Anda di halaman 1dari 38

M.

Syahrir Rusdy

TERAPI CAIRAN PADA ANAK


PENDAHULUAN

 Cairan merupakan bagian tubuh yang amat penting


bagi manusia
 Pada anak & bayi persentasenya lebih besar
daripada orang dewasa
 Pergantian/ perputaran air merupakan hal penting
dalam hidup
 Sehari-hari terjadi pergantian cairan dalam tubuh
karena selalu ada kehilangan cairan
 Bila tubuh kekurangan cairan maka akan terasa haus
dan kita minum
 Sebaliknya bila kelebihan cairan, akan dibuang
terutama melalui ginjal
Ruang cairan tubuh

 Cairan tubuh terdiri atas :


 Intraselluler : 2/3 total cairan tubuh (67%)
 Ekstraselluler : 1/3 total cairan tubuh (33%)
 Intra vaskuler : ¼ cairan ekstrasel (8%)
 Interstitial : sisanya (25% total cairan tubuh)
 Total cairan tubuh
 Jumlah cairan tubuh tergantung umur, jenis kelamin
 Bayi : 75-80% berat badan (prematur > tinggi)
 Anak-anak : 65%,
 Remaja : 60% berat badan
Komposisi cairan tubuh

ION INTRASEL EKSTRASEL


(mEq/L) (mEq/L)
Na+ 20 145
K+ 150 3-5
Cl - - 110
HCO3 - 10 20-25
PO4- 110-115 5
Protein 75 10
Komposisi beberapa cairan tubuh

Na+ K+ CL- HCO3-


CAIRAN (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L)
Lambung 20-80 5-20 100-150 0
Pankreas 120-140 5-15 40-80 100
Empedu 120-140 5-15 80-110 110
Ileostomi 40-135 3-15 20-115 25-30
Diare 10-90 10-60 10-60 50
Keseimbangan osmotik

 Cairan tubuh terdiri dari :


 Partikel yang bermuatan (elektrolit)
 Partikel yang tidak bermuatan
 Partikel dalam cairan tubuh (Na, bikarbonat,
glukosa, protein), akan dikelilingi oleh air dengan
jumlah yang merata
 Bila dua jenis larutan yang terpisahkan oleh
membran semi-permeabel,
 air akan berpindah dari cairan konsentrasi partikel
rendah ke konsentrasi tinggi
 Hingga tekanan osmotik kedua ruang sama
Keseimbangan osmotik

1 2

b
a b
a
Keseimbangan Donnan

 Terjadi antara 2 larutan elektrolit yang


dipisahkan oleh membran yang dapat dilalui
oleh air dan ion dengan BM kecil
 Salah satu larutan mengandung polianion
kompleks (misalnya protein) yang tidak dapat
berdifusi ke ruang lain
 Kation dan anion akan berpindah, sehingga
konsentrasi ion kedua ruang sama
 Dalam tubuh, terjadi antara
 Cairan intravaskuler dan cairan interstitial
 Cairan intrasel dan ekstrasel
Distribusi cairan intravena

 Tubuh mempunyai mekanisme autoregulasi


yang kompleks
 Bila kedalam ruang intravaskuler ditambahkan
air tanpa partikel (dekstrose 5%), maka air akan
mengisi ruang cairan tubuh secara proporsional
 Bila ditambahkan NaCl 0,9%, larutan ini akan
mengisi ruang ekstraselluler (intersisial & intra
vaskuler) secara proporsional
 Bila ditambahkan Albumin 5%, larutan ini akan
mengisi ruang intravaskuler saja, sebelum terjadi
metabolisme
Distribusi cairan intravena

 Bila ditambahkan Albumin 25%, larutan ini


akan mengisi ruang intravaskuler dengan
menarik sebagian cairan dari ruang
interstitial

 Bila ditambahkan NaCl 6%, larutan ini akan


menambah cairan ekstrasel dengan menarik
air dari ruang intrasel
Contoh kasus
1. Seorang anak laki-laki usia 7 tahun, BB 30
kg, diberi infus 500 ml cairan dekstrose 5%
500 ml Dextrose 5%

TCT = CIN CIV CIS


65% x 30 3/4x 6 L ¼x6 2/3 X 19,5 L
= 19,5 L = 4,5 L =1,5 L =13,5 L

CES: 1/3 x 19,5 = 6 L

1,5 L+
4,5 L+
38,5 ml 13,5 L +346 ml
115,5 ml
=538,5 = 13.846 mL
= 4.615,5 mL
mL
Contoh kasus

2. Bila cairan yang diberikan NaCl 0,9%


500 ml NaCl 0,9%

CIN CIV CIS


4,5 L 1,5 L 13,5 L

1,5 L+
4,5 L+
125 ml
375 ml 13,5 L
=1.625
= 4.875 mL
mL
Contoh kasus

3. Bila cairan yang diberikan 100 ml Albumin 5%


100 ml Albumin 5%

CIN CIV CIS


4,5 L 1,5 L 13,5 L

1,5 L+
125 ml
4,5 L 13,5 L
=1.625
mL
Contoh kasus

4. Bila cairan yang diberikan 20 ml Albumin 25%


20 ml Albumin 25%

CIN CIV CIS


4,5 L 1,5 L 13,5 L

1,5 L+
4,5 L
100 ml
-80 mL 13,5 L
=1.600
= 4.420 mL
mL
Contoh kasus
5. Bila cairan yang diberikan 100 ml NaCl 6 %

100 mL NaCl 6 %

CIN CIV CIS


4,5 L 1,5 L 13,5 L

1,5 L+
4,5 L 13,5 L
166,7 ml
+ 500 mL -666,7 mL
=1.666,7
= 5.000 mL = 12.833,3 mL
mL
Skema distribusi cairan

Dextrose 5%

CIS CIN CIV RL, NaCl 0.9%

-Colloid
-Darah
-Plasma
-Plasma expander
TERAPI CAIRAN

Resusitasi Rumatan

Air + Elektrolit +
Kristaloid Koloid glukosa

Mengganti kehilangan
akut Memasok
(Syok, dehidrasi, kebutuhan
hipovolemik) harian
KRISTALOID

 Cairan kristaloid mengandung air, elektrolit


dan/atau gula, dengan berbagai macam
campuran
 Keunggulan kristaloid adalah harganya yang
murah, relatif aman dari efek samping
 Berdasarkan kadar natriumnya, cairan ini bisa
berupa hipotonik, isotonik, atau hipertonik
terhadap cairan plasma
Cairan hipotonik
 ½ DaD, KaEN3B, Tridex 27B, D5+1/2NS, D5+1/4NS
 Bukan cairan resusitasi, penggunaannya pada
kelainan keseimbangan elektrolit
 Cairan ini didistribusikan ke ekstra dan intraselluler
 Digunakan pada kehilangan cairan tubuh yang disertai
kurangnya cairan intraselluler
 Misalnya dehidrasi kronik
 Digunakan untuk kebutuhan rumatan
 Cairan rumatan bertujuan untuk mangganti kehilangan air
lewat urine, feses, paru dan keringat
 Cairan yang hilang dengan cara ini sedikit sekali
mengandung elektrolit
Cairan isotonik

 NaCl 0,9%, Ringer Laktat, Ringer Asetat


 Dipakai sebagai cairan resusitasi
 Cairan ini hanya mengisi ruang ekstrasel.
 ¼ dari jumlah cairan yang diberikan akan tinggal
dalam ruang intravaskuler
 Selebihnya akan mengisi ruang interstisial
 Sehingga untuk mencukupi kebutuhan cairan
plasma/darah dibutuhkan jumlah cairan 4 kali
 Dapat menyebabkan edema perifer sampai
edema paru
Cairan hipertonik

 NaCl 6% (1000-2500 mOsm/L)


 Natrium merupakan ion ekstraselluler utama
 Pemberian natrium hipertonik akan menarik cairan
intraselluler ke dalam ekstraselluler
 Cairan ini bermanfaat pada luka bakar karena dapat
mengurangi edema pada luka, edema perifer, dan
mengurangi jumlah cairan yang dibutuhkan
 Efektif sebagai volume expander dengan sifat anti
edema
 Efek samping :
 hipernatremia, hiperchloremia, asidosis dan hipokalemia
 Dehidrasi sel otak dengan perdarahan otak
Komposisi cairan kristaloid
Jenis cairan Osmolalitas Glukose Na+ Cl- K+ Basa
(mOsm/L) (g/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L)
NaCl 0,9% 308 - 154 154 - -
NaCl 0,45%+D5 428 50 77 77 - -
NaCl 0,225 %+D5 253 50 38,5 38,5 - -
Ringer laktat/ 273 - 130 109 4 Laktat 28/
Ringer Asetat Asetat 28
½ DaD 285 25 62 52 17,4 Laktat
27,6
KaEN3B/ Tridex 27B 290 27 50 50 20 Laktat 20
KaEN4B 264 38 30 28 8 Laktat 10
KOLOID

 Dipakai sebagai cairan resusitasi


 Lebih lama berada di ruang intravaskuler dan
lebih efisien dibandingkan kristaloid
 Harganya lebih mahal
 Dapat menyebabkan reaksi sensitifitas dan
komplikasi lain
 Yang termasuk koloid :
 Darah,Plasma, Albumin
 Koloid buatan / Plasma expander
 Dextran, Hydroxyethyl starch (HES), Gelatin
Albumin

 Berada dalam intravaskuler lebih lama


 Waktu paruh 16 jam
 Dapat mempertahankan cairan intravaskuler selama
3,5 - 4,5 jam
 Sediaan: larutan 5% & 25% dalam NaCl 0,9%
 1 gram albumin dapat mengikat 18 ml air
 Pemberian iv 100 ml larutan Albumin 25%,
 Meningkatkan cairan intravaskuler 450 ml
 350 ml perpindahan dari ruang interstisial ke
intravaskuler
 Efek samping :
 Reaksi anafilaktik, edema paru, hipokalsemia
Dextran
 Sediaan: dextran 40 (BM 40.000) , dextran 70 (BM 70.000)
 Dalam tubuh, dextran dengan BM kecil akan keluar melalui
filtrasi ginjal, sedang BM besar akan tinggal lama dalam
ruang intravaskuler
 Pemberiaan 500 ml dextran 40 akan meningkatkan cairan
intravaskuler sebesar 750 ml dalam 1 jam, dan menjadi 1050
ml pada jam ke2
 Dextran 40 dapat mempertahankan cairan intravaskuler
dalam 3,5-4,5 jam, dextran 70 sekitar 6-8 jam
 Efek samping :
 Gagal ginjal, reaksi anafilaktik
 Gangguan pembekuan darah (bila pemberian >20 ml/kg/hari)
Gelatin
 Tersedia dalam 2 bentuk, dengan BM 35.000
 modified fluid gelatin (MFG) : Larutan 4% dalam garam fisiologis
 Gelofusine
 urea-bridged gelatin : Larutan 3,5% dalam garam fisiologis
 Haemaccel
 1 gram gelatin dapat mengikat 14 ml air
 Sebagian besar akan dikeluarkan melalui ginjal
 60% dikeluarkan pada 24 jam pertama , 95% dalam 1 minggu
 Mempertahankan cairan intravaskuler sekitar 2,5 jam
 Pemberian berulang tidak menyebabkan penumpukan
 Efek samping :
 Reaksi anafilaktik
 Payah ginjal & gangguan pembekuan darah tidak dijumpai
Hydroxyethyl starch (HES)
 Sediaan: 6% dan 10% dalam NaCl 0,9%, dengan BM 10.000
- 1.000.000
 Agar bertahan lebih lama dalam ruang intravaskuler
dilakukan substitusi gugus hidroksietil
 0,4 berarti 4 dari 10 molekul glukosa disubstitusi
 Efek volume juga ditentukan oleh BM larutan
 6% HES 130/0,4 : 6 gram per 100 ml HES dengan BM 130.000
dengan substitusi 0,4
 Pemberian HES 6% setara dengan albumin 5%
 Cukup efektif, efek intravaskulernya 3-24 jam
 Dosis : 10-20 ml/kgBB/hari
 Efek samping:
 gangguan sistim koagulasi (bila dosis >20 mL/kgBB/hari
 reaksi anafilaktik jarang
Cairan rumatan (maintenance)
 Cairan rumatan adalah kebutuhan cairan untuk mengganti
kehilangan cairan tubuh sehari-hari
 Kebutuhan cairan rumatan perhari :
 10 kg pertama : 100 ml/kg BB
 10 kg berikutnya : + 50 ml/kg BB
 >20 kg : + 2o ml/kg
 Misalnya :
 BB 10 kg = (100x10 kg) = 1000 ml
 BB 15 kg = (100x10 kg) + (50x5 kg) = 1000+250 = 1250 ml
 BB 25 kg = (100x10 kg)+(50x10 kg) (20x5 kg)= 1000 + 500 + 100 =
1600 ml
 Setiap kenaikan suhu tubuh 1oC + 12% dari kebutuhan
 Kebutuhan elektrolit harian :
 Na+ : 2,5 mEq/kgBB K+ : 2-4 mEq/kgBB
Pemilihan cairan rumatan

 Larutan kristaloid hipotonik (glukosa+elektrolit)


dipakai untuk kebutuhan rumatan
 Larutan yang mengandung glukosa tidak boleh
diguyur, dapat mengakibatkan edema intrasel
 Larutan glukosa tidak dipakai untuk membilas
setelah transfusi darah, bisa menyebabkan
hemolisis eritrosit
 Pada kasus ensefalofati cenderung terjadi
edema otak dan alkalosis, cairan yang diberikan
yang tidak mengandung HCO3 (D5+1/4NS)
Pemilihan cairan rumatan ....(lanj..)

 Pada kasus muntah-muntah banyak kehilangan Cl-


 Diberikan cairan yang banyak mengandung Cl-
 Diare dapat mengakibatkan asidosis metabolik,
hipokalemi, hipoglikemi
 Dehidrasi ringan-sedang diberikan cairan yang
mengandung glukosa, laktat, serta tinggi K
 Kasus Demam Dengue/ tersangka DBD
 D5+1/2NS atau D5+1/2RL (1/2DaD) sampai ditemukan Ht
meningkat
 Untuk bayi dipilih cairan dengan kadar glukosa
tinggi dan elektrolit rendah
 Bayi baru lahir pada hari-hari pertama hanya
diberikan cairan dextrose
Resusitasi cairan

 Tentukan anak yang syok menderita gizi buruk


atau tidak
 Bila anak menderita gizi buruk
 Beri cairan 1/2DaD 10 ml/kgBB selama 30 menit
 Bila tidak ada perbaikan, ulangi pemberian cairan > 10
ml/kgBB selama 30 menit
 Bila tanpa gizi buruk
 Berikan resusitasi cairan 20 ml/kgBB secepatnya (<10
menit) dengan kristaloid atau koloid
 Dapat diulang 2-3 kali sampai nadi teraba kembali
 Pemilihan cairan kristaloid atau koloid tergantung
patofisiologi penyakit dasarnya
Pemilihan cairan resusitasi
Jenis KEUNTUNGAN KERUGIAN
cairan
Kristaloid •Komposisi elektrolit seimbang •Butuh volume besar
•Bufer laktat/asetat •Menurunkan tekanan onkotik plasma
•Cara pemberian mudah •Mudah terjadi kelebihan cairan
•Efek samping minimal •Risiko edema
•Tidak ada gangguan hemostatis •Risiko hipotermia
•Efek diuresis baik
•Harga murah

Koloid •Persistensi intravaskuler tinggi •Risiko kelebihan cairan


•Waktu resusitasi lebih singkat •Efek samping hemostasis
•Volume cairan tidak besar •Akumulasi jaringan
•Memperbaiki aliran mikrovaskuler •Efek samping pada ginjal
•Risiko edema lebih kecil •Reaksi anafilaksis
•Harga mahal
Pemilihan cairan resusitasi
Gejala klinis syok :
 Defisit cairan interstitiel :
 turgor kulit yang jelek
 mata cekung
 ubun-ubun cekung
 mukosa bibir dan kornea kering

 Defisit cairan intravaskular :


 hipotensi
 takikardi
 vena-vena kolaps
 Capillary refilled time memanjang
 oligouri
Target resusitasi cairan

 Capillary refill <2 detik


 Kualitas nadi perifer
dan sentral sama
 Akral hangat
 Produksi urine >1 ml/
kgBB/jam
 Kesadaran normal
DBD derajat III &IV

Oksigenasi
Penggantian volume plasma segera
Ringer laktat/NaCl 0,9% 20 ml/kgBB
bolus dalam 30 menit

Syok teratasi Tidak teratasi

10 ml/kg/jam Lanjutkan 20 ml/kg/jam +


(1-4 jam) koloid/plasma 10-20 ml/kg/jam

7 ml/kg/jam Evaluasi 1 jam


5 ml/kg/jam Syok belum teratasi

Hb turun Ht tetap tinggi


3 ml/kg/jam
Transfusi darah Koloid
Infus stop
10 ml/kgBB 20 ml/kgBB
setelah 48 jam
DIARE +SYOK

Ringer laktat/Ringer Asetat/NaCl 0,9% NaCl 0,9%


Bolus 20 ml/kgBB hanya diberikan bila
tidak ada RL/RA

DEHIDRASI BERAT
Ringer laktat/ Ringer asetat
< 12 bulan : 30 ml/kgBB/1 jam, 70 ml/kgBB/5 jam
>12 bulan : 30 ml/kgBB/1/2 jam, 70 ml/kgBB/21/2 jam

DEHIDRASI RINGAN/SEDANG
½ DaD/ KaEN3B
BB 3-10 kg : 200 ml/kgBB/hari
BB 10-15 kg : 175 mL/kgBB/hari
BB > 15 kg : 135 ml/kgBB/hari
KESIMPULAN

 Pemilihan cairan harus dipertimbangkan


untung ruginya baik bagi farmakologi cairan
maupun patofisiologi penyakit primernya
 Patofisiologi penyakit adalah sesuatu yang
selalu harus dijadikan dasar pada terapi
cairan
 Pemilihan yang tepat dan bijaksana akan
memberikan hasil yang optimal
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai