Anda di halaman 1dari 33

Hemodialisis

Ns. Megawati, M.Kep., Sp.Kep.M.B


Ginjal Normal
Hemodialisis
Kontraindikasi Hemodialisis
Indikasi Hemodialisis •Akses vaskuler sulit,
•Pasien CKD Stage V •Hemodinamik tidak stabil
•Akut Kidney Injury : Perlu dilakukan •Gangguan kekentalan darah
HD •Penyakitalzheimer
• enselofati

Prosedur Hemodialisis
•HD darurat/emergency
•HD persiapan/preparative,
•HD kronik/regular
TUJUAN
HEMODIALISIS

• Membuang produk metabolisme protein: urea,


kreatinin, asam urat
• Membuang kelebihan air.
• Mempertahankan sistem buffer tubuh.
• Mempertahankan atau mengembalikan kadar elektr
olit tubuh.Memperbaiki status kesehatan pasien
PRINSIP KERJA
HEMODIALISIS

Difusi
Toksik dan limbah di dalam darah dialihkan melalui proses difusi. Melalui proses
bergeraknya darah yang berkosentrasi tinggi ke cairan dialisat yang berkonsentrasi lebih
rendah.

Osmosis
Air yang berlebih dikeluarkan melalui proses osmosis. Keluarnya air dapat diatur dengan
menciptakan gradien tekanan. Air bergerak dari tekanan yang lebih tinggi (tubuh) ketekanan
yang lebih rendah (cairan dialisat).

Ultrafiltrasi
Peningkatan gradien tekanan dengan penambahan tekanan negatif yang biasa disebut
ultrafiltrasi pada mesin dialysis. Tekanan negatif diterapkan pada alat ini. Untuk
meningkatkan kekuatan penghisap pada membrane dan memfasilitasi pengeluaran air.
Kekuatan ini diperlukan hingga mencapai keseimbangan cairan
Cara Kerja Hemodialisa
PARAMETER KEBERHASILAN
HEMODIALISIS

• Pasien mencapai BB kering.


• BB terendah yang dapat dicapai oleh pasien
• BB yang dapat ditoleransi oleh pasien tanpa cairan
berlebih, hipotensi, mual, muntah
• BB tanpa kelebihan cairan yang terbentuk pasca tindakan
dialisis atau berat terendah yang aman dicapai pasien
setelah dilakukan dialisis.
• Pasien makan dengan diet normal.
• Kadar Hb ≥ 10 g/dl.
• Tekanan darah normal
Interdialytic Weight Gain (IDWG)

• Kelebihan cairan diantara dua waktu dialysis


• IDWG yang dapat ditoleransi oleh tubuh adalah tidak lebih dari 3% dari
berat kering
• Ringan : 3%, Sedang : 4-6%, Berat : > 6%
• Peningkatan volume cairan yang dimanifestasikan dengan peningkatan
berat badan sebagai dasar untuk mengetahui jumlah cairan yang masuk
selama periode interdialitik (diantara dua sesi dialisis).

IDWG diukur dengan cara menghitung berat badan


pasien setelah (post) HD pada periode hemodialisis
IDWG = BB Pre- BB Post X 100 % pertama (pengukuran I). Periode hemodialisis kedua,
BB Post berat badan pasien ditimbang lagi sebelum (pre) HD
(pengukuran II), selanjutnya menghitung selisih antara
pengukuran II dikurangi pengukuran I dibagi
pengukuran II dikalikan 100%.
Faktor Peningkatan IDWG

