tidak terulang lagi dan kesadaran berbuat baik serta mentaati peraturan semakin tinggi.
Makanya, pers sebagai alat kontrol sosial bisa disebut penyampai berita buruk.
5. Pers sebagai Lembaga Ekonomi
Beberapa pendapat mengatakan bahwa sebagian besar surat kabar dan majalah di
Indonesia memperlakukan pembacanya sebagai pangsa pasar dan menjadikan berita sebagai
komoditas untuk menarik pangsa pasar itu. Perlakuan ini menjadikan keuntungan materi
sebagai tujuan akhir pers. Konsekuensinya, pers senantiasa berusaha menyajikan berita yang
disenangi pembaca
Pers Indonesia dimulai Sejak dibentuknya Kantor berita ANTARA didirikan tanggal 13
Desember 1937 sebagai kantor berita perjuangan dalam rangka perjuangan merebut
kemerdekaan Indonesia, yang mencapai puncaknya dengan Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.
Kantor berita Antara didirikan oleh Soemanang saat usia 29 tahun, A.M. Sipahoentar saat usia
23 tahun, Adam Malik saat berusia 20 tahun dan Pandu Kartawiguna. Adam Malik pada usia
21 tahun diminta untuk mengambil alih sebagai pimpinan ANTARA, dikemudian hari Ia
menjadi orang penting dalam memberitakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
III. PERANAN PERS
Menurut pasal 6 UU No. 40 tahun 1999 tentang pers, perana pers adal;ah sebagai berikut :
1. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui.
2. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum, hak
asasi manusia, serta menhormati kebhinekaan.
3. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar.
4. Melakukan pengawasan,kritik, koreksi dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kepentingan umum.
5. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
Pada tahun 1999, memasiki era reformasi , ketika kran pres sebagai kontrol sosial menjadi
terbuka lebar. Bahkan, ketika itu seakan-akan peran pers sebagai kontrol masyarakat seperti
Lepas kontrol . Pers menjadi momok bagi oknum pejabat pemerintah. Banyak wartawan
yang berkeliaran dikantor-kantor pemerintah.
Bahkan banyak wartawan yang hanya bermodalkan surat kabar yang hanya dicetak
sekali saja. Kita tentu tidak menginginkan salah satu peran pers saja yang menonjol, tapi kita
mengharapkan adanya peran yang seimbang , antara fungsi sebagai kontrol sosial yang lebih
cenderung memberikan borok-borok oknum pemerintah atau sebaliknya pers yang hanya
berfungsi mengharumkan nama pemerintah.