Anda di halaman 1dari 42

Histologi Jaringan otot/ muscle

tissue

dr. Des Suryani, M. Biomed


Departemen Histologi Fakultas kedokteran UMSU
Selasa, 27 november 2018

Faculty of Medicine, UMSU


Overview -otot
Klasifikasi
Polos
Bercorak :
Otot rangka
Otot jantung
Memiliki filamen kontraktil
( aktin dan miosin)
Kontraksi otot :
disadari (otot rangka )
 tidak disadari ( otot polos
dan jantung)
Struktur otot rangka
 Pembungkus otot rangka:
 Epimisium/fasia
 Selubung terluar berisi
jaringan ikat padat yang
melapisi otot
 Perimisium
 Septa tipis berupa jaringan
ikat menyusup ke dalam
mengelilingi fasiculus (
berkas kecil ) sel otot
 Endomisium
 Mengelilingi setiap sel otot
.terdiri dari : lamina ektserna
dan serat retikulin
Fungsi otot rangka

1. Menghasilkan gerakan rangka.


2. Mempertahankan sikap & posisi tubuh.
3. Menyokong jaringan lunak.
4. Menunjukkan pintu masuk & keluar saluran
dlm sistem tubuh.
5. Mempertahankan suhu tubuh; kontraksi
otot:energi  panas
Jenis sel otot rangka
 Jenis :
 Red fibers / merah,
 putih/ white fibers,
 intermediet  ada dlm
suatu otot
 Perubahan inervasi 
perubahan jenis otot
rangka
Jenis Mioglobin Mitokondri Kandungan kontraksi Metode utama
a enzim membangkitka
n ATP

Merah Tinggi Banyak Enzim Lambat, Fosforilasi


oksidativ tidak mudah oksidatf
Tinggi lelah
Enzim
ATPase
rendah

Intermediet intermediet Intermediet intermediet Cepat tp tdk Fosforilasi


mudah lelah oksidativ dan
glikolisis anaerob

Putih rendah sedikit Enzim Cepat dan Glikolisis anaerob


oksidativ mudah lelah
rendah,
enzim
ATPase
tinggi
Struktur sel otot rangka
(ME)(1)
- Sitoplasma/ sarkoplasma : mgd miofibril dan
mioglobin= hb 02 transport)
- Retikulum endoplasmik halus/retikulum
sarkoplasmik(RS) membentuk jala2x
anastomosis sisterna yang saling
berhubungan dengan sisterna terminal.
- RS ( kaya calsequestrin) modifikasi REH
mengatur kontraksi ( kaya kalsium)
- Mitokondria/ sarkosom
- Membran sel / sarkolema membentuk
invaginasi yang masuk ke myofibril. tubulus
transversa( Tubulus T)
- Setiap sarkomer memiliki 2 Tubulus T
Struktur sel otot rangka (MC)

 Miofibril : miofilamen tebal dan tipis( ME)


 Deretan miofibril yg rapi  pita A(gelap) dan pita I(
terang), pita I dibagi oleh lempeng Z
 Sarkomer : daerah teratur berulang antara
lempeng Z yg berurutan  unit kontraksi
fungsional
TRIAD DARI SERAT OTOT
 triads: komplek khusus terdiri dari 2
terminal cisternae + 1 T tubule
  FUNGSI : membantu dalam penyatuan
kontraksi
Miofibril
 Setiap serabut otot terdiri dari miofibril → elemen
kontraksi sel otot
 Myofibril membentuk 80% volume otot
 Miofibril : terdiri dari 1000-2000 miofilamen (aktin dan miosin)

 Susunan miofibril menciptakan rangkaian pita-pita gelap (A) dan


terang (I) yang saling bergantian
Sarkomer
Sarkomer : daerah myofibril di antara 2 garis Z
Pita A : panjangnya filamen tebal
Pita H (helle): tidak ada tumpang tindih filamen

Pita I : daerah yang hanya mengandung filament tipis


Garis M : daerah di tengah sarkomer filament tebal tersusun radier
Siklus kontraksi otot