• Intake Cairan
• Rasa Haus Edukassi
• Dukungan sosial/ Keluarga
• Self Efficacy
Pasien &
• Stress Keluarga
Asuhan Keperawatan
Pendekatan Teori Keperawatan Roy’S
•Informasi Umum
•Keluhan Utama :
• Sindrom uremia
• Mual, muntah, perdarahan GI.
• Pusing, nafas kusmaul, koma.
• Perikarditis, cardiac aritmia
• Edema, gagal jantung, edema paru
• Hipertensi, Hipotensi
• Kram, pruritus, gangguan tidur, rest leg syndrome
•Riwayat kesehatan saat ini
•Riwayat Kesehatan sebelumnya
•Riwayat kesehatan keluarga
Pemeriksaan fisik
• Adaptasi Fisiologis
• Oksigenasi dan sirkulasi
• TD pre HD, HR, RR, akral hangat, CRT < 3 detik, pengembangan dinding dada, penggunaan otot bantu nafas.
• Nutrisi
• Penurunan nafsu makan,mual, muntah, konjungtiva anemis, . BB pre HD, Berat badan kering 65 Kg. Pembatasan cairan.
Hasil pemeriksaan laboratorium
• Eliminasi
• Pola BAB, Pola BAK
• Aktivitas dan istirahat
• Keluhan kelemahan, gangguan pola tidur, aktivitas rutin yang dilakukan
• Proteksi
• Suhu, Akses HD, Kondisi akses, nyeri , tanda- tanda infeksi.
• Cairan dan elektrolit
• Intake cairan per 24 jam, peningkatan BB, edema
• Penginderaan
• Fs. penglihatan, refleks cahaya, ketajaman normal, lapang pandang normal. Fs. pendengaran, Fs. Penciuman, Fs. peraba .
• Neurologi
• Kesadaran composmentis, GCS
• Endokrin
• Riwayat DM, Hiperthiroid, Nilai laboratorium
Pemeriksaan fisik
• Mode Konsep Diri
• Physical Self
• Bagaimana seseorang memandang dirinya berhubungan dengan
sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya.
• Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat merasa kehilangan,
seperti setelah operasi, amputasi atau hilang kemampuan
seksualitas.
• Personal Self
• Berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral- etik dan spiritual
diri orang tersebut.
• Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal
yang berat dalam area ini.
Pemeriksaan fisik
• Mode fungsi peran
• Mengidentifikasi tentang pola interaksi social seseorang berhubungan
dengan orang lain akibat dari peran ganda.
• Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya
dimasyarakat sesuai kedudukannya
• Mode interdependensi
• Mengidentifikasi pola nilai-nilai manusia, kehangatan, cinta dan
memiliki. Proses tersebut terjadi melalui hubungan interpersonal
terhadap individu maupun kelompok.
• Keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam
menerima sesuatu untuk dirinya.
• Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai
ekstrim, yaitu memberi dan menerima.
Diagnosa Keperawatan

• Volume Cairan, Kelebihan, Risiko Tinggi Terhadap


• Kekurangan Volume Cairan, Risiko Tinggi Terhadap
• Gangguan Nutrisi
• Cedera, Resiko Tinggi Terhadap, Kehilangan Akses Vaskuler
• Kelemahan
• Ganggguan Pola Tidur
• Nyeri
• Resiko Gangguan Psikososial
Intervensi Keperawatan

•Manajemen Cairan : Pembatasan cairan, edukasi, HD


•Manajemen Nutrisi
•Manajemen Pain
•Control Infection
•Control Activity
•Sleep Pattern
•Support & Coping individu & Family
Evaluasi

