Anda di halaman 1dari 33

TUGAS REFERAT

IDENTIFIKASI FORENSIK
BERDASARKAN PEMERIKSAAN DNA
Pembimbing : Dr. dr. Wening Prastowo, Sp. F

Oleh :
Ilham Rachmat Setiawan 170070201011160
Wahyu Dwi Nugroho 170070201011114
Anditri Weningtyas 180070200011192

LABORATORIUM/SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
RUMAH SAKIT UMUM DR. SAIFUL ANWAR MALANG
2019
Latar Belakang
Banyak terjadi kasus bencana alam maupun non-
alam, pembunuhan, pemerkosaan, dan lain-lain.
Seringkali jenazah yang ditemukan sudah tidak
berbentuk sehingga sangat sulit untuk mengenalinya.
Sementara itu, jenazah perlu dikembalikan kepada
keluarga dari korban

Sehingga di perlukan identifikasi


forensik

Menggunakan Pemeriksaan DNA


Rumusan Masalah

Apakah yang dimaksud dengan


identifikasi forensik berdasarkan
pemeriksaan DNA?
Metode apa saja yang dapat
digunakan dalam melakukan
analisis pemeriksaan DNA?
Bagaimanakah cara pengambilan,
penyimpanan, serta proses
analisis sampel DNA?
Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui identifikasi forensik


berdasarkan pemeriksaan DNA
Untuk mengetahui metode-metode
dalam menganalisis pemeriksaan DNA
Untuk mengetahui cara pengambilan, penyimpanan,
serta proses analisis sampel DNA
Manfaat Penulisan

Dapat memberikan wawasan pengetahuan


kepada dokter muda dalam melakukan proses
identifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA

Dapat mengembangkan Ilmu Kedokteran Forensik


khususnya dalam identifikasi berdasarkan
pemeriksaan DNA
Identifikasi Forensik
Definisi Metode

Usaha untuk mengetahui identitas Metode identifikasi Visual
 Metode identifikasi Properti
seseorang yang ditujukan untuk
 Metode identifikasi Serologis
kepentingan forensik, yaitu  Metode identifikasi Sidik Jari
kepentingan proses peradilan.  Metode identifikasi Dokumen
 Metode identifikasi Medik
 Metode identifikasi Gigi
 Metode identifikasi Eksklusi
 Metode identifikasi DNA

D A S A R H U K U M K U H A P, P s . 1 8 3 - 1 8 4
Identifikasi
Forensik

Primary Secondary
Identifiers Identifiers

dental medical, property,


DNA records dan photography
fingerprint
dengan prinsip
membandingkan data
antemortem dengan
data postmortem
DNA Pada intinya setiap makhluk hidup
memiliki kandungan DNA. Bagian
terbesar dari DNA terdapat di dalam
nukleus, terutama dalam kromosom.

Hasil penelitian oleh Meischer bahwa


zat yang ditemukan dalam nukleus sel
dinamai dengan nuklein yang
kemudian diubah menjadi asam
nukleat. Asam nukleat terdapat pada
hampir semua sel makhluk hidup yang
berfungsi untuk menyimpan dan
mentransfer informasi genetik untuk
mensintesis protein bagi masing-
masing sel.

Di dalam kromosom inti sel terdapat


DNA yang berbentuk untaian rangkap
atau double helix. Apabila terjadi
pembelahan inti sel, maka kromosom
juga membelah demikian juga DNA.
NO GUNS ALLOWED
Struktur DNA
Asam nukleat tersusun atas nukleotida, yang bila terurai
terdiri dari gula, fosfat, dan basa yang mengandung  Simple Portfolio Presentation
nitrogen. Karena banyaknya nukleotida yang menyusun  Presentation
molekul DNA, maka molekul DNA merupakan  Portfolio
polinukleotida. Molekul yang menyusun DNA terdiri dari  Simple Portfolio
(Harun Yahya, 2003):
 Portfolio Presentation
 Presentation
• Gula pentose. Molekul gula yang menyusun DNA
sebuah pentose yaitu deoksiribosa.  Portfolio Presentation
• Asam fosfat.  Simple Portfolio
• Basa nitrogen.

Basa nitrogen yang menyusun molekul DNA terdiri atas 2


tipe yang dibedakan menjadi :
We Create
Quality
• Pirimidin, basa ini dibedakan lagi menjadi 2 yaitu Professional
sitosin (C) dan timin (T).
• Purin, basa ini juga dibedakan menjadi 2 yaitu yang
PPT
terdiri dari adenine (A) dan guanine (G). Presentation
Tes DNA
Tes DNA adalah salah satu teknik biologi molekuler penanda genetik yang dipakai untuk pengujian terhadap
materi profil DNA, yaitu sehimpunan data yang menggambarkan susunan DNA yang dianggap khas untuk
individu yang menjadi sampelnya. Hanya sebagian kecil berkas DNA yang dipakai untuk pengujian, seperti
bagian DNA yang berisi pengulangan urutan basa (variable number tandem repeats) (Kolbinsky et al., 2007).
Sampel DNA yang paling akurat digunakan dalam tes adalah c-DNA, karena inti sel tidak bisa berubah.
Tujuan Tes DNA
Tujuan pribadi seperti penentuan perwalian anak atau
penentuan orang tua dari anak (Tes Paternitas). Tes
paternitas adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengetahui apakah seorang pria adalah ayah biologis
dari seorang anak. Metode tes paternitas terbagi atas
metode analisis DNA dan metode konvensional

Tujuan hukum, yang meliputi masalah forensik,


seperti identifikasi korban yang telah hancur maupun
untuk pembuktian kasus kejahatan semisal kasus
pemerkosaan atau pembunuhan
Pelaksanaan Analisis Forensik Berdasarkan Tes DNA

01 02 03 04
penanganan isolasi DNA dan interpretasi dan
analisis DNA
dan penyiapan penggandaannya penetapan hasil
sampel
Bahan-bahan yang berasal dari tubuh manusia yang
biasa digunakan untuk pemeriksaan analisa DNA :

Rambut dan folikel Urin yang mengandung sel berinti

Sperma dan bercak sperma Pulpa gigi

Jaringan dan sel Darah (1-3ml + EDTA) dan bercak darah

Chorionic Villi Sample (UK 10-13 mgg)


Amniosentesis (UK 14-24 mgg) Tulang dan organ

Saliva dan bercak saliva yang mengandung sel berinti

P.S pada bayi bisa pada buccal swab atau daerah tumit
Prinsip pengambilan & Penyimpanan Sampel
 Tidak menyentuh objek secara langsung dengan tangan, tidak bersin
atau batuk di dekat barang bukti

 Sarung tangan bersih untuk pengumpulan barang bukti

 Setiap barang bukti harus disimpan terpisah.

 Bercak darah, bercak sperma, dan bercak lainnya harus dikeringkan


dahulu sebelum disimpan

 Sampel harus disimpan pada amplop atau kertas setelah


dikeringkan, jangan menggunakan plastik karena dapat
mempercepat degradasi DNA

 Bercak pada permukaan meja atau lantai dapat diambil dengan swab
kapas steril dan alkohol. Keringkan kapas tersebut sebelum dibawa

 Di laboratorium, sampel DNA disimpan dalam kulkas bersuhu 4oC


atau dalam freezer bersuhu -20oC. Sampel yang akan digunakan
dalam waktu yang lama, dapat disimpan dalam suhu -70oC
Pelabelan
1. Identitas korban
2. Jenis dan bahan
pemeriksaan yang dikirim
5. Cap stempel dan
segel dinas

3. Tempat dan saat


pengambilan bahan atau
4. Tandatangan, nama terang
pembungkusan dan
petugas penyegel dan dokter
penyegelan
yang melakukan otopsi

Label tersebut diatas diikatkan pada wadah bahan pemeriksaan yang akan dikirim
(Luftig & Richey, 2000).
Cara Pembungkusan (Luftig & Richey, 2000)

01Masukkan kewadah berisi bahan pemeriksaan


dalam kotak kardus 05 Ikat kardus dengan tali tak bersambung
02 Tempatkan wadah tersebut sedemikian rupa agar
bahan-bahan cair tidak tumpah 06 Pada ikatan tali diberi label dan segel
Jaga suhu dalam keadaan dingin, dengan
03 pemberian dry ice atau masukkan dalam 07 Kemudian bungkuslah sekali lagi dengan
kertas yang bersih
termos es

04 Bungkus kardus tersebut dengan rapi


08 Tulis alamat laboratorium yang dituju
dan alamat pengirim jelas dan lengkap
Persiapan Sebelum Tes DNA

Tidak Ada. Karena alkohol,


obat, ataupun makanan tidak
akan mengubah DNA

Lembaga Tes DNA yang Terakreditasi

• Labfor Mabes Polri Cab. Surabaya,


Pusdokkes Polri Jakarta Timur, dan
Lembaga Biologi Molekul Ejikman

• Untuk Lab Sentral RSSA terdapat


fasilitas pemeriksaan PCR real-time,
HLA typing & Matching
Kelebihan Tes DNA

Tingkat Ketepatan dan Kestabilan yang Tinggi

Pilihan Sampel yang Luas

Dapat Mengungkap Kasus yang Sulit

Dapat mengungkap kasus perkosaan dengan banyak pelaku

Sensitifitas yang amat tinggi (99,99%), dengan lama


pengerjaan ±12 hari
M ac am T e k n i k A n al is i s D N A
RFLP

PCR

STRs

Y-STRs

Mt-DNA

CODIS
A. Restriction Fragment • Polimorfisme yang dinamakan Restriction Fragment

Length Polymorphism (RFLP) Leght Polymorphism (RFLP) adalah suatu polimorfisme


DNA yang terjadi akibat variasi panjang fragmen DNA
setelah dipotong dengan enzim retriksi tertentu menjadi
fragmen Variable Number Of Tandem Repeat (VNTR).

• Teknik ini dilakukan dengan memanfaatkan suatu enzim


restriksi yang mampu mengenal urutan basa tertentu dan
memotong DNA (biasanya 4-6 urutan basa). Urutan basa
tersebut disebut sebagai recognition sequence .

• Enzim restriksi ini dihasilkan oleh bakteri dan dinamakan


menurut spesies bakteri yang menghasilkannya. Enzim
yang berbeda memiliki recognition sequence yang
berbeda, sehingga panjang segmen tersebut bervariasi
pada tiap orang, hal ini disebabkan karena titik potong
enzim yang berbeda dan panjang segmen antara titik
potong juga berbeda.

• Setelah selesai, pola RFLP tampak seperti kode batang


(bar code). Saat membandingkan hasil analisa dua
sampel, pola batang pada autoradiograf dibandingkan
untuk menentukan apakah kedua sampel tersebut
GUN FREE SCHOOL ZONE berasal dari sumber yang sama.
• Proses pada teknik RFLP diawali dengan pemotongan menggunakan enzim restriksi tertentu menjadi segmen-
segmen yang berbeda.

• Kemudian dengan menggunakan gel yang dialiri arus listrik, potongan DNA diurutkan berdasarkan panjangnya.
Proses ini dinamakan electrophoresis, prinsip pada proses in adalah potongan DNA yang lebih pendek bergerak
lebih cepat daripada yang lebih panjang

• Untuk mendeteksi adanya segmen yang bersifat polimorfik maka dilakukan suatu prosedur yang disebut sebagai
Southern Blooting, pada gel ditambahkan suatu zat kimia yang berfungsi untuk memisahkan rantai ganda menjadi
rantai tunggal, kemudian membran nilon diletakkan diatas gel dan bahan penyerap diatas membran nilon. Cairan
akan bergerak ke dalam bahan penyerap bersama potongan DNA rantai tunggal.

• Kemudian dengan menggunakan fragmen pendek DNA (DNA probe) yang mengandung petanda radioaktif maka
akan dideteksi DNA yang berasal dari lokasi pada genome yang memiliki ciri yang jelas dan sangat polimorfik.

• Pada proses ini DNA probe akan berikatan dengan potongan DNA rantai tunggal dan membentuk DNA rantai ganda
pada bahan nilon. DNA probe yang tidak berikatan akan dicuci. Membran nilon yang berisi potongan DNA yang
telah ditandai dengan DNA probe selanjutnya ditransfer pada selembar film X-ray.

• Pada proses ini akan tampak hasil berupa kode batang yang disebut autorad. Pola inilah yang dibandingkan untuk
mengetahui apakah kedua sampel bersal dari sumber yang sama. Pada teknik RFLP tidak hanya digunakan satu
DNA probe, diamana DNA probe yang berbeda menandai lokus yang berbeda.
• Keunggulan RFLP • Kelemahan RFLP

• Sifat kodominan, lokus-lokus yang • Memerlukan DNA dalam jumlah


dipergunakan untuk RFLP dapat besar,
menunjukkan ratusan variasi untuk
tiap lokus • Memakan waktu lama (± 3 hari), serta
• Mudah dipetakan dalam peta • Melibatkan penggunaan pelabelan
genetik, serta tidak mudah berubah isotop radioaktif pada teknik yang
hasilnya bila diulang (stabil). pertama kali digunakan.
B. Polymerase Chain Reaction (PCR)
• Metode untuk memperbanyak DNA template tertentu dengan enzim polymerase
DNA.

• Reaksi teknik ini didesain seperti meniru penggandaan atau replikasi DNA yang
terjadi dalam makhluk hidup, hanya pada segmen tertentu dengan bantuan enzim
DNA polymerase sebanyak 20 hingga 40 siklus (umumnya 30 siklus), dengan
tingkat akurasi yang tinggi.

• PCR dilakukan dengan menggunakan


mesin Thermal Cycler yang dapat
menaikkan dan menurunkan suhu dalam
waktu secara cepat sesuai kebutuhan
siklus PCR.
Komponen PCR
DNA Template

Master Mix
DNA Primer

dNTP terdiri atas : dATP,


dCTP, dGTP dan dTTP
Buffer
Ion Logam sebagai Kofaktor
Tahapan PCR
1 3 Elongasi. Pada tahap ini, DNA
polymerase ditambahkan dan
*Final Elongasi. Biasanya
dilakukan pada suhu
Denaturation, dengan dilakukan peningkatan suhu ke optimum enzim selama 5-
memanaskan DNA rantai suhu kerja optimum enzim yaitu 15 menit untuk
ganda pada suhu 96o, suhu 70-72 oC. Kemudian, DNA memastikan bahwa setiap
sehingga DNA rantai ganda polymerase akan memasangkan rantai tunggal yang tersisa
akan memisah menjadi dNTP yang sesuai, dilanjutkan sudah diperpanjang
rantai tunggal. dengan proses replikasi secara sempurna

2 *Pra-denaturasi. Tahapan ini


Annealing, pada proses ini setiap dilakukan selama 1-9 menit di
rantai tunggal ditempelkan pada awal reaksi untuk memastikan
DNA primer. Tahap ini dilakukan kesempurnaan denaturasi dan
dengan menurunkan suhu hingga mengaktifasi DNA Polymerase
ke kisaran 40–60oC selama 20-40
detik
• Keunggulan PCR • Kelemahan PCR
• Simpel dan mudah dilaksanakan di • Mudah terkontaminasi
laboraturium. • Kebanyakan lokus dalam PCR memiliki
• Hasil diperoleh dalam waktu singkat alel lebih sedikit dibandingkan VNTR
(dalam beberapa hari) pada metode RFLP.
• Dapat menganalisa DNA dalam • Tidak seperti VNTR yang menggunakan
jumlah sangat sedikit area yang tidak berfungsi, beberapa
lokus dari PCR adalah gen yang
fungsional, ini berarti telah terjadi seleksi
alam yang menyebabkan perbedaan
yang lebih besar dari subgroup populasi.
C. Short Tandem Repeats (STRs)
• Metode analisis yang berdasar pada metode
Polymerase Chain Reaction (PCR).

• STRs (Short Tandem Repeat) adalah suatu istilah


genetik yang digunakan untuk menggambarkan
urutan DNA pendek (2-5 pasangan basa) yang
diulang.

• Genome setiap manusia mengandung ratusan STRs.

• Metode ini paling banyak dikembangkan karena


metode ini cepat, otomatis dan memiliki kekuatan
diskriminasi yang tinggi.
• Keunggulan STRs • Kelemahan STRs
• Dapat memeriksa sampel DNA yang • Mensyaratkan penggunaan 13 lokus
rusak atau dibawah standar sedangkan DNA inti hanya memliki
• Dapat dilakukan pemeriksaan pada dua salinan molekul dalam setiap sel.
setiap lokus yang memiliki tingkat
polimorfisme sedang dengan
memeriksa banyak lokus dalam
waktu bersamaan
D. Y-Short Tandem Repeats (Y-STRs)
• Y-STRs adalah STRs yang ditemukan pada kromosom Y. Karena
kromosom Y hanya terdapat pada pria maka Y- STRs dapat
berguna untuk menyaring informasi genetik yang spesifik dari
pria yang yang menjadi sampel.

• Pemeriksaan Y-STRs dapat digunakan untuk memeriksa sampel


tanpa sperma yang bercampur antara sampel laki-laki dan
perempuan, seperti sampel darah atau air liur yang diambil dari
korban kasus perkosaan. Y-STRs sangat berguna untuk
menyelesaikan kasus disputed paternity pada anak laki-laki,
karena kromosom Y diturunkan oleh ayah kepada anak laki-laki.
E. Mitochondrial DNA (mt-DNA)
• Mitokondria adalah partikel intraselular yang terdapat
di luar nukleus dalam sitoplasma sel. Mitokondria
mengandung DNA kecil berupa molekul berbentuk
sirkular yang terdiri dari 16569 pasangan basa yang
dapat diidentifikasi.

• Ciri khas dari mt-DNA adalah pola penurunannya. Tidak


seperti DNA inti yang tersusun dari kombinasi separuh
DNA orang tua, mt-DNA hanya mengandung DNA ibu.
Mitokondria diturunkan melalui sel telur tidak melalui
sperma.

• Jika dari pemeriksaan Kromosom Y dapat mengetahui


garis ayah pada anak laki-laki , maka dari pemeriksaan
mt-DNA dapat mengetahui garis ibu. mt-DNA adalah
marker sitoplasmik yang diturunkan ibu kepada semua
anaknya
F. Combined DNA
Index System (CODIS)
• CODIS merupakan analisis DNA yang baru
dikembangkan FBI.

• FBI menyediakan software sebagai fasilitas pada


penggunaan CODIS, termasuk pelatihan penggunaan
sistem serta menyediakan dukungan bagi laboraturium
untuk melakukan analisis DNA.

• CODIS menggunakan dua indeks untuk pemeriksaan


pada kasus kriminal dengan analisis DNA, meliputi :
a) Convicted Offender Index mengandung profil
narapidana yang melakukan tindakan criminal.
b) The Forensik Index mengandung profil DNA dari fakta
yang didapatkan pada kasus criminal misalnya darah
atau semen.
Thank You
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai