Hemothorax
Hemothorax
Asuhan Keperawatan
Gawat Darurat Kardiovaskuler
Definisi Hemothorax
• Hemothorax adalah kondisi yang terjadi ketika ada darah
pada rongga pleura, yang terletak di antara dinding dada
dan paru. Penumpukan volume darah ini memberikan
tekanan yang cukup besar pada paru sehingga akhirnya
membuat kerja paru menjadi terhambat dan bermasalah
Patofisiologi
• Tujuan utama tatalaksana dari hematoraks adalah untuk
menstabilkan hemodinamik pasien, menghentikan
perdarahan dan mengeluarkan darah serta udara dari
rongga pleura. Apabila penanganan pada
kasushematotoraks tidak dilakukan segera maka kondisi
pasien dapat bertambah buruk karena akan terjadi
akumulasi darah di rongga thoraks yang menyebabkan
paru-paru kolaps dan mendorong mediastinum serta
trakea ke sisiyang sehat, sehingga terjadi gagal napas dan
meninggal,
• Nilai BGA
Hipoksemia mungkin disertai hiperkarbia yang menyebabkanasidosis
respiratori.Saturasi O2 arterial mungkin menurun pada awalnya tetapi biasanya
kembali ke normal dalam waktu 24 jam. PaCO2 kadang-kadang menurun, PaO2
normal / menurun.
• Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru
yang tidak maksimal karena akumulasi cairan. ( D.0005 )
• Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan sekresi sekret dan batuk sekunder akibat nyeri
dan keletihan.( D.0001 )
• Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
( trauma ). (D.0077)
• Hipovolume berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
( D.0023 )
Diagnosa Keperawatan
SLKI
1. Diagnosa pola napas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru yang tidak
maksimal karena akumulasi cairan (D.0005)
• Ekspektasi : Membaik
• Kriteria Hasil :
• Venstilasi semenit (5) : Meningkat
• Kapasitas vital (5) : Meningkat
• Tekanan espirasi (5) : Meningkat
• Dispnea (5) : Menurun
• Penggunaan otot bantu napas (5) : Menurun
• Pernapasan cuping hidung (5) : Menurun
• Frekuensi napas (5) : Membaik
2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi sekret
dan batuk sekunder akibat nyeri dan keletihan (D.0001)
• Ekspektasi : Meningkat
• Kriteria Hasil :
• Batuk efektif (5) : Meningkat
• Produksi sputum (5) : Menurun
• Mengi (5) : Menurun
• Dispnea (5) : Menurun
• Gelisah (5) : Menurun
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ( trauma ). (D.0077)
• Ekspektasi : Menurun
• Kriteria Hasil :
• Keluhan Nyeri (5) : Menurun
• Meringis (5) : Menurun
• Gelisah (5) : Menurun
• Kesulitan tidur (5) : Menurun
• Frekuensi nadi (5) : Membaik
• Pola napas (5) : Membaik
• Pola tidur (5) : Membaik
4. Hipovolume berhubungan dengan kehilangan cairan aktif. ( D.0023 )
• Ekspektasi : Membaik
• Kriteria Hasil :
• Kekuatan nadi (3) : Sedang
• Turgor kulit (5) : Meningkat
• Keluhan haus (5) : Menurun
• Konsentrasi urin (5) : Menurun
• Frekuensi nadi (5) : Membaik
• Tekanan darah (5) : Membaik
• Tekanan nadi (5) : Membaik
• Kadar Hb (5) : Membaik
• Intake cairan (5) : Membaik
• Suhu tubuh (5) : Membaik
SIKIDiagnosa pola napas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru yang tidak
maksimal karena akumulasi cairan (D.0005)
Manajemen jalan napas
• Observasi
• Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, dan usaha napas)
• Monitor bunyi napas (mis gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)
• Monitor sputum
• Terapeutik
• Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma
servikal)
• Posisikan semi-fowler atau fowler
• Berikan minum hangat
• Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
• Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
• Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
• Keluarkan sumbatan benda padat jika perlu
• Edukasi
• Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
• Ajarkan teknik batuk efektif
• Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi sekret
dan batuk sekunder akibat nyeri dan keletihan (D.0001)
Latihan batuk efektif
• Observasi
• Identifikasi kemampuan batuk
• Monitor adanya retensi sputum
• Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas
• Monitor input dan output cairan (mis. Jumlah dan karakteristik)
• Terapeutik
• Atur posisi semi-fowler atau fowler
• Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
• Buang sekret pada tempat sputum
• Edukasi
• Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
• Anjurkan tarik napas dalam melalui lubang hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 detik,
kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik
• Anjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga 3 kali
• Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ke-3
• Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika perlu
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ( trauma ). (D.0077)
• Manajemen nyeri
• Observasi
• Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
• Identifikasi skala nyeri
• Identifikasi respon nyeri non verbal
• Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
• Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
• Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
• Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup
• Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
• Monitor efek samping penggunaan analgetik
• Terapeutik
• Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
• Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
• Fasilitasi istirahat dan tidur
• Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
• Edukasi
• Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
• Jelaskan strategi meredakan nyeri
• Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
• Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
• Ajarkan teknik nonfamakologis untuk mengurangi rasa nyeri
• Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian analgetik bila perlu
Hipovolume berhubungan dengan kehilangan cairan aktif. ( D.0023 Manajemen
hipovolemia
• Observasi
• Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba
lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun,
membran mukosa kering, volume urine menurun, hematokrit meningkat, haus, lemah)
• Monitor intake dan output cairan
• Terapeutik
• Hitung kebutuhan cairan
• Berikan posisi modified tredelenburg
• Berikan asupan cairan oral
• Edukasi
• Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
• Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. NaCl, RL)
• Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. Glukosa 25%, NaCl 0.4%)
• Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. Albumin, plasmanate)
• Kolaborasi pemberian produk darah