(Abraham Maslow)
Protection Need (Perlindungan)
A. Raja Hamurabi tahun 1700 SM (Kerajaan Babylonia) dalam kitab Undang undangnya
menyatakan bahwa :
“Bila seorang ahli bangunan membuat rumah untuk seseorang dan pembuatannya tidak
dilaksanakan dengan baik sehingga rumah itu roboh dan menimpa pemilik rumah hingga
mati, maka ahli bangunan tersebut dibunuh”
B. Zaman Mozai ± 5 abad setelah Raja Hamurabi
Ahli bangunan bertanggung jawab atas keselamatan para pelaksanan dan pekerjanya
dengan menetapkan pemasangan pagar pengaman pada setiap sisi luar atap rumah
C. Plinius + 80 tahun sesudah MasehiEra Manajemen
ahli Ecyclopedia bangsa Roma mensyaratkan agar para pekerja tambang diharuskan
memakai tutup hidung
D. Dominico Fontana Tahun 1450
tugas untuk membangun obelisk ditengah lapangan St. Peter Roma. Ia lalu mensyaratkan
agar para pekerja memakai topi baja
MENGAPA
DIPERLUKAN
HSE ?
digunakan untuk
kegiatan usaha
TEMPAT
TEMPAT
KERJA
KERJA
FILOSOFI K3 SUMBER
SUMBER
PEKERJA
PEKERJA BAHAYA
BAHAYA
berpotensi sebagai
melakukan penyebab kecelakaan
pekerjaan untuk
keperluan usaha; dan penyakit akibat
kerja
Safety is an
ethical
Safety is good responsibility Safety is a
business culture, not a
program
Safety program
International Association of Safety Management is
must be site
specific Professional (8 Filosofi): responsible
Employee must
All injuries are
be trained to
preventable
Safety is a work safety
condition of
employment
8 1
7 2
8 zero
6
K3. 3
5 4
Tenaga Kerja
Bahaya Bahaya
Kesehatan PROSES Keselamatan
PROSES
Bahan /
Peralatan
Material
Bahaya Lingkungan
Konsep K3
www.akamigas.ac.id @PEM Akamigas @PEM Akamigas pem@akamigas.esdm.go.id @PEM Akamigas
14
PEM Akamigas
Energi Untuk Negeri
KEPUTUSAN/INSTRUKSI/EDARAN MENTERI
DIGUNAKAN SEBAGAI ACUAN DALAM PELAKSANAAN KERJA / OPERASIONAL PERUSAHAAN UNTUK MENCAPAI
KONDISI OPERASI YANG AMAN DAN HANDAL
Perundangan HSE
Memberikan kesadaran serta kedisplinan terhadap pimpinan dan pekerja perusahaan;
A. Etimologi
Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di
tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat dan agar setiap sumber produksi
perlu dipakai dan digunakan secara aman dan efisien.
B. Filosofi
Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya,
hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur
C. Keilmuan
Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja
A. Keselamatan (safety)
Kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan kerugian dengan memberikan
perlindungan terhadap pekerja agar tidak terluka akibat kecelakaan kerja
B. Aman (safe)
Suatu kondisi dimana atau kapan munculnya sumber bahaya yang relatif telah dapat
dikendalikan ke tingkat yang memadai yaitu bebas dari bahaya, cidera, kerusakan,
ataupun dari resiko bahaya
C. Bahaya (Hazard)
Potensi yang dimiliki oleh suatu bahan/material, proses, atau kondisi lingkungan kerja
yang dapat menimbulkan kecelakaan pada pekerja, kerusakan peralatan/properti atau
kesakitan (kerugian) material atau menurunnya fungsi/kemampuan fisik dan psikis
manusia dengan tingkat bahaya dari suatu kondisi dimana atau kapan akan muncul
sumber bahaya
D. Kesehatan (health)
Derajat atau tingkat keadaan fisik dan psikologi individu terbebas dari penyakit akibat
kerja dan mental.
E. Kecelakaan (accident)
Kejadian yang tidak diinginkan, tidak direncanakan, dan gangguan sehingga
mengakibatkan cidera pada manusia dan atau kerusakan pada harta benda serta bentuk
kerugian lainnya.
F. Kecelakaan kerja (work accident)
Kecelakaan yang berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan, artinya bahwa
kecelakaan terjadi pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
G. Risiko (risk)
Besarnya kemungkinan suatu bahan/material, proses, atau kondisi untuk dapat
menimbulkan Kecelakaan, Kerusakan atau Kesakitan (kerugian).
H. Insiden (incident)
Kejadian yang tidak diinginkan, berakibat dapat menurunkan efisiensi operasi
perusahaan (kegiatan organisasi) tapi tidak menimbulkan kerugian.
Insiden masuk kategori kecelakaan, semua kecelakaan adalah insiden tetapi tidak semua
insiden adalah kecelakaan (All accidents are incidents, but not all incidents are accidents)
I. Hampir celaka (near miss)
Kejadian yang merugikan (insiden) yang belum menimbulkan cidera/penyakit akibat
kerja atau kerusakan properti lainnya, namun bila dibiarkan akan menyebabkan
terjadinya kecelakaan (accident)
J. Penyakit akibat kerja (occupational illness)
Keadaan yang diderita oleh pekerja karena terpapar (exposure) dengan bahaya di tempat
kerja dalam jangka waktu tertentu yang menyebabkan tingkat kesehatannya menurun.
(Work Accident)
Akibat Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 03/Men/98
suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat
menimbulkan korban manusia dan atau harta benda.
Pemerintah c/q Departemen Tenaga Kerja RI, arti
kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tiba-tiba atau yang tidak disangka-sangka
dan tidak terjadi dengan sendirinya akan tetapi ada penyebabnya.
Heinrich et al., 1980:
Kejadian yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan atau yang berpotensi
menyebabkan merusak lingkungan. Selain itu, kecelakaan kerja atau kecelakaan akibat
kerja adalah suatu kejadian yang tidak terencana dan tidak terkendali akibat dari suatu
tindakan atau reaksi suatu objek, bahan, orang, atau radiasi yang mengakibatkan cidera
atau kemungkinan akibat lainnya.
