Anda di halaman 1dari 30

Peranan Magnetic

Resonance Imaging dalam


Kasus Tumor Ovarium Tipe
Epitelial
Pembimbing : dr. Sahat B R E Matondang, Sp.Rad (K)
Narasumber : Dr. dr. Gatot Purwoto, Sp.OG (K)
Penyaji: dr. Erwin Santoso Sugandi
Pendahuluan
• Tumor ovarium merupakan tumor yang bisa terjadi bisa terjadi
pada wanita baik usia premenopause maupun menopause.
• Five years survival rate ~99 % pada stadium 1 hingga < 10% pada
stadium 4
• 70 % keganasan ovarium terdiagnosis saat stadium III
• Pada stadium I, terapi yang mempertahankan fertilitas masih
memungkinkan
• Kurang dari 25% pasien yang dioperasi menunjukkan keganasan*

SENSITIVITAS & SPESIFISITAS DALAM DIAGNOSIS

*Sohalb SAA, Reznek RH. Cancer Imaging 2007 ; 7 : S119-S129


Anatomi rongga pelvis wanita
Anatomi rongga pelvis wanita
Epidemiologi

Angka Kematian tertinggi pada kanker organ reproduksi


Tumor Ovarium
• Tipe epitelial ( 85 – 95%)  dominan kistik, pada usia menopause
• Serosum
• Musinosum
• Clear cell
• Endometrioid
• Germ cell (3-5%)  dominan solid, 80 % lesi kistik prepubertal
• Stromal cell ( 5-8%)  memberikan efek hormonal kepada
pasien
Pendekatan diagnosis
• Anamnesis dan pemeriksaan
fisik
Pendekatan diagnosis
• Laboratorium : CA- 125
• CA-125 dapat pula meningkat pada PID, endometriosis, kista
fungsional ovarium, menstruasi, kehamilan, dan kanker yang berasal
dari sel epitel lainnya seperti kanker pankreas, paru-paru, mammae,
kolon, dan limfoma non-Hodgkin’s
• Digunakan untuk menilai keganasan
• CA-125 > 65 U/ml  75% ganas
• Pada stadium awal, sensitifitas hanya 25%
Imaging dalam tumor ovarium tipe
epitelial

Modalitas Penggunaan

USG transvaginal Lini awal deteksi dan karakterisasi dari massa


pada adneksa
MRI Evaluasi lebih jauh dari massa yang terlihat
pada USG
CT Scan evaluasi preoperatif atau follow up pasca terapi

PET Scan Evaluasi dugaan rekurensi atau metastasis


Penggunaan MRI dalam tumor ovarium
tipe epitelial
• Teknik
• Protokol rutin : T1 weighted imaging (T1WI) dan T2 weighted imaging
(T2WI)
• Aksial
• Koronal permukaan liver, diafragma, dan dinding lateral pelvis
• Sagital  hubungan masssa dengan rektum, buli, dan uterus
• Protokol tambahan
• T1-fat supp untuk membedakan antara komponen lemak dengan perdarahan
• penggunaan kontras untuk memberikan gambaran penyangatan pada nodul,
septa, atau implantasi pada peritoneum atau omentum
• Gambaran MRI pada ovarium normal terlihat dengan baik
dengan T2WI dengan sinyal hiperintense pada folikelnya
axial coronal
T1WI T2WI
postmenopause
Peran MRI
• Menentukan karateristik lesi
• Menentukan persebaran tumor dan stadium
• Menentukan resektabilitas tumor
• Mendeteksi lesi rekuren
Subtipe
• Serosum ~ 40%
• Musinosum ~ 25%
• Clear cell ~ 15%
• Endometrioid ~ 20 %
Penentuan karakteristik lesi
Jinak Ganas
KRITERIA UTAMA
Ukuran < 4 cm > 4 cm
Komponen solid Tidak ada Ada, dengan penyangatan yang heterogen

Massa kistik simpel Terdapat vegetasi dan struktur internal

Ketebalan dinding atau septa < 3 mm > 3 mm

Massa berlobulasi Tidak Ya


Kalsifikasi Kalsifikasi di dinding, padat Kalsifikasi kecil-kecil, amorfik
Nekrosis Tidak ada Ada
Penonjolan papiler Jarang, bila ada umumnya kecil Ada, dengan penyangatan yang heterogen

Pembuluh darah tumor Tidak ada Ada, dengan penyangatan heterogen


Penentuan karakteristik lesi
Jinak Ganas
KRITERIA TAMBAHAN
Kelenjar getah bening Normal (axis pendek < 1cm) Membesar (axis pendek >1 cm)
Implantasi peritoneal Tidak ada Ada
Tipe serosa dan musinosum

Tipe tumor
Karakteristik Serosa Musinosum
 proporsi tumor ganas 60% jinak, 15% borderline, 25% 80% jinak, 10%-15% borderline, 5%-10%
ganas ganas
Temuan Radiologis
 Ukuran Lebih kecil dari musinosum Umumnya besar bahkan sangat besar
 Dinding/lokulus Tipis, umumnya unilokuler Multilokuler, komponen kistik kecil
 Penonjolan papiler Sering ditemukan Jarang
 Kalsifikasi Psammomatous, sering ada Linear, jarang
 Bilteral Sering Jarang
 Carcinomatosis Lebih sering Pseudomyxoma peritonei
Serosum Musinosum

jinak ganas jinak ganas


Tipe Clear cell
• Hampir pasti ganas
• Gambaran massa kistik unilokular
dengan “solid protrusion” pada
dinding massa, dengan dinding yang
relatif reguler.
• DD/ subtipe serosum
Tipe endometrioid
• Hampir selalu ganas
• Paling sering ditemukan dengan
endometriosis atau carcinoma
endometrium
• Bilateral pada 30 – 50%
• Gambaran radiologis kurang
spesifik
• Massa kistik kompleks dengan
komponen solid
• Dapat ditemukan penebalan
endometrium
Menentukan persebaran tumor
• Cara penyebaran :
• Perkontinuitatum
• Implantasi peritoneum  limfogen
• Limfogen
• Rongga subdiafragma kanan
• Hematogen (lanjut)
• Liver, paru, pleura, ginjal
Menentukan stadium

A : tumor terbatas pada 1 ovarium, kapsul intak, ascites - A : tumor ekstensi ke tuba atau uterus
B : tumor pada 2 ovarium,kapsul intak, ascites –, B : tumor ekstensi ke organ pelvis lainnya (mis.
C : A/B dengan ascites + (sitologi maligna) atau ruptur kapsul usus, dinding peritoneum pelvis)
C : A/B ; ascites +
Implantasi peritoneum
(termasuk di permukaan liver,
Metastasis jauh (paru, liver)
usus, umum) atau KGB inguinal
maupun retroperitoneal
Kelebihan MRI
• Resolusi lebih baik
• Dapat mendeteksi
lesi implantasi lebih
kecil dibanding CT
(~5mm)
• diafragma, hilus
limpa, lambung,
bursa omentum,
radix mesenterium,
dan KGB paraaorta
suprahiler
Menentukan resektabilitas tumor
• Debulking dari tumor dikatakan berhasil apabila tidak ada residu
tumor yang lebih besar dari 1-2 cm setelah laparotomi.
• Kriteria prediktor dari operasi sitoreduksi yang suboptimal adalah
• implantasi pada peritoneum difus
• lesi pada radix mesenterium usus halus atau arteri mesenterika superior
• lesi yang besar (lebih dari 2 cm) pada subdiafragma, bursa omentalis,
permukaan liver daerah fossa kandung empedu, dan fissura interhepatik
• adanya kelenjar getah bening paraaortic level suprarenal
• adanya metastasis pada parenkim liver, pleura, dan paru.
Mendeteksi Lesi Rekuren
• Umumnya lesi rekuren pada pelvis akan muncul setelah 1,8
tahun dan metastasis hematogen (liver, limpa, paru, otak) akan
muncul setelah 2,5 tahun.
• Lokasi
• Rongga pelvis : vagina, cavum rektouterina, dasar buli.
• Rongga abdomen : permukaan diafragma, liver, resesus parakolik,
permukaan usus halus, permukaan usus besar, dan mesenterium

• Sens & Spes MRI : 91% dan 93%


• CT Scan ( 67% dan 93%).
Kesimpulan
• Akurasi dalam diagnosis tumor ovarium tipe epitelial
penting untuk menghindari overtreatment maupun
undertreatment
• MRI memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan CT
Scan
• MRI dapar digunakan untuk menentukan karakteristik lesi,
menentukan persebaran dan stadium, menentukan
resektabilitas tumor ,dan menilai adanya rekurensi

Anda mungkin juga menyukai