Pengertian Dan Karakteristik Manajemen Risiko
Pengertian Dan Karakteristik Manajemen Risiko
MANAJEMEN RISIKO
PENGERTIAN RESIKO ADALAH SUATU KEADAAN YANG TIDAK PASTI DAN TERDAPAT
UNSUR BAHAYA, AKIBAT ATAU KONSEKUENSI YANG BISA TERJADI AKIBAT PROSES YANG
SEDANG BERLANGSUNG MAUPUN KEJADIAN YANG AKAN DATANG.
MANAJEMEN RISIKO MENURUT PARA AHLI
• 1. Melindungi Perusahaan
• Memberikan perlindungan terhadap perusahaan dari tingkat risiko signifikan yang bisa menghambat proses pencapaian tujuan perusahaan.
• Membantu dalam proses pembuatan kerangka kerja manajemen risiko yang konsisten atas ririko yang ada pada proses bisnis dan fungsi-fungsi di dalam sebuah
perusahaan.
• Mendorong manajemen agar bertindak proaktif dalam mengurangi potensi risiko, dan menjadikan manajemen risiko sebagai sumber keunggulan bersaing dan
kinerja perusahaan.
• Mendorong semua individu dalam perusahaan agar bertindak hati-hati dalam menghadapi risiko perusahaan demi tercapainya tujuan yang diinginkan bersama.
• Membantu meningkatkan kinerja perusahaan dengan menyediakan informasi tingkat risiko yang disebutkan dalam peta risiko/ risk map. Hal ini juga berguna dalam
pengembangan strategi dan perbaikan proses risk management secara berkesinambungan.
JENIS-JENIS RISIKO SECARA UMUM
• Manajemen ini berkaitan dengan resiko yang timbul akibat gagal fungsi proses internal, misalnya karena human error, kegagagalan sistem, faktor luar seperti
bencana dsb. Dalam menejemen resiko operasional, ada empat faktor penyebab resiko antara lain manusia, proses, sistem dan kejadian eksternal.
• Dengan memahami manajemen risiko ini, perusahaan bisa mengambil langkah preventif atau bahkan sanksi supaya kapasitas produksi dan layanan terjaga semisal
ada hal yang tidak diinginkan terjadi.
• 2. Manajemen Hazard
• Manajemen hazard berkaitan dengan kondisi potensial yang mengakibatkan kebangkrutan dan kerusakan. Ketika kita membahas hazard, tentu kita juga membahas
peril. Resiko perilaku yaitu peristiwa yang bisa menimbulkan kerugian bisnis. Dalam hal ini ada tiga macam hazard yang harus diketahui, antara lain legal hazard,
physical hazard dan moral hazard.
• Manajemen resiko finansial yaitu upaya pengawasan resiko dan perlindungan hak milik, keuntungan, harta dan aset sebuah badan usaha. Pada prakteknya, proses
pengelolaan resiko ini meliputi identifikasi, evaluasi dan melakukan pengendalian resiko bila ditemukan hal yang mengancam keberlangsungan organisasi.
MANAJEMEN RESIKO STRATEGIS
• Manajemen ini berkaitan dengan pengambilan keputusan. Resiko yang biasanya muncul
adalah kondisi tak terduga yang mengurangi kemampuan pelaku bisnis untuk menjalankan
strategi yang direncanakan. Dalam hal ini beberapa faktor seperti resiko operasi, resiko
asset impairment, resiko kompetitif atau bahkan resiko frenchise (bila ada).
KOMPONEN MANAJEMEN RISIKO
· Pengolaan resiko dilakukan secara terpisah oleh masing -masing · Terintegrasi. Manajemen resiko dikoordinasikan oleh eksekutif level puncak, setiap
departemen atau fungsi. Perhatian lebih pada akuntansi, audit orang melihat manajemen resiko sebagai bagian dari pekerjaan mereka
internal · Terus menerus. Manajemen resiko merupakan proses yang berkelanjutan
· Ad-hoc. Manajemen resiko dilakukan jika manajer merasa perlu · Fokus Luas. Semua resiko bisnis dan kesempatan bisnis diperhatikan
untuk melakukannya
· Fokus yang lebih sempit. Terutama memfokuskan pada resiko
yang diasuransikan dan resiko keuangan
• 3. Mengembangkan Infrastruktur Risiko
• Dalam pelaksanaannya manajemen risiko yang efektif perlu didukung sistem prosedure baku yang tercermin dalam
struktur organisasi beserta tugas dan fungsinya. Disamping itu ketersediaan prasarana dan sarana menjadi suatu
kebutuhan wajib yang harus dipenuhi termasuk didalamnya pengembangan SDM terkait dengan fungsi dari
manajemen risiko tersebut
•
• 4. Menetapkan Mekanisme Kontrol
• Dengan tersedianya suatu sistem dan prosedur baku, manajemen risiko mampu menjalankan fungsi pengendalian
yang baik, dimana mekanisme saling mengontrol bisa terjadi. Dengan mekanisme tersebut, tidak ada orang yang
mempunyai kekuasaan yang berlebihan untuk mengambil risiko atas nama perusahaan.
• 5. Menetapkan batas (limits)
• Dalam menjalankan mekanisme kontrol, perlu juga diterapkan mekanisme dimana dimungkinkan suatu bentuk
pengendalian yang dapat berupa penentuan batas (limits).Dengan adanya limit (batasan) ini, manajer dapat
menentukan batas kendali yang dimiliki sehingga mereka tahu kapan bisa/harus jalan dan kapan harus berhenti.
Keputusan bisnis bisa diumpamakan sebagai gas, sedangkan manajemen risiko bisa diumpamakan sebagai rem. Jika
manajemen risiko tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka perusahaan bisa diumpamakan seperti mobil yang
melaju kencang tanpa ada rem.