Anda di halaman 1dari 11

TATA CARA MEMANDIKAN JENAZAH

• Orang yang utama memandikan dan mengkafani jenazah untuk


mayat laki-laki : orang yang diwasiatkannya, kemudian bapak, kakek,
keluarga terdekat, muhrimnya dan istrinya.
• Untuk mayat perempuan adalah ibunya, neneknya, keluarga terdekat
dari pihak wanita srta suaminya.
• Untuk mayat anak laki-laki dan anak perempuan : mayat anak laki-laki
boleh peempuan yang memandikannya dan sebaliknya.
• Jka seorang seorang perempuan meninggal sedangkan yg masih hidup
semuanya hanya laki-laki dan dia tidak mempunyai suami, atau
sebaliknya seorang laki-laki meninggal sementara yg masih hidup
hanya perempuan saja dan dia tidak mempunyai istri, maka mayat
tersebut tidak dimandikan tetapi cukup ditayamumkan oleh salah
seorang dari mereka dengan memakai lapis tangan.

• Syarat bagi orang yang memandikan jenazah:


a. Muslim, berakal, dan baligh
b. Berniat memandikan jenazah
c. Jujur dan sholeh
d. Terpercaya, amanah, mengetahui hukum memandikan mayat dan
memandikannya sebagaimana yang diajarkan sunnah serta mampu
menutupi aib si mayat
Mayat yang wajib untuk dimandikan
• Mayat seorang muslim dan bukan kafir
• Bukan bayi yang keguguran dan jika lahir dalam keadaan sudah
meninggal tidak dimandikan
• Ada sebagian tubuh mayat yang dapat dimandikan
• Bukan mayat yang mati syahid
• Tata cara memandiakn jenazah
Hal yang perlu dipersiapkan
1) Sediakan tempat mandi
2) Air bersih
3) Sabun mandi
4) Sarung tangan
5) Sedikit kapas
6) Air kapur barus
Cara memndikan :
1) Letakkan mayat di tempat mandi yang disediakan
2) Yang memandikan jenazah hendaklah memakai sarung tangan
3) Air bersih
4) Sediakan air sabun
5) Sediakan air kapur barus
6) Istinjakkan mayat terlebih dahuku
7) Kemudian bersihkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah
ketiak, celah jari tangan dan kaki dan rambutnya
8) Mengeluarkan kotoran dalam perutnya dengan menekan perutnya
secara perlahan-lahan
9) Siram / basuh seluruh anggota mayat denagn air sabun juga
10) Kemudian siram dengan air bersih seluruh anggota mayit sambil
berniat
• Lafadz niat memandikan jenazah laki-laki:
‫هلل تَعَالَى‬
ِ ِ‫ت‬ ْ َ‫ع ْن هذ‬
ِ ِّ‫اال َم ِي‬ َ ‫ْت ْالغُ ْس َل ا َ َدا ًء‬
ُ ‫ن ََوي‬
• lafadz niat memandikan jenazah perempuan:
ِ ِ ‫ع ْن ه ِذ ِه ْال َم ِيِّت َ ِة‬
‫هلل ت َعَالَى‬ َ ‫ْت ْالغُ ْس َل ا َ َدا ًء‬
ُ ‫ن ََوي‬
11) Siram / basuh dari kepala hingga ujung kaki 3x dengan air bersih
12) Siram sebelah kanan 3x
13) Siram sebelah kiri 3x
14) Kemudian memiringkan mayat ke kiri basuh sebagian lambung
kanan sebelah belakang
15) Memiringkan mayat ke kanan basuh sebagian lambung sebelah
kirinya
16) Siram kembali dari kepala hingga ujung kaki
17) Setelah itu siram dengan air kapur barus
18) Setelah itu jenazahnya diwudhukan
• Berikut adalah lafal niat mewudhukan jenazah laki-laki;
‫ّلِل ت َعَالَى‬
ِ‫ت ِه‬ِ ِّ‫ض ْو َء ِل ٰهذَا ْال َم ِي‬
ُ ‫ْت ْال ُو‬
ُ ‫• ن ََوي‬
• Berikut adalah lafal niat mewudukan jenazah perempuan;
ِ ‫ض ْو َء ِل ٰه ِذ ِه ْال َم ِيِّتِ ِة ِ ه‬
‫ّلِل تَعَالَى‬ ُ ‫ْت ْال ُو‬
ُ ‫• ن ََوي‬
• Cara memudhukan jenazah ini yaitu dengan mencucurkan air ke atas
jenazah mulai dari muka dan terakhir pada kakinya, sebagaimana
melaksanakan mudhu seperti biasanya. Jenazah laki-laki hendaklah
dimandikan oleh laki-laki dan perempuan hendaklah dimandikan oleh
perempuan.
• Setelah selesai dimandikan dan diwudhukan dengan baik, dilap
menggunakan lap pada seluruh badan mayat.
Bagaimana dengan jenazah yg dimutilasi atau
kecelakaan yang menyebabkan tubuhnyanya
terpencar/terpotong-potong?
Dibagi menjadi beberapa pendapat diantara para fuqaha kedalam 3
golongan.
1. Gol. Pertama berpendapat bahwa mayat yg tidak lengkap tubuhnya,
termasuk di dalamnya mayat yg termutilasi tetap diamndikan,
dikafankan, dan di sholatkan. Pendapat yg pertama ini mewajibkan
anggota tubuh si mayat yg terdapat itu seperti wajibnya
memandikan mayat yg lengkap anggota tubuhnya. Pendapat ini
dikemukakan oleh Imam Syafi’I, Imam Ahmad bin Hambal, dan Ibnu
Hazm.
2. Golongan kedua berpendapat bahwa, jika yg terdapat itu lebih dari
separuh badan mayat, maka haruslah dimandikan, dikafani, dan
disholatkan, namun jika tidak, maka tidak wajib dimandikan dan
disholatkan. Pendapat ini dikemukakan oleh Abu Hanifah dan Imam
Malik.
3. Golongan ketiga dari Imamiyah berpendapat bahwa kalau yg
didapatkan dari sepotong anggota badan mayat itu adalah dadanya
atau sebagian yang lainnya yg mengandung hati, maka hukumnya
persis seperti hukum mayat yg sempurna. Namun jika tidak ada
sepotong saja anggota dari tubuh mayat yg mengandung hati, atau
sebagainya, seperti dada, tapi terdapat tulangnya, maka ia wajib
dimandikan dan dibungkus dengan sehelai kain kemudia
dikuburkan.
Tapi bila ia tidak terdapat tulang didalam anggota tubuh yang
ditemukannya itu, maka ia hanya dibungkus dengan sehelai kain dan
dikuburkan, tidak usah dimandikan.

Anda mungkin juga menyukai