Anda di halaman 1dari 35

Laporan Kasus

ABSES SUBMANDIBULA
+ AKI + SINDROMA
GERIATRI
DEFINISI
Suatu peradangan yang disertai pembentukan pus pada
daerah submandibula

Pada umumnya sumber infeksi pada ruang submandibula


berasal dari proses infeksi dari gigi, dasar mulut, faring,
kelenjar limfe submandibula.
ABSES SUB
Mungkin juga kelanjutan infeksi dari ruang leher dalam
lain.

70-85% dari kasus disebabkan oleh infeksi dari gigi,


selebihnya karena sialadenitis, limfadenitis, laserasi
MANDI dinding mulut atau fraktur mandibula.
BULA
EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian abses submandibula berada di bawah abses peritonsil dan
retrofjaring.

Pada rentang usia dari umur 1-81 tahun, ditemukan laki-

50% laki sebanyak 78% dan perempuan 22% dengan infeksi


submandibular terjadi pada 7 kasus.

Presentasi penderita abses submandibula terbanyak


juga terdapat pada kelompok umur >50 tahun
mencapai 33%.

Didapatkan dari beberapa keterangan pasien yang


ditulis dalam rekam medik penyebab timbulnya
abses tersebut berasal dari infeksi gigi

Oleh karena disaat usia muda pasien kurang


menjaga kebersihan gigi sehingga saat lanjut usia
infeksi gigi tersebut yang dapat menyebakan
timbulnya abses
DIAGNOSIS......

20%
60% 20%
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN PENUNJANG
Demam dan nyeri leher disertai pembengkakan di Pembengkakan di daerah
bawah mandibula dan atau di bawah lidah. Pasien submandibula, fluktuatif, dan nyeri
juga biasanya akan mengeluhkan air liur yang tekan. Pada insisi didapatkan material
banyak, trismus akibat keterlibatan muskulus yang bernanah atau purulent
pterigoideus, disfagia dan sesak nafas akibat (merupakan tanda khas). Angulus
sumbatan jalan nafas oleh lidah yang terangkat ke mandibula dapat diraba. Lidah terangkat
atas dan terdorong ke belakang ke atas dan terdorong ke belakang
TATA LAKSANA

ANTIBIOTIK PARENTERAL

EVAKUASI ABSES

JAGA SALURAN NAFAS

DRAINASE ABSES YANG BAIK


LAPORAN KASUS
IDENTITAS
01 Ny.S

02 66 tahun

03 Jl. Sembilan oktober

04 MRS 11 Oktober 2018


ANAMNESIS
BAB cair
Bengkak dirasakan sejak 7 hari SMRS. Awalnya bengkak tidak terlihat, namun menimbulkan rasa
nyeri. Menurut pasien, nyeri masih dapat ditahan. Nyeri muncul jika dipegang atau ditekan. Bengkak pada
muka terlihat dibagian pipi hingga dagu. Bengkak lebih mirip seperti bisul disertai nanah. Karena keluhan
tersebut, pasien menjadi sulit membuka mulut dan akibatnya pasien mengalami penurunan asupan makan dan
minum.
Sekitar 15 hari SMRS, keluarga menjelaskan pasien pingsan saat berjalan menuju masjid dan
dibawa pulang untuk istirahat. Setelah siuman, pasien mengeluh nyeri dibagian pipi belakang sebelah kanan
Place Your Picture Here and Send to Back
tanpa ada riwayat terbentur sesuatu saat pingsan. Keesokan harinya pasien dibawa ke puskesmas dan diberi
obat penahan nyeri (asam mefenamat). Beberapa jam setelah pulang dari puskesmas, pipi kanan yang
mengalami nyeri kelihatan membengkak, akibatnya nyeri bertambah sehingga keluarga langsung membawa
pasien ke RSUD Ulin Banjarmasin.
Pasien juga mengeluhkan demam sejak 7 hari SMRS. Demam muncul mendadak namun hilang
setelah 2 hari meminum obat penurun panas. Selain itu 1 hari SMRS pasien mengalami muntah kurang lebih
20 kali berisi makanan sebanyak kurang lebih 50 cc. Keluhan tersebut berkurang setelah diberikan obat anti
Riwayat Penyakit Dahulu
muntah.
HT (-) DM (-) Asma (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
HT (-) DM (-) Asma (-).
Pasien memiliki 4 orang anak. Pasien tinggal bersama dengan anak
keduanya yang sudah menikah, sedangkan 3 anak pasien yang lain
tidak tinggal satu rumah dengan pasien hanya sesekali berkunjung.
Akhir-akhir ini pasien mengakui tidak merasa kesepian, dikarenakan
saat ini anak-anaknya lebih sering berkumpul menemaninya, pasien
dulunya suka berkegiatan diluar rumah seperti ikut pengajian
dimasjid, membeli lauk-pauk dan sayur-mayur dipasar

RiwayatPribadi
- Riwayat alergi : -
- Riwayat imunisasi : Pasien lupa
- Hobi : Pengajian
- Olahraga : -
- Kebiasaan makan : Pasien makan 3x porsi sedang
- Merokok : -
-
-
Minum alkohol : -
Konsumsi jamu-jamuan atau obat-obatan : -
ANAMNESIS
- Hubungan Seks : Tidak ada keluhan
Pemeriksaan fisik
PARAMETER KEADAAN

Kesan Sakit Sedang


Status gizi
Berat badan 56 kg
Tinggi badan 152 cm
IMT 24,23 kg/m2
Kesadaran Compos mentis | 456

Tekanan darah 120/80mmHg

Nadi 112x/min

Frekuensi pernafasan 20x/min

Suhu (aksila) 37 ⁰C
SpO2 98% tanpa O2
Kulit Hematome (-), pucat (-), hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-), rash (-)

Kepala Normocephaly, nyeri tekan (-), kaku kuduk (-)

Mata Sklera ikterik (-), konjungtiva anemis (+), injeksi kornea (-)

Hidung Perdarahan mukosa(-), epistaksis(-)

Mulut Gigi palsu (-) Gusi berdarah (-)

Leher Bruit karotis (-), JVP = 5 ± 2 cmH2O, distensi vena (-), pembengkakan kelenjar limfe (+), nyeri tekan (+)
PARAMETER KEADAAN
Paru-paru Irama regular; Gerakan nafas simetris; Tactile fremitus simetris;
Perkusi Auskultasi Rhonki Wheezing
S S V V - - - -
S S V V - - - -
S S V V - - - -

Jantung Ictus terlihat dan teraba di Linea MCS ICS 5


Batas kiri: Linea MCS; ICS 5 | Batas kanan: Linea sternal dekstra ICS 5
S1 – S2 tunggal, Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen Distensi (-), Striae (-), venektasi (-), hepatomegali (-), splenomegali (-), shifting
dullness (-), undulasi (-), bising usus normal (+), refluks hepatojugular (-)

Perkusi Palpasi (nyeri) Palpasi (massa)


T T T - - - - - -
T T T - - - - - -
T T T - - - - - -
PARAMETER KEADAAN
Ekstremitas
Nyeri Kekuatan Edema
motoric - -
- -
4 4
- - - -
4 4

Neurologi Reflex fisiologis (+), reflex patologis (-)


Bicara Disartria (-), Apraxia (-), Afasia (-)
LABORATORIUM 10 Okt 2018

Pemeriksaan
HEMATOLOGI
Hasil Nilai Normal LABORATORIUM
Hemoglobin 11,6 12,00-16,00 g/dl
Lekosit 29,4 4,0-10,5/ul
Eritrosit 4,3 3,50-5,50 juta/ul
Hematokrit 35,1 37,00-47,00 vol%
13 Okt 2018
Trombosit 463 150-450 ribu/ul
RDW-CV 13,6 11,5-14,7 %
MCV,MCH, MCHC
MCV 81,6 80,00-97,00
MCH 27 27,0-32,0
MCHC 33 32,0-38,0
KIMIA
HATI
SGOT 78 0 – 46
SGPT 72 0 – 45
GINJAL
Ureum 175 10 – 50
Kreatinin 1,89 0,7 – 1,25

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PENILAIAN RISIKO JATUH PASIEN LANJUT USIA
NO RISIKO SKALA
1 Gangguan gaya berjalan (diseret, menghentak, berayun) 4
2 Pusing atau pingsan pada posisi tegak 3
3 Kebingungan setiap saat (contoh:pasien yang mengalami demensia) 3

4 Nokturia/Inkontinen 3
5 Kebingungan intermiten (contoh pasien yang mengalami delirium/Acute confusional state) 2

6 Kelemahan umum 2
7 Obat-obat berisiko tinggi (diuretic, narkotik, sedative, antipsikotik, laksatif, vasodilator, antiaritmia, antihipertensi, 2
obat hipoglikemik, antidepresan, neuroleptic, NSAID)

8 Riwayat jatuh dalam 2 bulan terakhir 2


9 Osteoporosis 1
10 Gangguan pendengaran dan/atau penglihatan 1
11 Usia 70 tahun ke atas 1
Jumlah
6
Tingkat risiko :
 Risiko rendah bila skor 1-3  Lakukan intervensi risiko rendah
 Risiko tinggi bila skor ≥ 4  Lakukan intervensi risiko tinggi
PENILAIAN ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) DENGAN
INSTRUMEN INDEKS BARTHEL MODIFIKASI
NO FUNGSI SKOR KETERANGAN HASIL
1 Mengendalikan rangsang BAB 0 Tidak terkendali/tak teratur (perlu pencahar)
1 Kadang-kadang tak terkendali (1 x / minggu) 2
2 Terkendali teratur
2 Mengendalikan rangsang BAB 0 Tak terkendali atau pakai kateter
1 Kadang-kadang tak terkendali (hanya 1 x / 24 jam) 2
2 Mandiri
3 Membersihkan diri (mencuci wajah, menyikat 0 Butuh pertolongan orang lain
rambut, mencukur kumis, sikat gigi) 0
1 Mandiri
4 Penggunaan WC (keluar masuk WC, 0 Tergantung pertolongan orang lain
melepas/memakai celana, cebok, menyiram)
1 Perlu pertolongan pada beberapa kegiatan tetapi dapat mengerjakan sendiri
1
beberapa kegiatan yang lain
2 Mandiri
5 Makan minim (jikan makanan harus berupa 0 Tidak mampu
potongan, dianggap dibantu) 1 Perlu ditolong memotong makanan 2
2 Mandiri
6 Bergerak dari kursi roda ke tempat tidur dan 0 Tidak mampu
sebaliknya (termasuk duduk di tempat tidur) 1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
2
2 Bantuan minimal 1 orang
3 Mandiri
7 Berjalan di tempat rata (atau jika tidak bias 0 Tidak mampu
berjalan, menjalankan kursi roda) 1 Bisa (pindah) dengan kursi roda
2
2 Berjalan dengan bantuan 1 orang
3 Mandiri
8 Berpakaian (termasuk memasang tali sepatu, 0 Tergantung orang lain
mengencangkan sabuk) 1 Sebagian dibantu (mis: mengancing baju) 1
2 Mandiri
9 Naik turun tangga 0 Tidak mampu
1 Butuh pertolongan 1
2 Mandiri
10 Mandi 0 Tergantung orang lain
0
1 Mandiri
Skor Barthel Index (Nilai AKS / ADL):
20 : Mandiri (A)
12 – 19 : Ketergantungan ringan (B)
9 – 11 : Ketergantungan sedang (B)
5–8 : Ketergantungan berat (C)
0–4 : Ketergantungan total (C)
INSTRUMEN
GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS) 15
No Pertanyaan
1 Apakah anda pada dasarnya puas dengan kehidupan anda? YA TIDAK
2 Apakah anda sudah meninggalkan banyak kegiatan dan minat YA TIDAK
/kesenangan anda?
3 Apakah anda merasa kehidupan anda hampa? YA TIDAK
4 Apakah anda sering merasa bosan? YA TIDAK
5 Apakah anda mempunyai semangat baik setiap saat? YA TIDAK
6 Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda? YA TIDAK
7 Apakah anda merasa bahagia pada sebagian besar hidup anda? YA TIDAK
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? YA TIDAK
9 Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi ke luar dan YA TIDAK
mengerjakan sesuatu hal yang baru?
10 Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ingat YA TIDAK
anda dibandingkan kebanyakan orang?
11 Apakah anda pikir hidup anda sekarang ini menyenangkan? YA TIDAK
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat kini? YA TIDAK

13 Apakah anda merasa penuh semangat? YA TIDAK


14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan? YA TIDAK
15 Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari anda? YA TIDAK

Jumlah skor: 3 (Tidak ada gangguan depresi)


INSTRUMEN
ABBREVIATED MENTAL TEST (AMT)
Salah = Benar = 1
0
A Berapakah umur Anda? 1 Total skor: 10 (normal)
B Jam berapa sekarang? 1
C Di mana alamat rumah Anda? 1
D Tahun berapa sekarang? 1
E Saat ini kita sedang berada di 1
mana?
F Mampukah pasien mengenali dokter 1
atau perawat?
G Tahun berapa Indonesia merdeka? 1
H Siapa nama presiden RI sekarang? 1
I Tahun berapa Anda lahir? 1
J Menghitung mundur dari 20 sampai 1
1
Jumlah skor: 10
K Perasaan hati (afek): pilih yang 1
sesuai dengan kondisi pasien
1. Baik 2. Labil 3. Depresi 4.
Gelisah 5. Cemas
INSTRUMEN EVALUASI STATUS MENTAL MINI
(MMSE)
BUTIR TES NILAI MAKS
NILAI

ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa? 5 5
2 Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), (gedung), (ruang) (tanyakan pada responden) 5 5

REGISTRASI
3 Pemeriksa menyebut 3 benda yang berbeda kelompoknya selang 1 detik (misal apel, uang, meja), responden 3 3
diminta mengulanginya. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar. Ulangi sampai responden dapat
menyebutkan dengan benar dan catat jumlah pengulangan

ATENSI DAN KALKULASI


4 Pengurangan 100 dengan 7 secara berturutan. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 5 5
jawaban. Atau responden diminta mengeja terbalik kata “ WAHYU” (nilai diberi pada huruf yang benar
sebelum kesalahan; misalnya uyahw=2 nilai)
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
5 Responden diminta menyebut kembali 3 nama benda di atas 3 3
BAHASA
6 Responden diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan (perlihatkan pensil dan jam tangan ) 2 2

7 Responden diminta mengulang kalimat:” tanpa kalau dan atau tetapi” 1 1


8 Responden diminta melakukan perintah: “ Ambil kertas ini dengan tangan anda, lipatlah menjadi dua dan 3 3
letakkan di lantai”.
9 Responden diminta membaca dan melakukan yang dibacanya: “Pejamkanlah mata anda” 1 1
10 Responden diminta menulis sebuah kalimat secara spontan 1 1
11 Responden diminta menyalin gambar 1 0

Skor Total 30 29

Total skor: 29 (Lebih dari 21) sehingga diduga tidak adanya kerusakan kognitif
INSTRUMEN
PEMERIKSAAN MINI COG DAN CLOCK
DRAWING TEST
Fungsi kognitif menurun
Pasien hanya dapat mengulangi 3 dari 3 kata yang telah
disebutkan
Pasien dapat menggambar jam yang sesuai dengan yang telah
diinstruksikan
INSTRUMEN MINI NUTRIONAL ASSESSMENT (MNA)
1. SKRINING
Apakah anda mengalami penurunan asupan makanan dalam 3 bulan terakhir disebabkan kehilangan nafsu makan, gangguan saluran cerna,
kesulitan mengunyah atau menelan?
0 = kehilangan nafsu makan berat (severe)
1 = kehilangan nafsu makan sedang (moderate)
2 = tidak kehilangan nafsu makan

Kehilangan berat badan dalam tiga bulan terakhir ?


0 = kehilangan BB > 3 kg
1 = tidak tahu
2 = kehilangan BB antara 1 – 3 kg
3 = tidak mengalami kehilangan BB

Kemampuan melakukan mobilitas ?


0 = di ranjang saja atau di kursi roda
1 = dapat meninggalkan ranjang atau kursi roda namun tidak bisa pergi/jalan-jalan ke luar
2 = dapat berjalan atau pergi dengan leluasa

Menderita stress psikologis atau penyakit akut dalam tiga bulan terakhir ?
0 = ya
2 = tidak
Mengalami masalah neuropsikologis?
SKOR SKRINING
0 = dementia atau depresi berat
Sub total maksimal : 14
1 = demensia sedang (moderate) Jika nilai > 12 – tidak mempunyai risiko, tidak perlu melengkapi form penilaian
Jika < 11 – mungkin mengalami malnutrisi, lanjutkan mengisi form penilaian
2 = tidak ada masalah psikologis

Nilai IMT (Indeks Massa Tubuh) ?) SKOR: 11 (mungkin mengalami malnutrisi)


0 = IMT < 19 kg/m2
1 = IMT 19 - 21
2 = IMT 21 – 23
3 = IMT > 23
Berapa banyak anda mengonsumsi makanan sumber protein?
2. PENILAIAN
Sedikitnya 1 porsi dairy produk (seperti susu, keju, yogurt) per
Apakah anda tinggal mandiri ? (bukan di hari  ya/tidak
panti/Rumah Sakit)? 2 atau lebih porsi kacang-kacangan atau telur per minggu  ya /
tidak
0 = tidak
Daging ikan atau unggas setiap hari  ya / tidak
1 = ya
0.0 = jika 0 atau hanya ada 1 jawabnya ya
Apakah anda menggunakan lebih dari 0.5 = jika terdapat 2 jawaban ya
tiga macam obat per hari
1.0 = jika terdapat 3 jawaban ya
0 = ya
1 = tidak Apakah anda mengkonsumsi buah atau sayur sebanyak 2 porsi
atau lebih per hari ?
0 = tidak
Apakah ada luka akibat tekanan atau 1 = ya
luka di kulit?
0 = ya
Berapa banyak cairan (air, jus, kopi, teh, susu) yang dikonsumsi
1 = tidak per hari ?
0.0 = kurang dari 3 gelas
0.5 = 3 – 5 gelas
Berapa kali anda mengonsumsi makan
1.0 = lebih dari 5 gelas
lengkap / utama per hari ?
Bagaimana cara makan ?
0 = 1 kali
0 = harus disuapi
1 = 2 kali 1 = bisa makan sendiri dengan sedikit kesulitan
2 = 3 kali 2 = makan sendiri tanpa kesulitan apapun juga
Pandangan sendiri mengenai status gizi anda ?
0 = merasa malnutrisi
1 = tidak yakin mengenai status gizi
Jika dibandingkan dengan kesehatan **PENILAIAN SKOR:
orang lain yang sebaya/seumur,
bagaimana anda mempertimbangkan Skor Skrining  11
keadaan anda dibandingkan orang
Skor Penilaian  13
tersebut ?
TOTAL :
0 = tidak sebaik dia
0.5 = tidak tahu
Skor total indikator malnutrisi (maksimum 30)
1.0 = sama baiknya
17-23.5 : risiko malnutrisi 
2.0 = lebih baik
Kurang dari 17 malnutrisi 

Lingkar lengan atas (cm)?


0 = < 21 cm
0.5 = 21 – 22 cm
1,0 = ≥22 cm

Lingkar betis (cm) ?


0 < 31 cm
1 > 31 cm

SKOR PENILAIAN: 13
KESIMPULAN
• Penilaian Risiko Jatuh Pasien Lanjut Usia : Skor 6 (resiko jatuh tinggi)
• Penilaian Activity Of Daily Living (Adl) Dengan Instrumen Indeks Barthel Modifikasi :
Skro 13 (ketergantungan ringan B) )
• Instrumen Geriatric Depression Scale (Gds) 15 : Skor 3 (Tidak ada gangguan depresi)
• Instrumen Abbreviated Mental Test (Amt) : Skor 10 (normal)
• Instrumen Evaluasi Status Mental Mini (Mmse) : Skor 29 (diduga tidak adanya
kerusakan kognitif)
• Instrumen Pemeriksaan Mini Cog Dan Clock Drawing Test : Fungsi kognitif normal
• Instrumen Mini Nutrional Assessment (Mna) : Skor total 24 (risiko malnutrisi)
Daftar Masalah
No. Masalah Data Pendukung
1. Abses leher dalam Anamnesis:
1.1 Abses submandibula Bengkak pipi kanan (+), sulit membuka mulut (+) penurunan asupan makan dan
1.2 Abses peritonsil minum (+) Nyeri pipi kanan (+) Muntah (+) Demam (+)
Px. Fisik:
Pembengkakan kelenjar limfe (+) nyeri tekan (+) fluktuasi (+)
Lab:
Hb 11,6
Leukosit 29,400
2. AKI Lab:
2.1 Volume depletion Ureum 175
2.2 AKI on CKD Creatinin 1,89

3. Anemia Anamnesis:
3.1 Anemia due to chronic Lemah (+) tidak nafsu makan (+)
disease Px. Fisik:
3.2 Anemia renal Konjungtiva anemis (+/+)
Lab:
Hb 11,6
MCV 81,6
MCH 27
MCHC 33
POMR
No. Masalah Pdx PTx PMo Rencana Edukasi

1. Abses leher dalam Cek DR, kimia i. IVFD NaCl 0,9% 2000 ml/ 24 jam  Keluhan subjektif  Jaga kebersihan gigi dan mulut
1.1 Abses submandibula darah, kultur pus ii. Antibiotik intravena ciprofloxacin 2x200  Tanda trismus
1.2 Abses peritonsil mg  Tanda sepsis
iii. Omeprazole intravena 1x40
iv. Paracetamol intravena 3x1 gr
v. Po klindamisin 3x300 mg . Pemberian
klindamisin oral berlangsung selama 2
hari sebelum akhirnya diganti dengan
metronidazole intravena 3x500 mg
vi. Rawat bersama bagian THT
vii. Rencana insisi drainase
2. AKI Cek Ur/Cr  Keluhan subjektif  Pembatasan intake cairan
2.1 Volume depletion  TTV
2.2 AKI on CKD

3. Anemia Cek MCV, MCH,  Keluhan subjektif  Konsumsi makanan tinggi zat
3.1 Anemia due to chronic MCHC  TTV besi
disease  Konjungtiva  Hindari aktivitas berat
3.2 Anemia renal
G NO S I S
DIA
TAL AK
TATA LAKSANA
• IVFD NaCl 0,9% 2000 ml/ 24 jam
• Antibiotik intravena ciprofloxacin 2x200 mg
• Omeprazole intravena 1x40
ABSES SUBMANDIBULA •

Paracetamol intravena 3x1 gr
Po klindamisin 3x300 mg . Pemberian klindamisin oral

+ AKI + SINDROMA berlangsung selama 2 hari sebelum akhirnya diganti


dengan metronidazole intravena 3x500 mg
• Rawat bersama bagian THT
GERIATRI • Pasca insisi drainase serta dilakukan rawat bersama
dengan bagian bedah onkologi
PEMBAHASAN
KASUS vs TEORI

K T
• Ny. S, 66 tahun Pada umumnya sumber infeksi pada ruang
• Muka bengkak(+) nyeri (+). submandibula berasal dari proses infeksi dari gigi, dasar mulut,
• Bengkak pada muka terlihat dibagian pipi hingga faring, kelenjar limfe submandibula. Mungkin juga kelanjutan infeksi
dagu. Bengkak lebih mirip seperti bisul disertai dari ruang leher dalam lain.
nanah. Terdapat demam dan nyeri leher disertai
• Sulit membuka mulut (+) dan penurunan asupan pembengkakan di bawah mandibula dan atau di bawah lidah. Pasien
makan dan minum (+) juga biasanya akan mengeluhkan air liur yang banyak, trismus akibat
• R/ pingsan 15 hari SMRS keterlibatan muskulus pterigoideus, disfagia dan sesak nafas akibat
• Demam (+) sumbatan jalan nafas oleh lidah yang terangkat ke atas dan
• Muntah (+) terdorong ke belakang. Sesuai pada kasus,pasien mengalami
• Tidak ada riwayat darah tinggi, gula darah dan demam 1 minggu sebelumnya dan adanya nyeri juga sukar
tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya membuka mulut.
Selain itu pasien juga termasuk dalam sindroma
geriatri, Sindrom geriatri merupakan kumpulan gejala dan atau tanda
klinis, dari satu atau lebih penyakit yang sering dijumpai pada pasien
geriatri. Tampilan klinis yang tidak khas sering membuat sindrom
geriatri tidak terdiagnosis. Sindrom geriatri meliputi gangguan
kognitif, depresi, inkontinensia, ketergantungan fungsional, dan jatuh
KASUS vs TEORI

K T
• Dari hasil pemeriksaan fisik diperoleh adanya tanda vital Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya
yang normal dengan Pada pemeriksaan mata pembengkakan di daerah submandibula, fluktuatif, dan nyeri tekan.
didapatkan konjungtiva anemis. Pada pemeriksaan fisik Pada insisi didapatkan material yang bernanah atau purulent
didapatkan pembengkakan kelenjar limfe serta adanya (merupakan tanda khas). Angulus mandibula dapat diraba. Lidah
nyeri tekan. terangkat ke atas dan terdorong ke belakang.
KASUS vs TEORI

K T
• Pemeriksaan penilaian risiko jatuh dengan hasil 6 yang berarti risiko
tinggi dan memerlukan intervensi. Dalam bidang geriatri dikenal beberapa masalah
• Pemeriksaan activity of daily living dengan instrument indeks barthel kesehatan yang sering dijumpai baik mengenai fisik atau psikis
modifikasi memberikan hasil 13 yang berarti ketergantungan ringan pasien usia lanjut. Menurut Solomon et al, The “13 i” yang terdiri dari
(B). Immobility (imobilisasi), Instability (instabilitas dan jatuh), Intelectual
• Pada pemeriksaan instrument geriatric depression scale (GDS) 15 impairement (gangguan intelektual seperti demensia dan delirium),
didapatkan skor 3 yang mengindikasikan tidak didapatkan Incontinence (inkontinensia urin dan alvi), Isolation (depresi),
gangguan depresi. Impotence (impotensi), Immunodeficiency (penurunan imunitas),
• Pada Instrumen abbreviated mental test (AMT) tidak didapatkan Infection (infeksi), Inanition (malnutrisi), Impaction (konstipasi),
kelainan dengan total skor 10. Insomnia (gangguan tidur), Iatrogenic disorder (gangguan iatrogenik)
• Dari hasil pemeriksaan (MMSE) didapatkan skor 29 sehingga dan Impairement of hearing, vision and smell (gangguan
diduga tidak ditemukannya kerusakan/ gangguan kognitif. pendengaran, penglihatan dan penciuman).
• Dari pemeriksaan instrument mini cog dan clock drawing test
didapatkan fungsi kognitif pasien normal dikarenakan pasien hanya
dapat mengulangi 3 dari 3 kata yang telah disebutkan dan dapat
menggambar jam yang sesuai dengan yang telah diinstruksikan.
• Pemeriksaan instrument mini nutrional assessment (MNA)
memberikan skor hasil 11 pada poin skrining yang menyatakan
mungkin pasien mengalami malnutrisi dan skor 13 pada poin
pemeriksaan yang menyatakan malnutrisi
KASUS vs TEORI

K T
• Pemeriksaan darah lengkap dengan hasil yang Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendeteksi
mengalami kelainan berupa haemoglobin 11,6 g/dl, kelainan dan adanya inflamasi. Selain itu seperti pada kasus
leukosit 29,4 ribu/ul, hematokrit 35,1 %, trombosit 463 mengalami Acute kidney injury (AKI) ditandai dengan penurunan
ribu/ul, MCH 27,0 pg, glukosa darah sewaktu (GDS) 138 mendadak fungsi ginjal yang terjadi dalam beberapa jam sampai hari.
mg/dl, SGOT 78 U/L, SGPT 72 U/L, ureum 175 mg/dl, Diagnosis AKI saat ini dibuat atas dasar adanya
kreatinin 1,89 mg/dl dan natrium 133 meq/l. kreatinin serum yang meningkat dan blood urea nitrogen (BUN) dan
• Pemeriksaan toraks berupa kardiomegali tak tampak urine output yang menurun, meskipun terdapat keterbatasan. Pada
oedema paru dengan pulmo dalam batas normal. Selain pasien yang memenuhi kriteria diagnosis AKI sesuai dengan yang
itu, dilakukan pemeriksaan kultur darah dan sensitivitas telah dipaparkan di atas, pertama-tama harus ditentukan apakah
dengan bahan pus didapatkan hasil pembiakan berupa keadaan tersebut memang merupakan AKI atau merupakan suatu
tidak ada pertumbuhan kuman aerob. keadaan akut pada PGK. Beberapa patokan umum yang dapat
• Gula darah puasa (GDP) 63 mg/dl, HBA1C 6,1 %, membedakan kedua keadaan ini antara lain riwayat etiologi PGK,
ureum 62 mg/dl. Selain pemeriksaan laboratorium, riwayat etiologi penyebab AKI, pemeriksaan klinis (anemia, neuropati
dilakukan pemeriksaan urinalisa dengan kelainan pada PGK) dan perjalanan penyakit (pemulihan pada AKI) dan
berupa didapatkan trace protein-albumin, didapatkan ukuran ginjal. Patokan tersebut tidak sepenuhnya dapat dipakai.
leukosit 1-2 dan eritrosit 1-2 pada pemeriksaan sedimen Misalnya, ginjal umumnya berukuran kecil pada PGK, namun dapat
urin pula berukuran normal bahkan membesar seperti pada neuropati
diabetik dan penyakit ginjal polikistik
KASUS vs TEORI

K T
• Terapi yang diberikan berupa berupa terapi cairan Antibiotik dosis tinggi terhadap kuman aerob dan
maintenance IVFD NaCl 0,9% 2000 ml/ 24 jam, anaerob harus diberikan secara parenteral. Hal yang paling penting
antibiotik intravena ciprofloxacin 2x200 m, adalah terjaganya saluran nafas yang adekuat dan drainase abses
omeprazole intravena 1x40 mg, antipiretik yang baik. Seharusnya pemberian antibiotik berdasarkan hasil biakan
sekaligus analgetik paracetamol intravena 3x1 gr kuman dan tes kepekaan terhadap bakteri penyebab infeksi, tetapi
dengan pemberian klindamisin oral 3x300 mg dan hasil biakan membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan
rawat bersama bagian THT. Pemberian klindamisin hasilnya, sedangkan pengobatan harus segera diberikan. Sebelum
oral berlangsung selama 2 hari sebelum akhirnya hasil mikrobiologi ada, diberikan antibiotik kuman aerob dan anaerob.
diganti dengan metronidazole intravena 3x500 mg Evakuasi abses dapat dilakukan dalam anastesi lokal
pasca insisi drainase serta dilakukan rawat untuk abses yang dangkal dan terlokalisasi atau eksplorasi dalam
bersama dengan bagian bedah onkologi narkosis bila letak abses dalam dan luas. Insisi dibuat pada tempat
yang paling berfluktuasi atau setinggi os hyoid, tergantung letak dan
luas abses. Eksplorasi dilakukan secara tumpul sampai mencapai
ruang sublingual, kemudian dipasang salir. Pasien dirawat inap
sampai 1-2 hari gejala dan tanda infeksi reda.
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai