Anda di halaman 1dari 42

AGING PROCESS

PROSES PENUAAN
Proses Menua
• Proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri dan mempertahankan anatomis dan
fungsi normal
• Tidak ada kemampuan untuk bertahan terhadap jejas,
antigenik dan tidak mampu memperbaiki kerusakan yang
diderita

• Penuaan adalah proses kompleks yang terkait: 1) peningkatan kematian


sejalan dengan bertambah usia; 2) perubahan fisiologis yang biasanya
menyebabkan penurunan fungsi, 3) peningkatan kerentanan terhadap
penyakit
Faktor yang mempengaruhi proses
penuaan
• Faktor genetik
• Faktor lingkungan: pemasukan
kalori, penyakit-penyakit, stress
dari luar (radiasi, bahan-bahan
kimia)
TEORI PROSES MENUA

TEORI BIOLOGIS

TEORI PSIKOLOGIS

TEORI SOSIAL
TEORI BIOLOGIS
TEORI BIOLOGIS

• Hayflick (Hayflick Limit Theory)- Genetic clock theory


• The Telomerase Theory of Aging
• Teori Kesalahan (Error Theory)- Teori Mutasi Somatik
• Teori Pakai dan Usang (Wear & Tear Theory)
• Teori Radikal Bebas (Free Radical Theory)
• Teori Imunitas (Immunity Theory)
• Teori Ikatan Silang (Cross Linkage Theory)
• Waste accumulation Theory
HAYFLICK LIMIT THEORY - GENETIC CLOCK THEORY
• Diperkenalkan oleh Hayflick dan Moorehead (1962)
• Proses penuaan dikendalikan oleh jam biologis yang terdapat di tiap sel
hidup
• Sel manusia memiliki batas hidup
• Perubahan paling jelas terdapat pada organel sel, membran, dan materi
genetik
• Fungsi yang tidak tepat dari sel dan hilangnya sel di organ dan jaringan
dapat bertanggung jawab untuk efek penuaan
• Jam biologik akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi tertentu.
• Setiap spesies punya perbedaan harapan hidup (jam genetik)
• Secara teoritis dapat dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya
beberapa waktu dengan pengaruh-pengaruh dari luar, berupa peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit dengan obat-obatan tindakan tertentu.
THE TELOMERASE THEORY OF AGING
• Proses menua (aging) berhubungan dengan pemendekan
telomer.
• Pada manusia, panjang telomer memendek secara proposional
sesuai dengan umur. Panjang telomer berkurang sesuai umur
individu.
• Pemendekan telomere menjelaskan batas replikasi sel.
• Fibroblast manusia dewasa normal pada kultur sel, memiliki
rentang masa hidup tertentu; fibroblast berhenti membelah dan
menjadi menua setelah kira-kira 50 kali penggandaan.
Fibroblast neonatus mengalami sekitar 65 kali penggandaan
sebelum berhenti membelah
THE TELOMERASE THEORY OF AGING

• Telomer: segmen DNA yang terletak pada ujung kromosom.


• Fungsi utama telomer: melindungi DNA dari kerusakan, mempertahankan
kestabilan kromosom.
• Telomer dipelihara keutuhannya oleh enzim telomerase.
• Dengan adanya struktur telomer yang khas dan enzim telomerase
penggandaan untai DNA dapat dilakukan secara menyeluruh.
• Enzim telomerase berfungsi melindungi telomer dan mengurangi
kerusakan DNA yang diyakini memberi kontribusi pada proses penuaan
• Seiring dengan bertambahnya umur, produksi telomerase menurun,
telomer juga memendek sehingga gagal melindungi DNA dari kerusakan
THE TELOMERASE THEORY OF AGING
• Bila sel tidak memiliki enzim telomerase, sel tidak mampu menggandakan
bagian paling akhir dari untai DNA-nya, walaupun tetap dapat membelah
diri.
• Hal tersebut menyebabkan untai DNA pada sel anakan menjadi lebih
pendek dari sel awal.
• Bila keadaan ini berlanjut terus-menerus, untai DNA menjadi terlalu
pendek dan kestabilan genom terganggu.
• Keadaan ini mengancam kelanjutan hidup sel, dan dapat mengaktifkan
program bunuh diri sel (apoptosis), atau sel berhenti membelah dan
memasuki tahap "jompo" (senescence).
THE TELOMERASE THEORY OF AGING
• Sel-sel dewasa organisme eukariotik (termasuk manusia) tidak memiliki
aktivitas telomerase.
• Telomerase hanya ditemukan pada sel punca, yang menyebabkan sel
induk dapat membelah diri berkali-kali tanpa mengalami pemendekan
telomer atau memendek tetapi jauh lebih lambat daripada pemendekan
telomer pada sel biasa.
• Tanpa adanya aktivitas telomerase, sel akan mengalami pemendekan
setiap membelah diri
• Sel-sel yang sudah terlalu pendek telomernya berhenti memperbarui diri,
sehingga manusia mengalami penuaan.
• Penuaan pada manusia salah satunya disebabkan oleh memendeknya
telomer, namun hal ini bukan merupakan sebab satu-satunya pada
mekanisme penuaan.
THE ERROR THEORY
• Terjadi mutasi progresif terhadap DNA sel somatif, yang
menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan sel
tersebut (kualitatif)
• Orgel (1963)  Error catastrope  menua disebabkan
oleh kesalahan beruntun dalam waktu yang lama, terjadi
kesalahan dalam proses transkripsi DNA mjd RNA maupun
dalam proses tranlasi RNA mjd protein atau enzim
• Kesalahan tersebut menyebabkan terbentuknya enzim
yang salah dan berakibat metabolism yang salah sehingga
mengurangi fungsional sel
• faktor lingkungan dapat menyebabkan mutasi somatik,
contoh: radiasi dan zat kimia
WEAR AND TEAR THEORY
• Teori ini dikenalkan oleh Weisman (1882)
• disebut juga teori “Pakai dan Lepas”.
• Tubuh dan sel rusak akibat penggunaan berlebihan dan
penyalahgunaan.
• Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel tubuh rusak.
• Proses menua merupakan proses pra – program yaitu proses
yang terjadi akibat akumulasi stress dan injuri dari trauma
• Menua dipandang suatu proses fisiologis yang ditentukan oleh
jumlah pemakaian dan kerusakan yang seseorang telah
gunakan
• The organs, are worn down by toxins in diet and in the
environment; by the excessive consumption of fat, sugar,
caffeine, alcohol and nicotine; by the ultra-violet rays of the
sun and by the many other physical and emotional stresses.
• Young  the body's own maintenance and repair systems
keep compensating for the effects of both normal and
excessive wear and tear.
• With age the body loses its ability to repair damage caused
by diet, environmental toxins, bacteria or a virus. Thus many
elderly people die of diseases that they could have resisted
when they were younger.
Berbagai mekanisme seluler dan subseluler yang diperkirakan
sebagai penyebab kesalahan penumpukan yang menyebabkan
terjadinya penuaan sel adalah:
• ikatan silang protein
• ikatan silang DNA
• mutasi dalam DNA yang membuat gen yang penting tidak
tersedia atau berubah fungsinya
• kerusakan mitokondria
• cacat lain dalam penggunaan oksigen dan nutrisi
Free-Radical Theory
• radikal bebas  molekul yang relatif tidak stabil, mempunyai satu
atau lebih elektron yang tidak berpasangan di orbit luarnya.
• Denham Harman 1956  tubuh mengalami penuaan karena
serangan oksidasi dari zat-zat perusak.
• Proses menua terjadi akibat kekurangefektifan fungsi kerja tubuh 
radikal bebas dalam tubuh
• Radikal bebas bersifat merusak karena sangat reaktif, sehingga
dapat bereaksi dengan DNA, protein, As.Lemak tidak jenuh 
apoptosis sel  menghambat reproduksi sel
• Radikal bebas dihasilkan oleh proses respirasi dalam
bentuk superoksida (O2-), Radikal Hidroksil (OH) dan
Peroksida Hidrogen (H2O2)
• Stress oksidatif (oksidative stress) adalah ketidak
seimbangan antara radikal bebas (prooksidan) dan
antioksidan yang dipicu oleh dua kondisi umum:
- kurangnya antioksidan
- Kelebihan produksi radikal bebas
• Keadaan stress oksidatif membawa pada kerusakan
oksidatif mulai dari tingkat sel, jaringan hingga ke organ
tubuh, menyebabkan terjadinya percepatan proses
penuaan dan munculnya penyakit.
Radikal bebas dpt terbentuk
akibat….
• Proses oksigenisasi lingkungan
seperti pengaruh polutan, ozon
dan pestisida.
• Reaksi akibat paparan dengan
radiasi
• Reaksi berantai dengan molekul
bebas lainnya

Tubuh mempunyai penangkal yaitu superoksid dismutase, enzim katalase


dalam bentuk enzim glutation peroksidase
Radical bebas dapat dinetralisir dengan senyawa non enzim, vitamin C,
provitamin A (beta karoten), vitamin E
Walaupun ada penangkal tetap ada yang lolos sehingga terjadi proses
pengrusakan  kematian sel
• free radicals attack the structure of cell
membranes, creating metabolic waste
products, including substances known as
lipofuscins.
• Free-radical may also create mutant cells
leading ultimately to cancer and death.
• Free radicals attack collagen and elastin,
the substances that keep skin moist,
smooth, flexible and elastic.
• A process particularly noticeable in the
face, where folds of skin and deep-cut
wrinkles are testaments to the long-term
effect of free-radical damage.
• Vitamins and minerals and other
substances fight aging by acting as free-
radical scavengers (penangkal radikal
bebas).
IMMUNITY THEORY
• Mutasi yang berulang-ulang/ perubahan protein pasca
translasi, dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan
sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri
• Mutasi menyebabkan kelainan pada antigen permukaan sel,
perubahan ini akan dikenali sebagai sel asing dan
dihancurkan
• Sistem imun tubuh daya pertahannya akan menurun karena
proses menua  sistem limfatik dan sel darah putih  sel T
 produksi antibodi & kekebalan menurun
• Disfungsi system imun ini diperkirakan menjadi faktor dalam
perkembangan penyakit kronis seperti kanker, diabetes, dan
penyakit kardiovaskular, serta infeksi
IMMUNITY THEORY
Penurunan Sistem Imun (Immunsennescence)…..
• menurunkan resistensi melawan pertumbuhan tumor dan
perkembangan kanker
• menurunkan kemampuan untuk mengadakan inisiasi proses
dan secara agresif memobilisasi pertahanan tubuh terhadap
patogen
• meningkatkan produksi autoantigen  semakin
meningkatnya resiko terjadinya penyakit autoimmun
CROSS LINKAGE THEORY
• Dikenalkan oleh J. Bjorksten pada tahun 1942
• Proses penuaan merupakan akibat dari terjadinya ikatan
silang yang progresif antara protein-protein intraselular dan
interselular serabut-serabut kolagen.
• Ikatan silang meningkat sejalan dengan bertambahnya umur.
• Hal ini mengakibatkan penurunan elastisitas dan kelenturan
kolagen di membran basalis atau di substansi dasar jaringan
penyambung.
LIMITED NUMBER OF CELL DIVISIONS THEORY
• The number of cell divisions is directly affected by the
accumulations of the cell's waste products.
• The more wastes, the faster cells degenerate.
• the experiment helped explain why cells from older people
with more waste divided fewer times than cells from embryos
which divided the most.
WASTE ACCUMULATION THEORY
• Proses penuaan disebabkan karena menumpuknya sisa-sisa
pembuangan (sampah metabolisme) yang akhirnya menyebabkan
kerusakan pada sistem metabolisme.
• In the course of their life spans cells produce more waste than they
can properly eliminate.
• This waste can include various toxins which when accumulated to a
certain level, can interfere with normal cell function, ultimately killing
the cell.
• Evidence supporting this theory is the presence of a waste product
called lipofuscin leading to age pigment.
• Lipofuscin is formed by a complex reaction that binds fat in the cells
to proteins.
THE NEUROENDOCRINE THEORY
• Teori ini mengatakan bahwa proses menjadi tua diatur oleh pace
maker,seperti kelenjar timus, hipotalamus, hipofise, dan tiroid yang
menghasilkan hormon-hormon, dan secara berkaitan mengatur
keseimbangan hormonal dan regenerasi sel-sel tubuh manusia.
• Proses penuaan terjadi akibat perubahan keseimbangan sistem
hormonal atau penurunan produksi hormon-hormon tertentu
• when aging causes a drop in hormone production, it causes a
decline in body's ability to repair and regulate itself as well.
• Moreover hormone production is highly interactive. The drop in
production of any one hormone is likely to have a feedback effect on
the whole mechanism, signaling other organs to release lower levels
of other hormones which will cause other body parts to release lower
levels of yet other hormones.
PERUBAHAN FISIK PADA
PROSES MENUA
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai ke semua sistem organ tubuh
Perubahan :
a. Sistem Persarafan
b. Sistem Pendengaran
c. Sistem Penglihatan
d. Sistem Kardiovaskuler
e. Sistem Pengatur Temperatur Tubuh
f. Sistem Respirasi
g. Sistem Pencernaan
h. Sistem Perkemihan
i. Sistem Endokrin
j. Sistem Kulit
k. Sistem Muskuloskeletal
SEL
• Lebih sedikit jumlahnya
• Lebih besar ukurannya
• Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan
intraseluler
• Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati.
• Jumlah sel otak menurun.
• Terganggunya mekanisme perbaikan sel
• Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%
SISTEM PERSARAFAN
• Berat otak menurun (berkurang sel otak)
• Cepatnya menurun hubungan persarafan
• Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya
dengan stres.
• Mengecilnya saraf panca indra. Berkurangnya penglihatan,
hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf pencium dan
perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan
rendahnya dengan ketahanan terhadap dingin.
• Kurang sensitif terhadap sentuhan
SISTEM PENDENGARAN
• Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya
kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam,
terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi,
suara yang tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi
pada usia diatas 60 tahun
• Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
• Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena
meningkatnya keratin.
• Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang
mengalami ketegangan jiwa/stres.
SISTEM PENGLIHATAN
• Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
• Kornea lebih berbentuk sferis (bola)
• Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak,
menyebabkan gangguan penglihatan.
• Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap
kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap
• Hilangnya daya akomodasi
• Menurunnya lapangan pandang; berkurang luas pandangannya.
• Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
Pengecap dan penghidu
• Menurunnya kemampuan pengecap.
• Menurunnya kemampuan penghidu sehingga mengakibatkan
selera makan berkurang.