• Respon pasien pasca HD


• Pencapaian adekuasi HD
• Hemodinamik
• Rasa Nyaman
• Reedukasi: Sesuai kebutuhan pasien
Persiapan Hemodialisis
• Persiapan pasien
Surat dari dokter penanggung jawab Ruang HD untuk tindakan HD (instruksi dokter)
Apabila pasien berasal dari luar RS ( traveling ) disertai dengan surat traveling dari RS
asal.
Identitas pasien dan surat persetujuan tindakan HD
Riwayat penyakit yang pernah diderita (penyakit lain)
Keadaan umum pasien
• Keadaan psikososial
Keadaan fisik (ukur TTV, BB, warna kulit, extremitas edema +/-)
Data laboratorium: darah rutin,GDS,ureum, creatinin, HBsAg, HCV, HIV, CT, BT
Pastikan bahwa pasien benar-benar siap untuk dilakukan HD
• Persiapan Mesin
Persiapan Mesin
• Listrik
Air yang sudah diubah dengan cara:
Filtrasi
Softening
Deionisasi
Reverse osmosis
• Sistem sirkulasi dialisat
Sistem proporsioning
Acetate / bicarbonate
• Sirkulasi darah
Dializer / hollow fiber
Priming
Persiapan Alat
• Dialyzer • Kassa steril
Transfusi set Pengalas
Sarung tangan
Normal saline 0.9% Mangkok kecil
AV blood line Desinfektan (alkohol)
AV fistula Klem
Spuit Matkan
Heparin Timbangan
Tensimeter
Termometer
Plastik
Perlak kecil
Setting & Priming
• Setting dan priming
Mesin dihidupkan
Lakukan setting dengan cara: keluarkan dialyzer dan AV blood line dari
bungkusnya, juga slang infus / transfusi set dan NaCl (perhatikan
sterilitasnya)
Sambungkan normal saline dengan set infus, set infus dengan selang
arteri, selang darah arteri dengan dialyzer, dialyzer dengan selang darah
venous
Masukkan selang segmen ke dalam pompa darah, putarlah pump dengan
menekan tombol tanda V atau Λ (pompa akan otomatis berputar sesuai
arah jarum jam)
Bukalah klem pada set infus, alirkan normal saline ke selang darah arteri,
tampung cairan ke dalam gelas ukur. setelah selang arteri terisi normal
saline, selang arteri diklem
Priming
• Lakukan priming dengan posisi dialyzer biru (outlet) di atas dan merah (inlet) di bawah
Tekan tombol start pada pompa darah, tekan tombol V atau Λ untuk menentukan angka yang diinginkan (dalam
posisi priming sebaiknya kecepatan aliran darah 100 rpm)
Setelah selang darah dan dialyzer terisi semua dengan normal saline, habiskan cairan normal sebanyak 500 cc
Lanjutkan priming dengan normal saline sebanyak 1000 cc. Putarlah Qb dan rpm
Sambungkan ujung selang darah arteri dan ujung selang darah venous
Semua klem dibuka kecuali klem heparin
Setelah priming, mesin akan ke posisi dialysis, start layar menunjukkan “preparation”, artinya: consentrate dan
RO telah tercampur dengan melihat petunjuk conductivity telah mencapai (normal: 13.8 – 14.2). Pada keadaan
“preparation”, selang concentrate boleh disambung ke dialyzer
Lakukan sirkulasi dalam. Caranya: sambung ujung blood line arteri vena
a) Ganti cairan normal saline dengan yang baru 500 cc
b) Tekan tombol UFG 500 dan time life 10 menit
c) Putarlah kecepatan aliran darah (pump) 350 rpm
d) Hidupkan tombol UF ke posisi “on” mesin akan otomatis melakukan ultrafiltrasi (cairan normal saline akan
berkurang sebanyak 500 cc dalam waktu 10 menit
e) Setelah UV mencapai 500 cc, akan muncul pada layar “UFG reached” artinya UFG sudah tercapai
• Pemberian heparin pada selang arteri
Berikan heparin sebanyak 1500 unit sampai 2000 unit pada selang arteri. Lakukan sirkulasi selama 5 menit
agar heparin mengisi ke seluruh selang darah dan dialyzer, berikan kecepatan 100 rpm
• Dialyzer siap pakai ke pasien
Sambil menunggu pasien, matikan flow dialisat agar concentrate tidak boros
Pelaksanaan Hemodialisis
1. Tentukan tempat punksi atau periksa tempat shunt
2. Alasi dengan perlak kecil dan atur posisi
3. Bawa alat-alat dekat dengan tempat tidur pasien (alat-alat steril
dimasukkan ke dalam bak steril)
4. Cuci tangan, bak steril dibuka, memakai sarung tangan
5. Beritahu pasien bila akan dilakukan punksi
6. Pasang pengalas steril, sebelumnya desinfeksi daerah yang akan dipunksi
dengan swab alkohol
7. Ambil fistula dan puncti outlet terlebih dahulu. Bila perlu lakukan anestesi
lokal, kemudian desinfeksi
8. Punksi inlet dengan cara yang sama, kemudian difiksasi
1. Sebelum dilakukan punksi dan memulai hemodialisa, ukur tanda-tanda vital dan berat badan
pre hemodialisa
Setelah selesai punksi, sirkulasi dihentikan, pompa dimatikan, ujung AV blood line diklem
2. Lakukan reset data untuk menghapus program yang telah dibuat, mesin otomatis
menunjukkan angka nol (0) pada UV, UFR, UFG dan time left
3. Tentukan program pasien dengan menghitung BB datang – BB standar + jumlah makan saat
hemodialisa
4. Tekan tombol UFG = target cairan yang akan ditarik
5. Tekan tombol time left = waktu yang akan diprogram
6. Atur concentrate sesuai kebutuhan pasien (jangan merubah Base Na + karena teknisi sudah
mengatur sesuai dengan angka yang berada di gallon. Na = 140 mmol)
7. Tekan tombol temperatur (suhu mesin = 36 C – 37 C)
8. Buatlah profil yang sesuai dengan keadaan pasien
9. Berikan kecepatan aliran darah 100 rpm
10.Menyambung selang fistula inlet dengan selang darah arteri
• Matikan (klem) selang infus
Sambungkan selang arteri dengan fistula arteri (inlet)
Masing-masing kedua ujung selang darah arteri dan fistula di-swab dengan
kassa betadine sebagai desinfektan
Ujung selang darah venous masukkan dalam gelas ukur
Hidupkan pompa darah dan tekan tombol V atau Λ 100 rpm
Perhatikan aliran cimino apakah lancar, fixasi dengan micropore. Jika aliran
tidak lancar, rubahlah posisi jarum fistula
Perhatikan darah, buble trap tidak boleh penuh (kosong), sebaiknya terisi ¾
bagian
Cairan normal saline yang tersisa ditampung dalam gelas ukur namanya
cairan sisa priming
Setelah darah mengisi semua selang darah dan dialyzer, matikan pompa
darah
• Menyambung selang darah venous dengan fistula outlet
Sambung selang darah venous ke ujung AV fistula outlet (kedua
ujungnya diberi kassa betadine sebagai desinfektan). Masing-
masing sambungan dikencangkan)
Klem pada selang arteri dan venous dibuka, sedangkan klem infus
ditutup
Pastikan pada selang venous tidak ada udara, lalu hidupkan pompa
darah dari 100 rpm sampai dengan yang diinginkan
Tekan tombol UF pada layar monitor terbaca “dialysis”
Selama proses hemodialisa ada 7 lampu hijau yang menyala
(lampu monitor, on, dialysis start, pompa, heparin, UF dan Flow)
• Rapikan peralatan
Dokumentasi Intradialytic
• Akses vascular : AV Fistula, CDL, Femoral
• Kondisi : Infeksi tidak ada, Aneurisma ; tidaka ada, Thrill : Kuat, Bruit :
Kuat
• Mesin HD : B Braun
• Dialisat : High calcium ( Ca > 1,3 mmol/ L), Suhu : 37 oC
• Dialiser : Lo PS 15, Low Flux
• Lama HD : 5 Jam
• Ultra Filtration Goal : 4500 ml. Quick Blood : 280 ml/menit
• Heparin regular: Bolus awal : 2000 iu, Kontinyu : 3000 iu
Monitoring Intradialytic
  Pre HD Mulai HD Jam 1 Jam 2 Jam 3 Jam 4 Jam 5 Post
HD
Jam 07.50 08.00 09.20 10.20 11,30 12.30 13.00
Keluhan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Pasien tidur Tidak ada Tidak ada Tidak ada lemah

BB ( kg) 68.9 65.4


Kesadaran Alert Alert Alert Alert Alert Alert
Tekanan darah 164/80 176/87 185/95 158/92 150/92 125/90
Nafas/Nadi 18/60 18/62 18/72 18/73 19/72 18/72
Suhu 36 oC 36 oC
Qb ( ml.menit) 280 280 280 280 150
Qd ( ml.menit) 500 500 500 500 500
Tekanan vena 179 190 182 184 170
( mmHg)
TMP (mmHg) 144 145 148 152 150
Volume yang ditarik ( /4500 1601/4500 2160/4500 3631/4500 4500 4500
Ml)
Keterangan
Terminasi Hemodialisia
• Persiapan alat untuk mengakhiri hemodialisis
• Tempat sampah kuning
• Safety Box
• Kassa steril
• Alkohol swab
• Sarung tangan tidak steril
• Perban gulung
• Band aid (pelekat)
• Gunting
• Nebacetin powder antibiotic
• Thermometer
• Micropore
• Pelaksanaan
Perawat mencuci tangan
Perawat memakai sarung tangan
Mesin menggunakan UFG reached = UFG sudah tercapai (angka UV = angka UF)
Jika proses hemodialisa sudah selesai, posisi mesin akan terbaca “Reinfusion”
Sebelum 5 menit selesai, pasien diobservasi tanda-tanda vital
Kecilkan kecepatan aliran darah (pompa darah) sampai 100 rpm lalu matikan
Klem pada fistula arteri dan selang darah arteri
Cabutlah fistula outlet (venous), tekan bekas tusukan dengan kassa betadine, tutuplah bekas
tusukan dengan kassa betadine
Bilaslah fistula, selang darah dan dializer dengan normal saline secukupnya sampai bersih dan
gunakan kecepatan aliran darah 100 rpm
Cabutlah fistula outlet (venous), tekan bekas tusukan dengan kassa betadine
ika tidak ada darah bekas tusukan, maka berilah nebacetin powder dan tutuplah bekas tusukan
dengan Band Aid (K/p dibalut dengan perban gulung)
Berilah fixasi dengan micropore pada perban gulung
• Observasi tanda-tanda vital pasien

Kembalikan alat-alat ke tempat semula


Perawat melepas sarung tangan
Perawat mencuci tangan
Persiapan Pulang
• Perencanaan pulang (Discharge Planning)
• Hari dan tanggal HD berikut :
• Edukasi : Pembatasan Cairan
• Rencana pemeriksaan penunjang : Tidak ada

Anda mungkin juga menyukai