Anda di halaman 1dari 11

START UP SHUT DOWN DAN TROUBLESHOOTING

PT. BADAK LNG (PLANT 2)


M. Azhar Shiddiq 40040117640002 M. Asror 40040117640017

Novia Dwi Nisrina 40040117640005 Sagitha Fitri N 40040117640018

Leonardus Perdana 40040117640006 Altaera Yuha S 40040117640039

M. Kelvin Nandita 40040117640010 Mei Syifa N 40040117640047


DEHYDRATION UNIT

■ Dehydration merupakan proses penghilangan Moisture/uap air (H2O) yang masih


terkandung dalam feed gas, namun dalam proses di plant 2 tidak hanya moisture
saja yang dihilangkan tetapi kandungan merkuri (Hg) yang terlarut didalam feed gas
juga turut dihilangkan.
■ Proses dehydration kandungan moisture yang terlarut dalam feed gas direduksi
hingga dibawah 0,5 ppm, sedangkan pada proses di mercury removal kandungan
merkuri di reduksi hingga max. 0.01 ppbw.
■ Di Plant 2, proses pemisahan uap air dari feed gas dilakukan dengan cara
penyerapan dengan menggunakan Molecular Sieve, sedangkan untuk penyerapan
mercury digunakan katalis berupa SIAC (Sulfur Impregnated Activated Carbon).
TUJUAN DEHYDRATION UNIT

■ Air/uap air dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan gangguan dalam proses kilang LNG,
karena pada suhu < 0C air dapat membeku (es), sehingga dapat menyumbat pipa-pipa
(tubes).
■ Air dalam jumlah tertentu dapat bereaksi dengan hidrokarbon dan membentuk senyawa
Hydrate (bongkahan seperti es) bila terpapar dengan suhu 15.5C, sehingga dapat
menyumbat sistem perpipaan dalam proses LNG di kilang.
■ Mercury dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan korosi pada sistem perpipaan yang
terbuat dari aluminium, khususnya di dalam Main Heat Exchanger (MHE) Plant 5.
PENGENALAN START UP
Start up adalah tahapan tindakan yang bertujuan agar kilang bisa diproduksi kembali
secara berkesinambungan dengan aman. Kondisi aman tersebut meliputi aman untuk proses
sendiri, aman untuk manusia, aman untuk peralatan produksi dan aman untuk lingkungan.
Posedur start up train terdiri dari 2 tahapan, yaitu :

1. Normal start up Train.


Normal start up train adalah menjalankan train kembali, setelah train tersebut shutdown dalam
rangka program perbaikan dan maintenance peralatan-peralatan utama.

2. Start up kembali atau re-start Train.


Re-start train merupakan menjalankan train kembali setelah terjadi kegagalan operasi dari salah
satu peralatan train dan peralatan tersebut telah bisa diperbaiki dan digunakan seperti biasanya
dan bisa segera dioperasikan kembali.
Start Up pada Plant 2
 Langkah-langkah Persiapan start
up (Preliminary start up)
■ Semua instrumentasi sistem di cek dan di servicekan.
■ Meyakinkan semua pekerjaan Maintenance yang
berhubungan dengan operasi Plant sudah selesai. ■ Blow Down sistem sudah diservicekan
■ Semua peralatan untuk Pipa &Equipment sudah ■ Safety Device ( PSV, ESDV /EDPV dsb.) sudah
dinyatakan bersih oleh pihak pihak terkait. diserviskan
■ Semua Blind sistem sudah tercabut. ■ Line up sistem perpipaan dan equipment di setiap
plant untuk siap beroperasi berdasarkan SOP.
■ Tidak ada pekerjaan Panas selama Plant start up.
■ Lakukan Derime untuk menghilangkan kandungan
■ Kebersihan lingkungan, semua material bekas yang H2O.
tidak terpakai sudah dikeluarkan dan dibersihkan
terutama bahan yang mudah terbakar. ■ Servicekan Fuel gas sistem.
■ Alat pemadam api, Fire Protection sistem telah ■ Servicekan supply Utility sistem seperti : Steam,
berada pada tempatnya dan dalam keadaan baik Electric Power, Sea Cooling Water, Gas Nitrogen, Utility
dan siap digunakan. Water, Portable Water, Lube Oil System, Instrument Air
dan Fire Water system.
■ Sistem telah dilakukan Nitrogen purging hingga
kandungan O2 < 1%.
TROUBLESHOOTING
Drier Precooler (4E-10)
Permasalahan :
Temperature feed gas outlet drier preecooler masih melebihi set point
menyebabkan masih banyaknya kandungan uap air di dalam feed gas yang
bisa menyebabkan drier terlalu terbebani, namun bila suhunya terlalu rendah
bisa menyebabkan pembentukan hydrat di tube 4E-10
Penyelesaian :
temperatur di preecooler harus diturunkan agar memperoleh temperature
pendinginan yang sesuai set point
Feed Drier (2C-2A ; 2C-2B ; 2C-2C)
Permasalahan :
feed gas yang masuk lebih dar 0.5 ppm sedangkan feed gas yang
masuk maksimal 0.5 ppm.
Penyelesaian :
Dengan mengatur lamanya siklus service yang semula di setting 720
menit, Heating 360 menit, Cooling 150 menit, dan stand by 210
menit. Lamanya siklus Drying dari Drier dapat dikurangi apabila
kandungan moisture gas keluar Drier cenderung mengalami
kenaikan terutama ini terjadi pada akhir periode Drying.
Feed Drier (2C-3)
Pemasalahan :
Tidak sesuainya perbedaan tekanan pada feed dan system regenerasi

Penyelesaiannya :
Mengontrol bukaan control valve 2PDV-3, sedangkan untuk
membuang gas regenerasi ke system wet flare melelui control valve
HCV-22
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai