Anda di halaman 1dari 19

Perkembangan & Pembangunan

di Silla Bersatu
Penyatuan Korea Bersatu
• Pertengahan abad ke-6, Silla
mengambil alih wilayah Sungai Han.
• Goguryeo dan Baekje bersekutu
melawan Silla, sedangkan Jepang
menjadi sekutu Baekje.
• Menghadapi situasi ini, Silla
bersekutu dengan Kekaisaran T’ang
Cina.
• Kekuatan Silla dan T’ang Cina
terlalu kuat bagi Baekje.
• Pada tahun 660 Baekje jatuh
• Kemudian pasukan Silla dan
Cina berbalik melawan Goguryeo.
• Pada tahun 668 Goguryeo Jatuh.
• Persekutuan Silla-T’ang Cina berakhir
saat Cina menolak meninggalkan Korea
setelah menghancurkan Goguryeo.
• Silla mendapatkan dukungan dari bekas
wilayah Baekje dan Goguryeo dan
berhasil melawan pasukan Cina.
• Akhirnya Silla menyatukan Korea
• Kenyataan menunjukkan kemampuan Silla
untuk mempertahankan kemerdekaan,
menyatukan wilayah Korea, dan
mengalahkan Cina memberikan arti yang
signifikan.
• Kemampuan Silla menyatukan bangsa
Korea memungkinkan bangsa Korea
memelihara dan mempertahankan serta
memajukan kehidupan sosial dan
budayanya secara mandiri.
Politik & Masyarakat Silla Bersatu
• Silla membangun kembali sistem organisasi kerja
sama dan bertujuan mengelola wilayah kerajaan
dengan membentuk pemerintahan yang lebih
baik.
• Silla mengadaptasi sistem dan budaya
Kekaisaran T’ang dan memadukannya dengan
sistem dan tradisional Korea yang bertujuan
menciptakan peradaban baru.
• Pada abad ke-8 dasar negara yang kuat dan
rakyat yang homogen terwujud dan budaya
nasional berkembang.
• Silla berusaha menciptakan
perdamaian dengan negara-
negara tetangganya.
• Pengiriman utusan ke kaisaran
T’ang Cina dan menjalin
hubungan persahabatan dengan
Cina.
• Banyak pelajar dan biksu dikirim
ke Cina.
• Setelah mendapat pendidikan di Cina,
mereka kembali ke Silla membawa
budaya T’ang.
• Memberikan kontribusi banyak terhadap
kemajuan ekonomi, budaya, dan sosial di
Silla.
• Keseimbangan kekuatan yang dibangun
antara Silla, Barhae, T’ang Cina dan
Jepang di Timur Laut Asia mampu
menciptakan perdamaian selama
beberapa periode.
• Kekuatan kerajaan semakin kuat dan birokrasi
pemerintahan pusat menjadi lebih efisien.
• Pengadaptasian hukum baru meningkatkan
sistem hukum dengan pendirian kota-kota
bagian dan sejumlah pemerintahan lokal serta
pos-pos militer di seluruh wilayah kerajaan.
• Pemerintahan Silla menerapkan ajaran
Konfusian. Perubahan politik signifikan terjadi
pada saat klan Park menggantikan klan Kim
yang memerintah kerajaan pada abad ke-7.
• Struktur sosial masyarakat Korea terintegrasi, di
mana kaum bangsawan memegang peranan
penting dalam kehidupan sosial.
• Rakyat kelas menengah menggarap tanah milik
tuan tanah.
• Rakyat kelas bawah terlibat dalam berbagai
kerja produksi, mendukung kehidupan mewah
kaum bangsawan dengan menjadi petani
penggarap.
• Kaum bangsawan bebas pajak, rakyat kelas
menengah dan bawah dibebani pembayaran
pajak.
• Abad ke-8, di Kyongju tumbuh kota
metropolitasn dengan jumlah lebih dari
180.000 keluarga serta 1 juta penduduk.
• Penggunaan teknologi untuk memproduksi
sutra dan bahan sandang lainnya, artefak
emas dan perak, besi serta peralatan
berlapis glasir lainnya meningkat.
• Silla mengekspor barang-barangnya ke
Cina, Jepang dan negara lainnya.
Kebudayaan Silla Bersatu
• Kehidupan sosial dan pertumbuhan
ekonomi yang stabil menjadikan Silla
mengembangkan kebudayaannya yang
cemerlang.
• Silla memadukan kebudayaannya dengan
kebudayaan Baekje dan Goryeo serta
mengadaptasi kebudayaan T’ang.
• Abad ke-9 dan 10 ajaran Buddha
mencapai masa keemasan dalam sejarah
Korea.
• Ajaran Buddha mengakar dalam di tanah
Korea dan mempunyai penganut dari
berbagai kalangan.
• Sejumlah kuil Buddha dibangun selama
masa keemasan Buddha, antara lain Kuil
Pulguk, Haein, Pusok dan Hwaom.
• Teknik percetakan dikembangkan untuk
mencetak kitab-kitab ajaran Buddha dan
Konfusian.
Keruntuhan Silla
• Kekaisaran Silla akhirnya hancur setelah
perselisihan tingkah laku kaum bangsawan
• Kaum bangsawan hidup bermewah-mewahan
sementara pajak tinggi dibebankan pada rakyat
biasa.
• Munculnya perselisihan sosial menyebabkan
moral menurun, pengaruh dan wibawa
pemerintah menurun
• Tahun 935, raja terakhir Silla menyerah kepada
Goryeo, yang mendirikan kerajaan baru pada
tahun 918.
Berdirinya Kerajaan Goryeo
• Jenderal Wang Kon mendirikan dinasti baru pada tahun
918.
• Ia menamakannya Goryeo, menjadi pertanda
perganantian dari Goguryeo, yang dikenal oleh dunia
Barat sebagai Korea (Corea).
• Dinasti Goryeo bertahan hingga tahun 1392.
• Wang Kon (T’aejo) dan penggantinya membangun pola
birokrasi peninggalan pemerintahan Cina yang pernah
menduduki Korea.
• Ia membagi kerajaan menjadi beberapa provinsi,
prefektur, subprefektur, distrik dan unit-unit administratif
kecil lainnya.
• Basis militer dan pos-pos penjagaan dibangun di seluruh
negeri, pertahanan depan ditingkatkan.
• Seluruh kerajaan diperintah oleh birokrat untuk pertama
kalinya
• Tahun 958, sistem ujian pegawai negeri Cina diterapkan
untuk menyeleksi pegawai negeri.
• T’aejo menerapkan persatuan dan harmoni sebagai
prinsip kebijakan dalam pembangunan kerajaannya.
• Ia melakukan pendekatan damai dengan raja terakhir
Silla serta membujuknya untuk menyerah kepada
Goryeo secara damai pada tahun 935.
• Kaum menengah ke bawah terdiri atas
petani yang mengerjakan lahan pertanian
milik kaum bangsawan, seniman dan
pedagang.
• Di bawah rakyat kelas menengah ada
rakyat kelas bawah terdiri dari budak
negara atau budak milik perorangan.
• Budak-budak diperjual belikan dan anak-
anak yang terlahir dari keluarga budak
otomatis menjadi budak juga.
• Kaum bangsawan memerintah kerajaan
secara turun temurun.
• Pejabat kerajaan terdiri atas keluarga
bangsawan dan kerabat besar kerajaan
yang dibagi atas pejabat kelas atas dan
bawah yang memegang fungsi
pemerintahan kecil.
• Di bawah kaum bangsawan ada kaum
menegah yang disebut yangmin atau
“rakyat yang patuh”, mereka membayar
pajak dan menjadi pengabdi militer.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai