GUIDELINES
PANORAMIC RADIOLOGIC APPRAISAL OF
ANOMALIES OF DENTITION
TOOTH ERUPTION AND DENTAL IMPACTION
Radiografi panoramik
Abnormalitas yang paling sering yaitu : Gigi yang malposisi
HYPODONTIA AND
ECTODERMAL DYSPLASIAS
Hypodontia : tidak tumbuhnya 1-6 gigi didalam rongga mulut.
Biasanya gigi molar ketiga dan insisivus kedua maxilla, juga premolar baik
rahang atas atau bawah.
Resorpsi akar gigi sulung
&bbrp gigi permanen
Re-submergence akar
gigi sulung Resorpsi akar
disertai
ankilosis gigi
Kelainan periodontal sulung
diantara gigi molar
permanen pertama
Hypodontia and clefts : Shapira dkk (1999)
Klavikula hipoplastik
ANOMALI PADA UKURAN GIGI
MICRODONTIA
MACRODONTIA
MACRODONTIA gigi yang berukuran lebih besar dari normal, dengan
pembesaran pada ruang pulpa, bagian mahkota dan akar secara proposional
dan biasanya unilateral.
gemination concrescence
fusion
gemination Benih gigi yg mengalami proses pemisahan tidak sempurna
pada saat perkembangannya.
Microdontia bilateral
gigi molar kedua
permanen pada
mandibula.
ANOMALI PADA PEMBENTUKAN AKAR
GIGI
Dilaceration : kelainan bentuk gigi pada bagian akarnya yang melengkung tajam,
deviasi angulasi terlalu tajam menyebabkan kesulitan pada saat perawatan endodontic
dan pencabutan.
Taurodontism : perubahan mahkota gigi yang memanjang dan akar giginya
memendek. Dasar pulpa terletak lebih ke apikal. Biasanya terjadi bilateral dan simetris.
Enamel Pearl : kondisi enamel yang ditemukan pada lokasi yang tidak seharusnya,
seperti pada permukaan akar gigi. Bisa pada bagian mesial atau distal gigi maxilla,
atau bukal lingual gigi mandibula.
Connation : double teeth fusion and gemination.
Concrescence : ketika 2/lebih akar gigi menyatu pada bagian sementum. Biasanya
terjadi karena injury traumatic dan gigi crowded.
Supernumerary roots
ANOMALI PADA MAHKOTA GIGI
Dens Ivaginatus : hasil dari invaginasi permukaan enamel kebagian dalam gigi.terjadi
baik pada area singulum (dens invaginatus) atau pada tepi insisal ( dens in dente)
mahkota gigi.
Dens Evaginatus : hasil dari pertumbuhan enamel organ kebagian luar gigi. Insisivus
lateral sering terjadi.
Dens
Evaginatus
ANOMALI STRUKTUR GIGI
Anomali perkembangan struktur gigi dapat melibatkan enamel gigi, dentin, pulpa,
sementum, atau kombinasi dari jaringan-jaringan ini.
• Terutama pada pasien yg giginya tidak terdeteksi secara klinis, seperti erupsi
yg tertunda atau impaksi.
Radiografi panoramik dapat melihat dan menilai kasus erupsi prematur pada
gigi permanen yang disebabkan oleh premature loss gigi susu.
karies gigi erupsi prematur gigi penggantinya.
erupsi prematur yang meliputi seluruh gigi biasanya berhubungan dengan
Sindrom Proteus.
Erupsi Prematur
ketika ada gangguan sistemik, gigi yang terhambat untuk erupsi akan tidak
mendapatkan kemampuan untuk erupsi.
Panoramik/ foto intraoral membantu evaluasi erupsi gigi yang
terhambat.
Fibromatosis gingiva jaringan ikat gingiva hiperplastik menghambat
dan menyamarkan erupsi.
Multiple unerupted regular permanent and supernumerary teeth in patient having
cleidocranial dysplasia
Bayi dengan berat badan kurang
Anak-anak yang terinfeksi HIV
Erupsi terhambat
Sindrom Silver-Russel
Sindrom Kabuki
osteopetrosis
pycnodysostosis
Gigi Impaksi
Gigi impaksi gigi yang terhambat jalan erupsinya, lebih sering terjadi pada gigi molar ketiga
rahang bawah dan gigi caninus rahang atas.
Bisa terjadi karena gigi yang berjejal, kekurangan ruangan untuk gigi erupsi setelah
kehilangan gigi sulung yang prematur, atau jalan erupsi yang salah.
IMPAKSI GIGI MOLAR KETIGA
Menurut Winter, klasifikasi impaksi Molar ketiga adalah berdasarkan posisinya, dibagi menjadi :
Horizontal
mesioangular
impaction
Vertical impaction
distoangular
Mesioangular molar ketiga pada mandibula terletak miring pada tulang, dengan
mahkota gigi miring kearah mesial, biasanya berkontak dengan permukaan distal gigi molar
kedua.
Distoangular molar ketiga pada mandibula terletak miring pada tulang, dengan
mahkota miring jauh kearah ramus, akar berbatasan dengan akar distal molar kedua.
Impaksi vertical molar ketiga dalam angulasi normal, tetapi tidak dapat erupsi karena
berada dalam ramus anterior atau berada didistal gigi molar kedua.
Impaksi horizontal posisi molar ketiga secara horizontal dalam mandibula dan mahkota
gigi kearah distal molar kedua.
mesioangular Vertical impaksi
Horizontal
distoangular
impaksi
Radiografi panoramik mesiodistal/posisi vertical
Impaksi gigi caninus permanen terjadi pada 1-2% populasi, dimana lokasinya pun
berbeda pada tiap individu.
Hubungan gigi yg impaksi dengan gigi normal yg erupsi, terutama pada posisi
mahkota dan akar gigi yg impaksi Dibagian
palatal
Dibagian
fasial
Pada maxilla anterior radiografi panoramik