Anda di halaman 1dari 19

PEMBAGIAN KEKUASAAN KE DAERAH

(Areal Division Of Power)


(

Ria Nur Ambarwati


(115030100111046)

Lusi Dwi Anggraini


(115030107111043)

Erlin Rakhmawati
(115030101111038)

Hatfinna Izati
(115030101111022)

Dinny Ambarsari
(115030107111041)

M. Fajrul Islam P
(115030101111088)
Sejak zaman Yunani kuno terutama Aristotles, telah
menempatkan ilmu politik sebagai kajian yang lebih memusatkan
perhatian pada distribusi dan pembagian kekuasaan pemerintahan.
Pembagian kekuasaan akan menciptakan keseimbangan kekuasaan
antar lembaga, sehingga terhindar dari pemusatan kekuasaan secara
mutlak pada satu pihak. Pemerintahan yang beradab menempatkan
adanya saling kontrol kekuasaan di antara beberapa lembaga sekaligus
pembagian pekerjaan dan tanggung jawab.
Menyadari tujuan dari pembagian kekuasaan akan sangat membantu
pemahaman tentang arti pentingnya pembagian kekuasaan.

Pembagian kekuasaan pemerintahan, seperti halnya lembaga


pemerintahan itu sendiri, pada umumnya merupakan alat atau
instrumen untuk mencapai nilai-nilai atau tujuan masyarakat.
Pembagian kekuasaan pada dasarnya mencerminkan nilai yang
dianut oleh masyarakat pada kurun waktu tertentu.
Tipologi Pembagian Kekuasaan

Capital Division of Power


( CDP )

Division
Of
Power

Non Govermental Areal Division Of


Division Of Power Power
( NDP ) ( ADP )
Kekuasaan pemerintahan dapat dibagi dalam berbagai cara :
Kekuasaan dapat dibagi di antara pejabat dan lembaga pemerintahan
(misalnya badan legislatif di tingkat ibu kota Negara tertentu)

Capital diuision of power


(Cdp)/
Horizontal division of power

Pembagian kekuasaan secara horizontal karena adanya pembagian kekuasaan pada


jenjang yang sama di tingkat pusat atau nasional. Pejabat atau lembaga yang terbentuk
sebagai hasil pembagian kekuasaan sama-sama lembaga nasional yang sederajat
dengan jenis kekuasaan yang sama atau berbeda.
kekuasaan dapat pula dibagi antara Negara dan area atau wilayah yang ada atau yang
dibentuk di Negara tersebut. Pembagian kekuasaan dilakukan antara pusat dan daerah
atau pemerintahan nasional dengan pemerintahan wilayahnya.

Areal diuision of power


(Adp)/
Vertical division of power

Pembagian kekuasaan secara vertikal karena pembagian kekuasaan berlangsung


antara jenjang pemerintahan yang berbeda. Ada jenjang pemerintahan yang lebih
tinggi (nasional) dan ada ienjang pemerintahan yang lebih rendah (daerah).
Diagram Pembagian
Kekuasaan

(1) (2) (3)


Proses Fungsi Konstituensi

(a)
Eksklusif

(b)
Berbagi
Pembagian
Pembagiankekuasaan
Pembagian kekuasaansecara
kekuasaan secara
secara
vertikal
vertikaldan
vertikal danhorizontal
dan horizontal
horizontal
berdasarkan
berdasarkan konstituensi
berdasarkan fungsi
proses
Pembagian kekuasaan berdasarkan PROSES

proses legislasi UU dapat ditugaskan kepada satu badan


secara horizontal (Cdp) (misalnya DPR), proses pelaksanaan dan administrasi UU kepada
badan yang lain (misalnya Presiden), dan proses yudisial kepada
pihak yang lain lagi (misalnya MA).

proses legislasi UU dapat ditugaskan kepada pemerintah pusat,


secara vertikal (Adp) sementara administrasi UU kepada pemerintah provinsi.
Contoh lainnya adalah proses legislasi UU termasuk pengawasan
legislatif dapat ditugaskan kepada pemerintah pusat di ibu kota,
sementara proses administrasi secara efekif diberikan kepada
unit pemerintah pusat yang di desentralisisasi (dengan cara
delegasi) dalam bidang tertentu.
Pembagian kekuasaan berdasarkan FUNGSI

fungsi dapat ditugaskan kepada badan atau departemen


secara horizontal (Cdp) pemerintah yang memiliki derajat kemandirian yang nyata satu
sama lain.

dapat ditugaskan kepada pemerintah pusat, sementara yang


secara vertikal (Adp) lainnya kepada pemerintah negara bagian atau provinsi, serta
fungsi lainnya kepada pemerintah kota atau daerah.
Pembagian kekuasaan berdasarkan
Konstituensi

secara horizontal (Cdp) kekuasaan pemerintahan dibagi berdasarkan penugasan kepada


unit pemerintahan yang berbeda yang bertanggung lawab
mewakili konstituensi yang berbeda.

secara vertikal (Adp) Umumnya jenjang pemerintahan yang lebih tinggi disusun
berdasarkan jenjang pemerintahan yang lebih rendah.
Bahkan jenjang pemerintahan yang lebih tinggi dapat mandiri dari
jenjang pemerintahan lokalnya.
Pembagian kekuasaan berdasarkan EKSKLUSIF

pembagian kekuasaan atas proses, fungsi, arau konstituensi tertentu


Eksklusif menjadi kekuasaan mutlak dari lembaga atau jenjang pemerintahan tertentu
yang tidak dimiliki oleh lembaga atau jenjang pemerintahan lainnya.

bahwa kekuasaan atas proses, fungsi, atau konstituensi kepada lembaga


Berbagi
atau jenjang pemerintahan tertentu dibagi bersama atau dijalankan
bersama lembaga atau jenjang pemerintahan lainnya.
Tentu terdapat koordinasi dan pembagian tugas kembali dalam kekuasaan
yang berbagi tersebut dengan criteria tambahan misalnya akuntabilitas
dan eksternalitas.
CDP Dan PEMISAHAN PROSES

Adp dapat disusun meniadi suatu instrumen yang efektif guna mewuiudkan nilai-
nilai dasar negara demokrasi (kebebasan, persamaan, dan kesejahteraan).
Cara yang lebih tepat untuk memisah atau membagi kekuasaan di ibu kota yakni
berdasarkan proses  teori pemisahan kekuasaan (separation of powers theory).
Teori pemisahan kekuasaan selalu dikaitkan dengan teori pelengkapnya (atau lebih
tepatnya adala lawannya) yaitu checks and balances. Secara bersama-sama teori
pemisahan kekuasaan dan checks and balances merupakan pembagian kekuasaan di
ibu kota (Cdp) berdasarkan proses dan secara berbagi.

Pembagian kekuasaan berdasarkan proses tidak diberikan secara eksklusif kepada


lembaga pemerintahan. Bahwa sering kali Presiden yang memiliki kekuasaan eksekutif
juga memainkan peran penting dalam proses legislatif, Dan sebagai suatu kenataan,
teori pemisahan kekuasaan selalu dikaitkan dengan teori pelengkapnya (atau lebih
tepatnya adalah lawannya) yaitu checks and balances. Secara bersama-sama teori
pemisahan kekuasaan dan checks and balances merupakan pembagian kekuasaan di ibu
kota (Cdp) berdasarkan proses dan secara berbagi.
ADP Dan PEMBAGIAN FUNGSI
Untuk pembagian kekuasaan secara kewilayahan (Adp)  teori yang
mengemukakan pembagian berdasarkan fungsi (sering kali disebut pula sebagai
urusan). Cara ini umumnya dikenal sebagai federalisme.

Federalisme lama yang ada dalam konstitusi mengupayakan pemisahan fungsi secara
eksklusif dan oleh karenanya bersifat kaku dan statis secara alamiah.
Federalisme baru bersifat dinamis, suatu mekanisme ketika fungsi diserahkan dan
diserahkan kembali kepada beberapa jenjang pemerintahan baik secara eksklusif
maupun berbagi bersama bergantung pada tuntutan jaman.
HUBUNGAN ADP DAN CDP

Pada dasarnya bahwa Cdp semata (yang berorientasi pada sentralisasi) bertalian
erat dengan Adp yang berorientasi kuat pada desentralisasi. Pertalian keduanya
justru bersifat kontinum. Desentralisasi tidak berarti menanggalkan sentralisasi
karena pada dasarnya desentralisasi dan sentralisasi berada dalam suatu garis
kontinum. Desentralisasi dan sentralisasi pada dasarnya tidak saling meniadakan
namun saling melengkapi sebagai suatu konfigurasi yang bermanfaat dalam
pencapaian tuiuantujuan pemerintahan, Oleh karena itulah dapat dipahami bahwa
penerapan desentralisasi secara tepat dalam pengertiannya yang luas mampu
memenuhi tuiuan pemerintahan. Pada titik ekstrem sentralisasi absolut berarti tiada
sama sekali pembagian kekuasaan secara areal (Adp) yang berarti kekuasaan hanya
ada di tangan pemerintah pusat. Untuk sebuah negara dengan jumlah penduduk besar
dan wilayah yang luas sebenarnya dibutuhkan kombinasi kontinuum yang oprimal
antara sentralisasi dan desentralisasi guna mencapai tuluan pemerintahan yang
optimum.
HUBUNGAN PEMBAGIAN KEKUASAAN PEMERINTAH
DENGAN NON PEMERINTAH

Kini dalam konsep Governance perhatian terhadap sector Non Pemerintah


tersebut mencakup pembagian kekuasaan pemerintah dengan kekuasaan non
pemerintah, bobot relatif yang dikaitkan dengan Adp dan Cdp dalam setiap
pembagian, dan metode pembagiannya. Ini merupakan fungsi dari organisasi
masyarakat dan merupakan fungsi dari struktur kekuasaan masyarakat. Konsep
Ndp-nya cukup umum sehingga kriteria tersebut mempunyai daya aplikasi yang
luas. Konsep ini menaruh perhatian pada kekuasaan pemerintahan dan
mengasumsikan adanya stabilitas relatif dalam Ndp. Kajian mutakhir tentang
Ndp terutama yang berkenaan dengan teori Govemance menunjukkan bahwa
kekuatan non pemerintah berada pada dua kaki yakni Institusi Swasta (Private
Sector) dan Institusi Masyarakat (Civil Society). Dua kekuatan non pemerintah
ini pada dasarnya memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan pemerintahan
secara optimum sekaligus memiliki kekuatan yang memengaruhi pilihanpilihan
arrangement, hubtngan kekuasaan, dan bahkan implementasi dari Adp dan
bahkan Cdp.
Arti penting Adp

•Pembagian kekuasaan ke daerah (Adp) atau yang dikenal pula


dengan pembagian kekuasaan secara vertikal,
•Kekuasaan dapat pula dibagi antara Negara dan area atau wilayah
yang ada atau yang dibentuk di Negara tersebut. Cara ini disebut
sebagai areal division of power (disingkat Adp).
•Kekuasaan secara vertikal karena pembagian kekuasaan
berlangsung antara jenjang pemerintahan yang berbeda. Ada jenjang
pemerintahan yang lebih tinggi (nasional) dan ada jenjang
pemerintahan yang lebih rendah (daerah).
MENGAPA ADP KURANG DIPELAJARI ?

1. ilmu pemerintahan tetap dipengaruhi oleh sistem analisis yang brilian


dan telah berkembang luas yang ditemukan oleh ilmuwan-ilmuwan
besar
2. adanya fakor-faktor yang mengaitannya dengan kemunculan negara
bangsa
3. kaum pluralis abad ke-19 dan ke-20 di luar Amerika yang menentang
doktrin tentang kedaulatan Juga menghambat pembagian kekuasaan
secara vertikal
4. para ilmuwan politik terpesona dengan pola pembagian kekuasaan
atas tiga bagian (trias politica), yakni legislative, executive dan judicative
KESIMPULAN
Pembagian kekuasaan pemerintahan merupakan sebuah
instrumen untuk mencapai tujuan bukanlah tujuan itu sendiri.
Sebagai instrumen, pada dasarnya pembagian kekuasaan
berbeda antar ruang dan waktu. Tempat 3 ienis pembagian
kekuasaan, yakni pembagian kekuasaan di tingkat nasional (Cdp)
atau yang disebut pula dengan pembagian kekuasaan secara
horizontal, pembagian kekuasaan ke daerah (Adp) atau yang
dikenal pula dengan pembagian kekuasaan secara vertikal, dan
pembagian kekuasaan kepada institusi nonpemerintah (Ndp).
Pembagian kekuasaan dapat dilakukan berdasarkan 3 hal utama,
yaitu proses, fungsi, dan konstituen baik secara eksklusif maupun
berbagi. Dengan berbagai dasar kategori di atas maka konfigurasi
pembagian kekuasaan di dunia akan menjadi aneka ragam dan
menarik untuk ditelaah.

Anda mungkin juga menyukai