Peraba
• Kemunduran dalam merasakan sakit.
• Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin.
SISTEM KARDIOVASKULER
• Elastisitas dinding aorta menurun
• Katup jantung menebal dan menjadi kaku
• Kemampuan jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun, menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
• Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurangnya efektifitas pembuluh
darah perifer untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk
(duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun
(menyebabkan pusing mendadak)
• Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi
dari pembuluh darah perifer
SISTEM PENGATURAN TUBUH
• Pada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap
bekerja sebagai suatu termostat, yaitu menetapkan suatu
suhu tertentu, kemunduran terjadi sebagai faktor yang
mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara lain;
• Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik  akibat
metabolisme yang menurun
• Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas
yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.
SISTEM RESPIRASI
• Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
• Menurunnya aktivitas dari silia
• Paru-paru kehilangan aktivitas; kapasitas residu meningkat, menarik
nafas menjadi berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan
kedalaman bernafas menurun
• Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
• O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
• CO2 pada arteri tidak berganti
• Kemampuan untuk batuk berkurang
• kekuatan otot pernapasan akan menurun seiring dengan
bertambahnya usia.
SISTEM GASTROINTESTINAL
• Kehilangan gigi; penyebab utama adalah Periodental disease yang bisa
terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang
buruk dan gizi yang buruk.
• Indera pengecap menurun; adanya iritasi yang kronis, dari selaput lendir,
atropi indera pengecap (±80%), hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap
di lidah terutama rasa tentang rasa asin, asam, dan pahit.
• Esofagus melebar
• Lambung, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam lambung
menurun, waktu mengosongkan menurun.
• Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
• Fungsi absobsi melemah (daya absobsi terganggu)
• Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan,
berkurangnya aliran darah
SISTEM GENITOURINARI
• Ginjal, Mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal
menurun sampai 50 %, penyaringan di glomerulus menurun sampai 50 %,
fungsi tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan
mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun, proteinuria (iasanya + 1) ;
BUN meningkat sampai 21 mg % ; nilai ambang ginjal terhadap glukosa
meningkat.
• Vesika urinaria/kandung kemih, otot otot menjadi lemah, kapasitasnya
menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekwensi BAK meningkat,
vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga
meningkatkan retensi urin.
• Pembesaran prostat kurang lebih 75% dialami oleh pria usia di atas 65
tahun
• Atrofi vulva
SISTEM ENDOKRIN
• Produksi hampir semua hormon menurun
• Berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, LH.
• Menurunnya aktifitas tiroid, BMR menurun.
• Menurunnya produksi aldosteron.
• Menurunnya sekresi hormon gonads : progesteron, estrogen,
testosteron.
• Defisiensi hormonal dapat menyebabkan hipotirodism, depresi dari
sumsum tulang serta kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa
(stess).
SISTEM REPRODUKSI
• Menciutnya ovari dan uterus
• Atrofi payudara
• Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatosoa, meskipun
adanya penurunan secara berangsur-angsur
• Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi
kesehatan baik)
• Selaput lendir vagina menurun/kering, permukaan menjadi halus,
sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali, dan terjadi
perubahan-perubahan warna.
SISTEM INTEGUMEN
• Kulit mengerut atau keriput akibat kahilangan jaringan lemak
• Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan adiposa
• Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga tidak begitu tahan
terhadap panas dengan temperatur yang tinggi.
• Kulit kasar dan bersisik,
• Mekanisme proteksi kulit menurun; Gangguan pigmentasi kulit
• Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna rambut kelabu.
• Kelenjar keringat berkurang jumlahnya
• Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh.
• Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan penyembuhan luka luka kurang
baik.
• Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun.
• Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak
rendahnya akitfitas otot.
• Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat menurunnya aliran darah dan
menurunnya sel sel yang meproduksi pigmen.
SISTEM MUSKULOSKELETAL
• Tulang kehilangan densitas dan makin rapuh
• Resiko terjadi fraktur. Pada wanita lansia > resiko fraktur.
• Kifosis
• Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tinggi badan
berkurang).
• Persendian besar & menjadi kaku.
• Tendon mengerut dan mengalami skelrosi

Anda mungkin juga menyukai