(Work Accident)
Kecelakaan Kerja
D
kecelakaan sebagai hasil dari kombinasi berbagai macam variable yang berinteraksi secara mutual dan terjadi
D
dalam lingkungan dunia yang nyata. Menurut Hollnagel, hanya dengan melalui pengertian terhadap kombinasi dan
interaksi dari beberapa faktor ini, kecelakaan dapat dimengerti dan dicegah
D
1. STAMP (System Theoretic Accident Model and Process)
D
2. FRAM (Functional Resonance Accident Model)
D
www.akamigas.ac.id @PEM Akamigas @PEM Akamigas pem@akamigas.esdm.go.id @PEM Akamigas
39
PEM Akamigas
Teori Kecelakaan Kerja Energi Untuk Negeri
Kecelakaan Kerja
Standar Australia AS 1885 - 1 Tahun 1990
Jatuh dari atas ketinggian
Jatuh dari ketinggian yang sama
Menabrak objek dengan bagian tubuh
Terpajan oleh getaran mekanik
Tertabrak oleh objek yang bergerak
Terpajan oleh suara keras tiba-tiba
Terpajan suara yang lama
Terpajan tekanan yang bervariasi (lebih dari suara)
Pergerakan berulang dengan pengangkatan otot yang rendah
Otot tegang lainnya
Kecelakaan Kerja
Standar Australia AS 1885 - 1 Tahun 1990
Kontak dengan listrik
Kontak atau terpajan dengan dingin atau panas
Terpajan radiasi
Kontak tunggal dengan bahan kimia
Kontak lainnya dengan bahan kimia
Kontak dengan, atau terpajan faktor biologi
Terpajan faktor stress mental
Longsor atau runtuh
Kecelakaan kendaraan/Mobil
Lain-lain dan mekanisme cidera berganda atau banyak
Mekanisme cidera yang tidak spesifik
Kerja
A. Kecelakaan Industri (Industrial Accident)
Kecelakaan yang terjadi di tempat kerja karena adanya sumber bahaya kerja
B. Kecelakaan Dalam Perjalanan (Community Accident)
Kecelakaan yang terjadi diluar tempat kerja dalam kaitannya hubungan kerja
ILUSTRASI
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan
Kerja
Kecelakaan Dalam Hub
Kerja
Kecelakaan
01 02 03 04
KECELAKAAN
Dilihat dari faktor penyebab
1. Faktor Manusia :
a. Tindakan Tidak Aman (Unsafe Act)
b. Human Errors
2. Faktor Teknis :
Kondisi Tidak Aman (Unsafe Condition)
a. Sarana / Alat
b. Material
c. Methode / Prosedur
d. Lingkungan Kerja
Dilihat dari faktor proses terjadinya (Manajemen)
3. Sebab Langsung (Immediate Causes)
2. Sebab Tidak Langsung atau Sebab Dasar (Basic Causes)
Unsafe Action
(Tindakan tidak aman Faktor Manusia )
Unsafe Condition
(kondisi tidak aman faktor teknis )
Immediate Cause
(Penyebab langsung manajemen)
Dikategorikan atas :
Þ Action (Tindakan tidak aman dari manusia)
Basic Cause
(Penyebab tidak langsung/dasar manajemen)
faktor pribadi,
KECELAKAAN
Kerugian terhadap Manusia
Cidera atau cacat Meninggal
KECELAKAAN
• Kerugian terhadap Bisnis
* Kerusakan sarana produksi (rehabilitasi)
* Gangguan terhadap bisnis (business interruption)
* Produktivitas Turun
* Company Immage (citra) turun
* Inefisiensi biaya operasi
* Tuntutan Hukum & Ganti Rugi
* Daya Saing Turun
* Kenaikan Biaya Asuransi
• Kerugian Sosial
* Biaya sosial
* Gangguan terhadap fasilitas umum
* Kerusakan Lingkungan
KERUSAKAN PROPERTI
KORBAN LUKA
Pembangunan kembali fasilitas Tuntutan ganti rugi Upah untuk lost time
Citra Perusahaan
Kesedihan keluarga
Cacat tetap
Biaya melatih pekerja baru
Profit perusahaan turun
$1
= PENGOBATAN AKIBAT TERJADINYA KECELAKAAN
= GANTI RUGI
Kecelakaan Kerja
HW. HEINRICH
(USA 1930) Major injury (fatal/kematian, cidera berat,
cacat tetap, dsb. )
Kecelakaan tanpa
cidera (mencakup
harta benda
Kecelakaan Kerja
1 Kematian/ Kecelakaan
Data dilaporkan
10 SeriusKecelakaan Ringan
dan tercatat
30 Kerusakan Properti
600
Nyaris Celaka
FRANK BIRD
(USA 1969) 10.000 • Perbuatan & Kondisi
Tidak Aman
*) Penelitian data kecelakaan di • Bahaya
industri diikuti 297 perusahaan
dan tenaga kerja 1.759.000
dikenal dengan konsep ‘Total
Loss Control’
Kecelakaan Kerja
Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan mata rantai sebab-akibat (Domino Squence)
UNSAFE CONDITION
KONDISI TAK AMAN
ENVIRONMENT
(UNSAFE ACT)
KETURUNAN
KESALAHAN
PEKERJ
Aksioma HW Heinrich:
Cidera berasal dari serangkaian faktor;
Kecelakaan terjadi hanya dari suatu tindakan tak aman (unsafe act) seseorang
dan/atau kondisi berisiko;
Sebagian besar kecelakaan hasil dari perilaku tak aman (unsafe act);
Perilaku tak aman (unsafe act) tidak selalu ada dalam kecelakaan;
Alasan suatu tindakan tak aman dapat menjadi penuntun untuk perbaikan;
Keparahan kecelakaan adalah suatu kebetulan dan kecelakaan dapat dicegah;
Pencegahan kecelakaan terbaik = kualitas terbaik dan teknik yang dilakukan;
Manajemen bertanggungjawab memberikan respon terhadap keselamatan;
Supervisor adalah kunci dalam pencegahan;
Kecelakaan memiliki kerugian langsung dan tak langsung
Pendapat lebih ekstrim dari Du Pont (1986) : 96% penyebab kecelakaan adalah dari unsafe acts
Tidak Tahu 5 %
Unsafe Act
Tidak Mampu 10 %
96 %
Unsafe
Condition 4%
Kecelakaan
UP DATED DOMINO
THEORY
( FRANK BIRD JR, 1970 )
LEMAHNYA
GEJALA
PENGAWASAN ASAL
(LACK OF (SYMPTOM) CONTACT Loss
(ORIGIN)
CONTROL)
(IMMEDIATE CAUSE)
INJURY / DAMAGE
(Lack of Control)
(BASIC CAUSE)
SEBAB DASAR
Pengawasan
LANGSUNG
PENYEBAB
Lemahnya
INCIDENT /
ACCIDENT
www.akamigas.ac.id @PEM Akamigas @PEM Akamigas pem@akamigas.esdm.go.id @PEM Akamigas
88
PEM Akamigas
Domino Theory Energi Untuk Negeri
Inadequate
Program Personal Substandard Contact
Acts People
Inadequate Factors With Property
Standard Substandard Energy or
Job Process
Conditions
Inadequate Substance
Factors (Profit)
Compliance
PROGRAM
TAK SESUAI FAKTOR <KEJADIAN> KECELAKAAN /
PERBUATAN
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
STANDAR KERUSAKAN/
& DENGAN
TAK SESUAI ENERGI KERUGIAN
FAKTOR KONDISI
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT DIHARAPKAN
PELAKSANAAN
MANUSIA (PEOPLE)
PERALATAN (EQUIPMENT)
KERUGIAN
BAHAN (MATERIAL)
LINGKUNGAN (ENVIRONMENT)
PROGRAM
TAK SESUAI FAKTOR <KEJADIAN> KECELAKAAN /
PERBUATAN
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
STANDAR KERUSAKAN/
& DENGAN
TAK SESUAI ENERGI KERUGIAN
FAKTOR KONDISI
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT DIHARAPKAN
PELAKSANAAN
PROGRAM
TAK SESUAI FAKTOR <KEJADIAN> KECELAKAAN /
PERBUATAN
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
STANDAR KERUSAKAN/
& DENGAN
TAK SESUAI ENERGI KERUGIAN
FAKTOR KONDISI
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT DIHARAPKAN
PELAKSANAAN
PERBUATAN/TINDAKAN
Menggunakan alat yang tidak sesuai
Menggunakan alat dengan cara yang salah
PENYEBAB LANGSUNG
TIDAK AMAN
Tidak memakai alat Keselamatan Kerja (APD/Aperdi)
Cara mengangkat barang yang salah
Memperbaiki mesin yang masih beroperasi
Bergurau ditempat kerja
Mabuk
Pengetahuan dan kemampuan kurang
Tingkah laku
PROGRAM
TAK SESUAI FAKTOR <KEJADIAN> KECELAKAAN /
PERBUATAN
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
STANDAR KERUSAKAN/
& DENGAN
TAK SESUAI ENERGI KERUGIAN
FAKTOR KONDISI
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT DIHARAPKAN
PELAKSANAAN
AMAN
BAHAYA KEBAKARAN
KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
KEBISINGAN
TERPAPAR RADIASI
TEMPERATUR EXTRIM
PENERANGAN TIDAK LAYAK
VENTILASI TIDAK LAYAK
LINGKUNGAN TIDAK AMAN
PROGRAM
TAK SESUAI FAKTOR <KEJADIAN> KECELAKAAN /
PERBUATAN
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
STANDAR KERUSAKAN/
& DENGAN
TAK SESUAI ENERGI KERUGIAN
FAKTOR KONDISI
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT DIHARAPKAN
PELAKSANAAN
PERORANGAN
PENYEBAB DASAR
FAKTOR
STRESS MENTAL
KURANG PENGETAHUAN
KURANG KEAHLIAN
MOTIVASI TIDAK LAYAK
PROGRAM
TAK SESUAI FAKTOR <KEJADIAN> KECELAKAAN /
PERBUATAN
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
STANDAR KERUSAKAN/
& DENGAN
TAK SESUAI ENERGI KERUGIAN
FAKTOR KONDISI
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT DIHARAPKAN
PELAKSANAAN
PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN
FAKTOR KERJA
ENGINEERING
PENGADAAN (PURCHASING)
PENYEBAB DASAR
KURANG PERALATAN
MAINTENANCE
STANDAR KERJA
SALAH PAKAI/SALAH MENGGUNAKAN
• Lapisan-lapisan (layers) keju menggambarkan hal-hal yang terlibat dalam suatu sistem
keselamatan
• Lubang-lubang yang terdapat pada tiap lapisan tersebut menunjukkan adanya
kelemahan yang berpotensi menimbulkan terjadinya kecelakaan (accident)
• Kecelakaan yang terjadi bukan hanya karena kesalahan pada sistem,
• Faktor kelalaian manusia sebagai penyebab yang paling dekat dengan kecelakaan.
• Lubang-lubang ini bervariasi besar dan posisinya sesuai dengan layer
• Jika kelemahan-kelemahan itu dapat melewati lubang pada tiap layer, kecelakaan akan
terjadi.
• Namun, apabila lubang pada tiap layer tidak dapat dilalui, berarti kecelakaan masih
dapat dicegah.
1. Tidak Tahu
4. Lupa
SEDERHANAKAN TUGAS
LAKSANAKAN PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
INSTRUKSI YANG JELAS
SI
PENGETAHUAN ATAU KEMAMPUAN, TETAPI KURANG MOTIVASI UNTUK
A
TIV
MENGERJAKAN SECARA BENAR DAN AMAN ( PELANGGARAN – VIOLATION )
MO
1. DORONGAN PRIBADI
NG
INGIN CEPAT SELESAI JALAN PINTAS
RA
KU
MALAS ATAU MENGHEMAT USAHA JALAN PINTAS
INGIN ENAK ATAU NYAMAN MALAS PAKAI ALAT PELINDUNG DIRI
MENARIK PERHATIAN AMBIL RESIKO BERLEBIHAN/ SOK
JAGOAN
IA
NA US
CARA MENGATASI :
SA
Budaya K3
5 Elemen untuk membentuk budaya K3 versi International Association of Oil & Gas
Producers:
1. Informed Culture (Budaya untuk Mencari Informasi)
2. Reporting Culture (Budaya Melaporkan)
3. Learning Culture (Budaya Belajar)
4. Flexibility Culture (Budaya Fleksibel)
• Mempertahankan koordinasi dalam level yang efektif, ditandai dengan kemampuan untuk mengganti struktur organisasional dari
hierarki konvensional ke struktur operasional yang lebih setara (flat) tanpa harus kehilangan kualitas dalam pengambilan keputusan,
• Ciri budaya fleksibel adalah responsif, melibatkan dan beradaptasi serta berfokus pada kemampuan seseorang sebagai sebuah
individu untuk terlibat dalam pemecahan masalah ketimbang kemampuan orang tersebut sebagai bagian dari struktur organisasi
5. Just Culture (Budaya Adil)
Efisiensi
dipandang sebagai “saat untuk melakukan” sehingga waktu yang diperlukan dapat lebih
sedikit namun hasilnya dapat menjadi salah dan buruk karena kurangnya persiapan.
Ketelitian
dipandang sebagai “saat untuk berpikir” sehingga waktu yang diperlukan lebih banyak
namun hasilnya dapat menjadi lebih baik.
Normal ketika manusia mencari keseimbangan antara efisiensi dan ketelitian dengan
berbagai macam tindakan yang dilakukan manusia.
Pencarian keseimbangan ini disebut dengan “variabilitas performa” yang merupakan
fitur unik pada manusia dan tidak akan ditemukan di mesin serta perkembangan
teknologi lain.
Pencarian keseimbangan diperlukan untuk memaksimalkan keuntungan dengan sebisa
mungkin meminimalkan kegagalan.