 Pengikatan, hidrolisis, dan pelepasan ATP


 Model pergeseran filamen
 Memulai dan mengatur kontraksi
 Depolarisasi—kontraksi
 Aktivasi aktin oleh calsium
 Relaksasi : bila konsentrasi calsium berkurang
Muscle contraction animation:
San Diego State University College of Sciences

Based in part on
Color Atlas of Physiology, Agamemnon Despopoulos, Stefan Silbernagl
Thieme Medical Publishers, Inc. , 1991, New York
Efek kontraksi pada garis
serat otot
 Pada sarkomer akan terjadi miofilamen tipis
akan saling mendekat,
 sedangkan miofilamen tebal tetap pada
tempatnya.
 Pita H menyempit /hilang pada kontraksi kuat
 Pita I juga menyempit
 Sarkomer memendek
 Miofilamen tdk mengalami pemendekan
Persarafan otot rangka
 motor end plate

terdiri dari : - terminal


swelling =
terminal bouton
- synaptic vesicles
- synaptic cleft
- junctional folds
Motor unit : 1 sel saraf
150 sel otot
Ujung saraf sensorik
 Organ Tendon golgi 
neurotendineus ending
 untuk mencegah kontraksi yang
berlebihan
 ujung sensoris :
neuromuscular spindles :
 ujung sensoris bersifat
proprioseptif
 Struktur : -
 serat intrafusal
 serat kolagen,
 serat 2 saraf afferent
 serat saraf motorik
 serat ektrafusal
 Fungsi :
 mengatur regangan otot
 reflek
Kontraksi otot
 Inisiasi dan regulasi kontraksi

 Miastenia gravis : reseptor asetil kolin <<


(autoimun)
Regenerasi otot rangka
 kapasitas terbatas
 kerusakan berat diperbaiki dengan
pembentukan jaringan ikat fibrosa.
 jika lamina eksterna yang berisi sel satelit
utuh maka jar ikat (-)
 Pada otot dewasa terdapat sel-sel satelit.
 Sel kecil inti tunggal terletak pada lamina
ekstrena
 cadangan sel-sel mioblas embrional.
 Otot rangka berkontraksi ketika motor unit dirangsang
 Jumlah tegangan tergantung
 Frekuensi stimulasi
 Jumlah motor unit yang terlibat
 Kontraksi sebuah otot yang sementara disebut twitch
 Prinsip All or none: kontraksi semua atau tidak sama sekali
 Jumlah tenaga tergantung berapa banyak motor unit yang
teraktivasi
 Tonus otot
 Walaupun dalam keadaan istirahat beberapa motor unit tetap
aktif tapi tidak menyebabkan pergerakan
Hipertropi vs atropi
 Hipertrofi otot
 Latihan regangan berlanjut sel satelit membelah( mitosis) akan
bersatu dgn masa otot yang ada- hipertropi
 mitokondria
 Protein aktin dan miosin
 Miofilamen
 Organel miofibril
 Serabut membesar hipertrofi bersamaan dengan jumlah dan
ukuran miofibril
 Penyalahgunaan steroid : hipertropi otot.
 Indurance training (aerobic): tidak menyebabkan hipertrofi
 Atrofi otot: hilangnya tonus dan massa otot karena kurang
rangsangan
 Otot menjadi lebih kecil dan lemah
Aspek klinis

 Miastenia gravis : reseptor asetil kolin di isi


oleh antibodi.
 Botulinum toxin, produced by anaerobic
bacteria Clostridium botulinum,
 blocks the release of Ach from the axon terminal
Sel Otot jantung
intercalated discs
 Gambaran umum:
 Kontraksi spontan dan
memperlihatkan suatu hentakan
berirama
 selnya bercabang, bersambung
pada intercalated discs
 inti 1-2 di tengah
 Sarkoplasma kaya mioglobin
dan granul glikogen
 Filamen tebal dan tipis tersusun
dlm miofibril yang berbatas tidak
tegas.
 Punya garis I dan A band
 Regenerasi tdk ada
Infark miokard  jar parut
Komponen struktural sel-sel
otot jantung
 Tubulus T : invaginasi sarkoplasma
pada lempeng Z
 Sarkoplasmik retikulum
membentuk diat
 Ion kalsium
 Mitokondria: > dari otot rangka
 Granul atrium peptida
natriuretik atrium
 Diskus interkalaris: bagian
transversa dan lateral (
desmosom, gab jaungtion, fasia
aderen.
 Filamen tipis
Komponen struktural 2

 Unsur jar ikat : memasok kapiler untuk nutrisi


otot jantung
 90% energi otot  respirasi aerob.
 Serat purkinye : modifikasi otot jantung yang
terletak di berkas his
 sel besar dan pucat kaya glikogen dan
mitokondria.
 Memiliki gab junction, desmosom, dan fasia
aderen dgn otot jantung, tp tidak punya diskus
interkalaris.
Aspek klinis

 myocardial infarction (MI).


 Marke diganosis r :
 TnT di temukan didarah setelah 3-12 jam
 TnI meningkat jumlahnya setelah 2 minggu injuri.
Otot Polos

 Otot berbentuk spindel


 Satu inti sel di tengah
 Berkelompok berbentuk perpendikular
 Peristalsis
 Tidak ada lurik (no sarcomeres)
 Kontraksi lambat, bertahan, jarang pegal
 Tidak selalu membutuhkan sinyal saraf: bisa dirangsang
oleh peregangan/hormon
 Persarafan : simpatis dan parasimpatis
 Pertumbuhan : mitosis dan hipertropi
6 lokasi utama :
1.Di dalam mata 2. dinding pembuluh darah 3. saluran nafas 4. Saluran pencernaan
5. organ urinarius 6. organ reproduktif
Struktur sel otot polos

 Inti : ditengah tgtg potongan


 Organel sitoplasma :
 Mitokondria , RER dan kompleks golgi berada di dekat
inti.
 Vesikel sarkolema (kaveola) berada di perifer fgs
dlm pengambilan dan pelepasan Calsium.
 SER sedikit.
 Filamen dlm otot polos
 Filamen tebal dikelilingi 15 filamen tipis
 Filamen intermedia : vimentin dan desmin
 Dens body
 Gab junction/ neksus
Inisiasi kontraksi

 Pada otot polos vaskular : impuls saraf


 Otot viseral : peregangan otot/ miogenik
 Uterus : oksitosin
 Otot polos secara umum : epinefrin
Aspek klinis

 Botulism : keracunan makanan (toksin


clostridium botulinum : menghambat
pengeluaran asetilkolin pada mioneural
junction paralisis otot
Persyarafan

 Simpatis : noradrenergik
 Para simpatis : kolinergik
MEKANISME KONTRAKSI OTOT POLOS
 Kontraksi involunter, lambat, tetapi bisa
bertahan dalam waktu lama
 Inisiasi krn ↑ Calsium dalam sitoplasma
 Dense body berisi alpha actinin~ Z-disk
 Struktur myosin yg khas menyebabkan
banyak area perlekatan aktin dgn
myosin sehingga kontraksi lebih lama
 Thin filamen berisi F-actin, tropomyosin,
dan troponin
 Kekuatan kontraksi diteruskan dari
myofilamen kemudian dense body
menuju ke intermediate filamen
sehingga sel memendek
Sel- sel bukan otot yang
berkontraksi
 Mioepitel :
 Pada kelenjar tertentu
 Asal dari ektoderm dan dpt
berkontraksi.
 Bentuk seperti keranjang
 Melekat ke lamina basal melalui
hemidesmosom
 Mengandung aktin, miosin dan
filamen intermedia
 Miofibroblas
 Mirip fibroblas tp aktin dan
miosinnya > banyak
 Peran dalam penyembuhan luka.
Perbedaan fungsional
Skeletal Cardiac Smooth
Perbedaan berdasarkan pertumbuhan
dan regenerasi
Skeletal Cardiac Smooth
sumber
 Gartner LP, Hiatt JL. Color textbook of
Histology, 2nd ed. Philadelphia:Saunders;2001
 Junquera’s Basic Histology text and atlas ed
12 .
 Ros MH and Pawlina W. Histology a text
and atlas with corelated cell and molecular
biology.5ed. Lippincott William & wilkim.
2016
1271112S0002

42

Anda mungkin juga menyukai