty tersebut dianggap sebagai penduduk dari salah satu
negara yang terikat perjanjian termasuk di dalamnya orang pribadi, badan
atau entitas lainnya yang dianggap sebagai penduduk dengan status
kependudukan ganda (double residence).
b) Taxes Covered
Mengatur tentang jenis-jenis pajak yang perlakuannya menggunakan
ketentuan dalam tax treaty yang bersangkutan. Jenis pajak yang diatur
di sini akan mengikuti ketentuan sesuai tax treaty dan mengabaikan
ketentuan internal yang berlaku di masing-masing negara.

c) Residence
Mengatur tentang dua hal yaitu definisi penduduk (berkaitan dengan
personal scope) serta tie breaker rule yaitu ketentuan yang
menentukan tidak berlakunya status residence atas suatu pihak
dengan karakteristik tertentu.
d) Permanent Establishment
Mengatur tentang seberapa jauh jangkauan suatu negara dalam
mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber dari negara
tersebut.

e) Entry Into Force


menjelaskan tentang saat berlakunya sebuah tax treaty. Saat
berlakunya tax treaty sangat tergantung dari selesainya tahap-tahap
pembentukannya.
f) Termination
Menjelaskan tentang saat berakhirnya sebuah tax treaty. Tax treaty
dapat berakhir setelah periode tertentu yang telah disepakati oleh
kedua negara.

g) Tax Heaven Countries


Negara-negara yang dengan sengaja memberikan fasilitas perpajakan
kepada wajib pajak negara lain agar penghasilan wajib pajak negara
lain tersebut dialihkan ke negara mereka. Negara penganut tax
haven biasanya mengenakan pajak yang lebih rendah atau tidak
mengenakan pajak sama sekali.
Alasan terjadi perpajakan
berganda internasional
Perpajakan berganda terjadi karena benturan antar klaim perpajakan.
Hal ini karena adanya prinsip perpajakan global untuk wajib pajak dalam
negeri (global principle) dimana penghasilan dari dalam luar negeri dan
dalam negeri dikenakan pajak oleh negara residen (negara domisili
wajib pajak) dan pemajakan teritorial (source principle) bagi wajib pajak
luar negeri (WPLN) oleh negara sumber penghasilan.
Perusahaan Manufaktur
Domestik Pertimbangan Awal

Tuan S.Holmes memulai polycon Lens Company bertahun-tahun yang lalu


untuk memproduksi lensa kritik sebagai bahan utama untuk memproduksi
kaca pembesar, seiring berkembangnya perusahaan dengan baik dan
penasehat pajak domestik Tuan S. Holmes membantu perusahaan
mengurangi jumlah pajak tahunan dengan bermacam-macam matode.
Formasi Anak Perusahaan
Penjualan Luar Negeri
• Polycon mencapaikesuksesan • Polycon dapat mencoba
melalui penjualan ekspor setelah untuk melindungi pengurangan
beberapa tahun sehingga ganda atas kerugian awal yang
diambil kesimpulan bahwa ditimbulkan dari operasi penjualan
perusahaan tidak akan dapat di Luna Technic Company. Dia
mencapai potensi penuh tanpa menyadari bahwa transfer dari
memiliki perwakilan penjualan cabang ke anak perusahaan mungkin
luar negeri. akan melibatkan Polycon dalam
kewajiban pajak.
Persyaratan Untuk Menjadi
Perwakilan Luar Negeri
Penjualan sesungguhnya akan di pengaruhi penjualan perwakilan,
keuntungan dari adanya perwakilan perusahaan adalah sebagai berikut:
• Menyediakan tempat yang tetap untuk memasarkan persediaan lensa
dann memberikan contoh penggunaannya untuk teleskop dengan
model yang dikirim dari negara A.
• Memutar slide untuk menarik konsumen potensial.
• Menghindari informasi lain yang mungkin memengaruhi penjualan.
Pendirian Pabrik Manufaktur
Luar Negeri
Mendirikan Anak Perusahaan
Penjualan
Ada beberapa faktor pertimbangan dalam menentukan lokasi yang
tepat untuk anak perusahaan;

1. Pertimbangan pajak
2. Kelonggaran pajak yang memungkinkan perusahaan untuk
mengambil keuntungan atas pelabuhan bebas sehingga beberapa
kewajiban pajak atas barang –barang yang di import untuk tujuan
ekspor dapat dihindari
Thank You

20

Anda mungkin juga menyukai