Prinsip ETTO ini sangat berguna untuk memahami manusia dalam pemilihan-pemilihan
tindakan di tempat kerja, untuk dapat mendesain lingkungan kerja, prosedur, pelatihan
dan lain-lain agar bisa seimbang antara efisiensi dan ketelitian sehingga keuntungan bisa
dimaksimalkan dan kerugian bisa diminimalisir
6S
Safe food to Eat
Safe & Healthful Work
Place
Kecelakaan Kerja
Menurut ILO = International Labour Organization
1. PERATURAN PERUNDANGAN
2. STANDARISASI
3. INSPEKSI
4. RISET TEKNIS, RISET MEDIS, RISET PSYCHOLOGIS, RISET STATISTIK
5. PENDIDIKAN DAN LATIHAN
6. PERSUASI
7. ASURANSI
8. PENERAPAN 1 S/D 7 LANGSUNG DI TEMPAT KERJA
Kecelakaan Kerja
Menurut ILO = International Labour Organization
1. PERATURAN PERUNDANGAN
• ketentuan dan syarat K3 mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi
• penerapan ketentuan dan syarat K3 sejak tahap rekayasa
• penyelenggara Pengawasan dan pemantauan pelaksanaan K3
2. STANDARISASI
standart K3 maju akan menetukan tingkat kemajuan pelaksanaan K3
3. INSPEKSI/PEMERIKSAAN
suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi tempat kerja masih memenuhi ketentuan dan
syarat K3
4. RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS DAN STATISTIK
Riset/penelitian untuk menunjang tingkat kemajuan bidang K3 sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan, teknik, dan teknologi
Kecelakaan Kerja
Menurut ILO = International Labour Organization
5. PENDIDIKAN DAN LATIHAN
Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan, & ketrampilan K3 bagi tenaga kerja
6. PERSUASI
Cara penyuluhan dan pendekatan di bidang K3, bukan melalui penerapan dan pemaksaan
melalui sanksi-sanksi
7. ASURANSI
Insentif financial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan dengan pembayaran premi yang
lebih rendah terhadap perusahaan yang memenuhi syarat K3
8. PENERAPAN 1 S/D 7 LANGSUNG DI TEMPAT KERJA
Langkah- langkah pengaplikasikan di tempat kerja dalam upaya memenuhi syarat-syarat K3 di
tempat kerja
Kecelakaan
A EN
Management
PE (HU
)
R JEM
N M
C
D A
PP A
EK N
O
A AN
AT AP
EN M
A PR
M N
N
JE A
M OA
A AT
A C
N K
N H
A E
U )
(M ND
HSE
SI
A
PE
APPROACH
Engineering Human
Control Control
PENDEKATAN TEKNIS
(ENGINEERING APPROACH)
126
Kecelakaan
A EN
PE (HU
)
R JEM
N M
C
D A
EK N
PP A
O
A AN
AT AP
EN M
A PR
N
M N
JE A
M OA
A AT
A C
N H
N K
Sistem kerja sebagai bagian
U )
A E
SI
(M ND
A
Manajemen (perangkat lunak)
PE
Kecelakaan
Management Approach
Pendekatan system manajemen ini memiliki kelebihan daripada pendekatan yang lama yaitu :
Bersifat Prediktif (forward looking), jauh sebelum timbul korban jiwa melalui
• Pengaturan dan perencanaan kerja yang aman
• Penerapan SOP dalam menjalankan pekerjaan
• Peraturan dan prosedur keselamatan
• Pengaturan jam kerja dan sistim manajemen dalam kegiatan
Informasi tentang sebab lebih banyak terkumpul sehingga usaha pengendalian kerugian
dapat dirumuskan lebih baik.
Data yang terkumpul dapat memberikan informasi kepada manajemen secara lebih
akurat/tepat tentang keadaan penanganan pengendalian di perusahaan
Kecelakaan
Human Approach
Pemilihan dan penempatan pekerja secara tepat, agar diperoleh keselarasan antara bakat dan
kemampuan fisik tenaga kerja dengan tugas yang akan diemban;
Pembinaan pekerja secara tepat agar memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang sesuai
dengan kebutuhan pekerjaannya;
Memberi dorongan agar tenaga kerja bersikap dan bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan
perusahaan;
Mencegah pekerja agar tidak melakukan tindakan berbahaya dalam melaksanakan pekerjaannya
Pengawasan dan disiplin yang wajar
Pemberian instruksi dan informasi yang lengkap
Ada training dan pendidikan bagi pekerja.
Menyediakan perlengkapan keselamatan dalam bekerja
Kecelakaan
Engineering Approach
Cegah pembentukan bahaya dengan cara substitusi/eleminasi;
Kurangi jumlah pembentukan bahaya;
Mengurangi tingkat dan daerah pelepasan bahaya yang telah terjadi;
Meminimumkan kemungkinan kegagalan yang dapat menimbulkan bahaya;
Memindahkan bahaya terhadap benda yang harus dilindungi, baik berdasarkan ruang dan
waktu, atau dengan memasang pemisah;
Menciptakan lingkungan kerja yang aman sejak tahap rancang bangun, konstruksi dan
operasi;
Pengendalian dengan melengkapi sarana teknis pencegahan kecelakaan;
Pengamanan kondisi berbahaya di tempat kerja.
1 ELIMINASI
2 SUBSTITUSI
REKAYASA /
3 ENGINEERING
PENGENDALIAN
4 ADMINISTRATIF
APD
5
PALING LOW
EFEKTIF SAFE PLACE 1 ELIMINASI
RISK
2 SUBSTITUSI
3 REKAYASA /
ENGINEERING
SAFE PERSON
4 PENGENDALIAN
ADMINISTRATIF
KURANG 5 APD/PPE
HIGH
EFEKTIF RISK
Bahaya
Potensi
Risiko
Kemungkinan atau probabilitas
timbulnya kerugian.
Almost Certain
Hampir pasti terjadi H H E E E
Likely
M H H E E
PELUANG
Moderate
Dapat terjadi L M H E E
Unlikely
Kecil kemungkinan terjadi L L M H E
Rare
Jarang terjadi L L M H H
Extreme : Penghentian kegiatan, keterlibatan manajemen puncak
High : Penanganan dengan penjadualan yang secepatnya
Moderate : Penjadualan dan penetapan tanggung jawab tindakan akan ditetapkan
Low : Kendalikan dengan prosedur yang ada/rutin
Sumber AS/NZS 4360 : Risk Management
Sangat Jarang Belum pernah terjadi pemaparan 0.5 200 – 400 Risiko tinggi, perbaikan dengan segera
(keterlibatan managemen)
AKIBAT (keparahan dari hasil yang yang dikeluarkan oleh suatu kejadian seperti :cidera, sakit, dll)
50 – 200 Risiko substansial, perlu tindakan
Katastropi Menimbulkan banyak korban jiwa 100 perbaikan
Klasifikasi Bentuk
1. Zat padat (solid) : belerang, asbes, glass wool, dsb.
2. Zat cair (liquid) : H2SO4, TEL, caustic soda, furfural, dsb.
3. Gas : LPG, propane, chlorine, NH3, H2S, benzene
Sifat Bahan
1. Bahan yang mudah / dapat terbakar (flammable material)
contoh : kertas, kayu, plastik, minyak, gas, dsb.
2. Bahan yang sulit / tidak bisa terbakar (non flammable material)
contoh : gas nitrogen ( N2 ).
STEL
Nilai Ambang Batas Permenkes No 70 Tahun 2016 (Short Term Exposure
ppm atau mg/m3 < 8 jam/hari
Limit)
dan 40 jam/minggu
TWA, STEL dan Ceiling. konsentrasi rata-rata tertinggi
dalam waktu 15 menit yang
diperkenankan dan tidak boleh
terjadi lebih dari 4 kali, dengan
periode antar pajanan minimal
60 menit selama bekerja.
TWA Ceiling
(Time Weighted Average)
konsentrasi bahan kimia di
konsentrasi rata-rata tertimbang Permenaker No 5 Tahun 2018 tempat kerja yang tidak boleh
waktu di tempat kerja yang dapat
dilampaui selama jam kerja.
diterima oleh hampir semua pekerja
tanpa mengakibatkan gangguan
kesehatan atau penyakit.
Tanda Bahaya :
NFPA Diamond
Pencernaan
bahan kimia berupa padat atau cair
Jalan Pernafasan
bahan kimia berupa padat (partikel halus/debu)
dan gas
Kulit (pori-pori)
bahan kimia berupa cairan yang akan terserap
kedalam tubuh manusia melalui pori-pori kulit
Pengisola 1 5 Cara
sian Kerja
Groundin 2 4 Instalasi
g
3
Kualitas
Bahan/Mate
rial
Explosion Proof/
01 Flame Proof 02 Intrinsically Safe
metode yang lebih sering digunakan pada peralatan digunakan pada instalasi instrumen
sensor/detector pada sistem deteksi gas, dan
yang bersifat portabel dan Alat proteksi
perangkat lain dimana tegangan (voltage) dan daya
(power) lebih besar, dan biasanya instalasinya yang biasa digunakan adalah Zener
bersifat permanen. Diode Barrier.
mengacu pada area yang mengandung gas yang mudah terbakar, uap yang
Canadian Electrical Code (CEC)
dihasilkan cairan atau uap yang mudah terbakar yang dihasilkan dengan
0 Grup B udara yang berpotensi terbakar dan terbakar atau meledak, memiliki nilai
2 MESG (Kesenjangan Cakupan Praktis Maksimum) = < 0.45 mm atau rasio
MIC (Minimum Igniting Current) = atau < 0.40
mengacu pada area yang mengandung gas yang mudah terbakar,
0 Grup C uap yang dihasilkan cairan atau uap yang mudah terbakar yang
dicampur dengan udara yang berpotensi terbakar dan terbakar
3 atau meledak, memiliki MESG > 0.75mm atau rasio MIC antara 0.40
mengacu pada area yang mengandung gas yang mudah terbakar, uap
dan 0.80
0 Grup D yang dihasilkan cairan atau uap yang mudah terbakar yang dicampur
dengan udara yang berpotensi terbakar dan terbakar atau meledak,
4 memiliki nilai MESG > 0.75mm atau rasio MIC > 0.80
Zona 1
mengacu pada gas atau uap yang mudah terbakar yang Zona 0
hadir dalam konsentrasi tak menyala yang mungkin Area dimana terdapat udara berbahaya secara terus
terjadi dalam kondisi operasi normal. menerus dalam kondisi operasi normal
Zona 2
mengacu pada gas atau uap yang mudah terbakar yang
hadir dalam konsentrasi tak menyala yang tidak
mungkin terjadi dalam kondisi operasi normal dan Zona 1
Radiasi (Radiation)
Tabel ISBB
(Permenkes No. 70 Tahun 2016)
Tabel ISBB
(Permenkes No. 70 Tahun 2016)
Heat Cramp
Suhu/Temperature drastis hingga di bawah 35oC.
Trench
Foot
Frost Bite
5. Ventilasi
Pengaruh buruk : kelelahan psikis, mata berkunang-kunang, sakit kepala, sesak
nafas, peningkatan kasus kecelakaan dll persyaratan pertukaran udara ventilasi
untuk ruang kerja adalah 0,57 m3/org/min, untuk ruang pertemuan adalah 1,05
m3/min/orang dan laju pergerakan udara yang disyaratkan adalah berkisar antar
0.15 – 0.50 m/detik mengacu SNI 03-6572-2001.
6. Penerangan / Pencahayaan (Lighting) Permenkes No 48 & 70 Thn 2016, Permenakertrans No 5 Thn
2018
Merupakan bahaya yang bersifat tetap (terpasang secara permanent) dan sering
ditemukan dilingkungan kerja, antara lain : pipa-pipa, vessel, column, tangga,
bordes, jalan, lantai, dsb.
Semua fasilitas tersebut harus tetap memenuhi persyaratan / ketentuan yang
ditetapkan.
Contoh : - tangga & bordes harus dalam keadaan baik.
- Lantai tidak licin dan tidak berlobang.
- Pipa – pipa panas telah diisolir dengan aman.
- Dsb.
• ilmu yang mempelajari interaksi kompleks antara aspek pekerjaan yang meliputi
peralatan kerja, tatacara kerja, proses atau sistem kerja dan lingkungan kerja dengan
kondisi fisik, fisiologis dan psikis manusia karyawan untuk menyesuaikan aspek
pekerjaan dengan kondisi karyawan dapat bekerja dengan aman, nyaman efisien dan
lebih produktif.
• Bahaya ini berasal dari desain kerja, layout maupun aktivitas yang buruk.
• Contoh dari permasalahan ergonomi meliputi postur tidak netral, manual handling,
layout tempat kerja dan desain pekerjaan
• www.antropometriindonesia.org, Permen PU Nomor 45 Tahun 2007, Permenkes No 48
Tahun 2016, Permenakertrans No 5 Tahun 2018
Konflik di Kurangnya
Tempat Kerja Penghargaan
BAHAYA
Ketidakpuasan PSIKOSOSIAL Kurangnya
Kerja stres, kekerasan di tempat
kerja, jam kerja yang
Dukungan Teman
panjang, transparansi,
akuntabilitas manajemen,
dan Atasan
promosi, remunerasi,
kurangnya kontrol dalam
mengambil keputusan
tentang pekerjaan
semuanya dapat
berkontribusi terhadap
Ketidakjelasan
Beban Kerja performa kerja yang buruk
Tugas dan
Berlebih
Tanggungjawab
What – if Analysis
Job Safety Analysis
(JSA)
Checklist METODE Job Safety
Observation (JSO)
IDENTIFIKASI
BAHAYA
www.akamigas.ac.id @PEM Akamigas @PEM Akamigas pem@akamigas.esdm.go.id @PEM Akamigas
178
PEM Akamigas
Energi Untuk Negeri
PEMILIHAN
METODE Informasi yang Diperlukan
IDENTIFIKASI
BAHAYA
Kebutuhan Tenaga Kerja
A P D
ALAT PELINDUNG DIRI
APERDI
01
MANAJERIAL
02
T I N G K A H L A KU
03
Hambatan L I N G KU N G A N
04
PENYEDIAAN
05
P E N G E TA H UA N P E K E R JA
Faktor K E N YA M A N A N D I PA K A I
Faktor K E M A M P U A N P E R L I N D U N G A N
Faktor E F E K S A M P I N G
Faktor M U T U
Faktor U K U R A N
Faktor K E T E PATA N P E N Y E D I A A N
Faktor K E M U D A H A N P E M E L I H A R A A N
Faktor H A R G A
A L AT P E L I N D U N G WA J A H D A N M ATA
A L AT P E L I N D U N G P E R N A FA S A N
A L AT P E L I N D U N G T E L I N G A
A L AT P E L I N D U N G B A D A N
A L AT P E L I N D U N G TA N G A N
A L AT P E L I N D U N G J AT U H / K E T I N G G I A N
A L AT P E L I N D U N G T E N G G E L A M
P E L I N D U N G K E PA L A
3. Topi pet
Tipe I Tipe II
• bentuk seperti cangkang (kubah) dengan • bentuk seperti cangkang (kubah) dengan
konstruksi cetakan atau tanpa adanya sambungan; konstruksi cetakan atau tanpa adanya sambungan;
• memiliki pinggiran yang kontinu dengan lebar • memiliki pinggiran yang melebar maju dan
sedikitnya 1 ¼ inchi; dalamnya terdapat EPS (Expanded Polystyrene);
• tali pengikat dari plastik, webbing bergelombang • tali pengikat dari plastik, webbing bergelombang
atau bahan serupa yang membentuk penyangga; atau bahan serupa yang membentuk penyangga;
• Ratchet : jarak antara kepala dan cangkang untuk • Ratchet : jarak antara kepala dan cangkang untuk
ventilasi dan suspensi; ventilasi dan suspensi;
• Headband dan sweatband ukuran 6 ½ s/d 8 • Headband dan sweatband ukuran 6 ½ s/d 8
Air Line
Re s c u e U n i t S C BA Wo r k U n i t S C BA E s c a p e U n i t S C BA
Inhalation Exhalation
Hose Hose
Carbon Dioxide
Breathing (CO2) Filtration Bagian-bagian
Chamber Canister C l o s e C i r c u i t S C BA
O2 Injection
Diaphragm Line
Backpack
Assembly
O2 Cylinder
High Pressure
Air Hose Exhalation
Valve
Bagian-bagian
RIT
Air Cylinder O p e n C i r c u i t S C BA
Connection
Cylinder
Valve
Hose-Cylinder
Connection
Bagian-bagian
SCBA
S C BA
01
Lung Demand Valve (LDV)
Cylinder (tabung udara) berfungsi sebagai bagian penting
Tabung berisi volume udara dengan mengatur komsumsi pemakaian udara
bahan mulai dari Alloy (Alumunium), dari tabung dan dihirup melalui masker
Steel (Baja) dan Fiber Composite. tertutup (Full face Mask).
04 02
Bagian Full Face Mask
Warning visual SCBA sebagai penutup wajah dan hidung
bisa berbentuk vibrasi (getaran) atau untuk terhindar dari tekanan udara
sound (bunyian) kisaran 110 dB pada bebas yang terkontaminasii gas beracun
jarak 100 cm, sehingga mudah untuk atau jumlah oksigen (O2) kurang dari
didengar atau dirasakan oleh pemakai.
ambang batas minimal.
03
Warning Whistle
pluit penanda sebagai peringatan bahwa tekanan udara dalam tabung Pressure Gauge
tinggal beberapa saat, untuk memperingatkan pemakai segera
meninggalkan tempat berbahaya pada tempat yang lebih aman untuk mengetahui tekanan dalam tabung udara
S C BA
WD SM
FD
Tabel Jumlah Udara yang Dibutuhkan Seseorang
Sesuai Aktifitasnya (Inhale Standard)
Keterangan :
Jumlah Udara Yang Dibutuhkan
No. Aktifitas
WD = Working Saturation (WD = FD – SM) (Liter/Menit)
1 Tidur 6
SM = Safety Margin 2 Istirahat 9.3
3 Bekerja ringan 19.7
FD = Full Duration 4 Bekerja sedang 29.2
5 Bekerja berat 40
IS = Inhale Standard 6 Bekerja sangat berat 59.5
7 Bekerja maksimum 132
S C BA
Contoh : Tekanan pada saat masuk 130 bar Tekanan pada saat keluar 110 bar
Diketahui : Bila diketahui volume botol = 6
= – SM = – SM
liter, dengan tekanan pada saat masuk = 130
bar dan tekanan pada saat keluar = 110 bar.
= – SM = – SM
Berapa menitkah SCBA tersebut dapat
digunakan? = 19,5 menit – 7,5 menit = 16,5 menit – 7,5 menit
= 12 menit = 9 menit
WD = WD (masuk) – WD (keluar)
= 12 menit – 9 menit
= 3 menit
Standar coverall :
• A blend of 93% Nomex® with 5% Kevlar® and 2% antistatic fiber,
• Helps minimize break-open, and expands to form a stable and inert barrier between the
fire and skin,
• Durable and resistant to abrasion, tears, and chemicals
• Meets the NFPA 1975 standard for firefighters’ station wear
• Meets the ASTM F1506 standard for workers’ apparel as protection from electric arc
exposure
• Complies with NFPA 70E Standard for Electrical Safety in the Workplace
• Complies with NFPA 2112 Standard on Flame-Resistant Garments for Protection of
Industrial Personnel Against Flash Fire
Standar coverall :
• Terdiri dari dua bagian jaket (3-layer) dan celana (3-layer),
• Tahan panas (Flame Retardant) dan Tahan Air (Water Repellant),
• Lapisan luar Jacket / Celana: NOMEX® IIIA terbuat dari bahan 93% NOMEX® Aramid, 5%
KEVLAR®, 2% bahan serat carbon anti static, dengan standard 6.0 oz/yd²,
• Lapisan tengah Jacket / Celana: terbuat dari bahan breathable fleece (Dacron), sehingga
memungkinkan sirkulasi udara masih bisa berlangsung, namun debu /partikel asap tidak
bisa masuk menembus lapisan dalam,
• Lapisan dalam Jacket / Celana : terbuat dari bahan cotton yang lembut
• Standard pengetesan tahan panas sesuai NFPA 2112 & NFPA 2113, SNI 0989-20
Lock Out Ta g O u t ( L o c k O u t – Ta g O u t )
Alat Penggembokan Katup (valve) Alat Penggembokan Pneumatic Alat Penggembokan Circuit Breaker
Alat Penggembokan Saklar Dinding Alat Penggembokan Sekring (Fuse) Alat Penggembokan Plug
Alat Penggembokan Plug dan Receptacle Alat Penggembokan “Jaws” Alat Penggembokan “Cable”
API
www.akamigas.ac.id @PEM Akamigas @PEM Akamigas pem@akamigas.esdm.go.id @PEM Akamigas
234
PEM Akamigas
DEFINISI Energi Untuk Negeri
API
National Fire Protection Association (NFPA) :
Suatu massa zat yang berpijar dalam proses kimia oksidasi yang berlangsung dengan cepat
dan disertai pelepasan energi dan panas
Direktorat Pengawasan Keselamatan Kerja (2003) :
Suatu fenomena yang dapat diamati gejalanya yaitu adanya cahaya dan panas dari suatu
bahan yang sedang terbakar
Ramli (2010) :
Suatu proses kimiawi yang terjadi antara uap bahan bakar dengan oksigen dan bantuan panas
yang terkenal dengan teori segitiga api (fire triangle).
KEBAKARAN
National Fire Protection Association (NFPA) :
Suatu peristiwa oksidasi yang melibatkan bahan bakar yang mudah terbakar, oksigen yang ada dalam udara dan
sumber energi atau panas yang berakibat menimbulkan kerugian materi-non materi hingga kehilangan nyawa
Permen PU RI No. 26/PRT/M/2008 :
Bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial dan derajat terkena pancaran api sejak awal kebakaran hingga
penjalaran api yang menimbulkan asap dan gas
SNI 03-3989-2000 :
Suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan mencapai temperatur kritis dan bereaksi secara kimia dengan oksigen
yang menghasilkan panas, nyala api, cahaya, asap, uap air dan karbonmonoksida, karbondioksida atau produk dan efek
lain
Ramli (2010)
Api yang tidak terkendali artinya di luar kemampuan dan keinginan manusia yang mengakibatkan kerugian materi-non
materi hingga kehilangan nyawa
API
Tidak bisa kami
padamkan
www.akamigas.ac.id @PEM Akamigas @PEM Akamigas pem@akamigas.esdm.go.id @PEM Akamigas
237
PEM Akamigas
Energi Untuk Negeri
TEORI API
PA
GE
NA
SI
OK
S
UAP BAHAN BAKAR
NON THERMAL
(ASAP & GAS) PANAS
PANAS
Berat Jenis
Titik Bakar (Fire Point)
(Specific
Gravity)
• Konduksi,
perpindahan kalor melalui zat penghantar
tanpa disertai perpindahan bagian-bagian
zat itu (merambat)
• Konveksi Dan
perpindahan kalor melalui zat penghantar
yang disertai dengan perpindahan bagian-
bagian zat itu (mengalir)
• Radiasi
perpindahan kalor tanpa memerlukan zat
perantara
kebakaran
Fase – fase yang dilampaui oleh kebakaran :
• Source Energy (Sumber Panas),
• Ignitation (Penyalaan awal),
• Growth (Pertumbuhan),
• Flash over (Penyalaan api serentak),
• Full fire (Kebakaran Total), dan
• Decay (Penurunan)
Tahapan api
INTENSITAS
Flashover
3 - 10 menit
n
ha
kebakaran
bu
pe
m (600-1000 o C)
nu
rtu
run
pe
permulaan
an
waktu
Sumber panas
Kebakaran Udara
• Cooling Dilution
(Pendinginan),
Smothering
• Smothering
(Penyelimutan), Cooling
• Starvation Starvation
(PENDINGINAN)
BAHAN
BAKAR
I
RANTA
OKSIG I
EN REAKS
KIMIA
(PENYELIMUTAN)
BAHAN
BAKAR
I
OKSI RANTA
G I
EN REAKS
KIMIA
BAHAN
BAKAR
I
OKSI RANTA
I
GEN REAKS
KIMIA
BAHAN
BAKAR
A N TAI
R
OKSI
G E AK SI
EN R
KIMIA
KEBAKARAN
Media pemadam kebakaran menurut fasenya digolongkan menjadi 3
(tiga) yaitu :
1. Jenis padat : misal pasir dan tanah, selimut api (fire blanket),
tepung kimia kering (dry chemical powder)
2. Jenis cair : misal air, busa (foam), cairan mudah menguap
(halotron I dan II pengganti halon)
3. Jenis gas : misal karbondioksida (CO2), gas argon (Ar), nitrogen
(N2) serta gas inert lainnya.
Definisi :
Peraturan Menakertrans No. 04 Tahun 1980 (Per.04/Men/1980) :
alat ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api pada mula
terjadinya kebakaran
SNI 03 – 3987 – 1995 :
pemadam api yang ringan, mudah dibawa/dipindahkan dan dilayani oleh satu orang dan alat
tersebut hanya digunakan untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran pada saat api
belum terlalui besar
NFPA 10 2010ed (National Fire Protection Association) :
suatu peralatan ringan yang berisi tabung, cairan atau gas yang dapat disemprotkan
bertekanan untuk tujuan pemadaman kebakaran
PENGGUNAAN
Konstruksi :
Store Pressure
Handle
CO2 catridge
sistem
Discharge tube
Nozzle
Konstruksi :
Catridge System
(NFPA 10)
Tidak memungkinkan si
pemakai terjebak bila Bebas dari kemungkinan
tgl 14 April 1980
• NFPA 10 2010ed
Tanda Pemasangan
X Dasar Lantai Y X
Dasar Lantai APAR di Dinding
20 cm
≤ 120 cm
APAR : P-A-S-S
si
ka
Jenis kebakaran Tipe basah Tipe kering
ifi
as
Clean
Kl
Air Busa Powder Agent
Bahan spt (kayu, kertas, kain dsb. VVV V VV V*)
Klas A
Bahan berharga XX XX VV**) VVV
Bahan cair XXX VVV VV V*)
Klas B
Bahan gas X X VV V *)
Keterangan :
• belum ditunjuk
Petugas
• tidak trampil
MENGUMPULKAN
TABUNG KOSONG
TUNDA REFILL
MENUNGGU PO`
Pressure
setahun :
• Pemeriksaan dalam jangka 6 (enam)
> 4.13 WP
bulan
• Pemeriksaan dalam jangka 1 (satu)
tahun
• Uji tekan tabung pemadam:
• 5 (lima) tahun sekali, kecuali jenis
CO2, uji tekan pertama 10 tahun dan > 20 kg/cm2
selanjutnya 5 tahun, 1.5 WP
• dengan tekanan uji tekan selama 30
detik ,
• uji tekan : sebesar 20 kg/cm2 untuk
jenis busa dan cairan dan uji tekan
dan 1.5 kali tekanan kerja untuk
store pressure dan CO2 Expansion
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
PASIF
(PENCEGAHAN – MENGURANGI KERUGIAN).
AKTIF
(PERLINDUNGAN – PEMADAMAN).
Definisi
ilmu pengenalan, penilaian dan pengendalian faktor – faktor bahaya penyebab
penyakit kualitatif dan kuantitatif dalam lingkungan kerja sehingga masyarakat
dan tenaga kerja terhindar dari efek sampingan kemajuan teknologi sehingga
dimungkinkan mengecap derajat kesehatan setinggi – tingginya kesehatan dan
keselamatan akibat proses produksi di perusahaan.
01
Lingkungan Fisik
kualitas cahaya, pertukaran udara, tekanan, suhu dan
kelembaban udara, serta berbagai perangkat kerja
(mesin dan bukan mesin)
02
Lingkungan Kimia
bahan baku, bahan jadi dan bahan sisa yang ada hubungannya
03 dengan kegiatan perusahaan, terutama sekali bahan kimia yang
mempunyai sifat fisiko-kimia radiasi
Lingkungan Biologi
flora dan fauna yang ada hubungannya dengan
kegiatan perusahaan
04
Lingkungan Sosial
terhadap sesama pekerja, masyarakat sekitar perusahaan, keluarga
tenaga kerja karena lingkungan sosial yang kurang sehat, dapat
menyebabkan kelengahan, kelalaian serta keadaan mental lainnya
yang sering menyebabkan gangguan kesehatan serta kecelakaan kerja
di perusahaan
PP No
55
Tahun Pengendalian Cahaya
2010
Aturan
Pemerintah Pengendalian Radiasi, Kimia dan Biologi
Kebersihan Lingkungan
Kerja
Standar
• I n
ACGIH = Americant e
Industrial Hygienist
r n a
Conference of s i o n a
Governmental l Badan Standar
• NIOSH = National Institute for Occupational Safety and
Health Nasional
• OSHA = Occupational Safety and Health Administration • SNI 16-7063-2004
• TLV - C = Threshold Limit Value - Ceiling
• STEL = Short Term Exposure Limit
• SNI 19-0232-2005
• TWA = Time Weighted Area
• BEI = Biological Exposure Indices
• BLV = Biological Limit Value
• TMA = Trans Muconic Acid
Pemerin
• Permenlh No tah
• Perpres No 21 Tahun 2010
13 Tahun 2010
• Permenkes No 70 Tahun 2016
• Permanertrans No 5 Tahun 2018
• Definisi
Pengaturan atau pemeliharaan lingkungan kerja (kantor/plant) yang
dilaksanakan sehari-hari agar rapi, bersih, indah, aman, sehat dan nyaman
sehingga akan mengurangi bahaya kecelakaan, bahaya kebakaran serta penyakit
akibat kerja.
• Gairah kerja akan meningkat bila kita bekerja pada lingkungan kerja yang
aman, nyaman, sehat dan menyenangkan sehingga akan mencapai efisiensi
dan produktivitas yang optimal.
• Prinsipnya dengan menggunakan 5S atau 5R
• Tanggungjawab house keeping adalah tanggungjawan semua orang
S :
Energy Loos/Leaks (Kehilangan Energi)
P :
Careless use of time (Pemborosan Waktu)
E :
Tools & Equipment Depects (Kerusakan Alat)
C :
Incipient Fire & Explosion (Kebakaran & Ledakan)
T :
Occupational illness (Penyakit Akibat Kerja)
I :
Narcotic & Alcohol abuse (Narkotika & Alkohol)
O :
Space attend or inefficiently used (Ruangan Sempit)
N :
www.akamigas.ac.id @PEM Akamigas @PEM Akamigas pem@akamigas.esdm.go.id
S : @PEM Akamigas
307
PEM Akamigas
Energi Untuk Negeri
Rajin
Rawat Senantiasa Amal
Resik Seragam
Rapi Sapu Shitsuke
Ringkas Susun Seiketsu 躾け
Sisih Seiso 清潔 Custom & Practice
Seiton 清楚 Conformity
Seiri 整頓
Clean & Check
整理
Configure
Clearout & Classify
5 S/R/C
1. Menciptakan lingkungan kerja yang baik (indah, nyaman dan aman)
2. Usaha untuk mencapai disiplin kerja yang tinggi
a. Disiplin adalah dasar dari segala kegiatan
b. Untuk mewujudkan disiplin yang tinggi dimulai dari diri kita sendiri
c. Tolok ukur dari disiplin, dapat dilihat dari kondisi orang yang
bersangkutan dan lingkungannya.
3. Kepercayaan/kepuasan pelanggan
5 S/R/C
Mengapa harus Untuk meningkatkan kinerja dan keuntungan
5 S/R/C ?
Meningkatkan image
organisasi Pencarian barang mudah ditemukan
dan mudah didapat
5 S merupakan perubahan
perilaku bukan sistem
Terlalu berorientasi hasil
Tidak ada semangat kerja
keras
Tidak ada kerja team
Melupakan yang mudah
5 S/R/C
整 理 = SEIRI, RINGKAS,
SISIH, BIAYA / COST
CLEAROUT & CLASIFY, SORT
整頓 = SEITON, RAPI, SUSUN
CONFIGURE, SHINE PROSES / DELIVERY
清楚 = SEISO, RESIK, SAPU
CLEAN & CHECK, SET IN ORDER QUALITY & SAFETY
清 潔
SERAGAM
= SEIKETSU, RAWAT,
SISTEM & STANDAR
CONFORMITY, STANDARDIZE
躾 け = SHITSUKE, RAJIN, SENANTIASA
AMAL BUDAYA & SIKAP
CUSTOM & PRACTICE, SUSTAIN
PENERAPAN 5 S/R/C
1. Zero Breakdown, (pemeliharaan lebih baik)
2. Zero Defect, (kualitas lebih baik)
3. Zero Waste, (mengurangi biaya dan efisiensi meningkat)
4. Zero Set Up Time, (tidak ada waktu yang terbuang)
5. Zero Late Delivery, (dapat memenuhi permintaan pelanggan tepat waktu)
6. Zero Injury, (keselamatan kerja lebih baik)
7. Zero Customer Claim, (pelanggan menaruh tingkat kepercayaan yang tinggi)
8. Zero Deficit, (perusahaan anda tambah maju)
SISTEM MUTU
W R I T E W H AT Y O U D O
T U L I S A PA YA N G K A M U K E R J A K A N
D O I T W H AT Y O U W R I T E
K E R J A K A N A PA YA N G K A M U T U L I S
CONTINUE IMPROVEMENT
L A K U K A N P E R B A I K A N B E R K E L A N J U TA N
24 Juli 1949
Diperkenalkan oleh K.F.H. Murrel di Inggris The human research
group, interdisciplinary.
16 Februari 1950
Peresmian dari Bahasa Yunani
Ergos = Kerja
Nomos = Hukum alam/aturan
Ergonomi
Aturan/tatacara dalam bekerja (secara harfiah).
ERGONOMI
60% 56%
(National Examination Board Occupational Safety and Health)
50%
Data NEBOSH
40%
30%
20%
20% 15%
10%
3% 3%
2%
1%
0%
Ergonomi Chemical Noise Vibration Biological Psychosocial Other
ERGONOMICS
DESIGN
Environmental
Workstation Design
Design
Productivity
Ergonomic
Ergonomic
Occupational Occupational
Psychology Medicine Engineering &
Management
Design
ERGONOMI
Interaksi Interaksi
Manusia dan Alat Kerja Alat Kerja dan Lingkungan
(Human and Machine) (Machine and Environment)
Interaksi Interaksi
Manusia dan Lingkungan Lingkungan dan Alat Kerja
(Human and Environment) (Environment and Machine)
Interaksi Interaksi
Alat Kerja dan Manusia Lingkungan dan Manusia
(Machine and Human) (Environment and Human)
ERGONOMI
Task/Work
Task/WorkPlace
Place
Psychologycal Material
MaterialCharacteristic
Characteristic Characteristic
Personal Psychologycal Characteristic
Personal Capacity
Capacity Capacity
Capacity
Task
Task
Work
Work Demands
Demands
Capacity
Capacity
Organizational
Organizational Environmental
Environmental
Biomechanical
Biomechanical Physiological
Physiological Characteristic
Characteristic Characteristic
Characteristic
Capacity
Capacity Capacity
Capacity Performance
• Quality
• Fatigue
• Discomfort
• Injury
• Stress
• Accident
• Disease
• Productivity
PHYSIOLOGICAL CAPACITY
meliputi kemampuan dan daya
BIOMECHANICAL CAPACITY
tahan cardiovaskuler, syaraf berkaitan dengan kemampuan
otot, panca indera, dsb. dan daya tahan sendi dan persendian,
tendon dan jalinan tulang.
2 Prinsip Kognitif
1 Prinsip Fisikal
Mempermudah pemaparan
suatu informasi dan umpan balik
secara cepat/seketika
Faktor Somatis :
sex, umur, ukuran tubuh,
Jenis Pekerjaan
kondisi kesehatan, status gizi,
ras, status kesehatan, nutrisi, Peralatan
kesegaran jasmani,
pendidikan, ketrampilan INTERNAL Bahan Baku
DAN
EKSTERNAL Proses Produksi
Faktor Psikis : Pembagian Jam Kerja
kepercayaan, motivasi,
keinginan, kepuasan, dll Lingkungan Kerja
Manusia
Human Centered Design (HCD) atau
Perancangan berpusat pada manusia
berdasarkan pada karakter - karakter
manusia (faktor internal dan eksternal)
yang akan berinteraksi dengan produknya
Anthropometri menjadi patokan dalam penataan suatu
pengukuran yang sistematis terhadap produk yang ergonomis.
ukuran dan bentuk tubuh manusia untuk
rancang bangun ukuran alat kerja yang
ergonomik sehingga menentukan sikap,
gerak dan posisi kerja tenaga kerja. Sikap Tubuh dalam Bekerja
Hubungannya akan menentukan efisiensi,
efektivitas dan produktivitas kerja, selain
SOP (Standard Operating Procedures)
yang terdapat pada setiap jenis pekerjaan
yang akan memberikan rasa nyaman,
aman, sehat dan selamat dalam bekerja
100
90
PRIA
80
KELAMIN
JENIS
70
60
WANITA
50
40
20 30 40 50 60 USIA
Oxygen
Uptake
or
Heart Rate Oxygen Deficit Oxygen Debt
Recovery
Basal
Rate
MOTTO :
TAKES
one minute to write a safety rule
one hour to hold a safety meeting
one week to plan a safety program
one month to print it in operating
one year to win a safety award
one life time to make a safe worker