Anda di halaman 1dari 36

AMELOBLASTOMA MANDIBULA DEXTRA

Penguji : dr. Jan Siauta, Sp.B(K).Onk

Oleh : Anisa Ananda


Aryoko Patoding
Chindy Lay
Hudzon
PENDAHULUAN
• Ameloblastoma nama lain
Ameloblastoma adamantinoma
• merupakan neoplasma
odontogenik yang berasal dari
sisa epitel dental lamina
• umumnya terjadi pada usia 20-
50 tahun dan ditemukan bahwa
80% kasus ameloblastoma
terjadi di daerah mandibula
dibanding maksila. 60% terjadi
di regio molar dan ramus, 15%
di regio premolar dan 10% di
regio simpisis, serta 20% pada
maksila
LAPORAN KASUS
+ IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. A.Y


Umur : 17 tahun
Jenis kelamin : laki - laki
Agama : Kristen
Pekerjaan : Siswa
Alamat : MAPI
Tanggal masuk RS : 18-09-2018
Ruang rawat : Ruangan Bedah Pria
Anamnesa

RIWAYAT PENYAKIT
KELUHAN UTAMA SEKARANG
Bengkak pada pipi
sebelah kanan  Bengkak pada pipi sebelah kanan ± 1 thn yl
 awalnya pasien sering mengeluhkan sakit
gigi, disertai bengkak yang hilang timbul
setiap bulannya
Bengkak berisikan cairan putih, nyeri (-)
ketika masih bengkak nyeri (+), gigi
berlubang (+) pada molar 2 & 3, susah
mengunyah (+), sikat gigi 1x sehari
pasien sempat berobat ke dokter gigi
diberikan obat, sempat membaik kemudian
keluhan muncul lagi

 
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama (+).
Riwayat gigi berlubang (+), riwayat cabut gigi (-)
Riwayat trauma (-)

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


DISANGKAL

RIWAYAT SOSIAL EKONOMI


 Riwayat merokok (-), riwayat konsumsi beralkohol (-), riwayat
konsumsi makan pinang (+)
Pemeriksaan Fisik

Status Generalis
Keadaan Umum   : Tampak Sakit
Kesadaran            : Compos mentis Kepala / Leher : Normochepal,
Tanda Vital            : konjungtiva anemis (+/+), pupil
T: 110/70  mmHg             isokor, R cahaya +/+
N: 68 x/menit Pembesaran KGB (-), struma (-),
RR: 20x/menit deviasi trakhea (-)
Suhu : 36,8oC (Axilla)  
Hidung : tidak ada secret
Gigi : terdapat adanya caries pada
molar 2,3 dextra

8
Lanjutan … (1)

Cor :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Status Generalis Palpasi : Ictus cordis teraba ICS V 1-2 cm media
linea midclavicula sinistra
Pulmo Dextra Sinistra Perkusi : Batas atas : ICS II linea parasternal kiri
Batas kanan bawah : ICS V linea sternalis kanan
Batas pinggang jantung : ICS III linea parasternal kiri
Batas kiri bawah : ICS V 1-2 cm media linea
Ins Simetris statis dinamis Simetris statis dinamis midclavicula sinistra
Pal Stem fremitus ka = ki Stem fremitus ka = ki Konfigurasi jantung : normal
Per Sonor seluruh lapang paru Sonor seluruh lapang paru Auskultasi : BJ I-II normal, gallop (-) murmur (-)
Aus SD Vesikuler, Ronki (-), SD Vesikuler, Ronki (-),
Wheezing (-) Wheezing (-)

The Power of PowerPoint | 9


thepopp.com
Lanjutan … (2)

Status generalis Status Lokalis


Abdomen :
Inspeksi : Perut datar (+), Regio submandibula dextra
Auskultasi : Peristaltik (+) • Inspeksi : tampak warna kulit sama
normal, dengan
Palpasi : Nyeri tekan (+), kulit sekitarnya. tampak benjolan di
hepatomegali (-), submandibula dextra dengan ukuran 6
splenomegali (-) cm
Perkusi : Pekak sisi (-), pekak Ulkus tidak ada, darah tidak ada
alih (- ), tympani (+)

Pada bagian dalam mulut, puss (+), ulkus (-),


Ekstremitas : akral hangat, CRT < darah (-), caries gigi (+)
2”, ulkus (-), udem (-/-)

• Palpasi : teraba benjolan padat, kenyal, 10


batas tidak tegas, tidak mobile. Nyeri tekan
Diagnosis banding :
- impaksi Gigi
- kista odontogenik

Planing :
-MRS
Cek Laboratorium Medikamentosa :
-- Foto Phanoramik Bethadine kumur
-- foto skull Oral hygene
-- foto thoraks
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium 16-09-2018

Hb 10,2 g/DL

Ht 45,5 %

Leukosit 8.78/mm3

Trombosit 259.000/mm3

SGOT/SGPT
19,5 /16,9
Lanjutan … (3)

HASIL FOTO THORAX

The Power of PowerPoint | 13


thepopp.com
SKULL FOTO

The Power of PowerPoint | 14


thepopp.com
Diagnosa Kerja

Ameloblastoma dextra

•Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Darah Lengkap, PT APTT


Penatalaksanaan
MEDIKAMENTOSA

IVFD RL 1500 CC / 24 JAM

Pro
hemikmandibulekto
mi

Bethadine kumur

The Power of PowerPoint | 16


thepopp.com
Prognosis

Quo ad vitam : Dubia ad bonam


Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam

The Power of PowerPoint | 17


thepopp.com
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
• Ameloblastoma nama lain
adamantinoma
• merupakan neoplasma
odontogenik yang berasal dari
Ameloblastoma sisa epitel dental lamina
• umumnya terjadi pada usia 20-
50 tahun dan ditemukan bahwa
80% kasus ameloblastoma
terjadi di daerah mandibula
dibanding maksila. 60% terjadi
di regio molar dan ramus, 15%
di regio premolar dan 10% di
regio simpisis, serta 20% pada
maksila
• Tumor jinak rongga mulut yang
berasal dari jaringan organ
enamel yang tidak menjalani
diferensiasi membentuk enamel.
• Tumor jinak odontogen, yaitu
ameloblastoma tumor yang berasal dari sel
epitelial odontogenik.
• Pertumbuhannnya lambat,
secara lokal invasif dan sebagian
besar tumor ini bersifat jinak.

21
Etiologi

1 Sisa sel dari enamel organ atau sisa-sisa dental lamina

2 Sisa-sisa dari epitel Malassez

Epitelium dari kista odontogenik, terutama kista dentigerous dan


3
odontoma
Basal sel dari epitelium permukaan dari tulang rahang
Sel basal mukosa oral, hasil dari invaginasi sel basal epitel tulang rahang
4
yang sedang berkembang

Sisa epitel serres pada gingival


5 Epitel heterotropik dari bagian tubuh yang lain terutama kelenjar hipofisis
(pituitari) yang bermigrasi ke rahang
Klasifikasi
ameloblastoma
Ameloblastoma
multikistik (solid) • Pada penderita lanjut usia
• Laki-laki dan perempuan
• Perkembangan lambat
• Asymptomatis
• Pembesaran tumor 
ekspansi rahang tidak sakit
dan tidak disertai parastesia
• 85% pada mandibula
daerah ramus ascendens
(regio molar)
• 15% pada region posterior
maksila
Gambaran radiolusen berbentuk
skallop tidak teratur
Ameloblastoma
Unikistik
• Umumnya pada usia muda
• 90% didapatkan pada
mandibula  region
posterior
• Asymptomatik
• Menimbulkan
pembengkakan pada rahang
• Pertumbuhan lambat
• Lokalis

Tampak gambaran radiolusen


berbatas jelas mengelilingi
mahkota gigi yang tidak erupsi
• Muncul dari sisa-sisa epitelial
odontogen di bawah mukosa

Ameloblastoma Rongga mulut atau dari epitel


basal.

ekstraosseus/ •

Symptomatis
Bertangkai
periferal • Ulserasi atau berupa lesi mukosa
alveolar/ berupa gingiva
peduculated.
• Diameter lesi < 1,5 cm
• Ditemukan pada pasien usia lanjut
• Sering ditemukan pada gingiva
posterior/ mukosa alveolar, sering
terjadi pada mandibula.
• Perubahan menjadi ganas jarang
terjadi

Tampak radiolusen,
permukaan tulang
alveolar sedikit erosi
Patofisiologi

INISIASI kontak pertama sel normal


dengan zat Karsinogen yang
memancing sel normal tersebut
menjadi ganas

PROMOSI sel yang terpancing tersebut


membentuk klon melalui
pembelahan (poliferasi)

PROGRESI sel yang telah mengalami


poliferasi mendapatkan satu
atau lebih karakteristik
neoplasma ganas
Gambaran klinis

Tahap awal Tahap lanjutan


 Pada tahap yang sangat awal, - Ada rasa sakit didalam atau
riwayat pasien asimtomatis sekitar gigi
 Tulang keras dan mukosa - Gigi tetangga dapat goyang
diatasnya berwarna normal bahkan tanggal
 Tumor dapat mengekspansi - Pembengkakan wajah dan
tulang kortikal yang luas dan asimetris wajah
memutuskan batasan tulang - Ukuran bertambah
serta
- Menyebabkan gangguan
menginvasi jaringan lunak
pengunyahan dan menelan
 Pembengkakan yang progresif
- Jarang metastase

The Power of PowerPoint | 28


thepopp.com
Penatalaksanaan
Kuretase  pembuatan flap
mukoperiosteal (envelope flap) 
Insisi dibuat pada sulkus gingiva (untuk
1. Kuretase pasien bergigi) dan pada alveolar crest
(untuk pasien tidak bergigi)  flap
mukoperiosteal full thickness dibuka 
kuretase : kuret digunakan untuk
mengangkat lesi dari kavitas tulang 
pembuangan tulang, margin tulang
normal juga dibuang dengan
pengerokan/scraping untuk memastikan
seluruh tumor dibuang  penutupan
defek tulang, defek tulang kecil 
primary closure; defek tulang besar 
secondary intention

The Power of PowerPoint | 29


thepopp.com
2. Enuklease
Teknik enukleasi diawali dengan insisi
 pembuatan flap mukoperiostal 
jika dinding lesi melekat pada
periosteum  dipisahkan (dengan
pembukaan yang cukup, lesi biasanya
dapat diangkat dari tulang) 
menggunakan sisi yang konveks dari
kuret  ujung tulang yang tajam
dihaluskan  irigasi
3. Eksisi blok
Insisi pada mukosa (semua bagian yang
terlibat tumor)  Insisi dibuat menjadi flap
 Lubang bur ditempatkan pada outline
osteotomi, dengan bur leher panjang 
Osteotom digunakan untuk melengkapi
pemotongan  segmen tulang yang terlibat
tumor dibuang dengan tepi yang aman dari
tulang yang normal dan tanpa merusak
border tulang  meletakkan flap untuk
menutup tulang  penjahitan untuk
mempertahankan posisinya
4. Hemimandibulektomi

Merupakan pola yang sama dengan


eksisi blok yang diperluas yang
mungkin saja melibatkan pembuangan
angulus, ramus atau bahkan pada
beberapa kasus dilakukan pembuangan
kondilus

A B
5. hemimaksilatomi
6. Cryosurgery
Cryosurgery  memaparkan
temperatur dingin yang ekstrim ke
jaringan yang telah diseleksi
menggunakan alat yang mengandung
nitrogen cair  untuk mengeliminasi
sel-sel yang abnormal
7. Dredging
methode
Metode dredging  tindakan enukleasi
dan kuretase pada jaringan tumor untuk
mengambil jaringan tumor pada tulang.
Tujuan dredging  mengangkat sisa-
sisa sel tumor dan merangsang
pertumbuhan tulang yang baru.
Tahapan metode dredging :
1. Deflasi
2. Enukleasi
3. Dredging
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai