IDENTIFIKASI FORENSIK
BERDASARKAN PEMERIKSAAN DNA
Pembimbing : Dr. dr. Wening Prastowo, Sp. F
Oleh :
Ilham Rachmat Setiawan 170070201011160
Wahyu Dwi Nugroho 170070201011114
Anditri Weningtyas 180070200011192
D A S A R H U K U M K U H A P, P s . 1 8 3 - 1 8 4
Identifikasi
Forensik
Primary Secondary
Identifiers Identifiers
01 02 03 04
penanganan isolasi DNA dan interpretasi dan
analisis DNA
dan penyiapan penggandaannya penetapan hasil
sampel
Bahan-bahan yang berasal dari tubuh manusia yang
biasa digunakan untuk pemeriksaan analisa DNA :
P.S pada bayi bisa pada buccal swab atau daerah tumit
Prinsip pengambilan & Penyimpanan Sampel
Tidak menyentuh objek secara langsung dengan tangan, tidak bersin
atau batuk di dekat barang bukti
Bercak pada permukaan meja atau lantai dapat diambil dengan swab
kapas steril dan alkohol. Keringkan kapas tersebut sebelum dibawa
Label tersebut diatas diikatkan pada wadah bahan pemeriksaan yang akan dikirim
(Luftig & Richey, 2000).
Cara Pembungkusan (Luftig & Richey, 2000)
PCR
STRs
Y-STRs
Mt-DNA
CODIS
A. Restriction Fragment • Polimorfisme yang dinamakan Restriction Fragment
• Kemudian dengan menggunakan gel yang dialiri arus listrik, potongan DNA diurutkan berdasarkan panjangnya.
Proses ini dinamakan electrophoresis, prinsip pada proses in adalah potongan DNA yang lebih pendek bergerak
lebih cepat daripada yang lebih panjang
• Untuk mendeteksi adanya segmen yang bersifat polimorfik maka dilakukan suatu prosedur yang disebut sebagai
Southern Blooting, pada gel ditambahkan suatu zat kimia yang berfungsi untuk memisahkan rantai ganda menjadi
rantai tunggal, kemudian membran nilon diletakkan diatas gel dan bahan penyerap diatas membran nilon. Cairan
akan bergerak ke dalam bahan penyerap bersama potongan DNA rantai tunggal.
• Kemudian dengan menggunakan fragmen pendek DNA (DNA probe) yang mengandung petanda radioaktif maka
akan dideteksi DNA yang berasal dari lokasi pada genome yang memiliki ciri yang jelas dan sangat polimorfik.
• Pada proses ini DNA probe akan berikatan dengan potongan DNA rantai tunggal dan membentuk DNA rantai ganda
pada bahan nilon. DNA probe yang tidak berikatan akan dicuci. Membran nilon yang berisi potongan DNA yang
telah ditandai dengan DNA probe selanjutnya ditransfer pada selembar film X-ray.
• Pada proses ini akan tampak hasil berupa kode batang yang disebut autorad. Pola inilah yang dibandingkan untuk
mengetahui apakah kedua sampel bersal dari sumber yang sama. Pada teknik RFLP tidak hanya digunakan satu
DNA probe, diamana DNA probe yang berbeda menandai lokus yang berbeda.
• Keunggulan RFLP • Kelemahan RFLP
• Reaksi teknik ini didesain seperti meniru penggandaan atau replikasi DNA yang
terjadi dalam makhluk hidup, hanya pada segmen tertentu dengan bantuan enzim
DNA polymerase sebanyak 20 hingga 40 siklus (umumnya 30 siklus), dengan
tingkat akurasi yang tinggi.
Master Mix
DNA Primer