Anda di halaman 1dari 9

Ade Melyanti

Maya Sari Nadia


Meri Grisinta
Nova Ariayni
Tatou Hartati Agustini
Vera Pembriani
Yesa Melda widitha
Kasus 1
Sorang ahli gizi A yang baru lulus bekerja di Rumah Sakit Swasta
Internasional, diberi tugas menjadi ahli gizi di ruang rawat inap khusus yaitu
Intensive Care Unit (ICU). Suatu hari A mengajukan cuti sebagai haknya
selama 1 (satu) minggu. Selama cuti ada ahli gizi B yang menggantikannya
selama dia cuti.Diruang ICU tsb ada seorang pasien Tn.C yang keadaan
umumnya kurang baik , dan harus melakukan beberapa pemeriksaan medis
untuk menunjang diagnosa penyakitnya.
Pada hari terakhir A masuk kerja, Tn. C harus puasa untuk suatu
pemeriksaan, Ahli Gizi A tidak menulis dalam catatan pasien. Ahli gizi A juga
tidak melakukan timbang terima pekerjaan dengan Ahli Gizi B. Perawat
menemui istri Tn,C memberikan obat untuk diminum. Namun istri Tn,C
berinisiatif sendiri membeli bubur untuk suaminya tanpa berkonsultasi lebih
dulu, dan menganggap bahwa harus makan sebelum minum obat harus
makan dulu.
Namun keesokan harinya, Tn.C meninggal dunia. Karena kasus meninggalnya
Tn.C, maka ahli gizi A dan B dipanggil untuk menjadi saksi dalam beberapa
kali persidangan. Setelah dilakukan autopsi ternyata ditemukan bubur di
saluran pencernaan Tn.C. Diskusikan dengan kelompok di dalam kelas.
1. Menurut saudara, apakah ahli gizi A dan B mempunyai
kesalahan dalam proses pelayanan kepada Tn. C

Ahli gizi A dan B melakukan kesalahan, karena ahli gizi A


tidak menulis dalam catatan pasien bahwa pasien harus
puasa untuk suatu pemeriksaaan medis untuk menunjang
diagnosa penyakitnya.Ahli gizi A juga tidak melakukan
timbang terima pekerjaan dengan ahli gizi B dan kedua
ahligizi tersebut tidak saling melakukan kordinasi dalam
suatu pekerjaan yang ditugaskan.Ahli gizi A dan B tidak
ada memberikan edukasi dengan pasien dan keluarga
pasien bahwa pasien tidak dibolehkan makan atau harus
puasa.
Butir kewajiban yang tergolong dalam kewajiban
kepada klien adalah sebagai berikut:

1. Ahli gizi berkewajiban sepanjang waktu senantiasa berusaha memelihara dan


meningkatkan status gizi klien baik dalam lingkup institusi pelayanan gizi atau di
masyarakat umum.
2. Ahli gizi berkewajiban senantiasa menjaga kerahasiaan klien atau masyarakat yang
dilayani baik pada saat klien masih atau sudah tidak dalam pelayanannya, bahkan juga
setelah klien meninggal dunia kecuali bila diperlukan untuk keperluan kesaksia hokum.
3. Ahli gizi dalam menjalankan profesinya senantisa menghormati dan menghargai
kebutuhan untuk setiap klien yang dilayani dan peka terhadap perbedaan budaya, dan
tidak melakukan diskriminalisasi dalam hal suku, agama, ras, status social, jenis
kelamin, usia dan tidak menunjukan pelecehan social.
4. Ahli gizi berkewajiban senantiasa memberikan pelayanan prima, cepat, dan akurat.
5. Ahli gizi berkewajiban memberikan informasi kepada klien dengan tepat dan jelas,
sehingga memungkinkan klien mengerti dan mau memutuskan sendiri berdasarkan
informasi tersebut.
6. Ahli gizi dalam melakukan tugasnya, apabila mengalami keraguan dalam memberikan
pelayanan berkewajiban senantiasa berkonsultasi dan merujuk kepada ahli gizi lain
yang mempunyai keahlian.
2. Aspek kewajiban apa yang tidak dipenuhi oleh
ahli gizi A dan B

Ahli gizi tidak memberikan


informasi kepada klien atau
keluarga bahwa klien sebelum
pemeriksaan harus melakukan
puasa atau tidak diperbolehkan
mengkonsumsi makanan apapun,
dan ahli gizi tidak melakukan
koordinasi atau merujuk kepada
ahli gizi yang memiliki keahliannya
seperti tidak ada koordinasi
terhadap ahli gizi sebelumnya
3. Apakah ada sangsi yang harus diberikan
kepada ahli gizi A dan B

Menurut Peraturan menteri Kesehatan RI Nomor 26 Tahun


2013 tentang Penyelenggaraan Pelkerjaan dan Praktik
tenaga Gizi dalam pasal 24 yaitu Pemerintah daerah dapat
memberikan tindakan administrative kepada tenaga gizi
pada praktiknya yaitu teguran lisan, teguran tertulis dan
pencabutan SIPTGz atau SIKTGz atau pemerintah daerah
bisa merekomendasikan pencabutan STRGz kepada MTKI
Untuk kasus ini, karena pasien sampai meninggal. Ahli
gizi dicabut SIPTGz atau SIKTGZ dan STRGz bahkan
sampai ditindak pidana.
4. Menurut saudara jika ahli gizi A dan B bersalah,
apa akibatnya terhadap korps ahli gizi

Dapat menyebabkan efek jera


atau kurang percaya dalam
pemberian asuhan gizi oleh
seorang pasien terhadap ahli
gizi di rumah sakit tersebut
5. Agar supaya ahli gizi A dan B tidak dinyatakan ikut
bersalah pada kasus meninggalnya Tn.C, apa yang harus
dilakukan agar tidak terjadi kasus di atas. Jelaskan dengan
menguraikan kewajiban ahli gizi dalam kode etik.

Yang harus dilakukan ahli gizi tersebut sesuai kasus yaitu :


• Ahli gizi harus memberikan pelayanan prima , cepat dan akurat
kepada pasien seperti bagaimana ahli gizi harus menulis terlebih
dahulu catatan penting pasien dalam memberikan pelayanannya.
• Ahli gizi harus memberikan informasi kepada klien dengan tepat
dan jelas sehingga memungkinkan klien mengerti dan mau
memutuskan sendiri berdasarkan informasi tersebut seperti ahli gizi
menginformasikan dengan benar bahwa klien sebelum pemeriksaan
tidak diperbolehkan makan apapun
• Ahli gizi harus merujuk atau melakukan koordinasi terhadap ahli
gizi yang lain yang mempunyai keahlian contohnya kepada ahli
gizi B yang melakukan cuti sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai