Anda di halaman 1dari 23

FUNGSI PERS

JILLY ANGGONO – XIIA I – 18


JENNIFER CHRISTY – XIIA I – 20
MELANIA BANI – XIIAI – 25
TAN CHRISTOPER – XIIA 1 - 28
TIO NATALIA –XIIAI - 30
PERS
Berdasarkan ketentuan pasal 33 UU No. 40 tahun 1999 tentang pers,
fungsi pers ialah sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan
kontrol sosial . Sementara Pasal 6 UU Pers menegaskan bahwa pers
nasional melaksanakan peranan sebagai berikut: memenuhi hak
masyarakat untuk mengetahui, menegakkkan nilai-nilai dasar
demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum dan hak asasi
manusia, serta menghormati kebhinekaan mengembangkan
pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan benar
melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal
yang berkaitan dengan kepentingan umum, memperjuangkan
keadilan dan kebenaran.

Berdasarkan fungsi dan peranan pers yang


demikian, lembaga pers sering disebut sebagai
pilar keempat demokrasi( the fourth estate)
setelah lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif ,
serta pembentuk opini publik yang paling potensial
dan efektif.
FUNGSI PERS
1. Sebagai media informasi

2. Sebagai media pendidikan

3. Sebagai media hiburan

4. Sebagai media kontrol social

5. Sebagai lembaga ekonomi


1. Sebagai media informasi
Berkembangnya teknologi era sekarang
dapat mempermudah masyarakat untuk
mencari dan memperoleh informasi yang
dibutuhkan, selain itu masyarakat dapat
berpartisipasi menjadi sumber berita
sehingga masyarakat dapat memberikan
pemikiran - pemikirannya dalam hal
jurnalistik dan pemberitaan.
Berikut beberapa contoh media
informasi yang dapat memudahkan
masyarakat untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan:

Internet

Surat kabar (koran) Majalah


FUNGSI PERS
1. Sebagai media informasi

2. Sebagai media pendidikan

3. Sebagai media hiburan

4. Sebagai media kontrol social

5. Sebagai lembaga ekonomi


2. Sebagai media pendidikan
Dalam menjalankan fungsi ini tentu pers
diharapkan mampu menyampaikan informasi yang
bersifat mendidik. Namun, fungsi ini terkadang
masih dikesampingkan oleh kalangan perusahaan
pers, lantaran tuntutan bisnis dan persaingan
pasar.
Masyarakat termasuk pelajar harus dapat
memilih media massa yang tepat dalam memuat
informasi dunia pendidikan.
Pers harus mampu meningkatkan minat baca masyarakat,
terutama pelajar. Jika pelajar sudah tinggi minat bacanya,
maka generasi muda Indonesia akan mampu menggali dan
menampung banyak informasi. Dengan banyak informasi
dan pengetahuan maka pelajar menjadi kreatif dan inovatif
sehingga peserta didik akan mampu lebih kritis dalam
menganalisa perkembangan dunia ke depan.

Dengan cara ini, media mampu membantu untuk


melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan
mampu hidup mandiri. Itu artinya, media mampu menggiring
masyarakat dan generasi muda untuk mewujudkan tujuan
pendidikan di Indonesia yang sebenarnya.
FUNGSI PERS
1. Sebagai media informasi

2. Sebagai media pendidikan

3. Sebagai media hiburan

4. Sebagai media kontrol social

5. Sebagai lembaga ekonomi


3. Sebagai media hiburan
Pers hendaknya dapat menyuguhkan berita yang menyegarkan,
humor atau jenaka yang mengandung daya imajinasi yang positif,
karena ini merupakan kebutuhan dasar manusia (basic human
needs) dan sebagai upaya relaksasi dari kejenuhan

Namun hiburan- hiburan yang disuguhkan pers semestinya tidak


keluar dari aturannya. Hiburan yang sifatnya mendidik atau netral
jelas diperbolehkan tetapi yang melanggar nilai-nilai agama,
moralitas, hak asasi seseorang, atau peraturan tidak diperbolehkan.
Hiburan yang diberikan pers kepada masyarakat dapat
mendatangkan dampak negatif, terutama apabila hiburan itu
mengandung unsur-unsur terlarang seperti pornografi dan
sebagainya seharusnya dihindari
Komik
Karikatur

Novel / Cerpen
FUNGSI PERS
1. Sebagai media informasi

2. Sebagai media pendidikan

3. Sebagai media hiburan

4. Sebagai media kontrol social

5. Sebagai lembaga ekonomi


4. Sebagai media kontrol social
Kontrol sosial pers merupakan salah satu fungsi pers yang sangat
penting terutama di negara yang menerapkan sistem
pemerintahan yang demokratis. Fungsi pers sebagai sarana kontrol
sosial selanjutnya dinyatakan tegas oleh pemerintah dalam UU
Pers No. 40 tahun 1999.

Pelaksanaan fungsi kontrol sosial oleh pers di Indonesia sebagian


besar ditujukan kepada pemerintah dan aparat negara. Karenanya,
fungsi ini selalu membela kepentingan masyarakat (watch dog of
the public interest). Namun, sesungguhnya kontrol sosial ini juga
dapat diberikan kepada masyarakat sebagai bagian dari sistem
kemasyarakatan.
Pengertian kontrol sosial saat ini telah dipersempit, yakni hanya
dipergunakan untuk mencari kesalahan dan kelemahan seorang pejabat
atau instansi tertentu. Sebaliknya, pejabat atau instansi tertentu itu juga
tertutup dari pers sehingga memancing pers untuk menyoroti kebijakan
instansi tersebut lebih dalam lagi.

Di sisi lain, sebagian pers di Indonesia masing menggantungkan diri pada


bantuan pemerintah sehingga pers cukup berhati-hati dalam melakukan
kontrol sosial. Bukan hanya bantuan pemerintah, namun kepemilikan
modal juga membuat pers kurang bijaksana dalam menjalankan fungsi
ini. Contoh: Metro TV terhadap informasi kebijakan pemerintah dan
TVOne yang cenderung menghindari pemberitaan Lumpur Lapindo.
Pelaksanaan kontrol sosial sangat penting bagi sebuah negara
demokrasi. Namun pers perlu lebih dewasa dan tidak mengarah pada
pencermatan pribadi maupun instansi tertentu, melainkan lebih terarah
untuk kepentingan bersama.
FUNGSI PERS
1. Sebagai media informasi

2. Sebagai media pendidikan

3. Sebagai media hiburan

4. Sebagai media kontrol social

5. Sebagai lembaga ekonomi


5. Sebagai lembaga ekonomi
Undang-Undang mengamanatkan, pers sebagai lembaga sosial dengan
idealismenya dan juga sebagai lembaga ekonomi. Medio tahun 2007 tercatat 820
penerbit media cetak, 2.000 lembaga penyiaran radio dan 80 lembaga peyiaran
televisi. Jauh beda dengan masa Orba; saat itu hanya ada 289 media cetak, 740
lembaga penyiaran radio dan 6 lembaga penyiaran televisi.

Data Dewan Pers menyebut dari jumlah penerbitan itu hanya 30 % yang sehat
bisnis, penyiaran radio (10 %) dan televisi (34 buah). Kita yakini, lembaga pers
yang tidak sehat cenderung melahirkan pekerja pers dengan kesejahteraan
rendah termasuk produknya; karena tak santun kita kategorikan sebagai
lembaga yang menghasilkan “pelacur” informasi. Para “wartawan dadakan” di
lembaga seperti itu akhirnya akan bisa saja mengaku-ngaku sebagai wartawan.

PERS sebagai lembaga sosial yang mandiri, harus dapat mempertahankan


kelangsungan organisasinya dengan memanfaatkan nilai jual di sekitarnya
menjadi keuntungan bagi organisasi tersebut.
Contoh :
1. Pada saat orang akan membeli saham,
ia harus membayar komisi kepada pihak pers

2. Semua orang yang ingin memasang iklan


melalui pers akan dikenakan biaya sesuai
dengan peraturan yang berlaku

Sumber-sumber pembiayaan pers:


-organisasi pers
-perusahaan pers
-bantuan dari negara dan bantuan lain yang tidak mengikat
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai