Anda di halaman 1dari 41

NAMA KELOMPOK

1. IZAM AL KAFI (190421100105)


2. RANI AMALIA (190421100001)
3. SYAHRUL ADI PRAYOGA (190421100142)
4. LUCKY VIANA (190421100044)
MATERI DINAMIKA PARTIKEL

01 Hukum Newton

02 Gaya Berat

03 Gaya Normal

04 Gaya Gesek

Gaya Tegangan Tali

Gaya Sentripetal
HUKUM NEWTON
1. HUKUM I NEWTON

Bunyi Hukum I Newton Rumus


“Jika resultan gaya yang bekerja pada benda yang sama dengan .
nol, maka benda yang mula-mula diam akan tetap diam. Benda ∑F = 0
yang mula-mula bergerak lurus beraturan akan tetap lurus
beraturan dengan kecepatan tetap.”

Contoh Penerapan
.
• Ketika mobil bergerak cepat dan di rem mendadak maka penumpang
akan merasa terdorong ke depan
• Mobil yang dalam kondisi berhenti, kemudian bergerak cepat ke depan
maka penumpang akan terdorong ke belakang
• Koin diatas kertas di atas meja akan tetap diam jika kertas ditarik dengan
cepat
HUKUM NEWTON
2. HUKUM II NEWTON

Bunyi Hukum II Newton Rumus


.
“Percepatan (perubahan dari kecepatan) dari suatu benda akan ∑F = m.a
sebanding dengan resultan gaya (jumlah gaya) yang bekerja pada
benda tersebut dan berbanding terbalik dengan massa benda.

Contoh Penerapan
.
• Mobil kiri lebih cepat melaju daripada mobil yang sebelah
kanan karena bermassa kecil (sesuai dengan bunyi hukum 2
newton)
• Mobil yang berjalan di jalan raya akan memperoleh percepatan
yang sebanding dengan gaya dan berbanding terbalik dengan
massa mobil itu sendiri.
HUKUM NEWTON
3. HUKUM III NEWTON

Bunyi Hukum III Rumus


Newton
“jika suatu gaya (aksi) diberikan pada suatu benda, maka benda .
tersebut akan memberikan gaya (reaksi) yang sama besar dan Faksi = −Freaksi
berlawanan arah dengan gaya yang diberikan.”
Contoh Penerapan
.
• Bola basket yang dipantulkan ke tanah akan memantul
kembali
• Seseorang yang duduk di atas kursi berat badan mendorong
kursi ke bawah sedangkan kursi mendorong (menahan) badan
ke atas.
• Seseorang yang memakai sepatu roda dan mendorong
tubuhnya ke dinding, maka dingin akan mendorong balik
sebesar gaya dorong yang dikeluarkan, sehingga menjauhi
dinding.
• Adanya gaya magnet, gaya listrik, dan gaya gravitasi juga
termasuk contoh hukum newton 3
Contoh soal dan pembahasannya tentang hukum newton
1. Gaya sebesar 24 N dengan arah ke kanan bekerja ke objek yang berada di atas lantai kasar. Jika objek
tersebut dalam keadaan tidak bergerak. Hitung besar gaya gesek antara objek dengan lantai

Penyelesaian
Gaya gesek selalu berlawanan dengan arah gerak atau arah kecenderungan gerak benda, sehingga dapat
digambarkan sebagai berikut.

Karena benda dalam keadaan diam maka


∑F = 0
F – fs = 0
fs = F
fs = 24 N
2. Gaya sebesar 60 N dengan arah ke kanan bekerja ke objek bermassa 3 kg yang berada di atas lantai
kasar. Gaya gesek antara objek dengan lantai sebesar 15 N. Hitung percepatan benda!

Penyelesaian

Berdasarkan hukum kedua Newton

∑F = m.a
F – fk = m.a
a = F – fk
m
a = 60 – 15
3
a = 15 m/s2
Gaya Berat
Gaya berat atau biasanya disingkat berat adalah gaya gravitasi yang bekerja pada suatu benda bermassa.
Jika benda tersebut berada di bumi, maka gaya gravitasi yang bekerja adalah gaya tarik bumi. Lambang
gaya berat adalah w, singkatan dari weight. Satuan berat adalah Newton (N)

Rumus-rumus
gaya berat

m1m2 m1
F= G g =G w=mg
r2 r2
Keterangan: Keterangan:
F = Gaya tarik-menarik (N) w =Berat benda (N)
G = Tetapan gravitasi (6,67 × 105 Nm2/kg2) m =Massa benda (kg)
m1 = Massa benda 1 (kg) Percepatan gravitasi
g =
m2 = Massa benda 2 (kg) (m/s2)

r = Jarak kedua benda (m)


Penerapan dalam berbagai bidang

Gaya berat dan gaya normal pada bidang horizontal bukan merupakan pasangan
gaya aksi-reaksi seperti pada Hukum Newton yang ketiga meskipun gaya-gaya
tersebut nilainya sama besar dan arahnya berlawanan. Hal ini dikarenakan gaya
berat dan gaya normal bekerja pada benda yang sama.
Contoh Soal Gaya Berat dan Pembahasannya
1. Seorang astronot ketika ditimbang di Bumi beratnya adalah 588 N. Berapakah berat astronot
tersebut jika ditimbang di Bulan yang memiliki percepatan gravitasi 1/6 kali gravitasi bumi

Jawab
Diketahui: wbumi = 588 N
gbulan = (1/6) × gbumi
Ditanya : wbulan
Perlu diketahui bahwa massa benda dimanapun selalu sama, jadi
mbm = mbl
wbm/gbm = wbl/gbl
wbl = (wbm × gbl)/gbm
wbl = (558 × 1/6 × gbm)/gbm
Wbl = 98 N
GAYA NORMAL
Gaya Normal dalah gaya yang bekerja pada bidang yang bersentuhan antara dua permukaan
benda, yang arahnya selalu tegak lurus dengan bidang sentuh. Lambang gaya normal adalah N.

1. Benda berada di atas bidang horizontal


Gaya F bekerja dalam arah horizontal
sehingga gaya ini tidak mempengaruhi
besarnya gaya normal. Karena dalam arah
vertikal tidak terjadi gerak baik ke atas
maupun ke bawah, maka berlaku Hukum I
Newton sebagai berikut.
ΣF = 0
N–w=0
N=w
N = mg
Sehingga, rumus gaya normalnya

N = m.g
2. Benda ditekan pada bidang datar horizontal
Gaya F bekerja dalam arah vertikal,
sehingga gaya ini mempengaruhi besarnya
gaya normal. Jika gaya F tidak terlalu besar
maka keadaan benda tetap diam sehingga
berlaku Hukum I Newton sebagai berikut.
ΣF = 0
N–F–w=0
N=w+F
N = mg + F
Sehingga, rumusnya adalah

Ketika benda terletak pada bidang datar horizontal N = mg + F


kemudian ditekan dengan gaya F, maka dalam arah
vertikal benda tersebut bekerja tiga buah gaya yaitu gaya Keterangan:
normal N yang arahnya ke atas, gaya berat w yang N = Gaya normal (N)
arahnya ke bawah dan gaya tekan F yang arahnya ke F = Gaya tekan (N)
bawah. m = Massa benda (kg)
g = Percepatan gravitasi bumi (m/s2)
3. Benda ditarik miring pada bidang datar horizontal

Berdasarkan gambar garis-garis gaya di atas,


terdapat tiga gaya yang bekerja dalam arah vertikal,
yaitu gaya berat w, gaya normal N dan hasil
proyeksi gaya F terhadap sumbu Y yaitu F sin α.
Karena dalam arah vertikal tidak terjadi gerak,
maka berlaku Hukum I Newton sebagai berikut.
ΣF = 0
N + F sin α – w = 0
N = w – F sin α
N = mg – F sin α
Sehingga, rumusnya adalah
Karena gaya F miring ke atas, maka gaya tersebut
membentuk sudut kemiringan sebesar α terhadap arah N = mg – F sin α
horizontal. Selanjutnya proyeksikan vektor gaya F pada
sumbu X dan sumbu Y sehingga menghasilkan vektor Keterangan:
komponen F cos α dan F sin α. α = Sudut kemiringan F terhadap bidang datar
m = Massa benda (kg)
g = Percepatan gravitasi bumi (m/s2)
4. Benda didorong miring pada bidang datar horizontal

Dari gambar garis-garis gaya di atas, ada tiga


gaya yang bekerja pada arah vertikal, yaitu
gaya normal N, gaya berat w dan gaya F sin α.
Karena tidak ada gerak dalam arah vertikal,
berlaku Hukum II Newton sebagai berikut.
ΣF = 0
N – F sin α – w = 0
N = w + F sin α
N = mg + F sin α
Sehingga, rumusnya adalah
Ketika sebuah benda berada pada bidang datar horizontal
lalu pada benda tersebut diberi gaya dorong miring ke N = mg + F sin α
bawah seperti ditunjukkan pada gambar di atas maka
untuk menentukan gaya normal yang dialami benda, Keterangan:
gambarkan semua gaya-gaya yang bekerja pada benda α =Sudut kemiringan F terhadap bidang datar
baik dalam arah vertikal maupun arah horizontal.
m =Massa benda (kg)
g =Percepatan gravitasi bumi (m/s2)
5. Benda ditekan pada bidang datar
vertikal
Gambar garis-garis gaya yang bekerja pada
benda ditunjukkan seperti pada gambar di
atas. Karena gaya normal arahnya horizontal,
maka yang kita tinjau adalah gaya-gaya yang
bekerja pada arah mendatar (sumbu X).
Apabila setelah ditekan benda diam, maka
berlaku Hukum I Newton sebagai berikut.
ΣF = 0
N–F=0
N=F
Untuk benda yang terletak pada bidang datar vertikal Sehingga, rumusnya adalah
maka arah gaya normal N dan gaya berat w saling tegak
lurus, dimana gaya normal arahnya mendatar (ke kanan
N=F
atau ke kiri) sedangkan gaya berat arahnya vertikal ke
bawah sehingga dalam kondisi ini, gaya berat tidak
mempengaruhi besarnya gaya normal. Namun keadaan ini Keterangan:
tidak mungkin bisa terjadi jika tidak ada gaya luar yang N =Gaya normal (N)
menekan benda tersebut, karena tanpa gaya luar benda
akan jatuh bebas. F =Gaya tekan (N)
6. Bidang didorong miring pada bidang datar vertikal

Dari gambar garis-garis gaya yang bekerja pada


benda di atas, gaya normal arahnya horizontal
ke kanan, sehingga untuk menentukan besar
gaya normal kita tinjau gaya-gaya yang bekerja
pada arah mendatar. Apabila benda tidak
bergerak, maka pada benda tersebut berlaku
Hukum I Newton sebagai berikut.
ΣF = 0
N – F cos α = 0
N = F cos α
Sehingga, rumusnya adalah
Sebuah benda pada bidang vertikal yang diberi gaya
dorong miring ke atas dengan sudut kemiringan N = F cos α
sebesar α terhadap arah mendatar ditunjukkan seperti
pada gambar di atas. Jika gaya dorong F diproyeksikan Keterangan:
terhadap sumbu X dan sumbu Y maka menghasilkan gaya
N = Gaya normal (N)
F sin α yang arahnya ke atas dan F cos α yang arahnya
mendatar. F = Gaya dorong (N)
α = Sudut kemiringan F terhadap bidang datar
7. Benda berada di atas bidang miring

Karena acuan kita adalah bidang miring, maka


proyeksikan gaya berat ke sumbu X dan sumbu
Y sehingga dihasilkan gaya w sin α dan w
cos α. Seperti yang terlihat pada gambar di atas.
Dari gambar tersebut, gaya yang bekerja dalam
arah sumbu Y adalah gaya normal N dan gaya
w cos α. Karena pada sumbu Y tidak
ada gerak maka berlaku Hukum I Newton
sebagai berikut.
ΣF = 0
N – w cos α = 0
Apabila sebuah benda berada di bidang miring baik licin N = w cos α
maupun kasar, maka acuan kita sebagai sumbu X pada N = mg cos α
sistem ini adalah bidang miringnya sedangkan sumbu Y Sehingga, rumusnya adalah
adalah bidang yang tegak lurus terhadap bidang miring.
Kemudian gambarkan garis-garis gaya yang bekerja pada N = mg cos α
benda. Gaya berat selalu ke bawah menuju pusat bumi
sedangkan gaya normal tegak lurus bidang miring.
Contoh soal gaya normal

1. Dua buah balok bermassa m1 = 1 kg dan m2 = 2 kg ditumpuk dalam keadaan diam. Apabila
percepatan gravitasi bumi adalah 10 m/s2, tentukan besar dan arah gaya normal yang bekerja pada
masing-masing balok.

Penyelesaian:
Diketahui:
g = 10 m/s2
m1 = 1 kg
m2 = 2 kg
Diagram gaya yang bekerja pada kedua balok diperlihatkan seperti pada gambar di bawah ini
Jawab:
Karena balok dalam keadaan diam, maka berlaku Hukum II Newton.
Untuk balok 1:
ΣF = 0
N1 – w1 = 0
N1 = W 1
N1 = m1g
N1 = 1 kg × 10 m/s2
N1 = 10 N
Jadi besar N1 adalah 10 N yang arahnya tegak lurus ke atas.
Untuk balok 2:
ΣF = 0
N2 – w2 = 0
N2 = W 2
N2 = m2g
N2 = 2 kg × 10 m/s2
N2 = 20 N
Jadi besar N2 adalah 20 N yang arahnya tegak lurus ke atas.
Gaya Gesek
Gaya gesek (friction force) adalah gaya yang bekerja antara dua permukaan benda yang saling
bersentuhan atau bersinggungan. Arah gaya gesek berlawanan arah dengan kecenderungan arah gerak benda.
Gaya gesek disimbolkan dengan huruf f dan satuannya adalah Newton.

Macam-Macam Gaya Gesek

Gaya Gesek Kinetis

Gaya Gesek Statis


1. Gaya gesek statis

gaya gesek statis adalah gaya gesek yang bekerja pada benda yang diam. besarnya gaya gesek
bergantung pada kekasaran permukaan benda dan bidang yang bersentuhan. Tingkat kekasaran ini
dinyatakan dengan koefisien gesekan. Untuk benda diam, koefisien gesekan disebut koefisien gesek
statis, disimbolkan μs. Selain tingkat kekasaran permukaan benda, besarnya gaya gesek juga
dipengaruhi oleh besar gaya normal (N) yang diberikan bidang pada benda.
Jadi, rumusnya adalah :

fs maks = μs N

Keterangan:

fs maks = Gaya gesek statis maksimum (N)

μs = Koefisien gaya gesek statis

N = Gaya normal (N)


1. Gaya gesek kinetis

Besar gaya gesek kinetik juga bergantung pada gaya normal serta tingkat kekasaran
permukaan benda dan bidang yang bersinggungan (koefisien gesekan). Koefisien gesekan pada benda
yang bergerak disebut koefisien gesekan kinetis yang disimbolkan dengan μk.
Jadi, rumusnya adalah

fk = μk N

Keterangan:

fk = Gaya gesek kinetis (N)

μk = Koefisien gesekan kinetik

N = Gaya normal (N)


Contoh soal dan pembahasan gaya gesek
1. Sebuah balok bermassa 20 kg berada di atas lantai mendatar kasar. μ = 0,6 dan μ = 0,3. Kemudian balok
s k

ditarik gaya sebesar F mendatar. g = 10 m/s . Tentukan gaya gesek yang dirasakan balok dan percepatan balok
2

jika F = 100N

Penyelesaian:
Diketahui:
m = 20 kg
μ = 0,6
s

μ = 0,3
k

g = 10 m/s 2

F = 100 N
Ditanyakan: f dan a?
Jawab:
Gambar diagram gaya yang bekerja pada balok sama seperti pada gambar contoh soal nomor 1 di atas. Gaya
normal N memenuhi:
N = w = mg = (20 kg)(10 m/s ) = 200 N
2

Pengaruh gaya F dapat diketahui dengan menghitung dahulu gaya gesek statis yang bekerja pada balok, yaitu
sebagai berikut.
f = μN
s s

f = (0,6)(200 N)
s

f = 120 N
s
(a) Untuk F = 100 N
Karena F < f maka balok masih tetap diam sehingga berlaku Hukum I Newton yaitu sebagai berikut.
s

ΣF = 0
X

F–f=0
f=F
f = 100 N
Karena benda diam, maka a = 0
Jadi, gaya gesek dan percepatan balok sebesar 100 N dan 0 m/s .
2
Macam macam gambar gaya tegangan tali.
Gaya Tegangan Tali

Gaya tegangan tali atau tension


force adalah gaya pada tali ketika tali tersebut
dalam keadaan tegang. Gaya tegangan tali
dilambangkan dengan huruf T kapital dan
satuannya adalah Newton. Arah gaya tegangan
tali bergantung pada titik atau benda yang
ditinjau.

You can simply impress your audience and add a unique


zing and appeal to your Presentations. Get a modern
PowerPoint Presentation that is beautifully designed. I
hope and I believe that this Template will your Time,
Money and Reputation.
3. Gaya Tegangan Tali pada interaksi dua benda

m1F
T =
m1 + m2
4. Gaya Tegangan Tali pada bidang iring licin

1. Gaya Tegangan Tali pada benda digantung bebas T = mg sin θ

Keterangan:
T = mg
T = Gaya tegangan tali (N)
F = Gaya luar (N)
2. Gaya Tegangan Tali pada sistem katrol licin
θ = Sudut kemiringan bidang
2m1m2g m = Massa benda (kg)
T = g = Percepatan gravitasi (m/s2)
m1 + m2
Contoh soal tegangan tali

Jika besar gaya F sebesar 100 N. Hitung percepatan dan tegangan tali sistem diatas. Jika:
a. Lantai licin

Pembahasan / penyelesaian
a. Lantai licin
Mencari percepatan pada lantai licin dengan hukum Newton II:
a = ΣF / m = 100 / 20 = 5 m/s2
mencari tegangan tali pada lantai licin dengan hukum Newton II:
tinjau banda 1
ΣF = m . a
T = m1 . a
T = 10 . 5 = 50 N
Gaya Sentripetal
Gaya sentripetal adalah gaya yang bekerja pada benda yang
bergerak melingkar denga arah selalu menuju pusat lingkaran. Gaya
sentripetal berfungsi untuk mengubah arah gerak benda tanpa
mengubah besar kecepatan linear. Dengan kata lain, gaya sentripetal
tidak menyebabkan terjadinya gerak melingkar berubah beraturan
(GMBB)

Rumus Gaya Sentripetal


Keterangan:
v2 Fs = Gaya sentripetal (N)
ΣFs = m Atau ΣFs = mω2R m = Massa benda (kg)
R
v = Kecepatan linear (m/s)
ω = Kecepatan sudut (rad/s)
Gambar gaya
R = Jari-jari lintasan (m)
sentriprtal
Gerak Melingkar
 Rumus Gerak Melingkar Vertikal

4 Persamaan Gerak di Titik Bawah Membentuk Sudut (D)

T − mg cos θ = mv2/R

5 Persamaan Gerak di Titik Terendah (E)


1 Persamaan Gerak di Titik Tertinggi (A)
T − mg = mv2/R
T + mg = mv2/R
Keterangan:
2 Persamaan Gerak di Titik Atas Membentuk Sudut (B) T = Tegangan tali (N)
m = Massa benda (kg)
T + mg cos θ = mv2/R
v = Kecepatan linear (m/s)
3 Persamaan Gerak di Titik Tengah (C) R = Jari-jari lintasan (m)
g = Percepatan gravitasi bumi (m/s2)
T = mv2/R
θ = Sudut antara tali dan garis vertikal
 Rumus Gerak Melingkar Horizontal  Rumus Gerak Benda di Luar Lintasan Melingkar

T = mv2/R 1 Persamaan Gerak di Titik Tertinggi (A)

Keterangan: N − mg = mv2/R
T = Tegangan tali (N) 2 Persamaan Gerak di Titik dengan Kemiringan Tertentu (B)
m = Massa benda (kg)
N − mg cos θ = mv2/R
v = Kecepatan linear (m/s)
R = Jari-jari lintasan (m)
Contoh soal gaya sentripetal
1. Sebuah bola dengan massa 2 kg diikatkan di ujung seutas tali dan kemudian diputar dalam bidang
horizontal dengan kelajuan tetap 5 m/s seperti yang tampak pada gambar di bawah ini. Apabila
jari-jari lingkarannya adalah 1 m, tentukan besar gaya tegangan tali tersebut ?

Jawab :
Diketahui : m = 2 kg, v = 5 m/s dan R adalah 1 m. Dengan persamaan (2) maka kita peroleh hasil
sebagai berikut ini .
ΣFs = mv2/R
Gaya yang bekerja dalam arah radial hanya gaya tegangan tali T sehingga
T =mv2/R
T =(2 kg)(5 m/s)2/(1 m)
T =50 N
SOAL

100 gram

Dalam gambar tersebut terdapat sebuah batang dan ketika di putar tegangan tali A = 3N. Berapakah
kecepatan sudutnya
Ingat bahwa TA≠TB! Karena ada faktor berat ( W ) yang bekerja pada benda. Karena benda tidak bergerak naik
dan turun selama peristiwa terjadi, maka ditarik kesimpulan bahwa ∑Fy=0.
Sehingga didapat,
TA × sinθ − TB × sinθ − W=0, dengan θ=30∘ karena merupakan setengah dari sudut segitiga sama sisi.
TA × sinθ = TB × sinθ + W
3 × sin30∘ = TB × sin30∘ +1
3 × ½ =TB × ½ + 1
½ = TB × ½
1=TB
Ingat bahwa semua gaya yang menuju pusat rotasi adalah gaya sentripetal pula. Sehingga,
TA × cos θ + TB × cosθ = Fsp
TA × cosθ + TB × cosθ = m × ω2 × r
TA × cosθ + TB × cosθ = m × ω2 × l × cosθ
3 + 1 = 1/10 × ω2 × 1
40 =ω2
ω = √40
= 2√10 rads
SOAL

Balok A beratnya 100 N diikat dengan tali mendatar di C (lihat gambar). Balok B beratnya 500 N. Koefisien
gesekan antara A dan B = 0,2 dan koefisien gesekan antara B dan lantai = 0,5. Besarnya gaya F minimal
untuk menggeser balok B adalah....newton
AB → gaya gesek antara balok A dan B
fBL → gaya gesek antara balok B dan lantai
fAB = μAB N
fAB = (0,2)(100) = 20 N
fBL = μBL N fBL = (0,5)(100 + 500) = 300 N
Tinjau benda B

Σ Fx = 0
F − fAB − fBL = 0
F − 20 − 300 = 0
F = 320 Newton
SOAL

Roda B dan C dihubungkan dengan tali karet, roda A dan roda C sepusat melekat satu sama lain. Jari-
jari roda A, B, dan C masing-masing 50 cm, 40 cm dan 20 cm. Apabila roda A berputar dengan
kecepatan sudut 20 rad/s, maka kecepatan linier roda B adalah .
Penyelesaian:
Roda A dan roda C sepusat, maka berlaku persamaan:
ωA=ωc
karena ωA=20 rad/s, maka nilai ωC=20 rad/s
kecepatan linier roda C:
vC=ωC.RC
vC=20.0,4
vC=8 m/s
Roda B dihubungkan tali dengan roda C, maka berlaku persamaan:
vB=vC
vB=8 m/s

Anda mungkin juga menyukai